• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJ

LANDASAN TEOR

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

Uraian tentang belajar dan pembelajaran membahas beberapa hal antara lain pengertian belajar dan pembelajaran.

a. Pengertian Belajar

Kegiatan belajar merupakan bagian dari pendidikan. Istilah belajar didefinisikan secara beragam oleh para ahli. Menurut Sudjana (dalam Jihad dan Haris, 2008:2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang sebagai hasil belajar yang ditunjukkan dalam bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta aspek-aspek lain yang mengalami perubahan. Senada dengan Sudjana, Susanto (2013:4) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

pengetahuan baru yang memungkinkan perubahan perilaku yang relatif tetap dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Tidak berbeda dengan kedua pendapat tersebut, menurut Hilgard (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:12) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku yang muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Belajar juga didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam diri seorang individu karena adanya pengalaman, bukan karena perubahan fisik semenjak lahir (Slavin dalam Trianto, 2010:16). Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang dilakukan dengan sadar untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang dilakukan relatif tetap karena adanya pengalaman.

Menurut Piaget, adanya banyak pengalaman yang dimiliki oleh siswa semakin mengembangkan pemikiran dan pengetahuannya. Pengetahuan tersebut dibentuk sendiri oleh siswa melalui objek yang sedang dipelajari melalui kegiatan belajar. Proses belajar seharusnya dapat membantu siswa untuk aktif mngonstruksikan pengetahuannya (Piaget dalam Suparno, 2001:106&141). Hal tersebut juga disampaikan oleh Dwijandono. Kegiatan belajar sebaiknya mendorong siswa aktif untuk memperoleh pengalaman, mencari informasi, mengatur, dan mengorganisasikan informasi yang telah diketahui untuk mencapai suatu pengalaman yang baru (Djiwandono, 2006:151). Melalui pengalaman tersebut diharapkan siswa mampu mencapai tujuan dari belajar yaitu untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan diri (Suyono dan Hariyanto, 2011:17). Selain itu, pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

belajar dapat terjadi karena adanya proses interaksi antara individu dengan lingkungan yang menjadi sumber belajar (Trianto, 2010:17). Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar perlu melibatkan siswa untuk aktif sehingga mendapatkan pengalaman baru dalam membangun pengetahuannya.

Belajar tidak hanya berkaitan dengan proses, namun juga berkaitan dengan hasil. Menurut Susanto (2013:5), hasil belajar dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu pemahaman konsep (aspek kognitif), sikap siswa (aspek afektif), dan keterampilan proses (aspek psikomotorik). Senada dengan yang dikatakan oleh Susanto, Suyono dan Hariyanto (2011:18) juga berpendapat bahwa hasil akhir dalam kegiatan belajar adalah kemampuan siswa yang tinggi. Oleh karena itu, belajar perlu dipahami sebagai suatu kegiatan yang membantu siswa secara optimal untuk memperoleh kemajuan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

Selain pernyataan di atas, Susanto (2013:5) juga menambahkan bahwa dalam kegiatan belajar juga perlu menggunakan media maupun metode untuk membantu siswa dalam memperoleh pengetahuannya. Hal ini juga senada dengan pendapat Montessori. Montessori berpendapat bahwa keberadaan alat peraga menjadi bagian yang penting dalam lingkungan belajar. Selain itu, Montessori (dalam Hamalik, 2007:171) juga menyatakan bahwa seorang anak pada akhirnya mampu untuk mandiri apabila diberikan kebebasan dalam belajar. Berdasarkan pernyataan tentang definisi dan hal-hal penting mengenai belajar, penelitian ini juga mengarahkan kegiatan belajar yang mendorong siswa aktif dalam membangun pengetahuannya melalui alat peraga atau benda konkret di sekitar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

b. Pengertian Pembelajaran

Arti kata pembelajaran merupakan perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar. Beberapa ahli mendefinisikan pengertian pembelajaran dari berbagai pandangan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (dalam Susanto, 2012:19) mengartikan pembelajaran sebagai proses interaksi siswa dengan guru serta sumber belajar di lingkungan belajar. Pengertian tersebut mengarahkan pada pandangan bahwa pembelajaran merupakan proses yang dilakukan untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Pengertian pembelajaran pun juga didefinisikan oleh Winkel. Menurut Winkel (dalam Siregar dan Nara, 2011:12), pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa. Senada dengan hal tersebut, Miarso (dalam Siregar dan Nara, 2011:12) berpendapat bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum proses dilaksanakan. Berdasarkan dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk membantu siswa selama proses belajar.

Makna yang lebih kompleks mengenai pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha dari guru yang dilakukan untuk membantu siswa belajar dengan mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar. Interaksi tersebut terjadi secara dua arah. Interaksi dua arah dapat menimbulkan komunikasi yang intens

dan terarah menuju target yang telah ditetapkan untuk membantu siswa dalam belajar (Trianto, 2010:17). Berdasarkan beberapa pengertian mengenai pembelajaran tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

1) merupakan usaha sadar atau disengaja, 2) pembelajaran harus membuat siswa belajar, 3) tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, dan 4) pelaksanaannya terkendali baik isi, proses, waktu, maupun hasilnya (Siregar dan Nana, 2011:13).

Ciri-ciri mengenai pembelajaran diuraikan oleh Hudojo (dalam Trianto, 2010:19) sebagai sebuah implikasi. Implikasi ciri-ciri pembelajaran menurut Hudojo adalah penyediaan lingkungan belajar yang konstruktif. Lingkungan belajar yang konstruktif adalah lingkungan belajar yang 1) menyediakan pengalaman belajar yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sehingga belajar merupakan pembentukan pengetahuan, 2) menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, 3) mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkret, 4) mengintegrasikan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi dan kerjasama antara siswa, 5) memanfaatkan beberapa alat peraga pembelajaran agar lebih menarik, dan 6) melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga matematika lebih menarik minat siswa untuk belajar.

Penyediaan lingkungan belajar yang konstruktif juga sesuai dengan pendapat Montessori tentang persiapan lingkungan untuk siswa. Persiapan lingkungan tersebut dilakukan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar. Kebebasan tersebut mendorong siswa untuk melakukan kegiatan/aktivitas yang mendukung pertumbuhan sehingga mengantarkan siswa pada perkembangan dan kemandirian. Montessori mempersiapkan lingkungan belajar dengan merancang kembali ruang kelas. Montessori menyediakan beberapa material seperti alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

peraga, meja, kursi dan sebagainya yang disesuaikan dengan ukuran siswa. Hal tersebut dilakukan agar semua siswa dapat bergerak secara produktif dan cerdas. Pembelajaran menurut Montessori berasal dari kebebasan siswa untuk memilih kegiatan secara mandiri. Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas konvensional (Gutek, 2013:75-77). Oleh karena itu, persiapan lingkungan merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh guru sehingga siswa dapat mendapatkan lingkungan yang tepat untuk belajar