• Tidak ada hasil yang ditemukan

113 Tabel 3. Persyaratan teknis minimal pupuk organik padat

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan dengan cara survai menggunakan metode purposive random sampling tanaman mangga di pekarangan di Kota Bengkulu. Sampling dilakukan dengan seluruh tanaman di lokasi terpilih. Penelitian untuk mengetahui jenis dan perilaku hama penggerek batang dilakukan mulai bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2014. Untuk mengetahui intensitas serangan, maka pengamatan dilakukan terhadap gejala serangan baik pada pucuk, cabang maupun batang utama, yaitu adanya lubang bekas gerekan serangga, serta kematian jaringan tanaman tersebut. Untuk mengetahui jenis penggerek yang menyerang dilakukan pemangkasan bagian tanaman yang terserang, kemudian dibawa ke laboratorium dan diamati jenis penggereknya. Selain itu diamati juga varietas mangga yang ada dan intensitas serangan penggerek cabang masing-masing. Untuk pengamatan biologi penggerek dilakukan pengambilan sampel cabang/batang terserang dan yang masih ada larva penggerek di dalamnya, kemudian dibawa dan dipelihara di laboratorium untuk biologi dan kemungkinan adanya musuh alami hama tersebut.

Biologi penggerek batang. Untuk mengetahui biologi hama, sepasang imago penggerek dipelihara di dalam kotak plastik yang diberi ventilasi dengan dibuat lubang ukuran 5 cm x 5 cm. Bagian tutup kotak pemeliharaan tersebut disimpan di laboratorium sampai imago betina meletakkan telur. Telur yang dihasilkan dipelihara sampai menjadi imago. Larva dipelihara di dalam jaringan cabang mangga yang berfungsi sebagai pakan larva tersebut. Pengamatan dilakukan setiap hari. Parameter yang diamati adalah lama telur, larva, pupa dan dewasa.

Musuh alami penggerek batang diamati dengan cara larva yang berasal dari lapangan dibawa dan dipelihara di laboratorium. Pemeliharaan dilakukan Cabang mangga yang dimasukkan ke dalam kotak plastik. Pengamatan dilakukkan setiap dua hari sekali untuk mengetahui organisme yang muncul dari pemeliharaan tersebut.

Data hasil pengamatan dianalisis secara diskriptif. Data hasil survai dan pengamatan perilaku hama di laboratorium disajikan dalam bentuk gambar dan analisis arimatik berupa angka rataan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pohon mangga yang terserang penggerek batang mempunyaikanopi yang rusak dan tidak beraturan serta dengan cabang-cabang yang patah (Gambar 1 dan 2). Cabang yang mati mempunyai lubang-lubang gerekan pada sisi bagian bawah di mana cairang berwarna hitam keluar. Jika cabang-cabang ini dibelah, lubang gerekan panjang dan besar akan mudah dilihat (Gambar 3).

Preferensi terhadap varietas ini dimungkinkan karena adanya kesuaiannya dan keseimbangan nutrisi yang tersedia bagi siklus hidup hama penggerek batang Rhytidodera sp. Selain itu preferensi hama tersebut yang lebih tinggi terhadap varietas tertentu dibandingkan terhadap yang lain kemungkinan disebabkan karena senyawa kimia khas yang dikeluarkan oleh masing-masing varietas berbeda, seperti yang dinyatakan oleh Chenier dan Philogene (1989) yang menyatakan bahwa Cerambycidae dewasa mendapakan inangnya melalui olfaction (indra pembau). Hasil pengangamatan di lapangan terhadap tingkat serangan penggerek batang mangga varietas yang ditanam petani di Kota Bengkulu menunjukkan bahwa tingkat serangan varietas yang telah berbuah adalah 5,81-76,67%. Karena serangannya yang sangat mematikan, maka penggerek batang dikategorikan sebagai serangga hama yang paling merusak, Nielson (1981). Serangga golongan Cerambycidae biasanya merupakan pemakan tanaman varietas Manalagi, Apel, Bengkulen, Lokal Bengkulu, Arumanis, Kuweni dan Golek (Tabel 1). Selain faktor kesesuaian inang, faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan dan hari hujan sangat mempengaruhi kesesuaian habitat bagi perkembangan serangga penggerek batang mangga (Price, 1997). Pada serangan tahun pertama terjadi 15–30%, pada tahun kedua 20–50% dan tahun ketiga 50–80% pada tahun keempat tinggal menunggu kematiannya.

118

Table 1. Persentase serangan penggerek cabang pada beberapa varietas Mangga yang telah berbuah di Kota Bengkulu pada tahun 2013

Varietas Lokasi Gading Cempaka Muara Bangkahulu Kampung Melayu Ratu Agung Selebar Sungai Serut Teluk Segara Rerata Manalagi 32,79 23,08 11,11 - 11,11 20,83 23,84 23,03 Apel 8,11 - - - - - - 8,11 Bengkulen 32,79 32,79 20,83 11,11 - - - 19,45 Lokal Bengkulu 32,79 5,56 20,83 23,63 34,35 15,53 16,23 19,72 Arumanis 76,67 15,85 34,58 - 15,85 - - 35,54 Kuweni 12,50 5,56 - - 5,87 8,11 7,51 Golek 32,79 16,84 15,84 - - 15,67 - 20,27

Gambar 1. Kanopi telah digerek 3 bulan Gambar 2. Kanopi telah digerek 1 tahun

Gambar 3. Bekas gerekan ditandai dengan dimakannya jaringan xilem.

Hasil identifikasi serangga penggerek cabang di Kota Bengkulu adalah Rhytidodera, Ordo Coleoptera, Familia Cerambycidae, subfamili Lamiinae (Gambar 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10). Penggerek R. simulans sudah diketahui ada di Bengkulu (Pujiastuti dan Adam, 2010). Sedangkan Rhytidodera sp. merupakan jenis baru. Serangga dewasanya diciririkan bentuk badan dengan antena yang panjang, sehingga nama umum penggerek batang ini adalah kumbang berantena panjang. Antenanya dapat berputar ke arah belakang sejajar dengan sejajar badannya. Rhytidodera sp. merupakan spesies mempunyai antena panjang tetapi tidak melebihi panjang tubuhnya.

Hama ini meletakkan telurnya yang berbentuk oval pada ranting dari tanaman inang, selanjutnya telur akan menetas 4-12 hari kemudian, panjangnya sekitar 2 mm, terdiri 3-5 kelompok, larva instar 1- 2 (Gambar 6) menggerek kulit dan floem, setelah memasuki instar ke 3 dan instar 4 (Gambar 7 dan 8), larva menggerek kayu ranting kemudian bergerak menuju batang utama, larva berwarna putih panjangnya dapat mencapai 6 cm, larva instar akir berwarna putih sedang pupa (Gambar 9) berwarna krem kusam, kumbang aktif padamalam hari (Gambar 9), kumbang mampu hidup 50-100 hari dan menghasilkan telur sekitar 160 butir, masa perkembangannya 7-12 bulan (tergantung varietasmangga). Sebelum pupasi, larva akan membuat lubang keluar dengan diamenter 1-1,5 cm, dan kemudian menetap didalam liang yang sebagian tertutup oleh serbuk-serbuk penutup.

119

A. Larva B. Dewasa

Gb 5. Lobang gerek tampak dari luar

Gb.6. Larva instar 3

Gb. 7. Larva instar 4 Gb. 8. Larva instar 4

120

Kedua jenis kumbang ini aktif pada malam hari (nocturnal) dan kadang-kadang tertarik pada sinar lampu. Umumnya kumbang ini istirahat pada siang hari dan sulit untuk ditemukan saat mereka menjulurkan tubuhnya pada ranting-ranting dan memanjangkan antenanya ke arah depan. Kumbang dewasa dapat terbang sejauh lebih dari 1 km.

Menurut Fransceco (2013) Genus Rhytidodera termasuk Ordo Coleoptera, Famili Cerambycidae yang telah diketemukan adalah: R.cristata Pascoe 1866 mempunyai penyebaran di Borneo, R.mutabilis Holzschuh 1993 (Thailand), R. consona Holzschuh 1995 (India, Nepal), R.integrifrons Heller 1897 (Indonesia: Celebes), R. bowringii White 1853 (Nepal, Myanmar, n-Thailand, Laos, Vietnam, China), R.griseofasciata Pic1912 (China, n-Vietnam), R. grandis Thomson 1865(Laos, Thailand, Borneo), R.robusta Gahan 1891 (India), R.integra Kolbe 1886 di (Korea, China, Taiwan, Vietnam, Laos, R.concolor Nonfried), 1895 (Sumatra), R.simulans (White, 1853) di (Myanmar: Nepal, Thailand and Malaysia), R.siamica Nonfried 1892 (Thailand). Kemudian oleh Suparno (2013) ditemukan spesies baru asal Bengkulu Rhytidodera sp. dan sebelumnya spesies yang berasal dari Sumatra adalah R.concolor Nonfried), 1895.

Kunci bergambar dari Fransceco (2013) Rhytidodera White, 1853 yang termasuk tribus Cerambycini Latreille, 1804 adalah sebagai berikut.

1.Pronotum dengan berabungan memanjang ...2 -.Pronotum keriput tidak teratur...7

2.Elytra dengan pita gelap pasca median melintang ...3 -.Elytra dengan banyak bintik-bintikabu-abu dan/atau berbulu balig kuning... 4 3.Elytradengan 2 duri akut panjang disetiap ujung; berbulu balig badan coklat tua (Borneo)... cristata

Pascoe, 1866.

-. Elytra rompang, tidak dipersenjatai pada ujungnya, berbulu balig tubuhnya berwarna coklat muda (Thailand)... mutabilis Holzschuh, 1993.

4.Elytra membulat pada ujung luar (ne-India, Nepal) ... consona Holzschuh, 1995

-. Elytra rompong miring padaujung luar ... 5

5. Pronotum dengan berabungan punggung dorsal tidak teratur (Indonesia: Celebes) ... ... integrifrons Heller, 1897.

121

-.Pronotum dengan berabungan punggung teratur (Asian species)... 6 6. Tubuh medial kecil (25-35 mm); elytra dengan pola kuning dan berbulu balig abu-abu) (Nepal,

Myanmar, n-Thailand, Laos, Vietnam, China)...bowringii White, 1853.

-.Tubuh lebih besar medial (30-45 mm); elytra dengan hanya berbulu balig abu-abu) (China, n-Vietnam)... ..griseofasciata Pic, 1912.

7. Antennae flabellate (Laos, Thailand, Borneo) ...grandis Thomson, 1865

-. Antennae not flabellate (tidak mengipas) ... 8

8. Elytra membulat padaujung luar ... 9 -. Elytra bergigi padaujung luar ... ... 12

122

-.Tubuh lebih memanjangelytra dengan bintik-bintik abu-abu dan berbulu balig kuning ... 10

11. Ttubuh dengan berbulu; balig berbecak (Korea, China, Taiwan, Vietnam, Laos) ...integra Kolbe, 1886

-. Tubuh denganberbulu balig hampir seragam(Sumatra) ...concolor Nonfried, 1895.

Note: I do not know really the difference since, apparently, Nonfried did not know R. integra.

12.(Myanmar: Tenasserim, distrbusi telah diketahui setidaknya Nepal, Thailand and Malaysia) ...simulans (White, 1853).

-. (Thailand) ... siamica Nonfried, 1892

123

Penggerek batangdapat dikendalikan secara efektif dengan cara manajemen terpadu termasuk control mekanik, kontrol kimia dan praktek agronomi pada tahap awal baik pada pertumbuhan mangga tumbuh dan infestasi penggerek batang, dan untuk jangka panjang. Manajemen terpadu telah dikembangkan dan berhasil digunakan di daerah demonstrasi.

KESIMPULAN

Ditemukan dua spesies penggerek batang mangga Rhytidodera sp. dan R. simulans.Kumbang Rhytidodera sp. merupakan spesies baru dari Kota Bengkulu termasuk ke dalam ordo Coleoptera dan Famili Cerambycidae. Hampir semua varietas mangga yang sudah berbuah ditemukan di Kota Bengkulu diserang penggerek batang dengan tingkat serangan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

CABI. 2010. Crop protection compendium [CD-ROM]. Wallingord: CAB International

Chenier, J.V.R. dan B.J.R. Philogene. 1989. Field Responses of Certain Forest Coleoptera to Conifer Monoterpene and Ethanol. J. Chem. Ecol. 15: 1729-1745.

Francesca. 2013. Key to the genus Rhytidodera White 1853. Cerambycoidea Forum. Posted 26/8/2013 Hank, L. M. 1999. Influence of the Host Plant on Reproductive Strategies of Cerambycid Beetles.

Ann. Rev. Entomol. 44: 483-595.

Ithnin, B. and O.M. Shamsudin, 1996.Insect pests.Mango planting guide. Malaysia Agric. Res. Develop. Inst., 6: 32-42.

Kondo, E. and A.R. Razak, 1993. Infectivity of entomopathogenic nematodes, Steinernema carpocapsae, on the mango shoot borer, Rhytidodera simulans. Jap. J. Nematol., 23: 28-36.

Linsley, E.G. 1959. Ecology of Cerambycidae. Ann. Entomol. 4: 99-138.

Muryati, M. Istianto dan Affndi. 2010. Beberapa aspek bioekologi hama penggerek batang mangga. 20(2): 171-178

Nielsen, E.G. 1981. Studying Biology and Control of Borrer Attacking Woody Plant. Ann. Entomol. Soc. Am. 27(4): 251-259

Pena, J.E., 1993. Pests of mango in Florida. Acta Hort. (ISHS), 341: 395-406.

Price, W.P. 1997. Insect Ecology. Third edition. John Wiley and Son, Inc. New York. USA. 874P. Pujiastuti, Y dan T. Adam. 2010. Keragaman serangga penggerek batang (Coleoptera :

Cerambycidae) pada tanaman mangga dan nangka. Prosiding Semirata Bidang llmu-Ihnu pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 2010. flal. 83-g6

Soegito, H. Subakti, Muryati, A. Affandi dan M. Istianto. 2005. Teknologi Produksi Tanaman Mangga di Wilayah Basah. Laporan Akhir RPTP.A. 2005. Balitbu Tropika. 36 hlm.

124

PENGARUH JENIS KOMPOS DAN WAKTU PENGENDALIAN GULMA TERHADAP