• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJ

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Potensi Masalah a Identifikasi Masalah

Tahap awal penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Peneliti mengkaji permasalahan tersebut dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi yang selanjutnya dikaji dengan menggunakan triangulasi data.

1) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran matematika. Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas II, dan 5 siswa kelas II SD BOPKRI Gondolayu. Sebelum dilakukan kegiatan wawancara, instrumen wawancara divalidasi kepada beberapa ahli seperti ahli bahasa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

pembelajaran matematika, dan guru SD setara. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi terhadap instrumen wawancara dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara

Ahli Nomor Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 Bahasa 4 4 4 4 2 4 22 3,67 Matematika 3 4 4 3 3 3 20 3,33 Guru 1 3 3 3 3 2 4 18 3,00 Guru 2 3 3 4 3 3 3 19 3,17 Rerata 19,75 3,29

Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,29. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan. Beberapa ahli tersebut juga memberikan komentar terkait dengan pedoman wawancara. Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar yang disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara oleh Ahli

Ahli No. Item

1 2 3 4 5 6

Bahasa - - - - tidak ada

Guru 1 tingkat menyinggung materi di pedoman wawancara - - perhatikan penggunaan huruf kapital Tidak ada pedoman penskoran Cukup baik Guru 2 - - - -

Beberapa komentar tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam memperbaiki instrumen wawancara sebelum digunakan. Selanjutnya, pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mencari data tentang ketersediaan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

penggunaan alat peraga dengan responden antara lain kepala sekolah, guru, dan siswa kelas II. Berikut akan dipaparkan hasil wawancara ketiga narasumber. a) Kepala Sekolah

Kegiatan wawancara pertama kali dilakukan kepada kepala SD BOPKRI Gondolayu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketersediaan dan penggunaan alat peraga matematika di SD BOPKRI Gondolayu. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2014. Berikut merupakan hasil wawancara yang disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SD BOPKRI Gondolayu Topik Pertanyaan Hasil Wawancara

Informasi berkaitan dengan sekolah

Sekolah belum pernah mendapat kejuaraan terkait dengan pembelajran matematika, namun hasil dari UN matematika, ada beberapa siswa yang mendapatkan 100.

Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain:

a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan alat peraga

matematika di sekolah c. Perawatan alat peraga

matematika di sekolah

1. Sekolah sudah menyediakan beberapa dupikat alat peraga, namun ada guru yang kreatif membuat sendiri, bahkan ada yang guru lebih kreatif mengajak siswa untuk ikut membuat alat peraga sebagai sarana pembelajaran. 2. Belum semua guru kreatif dalam pembuatan

atau penggunaan alat peraga, sehingga masih ada guru yang mengajar seadanya tanpa menggunakan alat peraga.

Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran

Guru punya metode tersendiri tentang cara menyampaikan materi disesuaikan dengan kondisi kelas.

Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.

Penelitian terkait dengan alat peraga pernah dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu. Penelitian dilakukan oleh Danik Puspita Sari dan Yovita Tira Vianita.

SD BOPKRI tertarik untuk dilatih dalam pembuatan alat peraga yang disampaikan salah satu dosen PGSD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

b) Guru

Wawancara selanjutnya dilakukan kepada guru kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu. Hal ini dilakukan untuk mengkaji ketersediaan dan penggunaan alat peraga. Kegiatan wawancara juga dilakukan untuk mengkaji kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2014. Berikut merupakan paparan hasil wawancara dengan guru kelas II.1 yang disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu Topik Pertanyaan Hasil Wawancara

Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain:

a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas

b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru

Kelas tidak memiliki alat peraga yang mendukung pembelajaran matematika. Selain itu, guru sudah berniat membuat alat peraga namun hal tersebut tidak dapat terlaksana karena keterbatasan waktu untuk pengadaan dan pembuatan. Selain itu, guru pun menyadari bahwa alat peraga dapat membantu memahami materi pembelajaran.

Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran

Tidak ada alat peraga matematika yang digunakan dalam pembelajaran.

Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika

Kemampuan siswa yang berbeda dalam

memahami materi pembelajaran membuat guru mengulang penyampaian materi pembelajaran. Kesulitan belajar yang dialami

siswa dalam pembelajaran matematika

Kesulitan belajar siswa yang dipaparkan oleh guru diantaranya :

a. Penjumlahan dengan teknik menyimpan b. Pengurangan dengan teknik meminjam c. Perkalian

d. Pembagian

e. Operasi hitung campuran Usaha yang dilakukan untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan di atas

Memberikan pendampingan pada saat mengerjakan soal latihan dan memberikan bimbingan di luar jam pelajaran.

c) Siswa

Wawancara selanjutnya dilakukan kepada 5 siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu. Hal ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan alat peraga dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 31 Agustus-1 September 2014. Berikut merupakan paparan hasil wawancara dengan guru kelas II.1 yang disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan 5 Siswa II.1 SD BOPKRI Gondolayu Topik Pertanyaan Hasil Wawancara

Tanggapan terhadap pembelajaran matematika yang selama ini terjadi

Siswa berpendapat bahwa pembelajaran matematika membuat berpikir. Selain itu, siswa juga berpendapat bahwa banyak latihan pada saat belajar matematika.

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika

Alat peraga yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah tangan. Tangan digunakan untuk menghitung seperti pada operasi penjumlahan dan pengurangan. Namun, ada beberapa siswa yang tidak menyebutkan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika.

Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa diantaranya adalah :

a. Penjumlahan dengan teknik menyimpan b. Pengurangan dengan teknik meminjam

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan alat peraga masih terbatas. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban narasumber yang digambarkan dalam bagan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara

Berdasarkan bagan tersebut, dapat terlihat bahwa ketersediaan alat peraga di SD BOPKRI Gondolayu masih terbatas. Pengadaan alat peraga di sekolah merupakan hasil pembuatan dari guru atau duplikat dari alat peraga yang sudah ada (Komunikasi dengan Kepala Sekolah, 5 Juni 2014). Keberadaan alat peraga tersebut belum terjangkau pada semua jenjang kelas, salah satunya di kelas II. Hal tersebut menyebabkan guru kelas II tidak pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Selain itu, guru tidak dapat menggunakan alat peraga karena keterbatasan waktu dalam membuat (Komunikasi dengan guru, 30 Agustus 2014). Melihat kondisi yang demikian, siswa menggunakan jari tangannya dalam mencari hasil hitung dalam operasi penjumlahan dan pengurangan (Komunikasi

Kepala Sekolah

Sekolah sudah

menyediakan beberapa duplikat alat peraga, namun ada guru yang

kreatif membuat

sendiri, bahkan

melibatkan siswa untuk

ikut membuat alat

peraga sebagai sarana

pembelajaran. Selain

itu, SD BOPKRI

tertarik untuk dilatih dalam pembuatan alat

peragaperaga

Guru

Kelas tidak memiliki

alat peraga yang

mendukung pembelajaran

matematika. Tidak ada alat peraga matematika yang digunakan dalam

pembelajaran, karena

keterbatasan waktu

dalam pembuatan.

Namun, guru

berkeinginan untuk

membuat alat peraga.

Siswa Guru tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Matematika membuat sulit. Namun,saya senang yangmenggunakan alat peraga.

Ketersediaan alat peraga masih terbatas yang digunakan selama pembelajaran matematika,

namun minat untuk membuat sudah ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

dengan siswa, 31 Agustus 2014). Oleh karena itu, ketersediaan alat peraga masih terbatas dan penggunaan dalam pembelajaran matematika juga belum optimal. 2) Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk menganalisis permasalahan di sekolah dasar. Secara khusus, observasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan penggunaan alat peraga. Selain itu, tujuan lain dari observasi adalah mengetahui kesulitan dan karakteristik siswa pada saat pembelajaran matematika.

Validasi instumen observasi dilakukan beberapa ahli yaitu, ahli bahasa, pembelajaran matematika, dan guru SD setara. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi terhadap instrumen observasi dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Observasi

Ahli Nomor Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 Bahasa 4 4 4 4 2 4 22 3,67 Matematika 3 4 4 3 3 3 20 3,33 Guru 1 3 3 3 3 2 4 18 3,00 Guru 2 4 2 3 3 3 4 19 3,17 Rerata 19,75 3,29

Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar 3,29. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan. Selain itu, ahli juga memberikan beberapa komentar terkait dengan pedoman wawancara. Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar yang disajikan dalam tabel 4.7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli

Ahli Nomor Item

1 2 3 4 5 6

Bahasa - - - - Penskoran

belum ada

-

MTK - - - -

Guru 1 Pada lembar observasi tidak ada kolom ya atau tidak. - - Perhatikan ejaan Tidak ada pedoman penskoran Cukup baik Guru 2 - - - -

Observasi dilaksanakan pada tanggal 9-12 September 2014 di kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu. Berikut merupakan hasil observasi pembelajaran matematika yang disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika

No. Objek yang Diamati Keterangan 1. Guru mempersiapkan alat

peraga untuk pembelajaran matematika di kelas.

Guru tidak mempersiapkan alat peraga untuk pembelajaran matematika yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 9 September 2014 sampai dengan 12 September 2014.

2. Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran.

Guru menggunakan spidol dan white board untuk menjelaskan materi pembelajaran. Guru memberikan beberapa perumpanan pengerjaan soal melalui gambar yang digambar langsung di papan tulis untuk membantu siswa dalam memahami materi. Selanjutnya, guru memberikan soal latihan kepada siswa.

3. Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga matematika kepada siswa.

-

4. Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas.

Siswa mengalami kesulitan pada saat guru menerangkan penjumlahan dengan teknik menyimpan maupun pengurangan dengan teknik meminjam.

5. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.

Beberapa siswa bertanya siswa ketika mengerjakan soal latihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Berdasarkan paparan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan alat peraga matematika masih terbatas. Selain itu, guru tidak menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika. Hal yang dilakukan guru untuk menjelaskan materi pembelajaran adalah menggunakan perumpaman gambar. Gambar tersebut digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan operasi hitung. Namun, beberapa siswa kesulitan dalam megerjakan soal latihan. Hal tersebut terbukti pada saat intensitas siswa bertanya tentang cara pengerjaan kepada guru ketika mengerjakan soal latihan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan alat peraga belum optimal digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas II.

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan tersebut, menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa terletak pada materi penjumlahan dan pengurangan di kelas II. Hal tersebut tampak pada hasil wawancara dengan guru maupun siswa. Pada saat wawancara dengan guru kelas II, guru menyebutkan bahwa salah satu kesulitan belajar yang dihadapi siswa terletak pada materi penjumlahan dan pengurangan terutama pada saat penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Sebagai tambahan, pada saat wawancara dengan siswa kelas II, siswa juga menyebutkan bahwa siswa merasa kesulitan pada saat menjumlahkan dan mengurangkan bilangan terkait dengan teknik meminjam dan menyimpan. Senada dengan hal tersebut, hasil observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran matematika pun menunjukkan bahwa siswa merasa kesulitan pada saat melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan teknik meminjam dan menyimpan untuk bilangan kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

dari 500. Oleh karena itu, peneliti mengambil kesimpulan bahwa salah satu kesulitan belajar siswa kelas II terletak pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan sebelum pengembangan desain alat peraga. Hal tersebut bertujuan untuk mengkaji kebutuhan alat peraga untuk siswa dan guru kelas II. Selain itu, alat peraga yang dibutuhkan oleh siswa dikaji berdasarkan karakteristik siswa dan alat peraga Montessori. Analisis karakteristik siswa dilakukan melalui kegiatan observasi pada saat pembelajaran matematika di kelas II. Selanjutnya, hasil dari kajian tersebut menjadi landasan dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru. Berikut merupakan paparan mengenai karakteristik siswa dan alat peraga Montessori.