• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Menjadi Kaya

Dalam dokumen Just_Duit_-_Johanes_Lim_-_bhs_indonesia (Halaman 36-44)

i

S

emua kekayaan bermula dari pikiran, yang menjadi sumber sukses finansial bagi beberapa orang terkaya di dunia seperti Bill Gates, Ross Perot, Sam Walton, atau Steven Jobs. Mereka semua me-nemukan cara untuk mengubah ide, informasi, sistem menjadi manfaat yang bernilai jual tinggi, sehingga mampu membangun ke-rajaan bisnis mereka.

Teorinya, untuk menjadi kaya, anda harus mempunyai kemampuan untuk. memperoleh penghasilan jauh lebih banyak daripada penge-luaran anda.

Saya mempunyai pertanyaan sederhana: Bisakah anda memperoleh penghasilan dua kali lebih banyak daripada penghasilan sekarang de-ngan waktu yang sama? Tiga kali? Sepuluh kali? Apakah mungkin bagi anda untuk mendapatkan penghasilan 1000 kali lebih banyak daripada pendapatan sekarang dengan waktu yang sama? Tentu saja anda bisa, jika anda bisa menemukan cara atau manfaat yang bernilai 1000 kali lebih banyak daripada nilai yang sekarang anda berikah, baik kepada perusahaan anda maupun kepada pelanggan anda.

Kunci kekayaan adalah dengan menjadi dan memberikan nilai dan manfaat yang berharga, kepada orang lain, dan menukarkannya dengan uang sebagai kompensasi. Jika anda mempunyai keterampilan lebih, kecerdasan lebih, mempunyai produk/jasa yang lebih inovatif atau lebih berdaya jual tinggi, maka orang lain atau boss anda, atau pelanggan anda, akan membayar anda lebih banyak, dan anda akan menjadi lebih kaya daripada sebelumnya.

Sebagai ilustrasi: Mengapakah dokter dibayar lebih mahal daripada penjaga pintu hotel? Jawabannya mudah: Dokter memberi nilai tambah lebih banyak. la telah belajar dan bekerja keras untuk men-jadi dokter, sehingga ia bisa menolong menyembuhkan penyakit dan membukakan pintu kehidupan. Sedangkan untuk membukakan pin-tu hotel, siapa pun bisa melakukannya tanpa perlu belajar.

Mengapakah pengusaha yang sukses juga menjadi kaya secara finansial dan dihormati orang? Karena mereka memberi nilai atau manfaat tambah kepada konsumen dibandingkan dengan perusahaan sejenis atau pengusaha lainnya.

Ada dua hal pokok yang diciptakan oleh pengusaha sukses, yaitu yang pertama adalah kemampuannya untuk memberi manfaat yang dapat meningkatkan kualitas hidup pelanggannya melalui penggunaan produk/jasanya. Hal kedua adalah karena dalam menjalankan usaha-nya, pengusaha menciptakan lapangan kerja. Karena pekerjaan itu banyak karyawan yang bisa menyekolahkan anak-anaknya bahkan menjadi dokter, pengacara, guru atau profesi lainnya yang bisa mem-beri manfaat lagi kepada masyarakat yang lebih luas. Belum lagi jika kita tambahkan bahwa keluarga karyawan yang membelanjakan gaji-nya akan menghidupkan sektor bisnis laingaji-nya yang menciptakan ke-sejahteraan lain.

Ketika Ross Perot ditanya rahasia kesuksesan finansialnya, ia men-jawab, "What I can do for this country is creating jobs. I'm pretty good at that, and Lord knows we need them. "Pelajaran ini sederhana: Semakin banyak anda memberikan manfaat kepada orang lain, semakin besar anda akan dihargai dan dibayar. Dan anda tidak harus menjadi peng-usaha untuk bisa menambah nilai/manfaat. Tapi setiap hari anda ha-rus selalu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemam-puan untuk bisa memberi manfaat lebih. Itulah sebabnya mengapa self-education menjadi penting.

Tanyailah diri anda setiap hari:

4 Bagaimana caranya agar saya bisa menjadi lebih bermanfaat bagi perusahaan saya?

* Bagaimana cara saya mencapai produktivitas lebih banyak dengan waktu yang lebih sedikit?

4 Adakah cara lain agar saya dapat memangkas biaya dan me-ningkatkan kualitas?

4 Adakah sistem lain atau aplikasi teknologi lain yang me-mungkinkan perusahaan saya lebih maju dan lebih untung? 4 Bagaimanakah cara saya lebih memuaskan pelanggan agar mereka

membeli lebih banyak dan lebih sering? 4 Dan lain sebagainya.

Jika anda bisa memberi lebih banyak manfaat kepada orang lain, anda pun akan menerima jasa dan penghargaan finansial lebih banyak daripada sebelumnya.

Sekalipun konsepnya sederhana, saya menyadari bahwa tidak banyak orang yang melakukannya, sehingga tidak mengherankan jika orang kaya itu tergolong sedikit. Satu dan lain hal adalah keper-cayaan salah yang dimiliki banyak orang, yaitu ingin mendapat "something for nothing", seperti mental kebanyakan karyawan yang menginginkan gaji dan kariernya selalu naik, tanpa niemperdulikan apakah produktivitas dan kontribusi mereka naik atau tidak. Men-jijikkan bukan?

Kenaikan gaji apalagi promosi karier, haruslah sebelumnya dida-hului dengan peningkatan produktivitas dan pemberian manfaat ekstra oleh karyawan, sebab jika tidak demikian, kondisi keuangan perusahaan bisa terganggu, karena melakukan pengeluaran biaya ekstra tanpa disertai dengan peningkatan penghasilan.

Sebaliknya, perusahaan pun harus jeli dalam memperlakukan kar-yawannya, karena mereka adalah aset. Jadi jika ada karyawan yang digaji 50 juta setahun dapat memberikan penghasilan atau manfaat senilai 500 juta, mengapa tidak menghargai karyawan tersebut dengan memberikan bonus dan/atau pendidikan ekstra untuk me-ningkatkan kompetensi dan motivasinya, agar di lain waktu ia bisa memberikan penghasilan atau nilai manfaat satu milyar misalnya. Jika anda tidak memperhatikan dan menghargai prestasi karyawan, mereka akan meninggalkan anda!

Selanjutnya adalah mengakumulasi kekayaan anda. Sebagaimana yang saya tulis di bab "Penyabot Kemakmuran", untuk menjadi kaya

tidak cukup dengan hanya terus mencari uang lebih banyak, me-lainkan dengan cara spend less than you earn and invest the difference. Contoh-contoh kasus sudah cukup banyak tentang ke-hidupan orang yang berpenghasilan besar-—apakah selebriti, atlet, profesional, ataukah pengusaha—yang segera berakhir melarat, ka-rena gaya hidup foya-foya dengan menghamburkan uang secepat mereka mendapatkannya. Akibatnya, jika penghasilan mereka menu-run dan/atau jika mereka mendapat musibah yang memerlukan bi-aya ekstra, mereka akan jatuh susah, bahkan menyusahkan orang la-in!

Biasakanlah diri anda untuk menanyai diri sebelum berniat mem-belanjakan uang anda:

* Do I really need this? (Apakah aku benar-benar membutuhkannya?) * What's the minimum I can pay to get it? (Adakah cara termurah

untuk mendapatkannya?)

Saya serius dalam menekankan bahwa anda harus mau dan mam-pu menciptakan surplus keuangan dan menginvestasikannya kembali. Sebab jika tidak, sarnpai kapan pun anda tidak akan pernah menjadi kaya. Mungkin anda berpenghasilan besar, bergaya hidup mewah, di-hormati orang, namun anda tidak masuk kategori orang kaya, karena anda tidak mempunyai harta atau tabungan atau aset yang aman dan berjangka panjang.

Perilaku menghabiskan sebanyak penghasilan—apalagi sampai berhutang—adalah perilaku binatang yang tak pernah memikirkan lumbung persediaan.

Langkah selanjutnya adalah memproteksi kekayaan anda. Sangat kasihan melihat orang kaya yang merasa tidak aman dan tidak nyaman memikirkan keselamatan harta mereka, bahkan lebih susah dibandingkan ketika dulu masih miskin. Banyak orang merasa kha-watir bahwa dengan memiliki banyak harta, mereka berpotensi un-tuk kehilangan banyak. Karena itu saran saya ialah: Don't put all your eggs in one basket! Artinya, sebaiknya anda memilah investasi dalam beberapa jenis portofolio, menaruh uang anda di beberapa bank, mengembangkan bisnis anda di beberapa negara, dan me-nyimpan barang berharga anda di safe deposit box bank dan bukan di

rumah, serta mengasuransikan aset anda yang relevan dan cenderung berisiko. Dengan demikian anda tidak akan bisa seketika jatuh mis-kin atau celaka jika terjadi peristiwa penjarahan dan pengrusakan massal seperti yang terjadi pada tragedi medio Mei 1998 lalu.

Terakhir: Jangan lupa untuk menikmati harta anda. Banyak orang kaya berperilaku bodoh. Mereka telah bersusah payah memberi nilai tambah kepada orang lain sehingga mendapat kompensasi penghasilan lebih banyak. Mereka telah menabung dan meng-investasikan uang mereka, sehingga menjadi lebih banyak dan men-jadi kaya setelah melewati masa sulit yang cukup panjang. Mereka pun telah memelihara dan melindungi harta mereka dengan baik. Namun sayang, mereka lupa menikmatinya. Mereka tetap merasa berkekurangan, merasa khawatir, merasa hidupnya hampa dan tidak berbahagia.

Ada hal vital yang mereka lupakan tentang uang dan manfaatnya. Uang itu bukanlah tujuan, melainkan alat atau media untuk men-capai tujuan. Apa tujuannya? Menjadi lebih berguna bagi diri sen-diri, keluarga, dan orang lain! Uang itu hanya menjadi berguna jika dipergunakan secara patut. Jika hanya disimpan atau dipandangi, uang itu tidak ada bedanya dengan benda mati lain seperti guci, atau lemari, atau bahkan kadal mati. Untuk memberi manfaat, uang itu harus dibelanjakan, ditukar nilainya dengan manfaat lain, apakah untuk membiayai pendidikan, membeli makanan, pergi bertamasya, menyumbang panti asuhan, dan lain sebagainya.

Jika anda melupakan fungsi dan hakikat keberadaan uang, anda adalah orang yang paling malang, bahkan lebih sial daripada orang miskin, karena anda mempunyai banyak uang namun tetap kikir (perlu diingat bahwa kikir dan hemat itu berbeda. Kikir itu tidak mau mengeluarkan uang sekalipun perlu dan mampu, sedangkan he-mat adalah tidak mau mengeluarkan uang jika tidak perlu) dan hi-dup dalam kekurangan. Karena itu perlu saya ingatkan: Jika anda mati, uang anda akan ditinggal untuk dinikmati oleh orang lain yang tidak berjerih payah untuk mendapatkannya. Apakah anda rela?

Saran saya: Nikmatilah nilai tukar dari uang anda setiap waktu se-cara bijaksana, karena itu adalah hak anda. Tidak perlu menunggu

sampai anda menjadi kaya, dan baru mau menikmati manfaat uang, karena hal itu terkesan bodoh dan mendewakan uang. Ingat kata pe-patah, "Uang itu hamba yang baik, namun tuan yang jahat!" Maka, jadikanlah dia hamba!

Ada empat pertanyaan fundamental yang perlu anda jawab untuk mulai mengakumulasi uang dan menjadi kaya:

1. Bagaimana cara anda menghasilkan uang lebih banyak dari biaya konsumsi? Nilai atau manfaat ekstra apakah yang 'akan anda ta-warkan kepada orang atau pihak lain agar mereka mau mem-berikan uangnya lebih banyak kepada anda sebagai kompensasi atas manfaat yang anda berikan?

2. Apakah yang akan anda lakukan untuk menginvestasikan surplus itu dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan uang anda agar menghasilkan lebih banyak?

3. Apakah yang akan anda lakukan untuk memproteksi uang dan kekayaan anda agar tetap arnan dan tetap bertumbuh kembang lebih banyak lagi?

4. Apakah yang akan anda lakukan senantiasa dengan keberadaan uang anda, baik sekarang ketika anda belum berkelimpahan mau-pun kelak jika uang anda telah berkelimpahan?

Adapun tips jika anda hendak terjun ke dalam dunia bisnis, se-baiknya adalah memasuki bisnis yang secara pribadi anda kompeten untuk mengelolanya, agar anda dapat memulainya tanpa banyak ber-gantung pada orang lain, dan untuk mencegah agar anda tidak di-perdaya oleh karyawan yang menganggap anda bodoh atau tidak me-nguasai persoalan.

Hal kedua yang paling penting untuk kesuksesan bisnis adalah kemampuan bisnis anda untuk memberikan produk/jasa yang di-perlukan oleh konsumen untuk meningkatkan kualitas hidupnya, dan yang manfaatnya lebih besar dari nilai uang pembeli dan dari nilai yang dapat diberikan oleh kompetitor. Frase "diperlukan oleh konsumen" itu penting sekali dan perlu digarisbawahi sebagai pe-nekanan, karena keperluan dan keinginan konsumenlah yang menjadi

fokus perhatian dan upaya anda untuk memenuhinya, dan bukan keinginan atau selera anda, kecuali anda ingin membeli sendiri pro-duk anda!

Karakteristik lain yang dibutuhkan agar menjadi pengusaha sukses adalah:

=> A sense of thrift, atau semangat hemat. Pengusaha harus disiplin dalam menerapkan prinsip "produce more than you consume" dan "make your money first, then think about spending it" dalam bisnis maupun kehidupan pribadi. Perilaku hemat akan mencegah pem-borosan, sehingga bisnis anda dapat dikelola dengan biaya rendah agar bisa menjadi keunggulan kompetitif bagi pasar anda. Mungkin anda pernah mendengar sindiran yang dilontarkan kepada orang kaya, "Orang kaya itu pelit". Walaupun pernyataan itu tidak 100% benar, namun nyaris benar. Lebih tepatnya adalah: Karena perilaku hemat, orang bisa menabung dan berinvestasi sehingga menjadi kaya. Sedangkan orang yang boros, tidak pernah menyisakan peng-hasilannya, sehingga sampai mati pun tidak akan pernah kaya. => Sebagai pemilik bisnis, anda wajib bekerja dan berpikir lebih

ke-ras dibandingkan dengan karyawan, karena anda tidak bisa meng-harapkan karyawan akan mempunyai sense of belonging dan ka-pasitas seperti anda, sebab jika demikian, mereka tidak akan men-jadi karyawan, melainkan menmen-jadi bos sendiri.

=> Anda bersama-sama dengan seluruh karyawan haruslah senantiasa memikirkan cara untuk memperbaiki dan meningkatkan manfaat produk anda dengan menerapkan teknologi tepat guna, dan atau melakukan perubahan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional agar bisnis anda senantiasa berbiaya rendah bermanfaat tinggi. Perilaku continuous innovation and improvement ini sangat diperlukan agar perusahaan anda tetap bisa menciptakan dan mem-pertahankan pelanggan yang puas secara berkesinambungan, agar terus mampulaba dan mamputumbuh dalam segala situasi meng-hadapi kompetisi dengan siapa pun dan di mana pun.

=» Sekalipun penjualan dan profit anda telah meningkat drastis, ke-lolalah pertumbuhan dengan hati-hati dan bijaksana. Janganlah

tergoda oleh gaya hidup arogan yang ingin cepat besar dan nampak hebat dengan overspending dan overexpansion, apalagi membiayai pertumbuhan melalui hutang. Tetaplah berperilaku hemat. Ingat-lah bahwa semangat ituIngat-lah yang menjadikan anda kaya. Kesom-bongan dan foya-foya hanya akan segera menghancurkan anda!

4

Anaa Aaalan Seperti

Dalam dokumen Just_Duit_-_Johanes_Lim_-_bhs_indonesia (Halaman 36-44)