• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJ

METODE PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

3. Pedoman Observas

Observasi dilakukan pada pembelajaran matematika kelas II dan ketersediaan alat peraga di SD BOPKRI Gondolayu. Ketika observasi pembelajaran matematika di kelas II, peneliti mengamati penggunaan atau pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran, ketersediaan alat peraga di kelas II, dan cara mengajar guru. Peneliti membuat catatan pada setiap rentangan waktu tertentu dengan menuliskan setiap peristiwa yang terjadi untuk melakukan pengamatan secara detail. Adapun beberapa aspek yang diamati dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran Matematika Kelas II No.

Item Kisi-Kisi Observasi Objek yang Diamati 1. Ketersediaan alat peraga matematika

di kelas

Adanya alat peraga yang didisplay untuk pembelajaran matematika di kelas.

2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di kelas

Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran.

3. Cara penggunaan alat peraga matematika di kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga matematika kepada siswa. 4, 5 Kesulitan belajar yang dialami siswa

dalam pembelajaran matematika

Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas.

Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.

Pedoman observasi tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa, pembelajaran matematika, dan guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas konstruk. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2014:176) yang menyatakan bahwa instrumen nontes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

yang digunakan untuk mengukur sikap perlu diuji melalui validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk berkaitan dengan suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2014:175). Oleh karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji dengan menggunakan validitas konstruk.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan rerata hasil 3,29 (lihat tabel 4.6 halaman 109) yang termasuk dalam kategori sangat baik. Sama seperti dengan validasi yang telah dilakukan pada kuesioner dan wawancara, rerata hasil tersebut menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Jika dibandingkan dengan tabel 3.2 halaman 74, rerata skor yang diperoleh menunjukkan bahwa instrumen tersebut valid karena rerata skor yang diperoleh lebih besar dari 2,50. Oleh karena itu, instrumen pedoman observasi dapat digunakan tanpa perbaikan.

4. Tes

Tes disusun dan dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) “Mengenal kesamaan dua ekspresi menggunakan benda konkret, simbol atau penjumlahan/ pengurangan bilangan hingga satu angka” dan “Memecahkan masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, berat, panjang, berat benda dan uang, selanjutnya memeriksa kebenaran jawaban” untuk kelas II semester ganjil. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut, peneliti menjabarkan menjadi tujuh indikator yang selanjutnya dikembangkan menjadi kisi-kisi soal. Penyusunan soal tes didasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat peneliti. Tes yang dilakukan meliputi pretest dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

posttest . Tes tersebut digunakan untuk mengetahui kualitas alat peraga sebagai produk yang telah dikembangkan. Berikut merupakan kisi-kisi soal yang disajikan dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Soal Tes Uji Empiris

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Nomor Item 3.3 Mengenal kesamaan dua ekspresi menggunakan benda konkret, simbol atau penjumlahan/ pengurangan bilangan hingga satu angka. Persamaan matematika

1. Menentukan suku yang belum diketahui dari kalimat metematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan. 21, 22, 23, 24 4.5 Memecahkan masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, berat, panjang, berat benda dan uang, selanjutnya memeriksa kebenaran jawaban.

Penjumlahan 2. Melakukan penjumlahan dua angka tanpa teknik menyimpan.

1, 2, 3, 4, 5

3. Melakukan penjumlahan dua angka dengan teknik menyimpan.

6, 7, 8, 9, 10

4. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan.

25, 26, 27

Pengurangan 5. Melakukan pengurangan dua angka tanpa teknik meminjam.

11, 12, 13, 14, 15 6. Melakukan pengurangan dua

angka dengan teknik meminjam.

16, 17, 18, 19, 20 7. Menyelesaikan masalah

berkaitan dengan operasi hitung pengurangan.

28, 29, 30

Tujuh indikator tersebut selanjutnya dikembangkan oleh peneliti menjadi 30 soal penjumlahan dan pengurangan yang digunakan untuk uji empiris. Masing- masing pemetaan indikator dapat dilihat pada tabel 3.9. Instrumen tes yang telah dibuat selanjutnya divalidasi oleh beberapa pakar seperti ahli pembelajaran matematika dan guru kelas II. Validitas merupakan derajad sejauh mana suatu tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

mengukur apa yang ingin diukur (Borg dan Gall dalam Purwanto, 2009:114). Validitas dilakukan untuk menguji ketepatan dan kecermatan instrumen penelitian yang akan digunakan untuk pengukuran (Azwar, 2012:5). Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau hal yang diukur (Sukmadinata, 2007:228). Uji validitas pada instrumen tes sebelum digunakan meliputi validitas isi dan konstruk. Validitas isi (content validity) berkaitan dengan kesesuaian antara isi instumen dengan kajian materi, sedangkan validitas konstruk (construct validity) berkaitan dengan kesesuaian aspek yang diukur berdasarkan kajian teori tertentu (Sugiyono, 2014:176-182).

Sebelum digunakan, instrumen tes divalidasi oleh beberapa ahli seperti ahli pembelajaran matematika dan guru. Hasil rerata skor yang diperoleh dari validasi tersebut sebesar 3,8 (lihat tabel 4.34 halaman 147) yang termasuk dalam kategori sangat baik (lihat tabel 3.2 halaman 74). Selanjutnya dari rerata tersebut juga dapat menunjukkan valid atau tidaknya instrumen tes yang akan digunakan. Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50 atau pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid.

Selanjutnya, instrumen tes diujikan secara empiris kepada siswa kelas II di SD setara. Dari uji empiris tersebut akan mendapatkan beberapa data. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows

dengan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson. Hasil dari pengolahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

tersebut menunjukkan valid atau tidaknya suatu item. Hal tersebut terlihat dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2009:137). Setelah diuji validitasnya, selanjutnya hasil tersebut diolah untuk mengetahui reliabilitas dari item soal. Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten) (Widoyoko, 2014:188). Hal ini sependapat dengan Suprananto (2012:82) yang menjelaskan bahwa reliabilitas merujuk pada konsistensi dari suatu pengukuran yang berarti bagaimana skor tes konsisten dari pengukuran yang satu ke lainnya. Menurut Lin dan Kaplan (dalam Widoyoko, 2014:201), instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Berdasarkan hasil pengolahan tersebut, peneliti dapat mengetahui item soal yang valid atau tidak. Item soal yang valid dipilih sebanyak 15 soal yang akan digunakan menjadi soal

pretest dan posttest. Pemilihan soal tersebut juga melihat pemetaan kisi-kisi soal yang disajikan pada tabel 3.9. Berikut merupakan kisi-kisi soal pretest dan

posttest yang digunakan dalam penelitian yang disajikan pada tabel 3.10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Nomor Item 3.3 Mengenal kesamaan dua ekspresi menggunakan benda konkret, simbol atau penjumlahan/ pengurangan bilangan hingga satu angka. Persamaan matematika

1. Menentukan suku yang belum diketahui dari kalimat metematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan. 12 4.5 Memecahkan masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, berat, panjang, berat benda dan uang, selanjutnya memeriksa kebenaran jawaban.

Penjumlahan 2. Melakukan penjumlahan dua angka tanpa teknik menyimpan.

1, 2

3. Melakukan penjumlahan dua angka dengan teknik menyimpan.

3, 4, 5, 6

4. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan operasi hitung penjumlahan.

13

Pengurangan 5. Melakukan pengurangan dua angka tanpa teknik meminjam.

7, 8 6. Melakukan pengurangan dua

angka dengan teknik meminjam.

9, 10, 11

7. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan operasi hitung pengurangan.

14, 15

Instrumen posttest dan prestest tersebut digunakan untuk melihat perkembangan/ peningkatan hasil belajar setelah menggunakan alat peraga yang dikembangkan.