• Tidak ada hasil yang ditemukan

36

APLIKASI KALSIUM DAN BORON UNTUK MENGATASI CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

CALCIUM AND BORON APPLICATION TO OVERCOME YELLOW SAP CONTAMINATIONON MANGOSTEEN FRUIT(Garcinia mangostana L.)

Odit F. Kurniadinata1, Roedhy Poerwanto2, Darda Efendi2, Ade Wachjar2

1

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman.

2

Departemen 2Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Bogor, Jawa Barat Email : odit.ferry@gmail.com

ABSTRAK

Cemaran getah kuning menjadi salah satu masalah utama dalam produksi buah manggis. Cemaran getah kuning pada buah manggis akan menurunkan kualitas buah. Cemaran getah kuning terjadi pada saat getah mencemari permukaan kulit buah atau aril akibat pecahnya saluran getah kuning. Pecahnya saluran getah kuning berkaitan dengan keberadaan kalsium dan boron dalam pericarp buah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh kalsium (Ca) dan sumber kalsium dalam mengatasi cemaran getah kuning pada buah manggis; (2) mengetahui pengaruh aplikasi boron (B) sebesar 2.8 g/pohon/tahun terhadap penurunan cemaran getah kuning pada buah manggis; serta (3) mendapatkan waktu aplikasi kalsium dan boron terbaik dalam menanggulangi cemaran getah kuning pada buah manggis. Penelitian dilakukan di kebun manggis Kelompok Tani Manggis Karya Mekar, di Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Aplikasi 3.2 kg Ca dolomit /pohon/tahun + 2.8 g B/ pohon/tahun dapat menurunkan cemaran getah kuning pada aril buah manggis mencapai 53 % dan pada kulit mencapai 46%, sedangkan tanaman tanpa kalsium dan boron (kontrol) menghasilkan cemaran getah kuning sebesar 91.66 % pada aril dan 86 % pada kulit. (2) Aplikasi boron sebesar 2.8 g/pohon/tahun mampu menurunkan persentase buah tercemar getah kuning serta skor cemaran getah kuning pada aril dan kulit, namun tidak sebesar aplikasi Ca. (3) Pemupukan kalsium dan boron pada saat antesis dan 1 minggu setelah antesis (MSA) dapat menurunkan persentase buah tercemar getah kuning pada aril.

Kata Kunci: getah kuning, manggis, kalsium, boron

ABSTRACT

The yellow sap contamination became one of the main problems in the mangosteen fruit production asit degrades the quality of the fruit. Contamination occurs when the yellow sap duct is rupture and yellow sap contaminate aryl (pulp) or the rind of mangosteen. Yellow sap duct rupture related to the presence of calcium and boron in fruit pericarp. This study aims to determine the influence of: (1) calcium and a source of calcium (2) boron and (3) obtain the best calcium and boron application time to decrease yellow sap contamination in the mangosteen fruit. The research was conduct in Kampung Cengal, Karacak, Leuwiliang, Bogor. The results showed: (1) Application 3.2 kg of calcium dolomite / tree / year + 2.8 g B / tree / year can reduce yellow sap contamination on aryl reached 53%, and on rind was 46%, while the plant without calcium and boron (controls) showed 91.66% on aryl and 86% on rind was contaminated by yellow sap. (2) Application of boron of 2.8 g / tree / year is able to reduce the percentage of fruit contaminated with the yellow sap, and reduce score on aryl and rind contaminated by yellow sap, but not as much as Ca application. (3) Calcium and boron application at anthesis and 1 week after anthesis (WAA) can reduce the percentage of contaminated fruits by yellow sap in aryl.

37

PENDAHULUAN

Kalsium merupakan unsur hara yang tidak mobil dalam jaringan tanaman. Translokasi kalsium dari akar ke tajuk tanaman sangat dipengaruhi oleh transpirasi, oleh karena itu salah satu kendala yang muncul adalah rendahnya efektifitas serapan kalsium ke jaringan buah manggis. Sebagian besar kalsium yang diserap dari akar akan ditranlokasikan langsung ke jaringan daun, karena sifat kalsium yang tidak mobil dan translokasinya dalam jaringan tanaman dipengaruhi oleh proses transpirasi tanaman. Daun sebagai jaringan tanaman yang aktif bertranspirasi akan menarik kalsium dari akar dan menjadi kompetitor bagi buah. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan translokasi kalsium menuju buah.

Pemberian kalsium dengan penyemprotan langsung pada permukaan buah dapat meningkatkan kandungan kalsium pada perikarp buah (Clark et al. 1987; Rosen et al. 2006), namun hal ini tidak praktis dan kurang efisien pada tanaman manggis dalam hal penerapannya di lapangan. Pemberian kalsium pada saat yang tidak tepat melalui tanah akan meningkatkan kandungan kalsium pada jaringan daun, tetapi tidak meningkatkan kalsium pada kulit buah manggis (Dorly 2009; Depari 2011). Hal ini diperjelas pada penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2014) yang mendapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan kandungan kalsium pada pericarp buah seiring dengan peningkatan dosis pupuk kalsium yang diberikan.

Penelitian lainnya mengindikasikan hubungan antara kandungan boron dengan peningkatan serapan dan fungsi kalsium dalam menurunkan cemaran getah kuning pada buah manggis. Hasil penelitian Saribu (2011) menunjukkan bahwa aplikasi kalsium bersama dengan boron melalui tanah menurunkan cemaran getah kuning pada aril hingga mencapai 0 %. Hasil serupa ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Pechkeo et al. (2007) bahwa aplikasi pemberian kalsium dan boron pada buah manggis mampu meningkatkan kandungan kalsium pada pericarp dan menurunkan potensi cemaran getah kuning pada buah manggis. Namun demikian belum jelas diketahui kaitan boron dalam mendukung serapan dan translokasi kalsium ke jaringan buah manggis serta pengaruhnya terhadap sumber kalsium yang berbeda terhadap penurunan cemaran getah kuning pada pericarp dan aril buah manggis. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan mekanisme serapan dan translokasi kalsium serta teknik aplikasi kalsium dan boron yang paling efektif dan efisien, untuk meningkatkan serapan kalsium pada jaringan buah dan menurunkan cemaran getah kuning pada buah manggis.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh kalsium dan sumber kalsium dalam mengatasi cemaran getah kuning pada buah manggis; (2) mengetahui pengaruh aplikasi boron sebesar 2.8 g/pohon/tahun terhadap penurunan cemaran getah kuning pada buah manggis; serta (3) mendapatkan waktu aplikasi kalsium dan boron terbaik dalam menanggulangi cemaran getah kuning pada buah manggis. Luaran dari hasil penelitian ini adalah diketahui (1) pengaruh kalsium dan sumber kalsium dalam mengatasi cemaran getah kuning pada buah manggis; (2) pengaruh aplikasi boron sebesar 2.8 g/pohon/tahun terhadap penurunan cemaran getah kuning pada buah manggis; serta (3) didapatkan waktu aplikasi kalsium dan boron terbaik dalam menanggulangi cemaran getah kuning pada buah manggis.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di kebun manggis Kelompok Tani Manggis Karya Mekar, di Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 390- 398 m di atas permukaan laut (dpl). Kebun manggis Leuwiliang didominasi oleh tanaman manggis produktif yang berumur lebih dari 20 tahun. Kebun ini berada pada ketinggian 390-398 m dpl, dengan topografi bergelombang dan kemiringan 6-30 %, jenis tanah podsolik dengan tekstur liat yang tinggi dan pH berkisar antara 4.30-5.50.

Analisis kimia tanah dan jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, Bogor dan kualitas buah di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung selama 24 bulan sejak persiapan hingga pengambilan data (dua musim panen), yaitu dimulai pada bulan Maret 2011 hingga April 2013.

38

Bahan

Bahan tanaman yang digunakan adalah tanaman manggis berumur lebih kurang 20 tahun dan telah berproduksi. Pemilihan tanaman sampel dilakukan berdasarkan pada kondisi pertumbuhan tanaman yang baik dan relatif seragam. Tingkat keseragaman dinilai berdasarkan pada kondisi pohon di kebun, yaitu berdasarkan kesamaan diameter batang, ukuran tajuk, tinggi tanaman dan kesesuaian sejarah pemeliharaan, dengan maksud untuk mengurangi keragaman kondisi tanaman.

Metode Penelitian

Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 3 ulangan, terdiri atas perlakuan dosis pupuk kalsium dan boron sebagai faktor pertama, yang terdiri atas 6 taraf yaitu :

1. Kontrol (tanpa kalsium dan tanpa B)

2. 2.8 g B/ pohon/tahun (6.09 g borat 46/pohon /tahun)

3. 3.2 kg kalsium dolomit/pohon/tahun (10.67 kg dolomit/pohon /tahun) 4. 3.2 kg kalsium kalsit/pohon/tahun (7.11 kg kalsit/pohon/tahun) 5. 3.2 kg kalsium dolomit/pohon/tahun + 2.8 g B/ pohon/tahun 6. 3.2 kg kalsium kalsit/pohon/tahun + 2.8 g B/ pohon/tahun

Sedangkan faktor kedua yaitu jumlah tahap pemberian kalsium dan boron pada tanaman manggis per tahun (T), yang terdiri atas 2 taraf yaitu :

1. Pemberian kalsium dan boron pada saat antesis dan pada saat awal stadia I (1 Minggu Setelah Antesis (MSA)). Masing-masing waktu aplikasi diberi kalsium dan boron setengah dari dosis yang ditetapkan.

2. Pemberian kalsium dan boron pada saat antesis dan pada saat akhir stadia I (4 MSA). Masing-masing waktu aplikasi diberi kalsium dan boron setengah dari dosis yang ditetapkan.

Setiap taraf perlakuan terdiri atas satu tanaman sehingga diperlukan 36 tanaman manggis dewasa (umur lebih kurang 20 tahun dan telah berbuah) yang relatif seragam dalam lokasi percobaa.

Pemberian kalsium pada daerah perakaran manggis dengan cara ditaburkan dalam larikan yang dibuat pada sekeliling pohon manggis di bawah tajuk dengan diameter lebih kurang 2 m, dan kemudian ditutup dengan tanah. Sedangkan aplikasi boron diberikan dengan cara ditaburkan dalam larikan yang dibuat pada sekeliling pohon manggis di bawah tajuk dengan diameter lebih kurang 1.5 m, kemudian ditutup dengan tanah. Kalsium yang digunakan bersumber dari Dolomit (CaMg(CO3)2) dan Kalsit (CaCO3), sedangkan boron bersumber dari pupuk Borat 46.

Pelabelan buah

Pelabelan buah dilakukan terhadap 100 bunga/pohon. Pelabelan bertujuan untuk menentukan buah-buah yang akan digunakan selama pengamatan.

Pemanenan

Buah dipanen pada umur 112 hari setelah antesis. Pengamatan

Peubah yang diamati adalah : 1. Cemaran getah kuning pada aril.

a. Persentase buah tercemar per pohon. Dihitung berdasarkan persentase buah tercemar terhadap jumlah buah contoh (100 buah) per pohon.

b. Persentase juring tercemar per buah. Dihitung berdasarkan persentase juring tercemar terhadap jumlah juring per buah (diambil rataan dari seluruh buah contoh yang tercemar per pohon).

c. Pengukuran Skor cemaran getah guning pada aril. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skoring yang merujuk pada Kartika (2004) yang dimodifikasi, seperti tercantum pada Tabel 1.

39