Berbasis Budaya di Sekolah
Ciri-ciri pelatihan peningkatan kompetensi berbasis budaya di sekolah yaitu (1) mengubah pola pikir yang semula kurang memperhatikan budaya di sekolah menjadi sadar melaksanakan budaya di sekolah; (2) Memberikan bekal kemampuan akademik, personal dan sosial berbudaya di sekolah; (3) Program pelatihan didasarkan atas potensi unggulan masing-masing sekolah dan daerah. (4) Program pelatihan berupaya memenuhi kebutuhan pada masa kini dan masa yang akan datang (pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan). (5) Program pelatihan menjadi pilihan utama bagi guru BK dan masyarakat pendidik yang berminat terhadap peningkatan budaya di sekolah. (6) Lulusan program pelatihan dapat mengelola guru BK
berbudaya sekolah bercirikan keunggulan
sekolahnya.
Perencanaan Program Pelatihan
1. Perencanaan merupakan kegiatan untuk
penetapan tujuan pelatihan, penetapan
sasaran peserta didik,
pelatih/instruktur/narasumber teknis,
keterampilan lulusan pelatihan, materi pelatihan, kurikulum pelatihan, sarana
prasarana program pelatihan, dan
pendanaan program pelatihan agar tujuan pelatihan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Penetapan Tujuan Program Pelatihan
(1) Tujuan pelatihan ditetapkan: (a)
Identifikasi pengetahuan dan
keterampilan yang diinginkan calon peserta didik. (b) Pengelompokan keterampilan yang diinginkan calon
peserta didik berdasarkan jenis
program pelatihan. (c) Pengukuran kemampuan yang dimiliki calon peserta didik. (d) Pengelompokan calon peserta didik dalam kategori kawasan program pembelajaran. (e)
Perbandingan kemampuan calon
peserta pelatihan dengan program yang diinginkan. (f) Penetapan kesenjangan kemampuan calon peserta didik. (g)
Penetapan kebutuhan belajar calon peserta didik.
(2) Identifikasi potensi kompetensi
berbasis budaya di sekolah yang terkait bidang ekonomi politik, sosial, budaya, jasa, sumber daya alam, dan sumber daya manusia.
(3) Analisis potensi kompetensi yang
berbasis budaya sdi ekolah. Dengan langkah-langkah berikut: (a) survey kondisi budaya sekolah; (b) analisis hasil identifikasi potensi sekolahdan kondisi budaya sekolah yang sekarang ada; (c) mengambil keputusan prospek
yang akan dikembangkan dan
mengambil resiko untuk menetapkan
program pelatihan; (d) dapat
memanfaatkan pelatihan kompetensi yang berbasis budaya di sekolah.
3. Sasaran Peserta Program Pelatihan Guru
BK
(1) Kriteria sasaran program pelatihan
kompetensi berbasis budaya di sekolah adalah: (a) Guru BK; (b) Mempunyai
kemampuan merancang kegiatan
hingga mampu melaksanakan dan
melatih peserta didik mampu
meningkatkan kompetensi berbasis budaya di sekolah; (c) Memiliki minat dan motivasi yang kuat serta memiliki kesadaran pentingnya pengembangan budaya di sekolah.
(2) Rekruitmen peserta pelatihan
dilakukan oleh penyelenggara
pelatihan peningkatan kompetensi
berbasis budaya di sekolah melalui kerjasama dengan: (a) Sekolah: (b) Lembaga pusat pelatihan guru/LPMP; (3) MGBK dan MKS; (4) langkah- langkah rekruitmen melalui sosialisasi program pada kelompok sasaran;
seleksi persyaratan administrasi;
seleksi minat, motivasi dan
kesanggupan calon peserta untuk mengikuti pelatihan dari awal hingga selesai melalui daftar isian dan penetapan sebagai peserta pelatihan.
(3) Pelatih/instruktur/narasumber teknis
meliputi: (a) pelatih pengalaman kompetensi berbasis budaya di sekolah.
Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015
153
Status: pakar/praktisi yang berhasil
dalam membangun kompetensi
berbasis budaya: akademisi dibidang BK khususnya yang sudah mengikuti pendidikan profesi; tokoh budayawan yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. (b) Kompetensi instruktur: kebribadian tinggi dalam berbudaya; profesional mengelola pribadi yang
berbudaya; Ahli dalam praktik
dinamika kelompok di kelas dan di
lapangan; berkomunikasi efektif;
mampu membangkitkan semangat; mampu mengelola pembelajaran yang mengacu pada empat pilar pendidikan;
ampu menyelenggarakan praktik
mengubah peserta lebih berbudaya;
mampu mengembangkan analisis
penyelenggaraan pelatihan. (c)
Pendidikan: minimal S1 BK;
diutamakan yang sudah mengikuti pendidikan profesi Konselor; memiliki
kemampuan mengubah mind set kearah
yang berbudaya tinggi.
(4) Keterampilan Lulusan Program
Pelatihan ini diharapkan dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki kriteria pada tebel 1:
(5) Materi Program Pelatihan; materi
pelatihan mencakup: (a) mengenal konsep dasar kompetensi yang berbasis budaya di sekolah; (b) menanamkan jiwa (sikap personal dan sosial)
kompetensi berbasis budaya. (c)
Merancang keterampilan mengelola kompetensi berbasis budaya di sekolah sesuai kebutuhan sekolah setempat; (d)
Memiliki keterampilan mengelola
kompetensi berbasis budaya di sekolah melalui berbagai teknik dinamika kelompok di dalam kelas maupun di luar kelas.
(6) Kurikulum program pelatihan disusun
oleh pelaksana program pelatihan melibatkan mitra kerja yang memiliki
keahlian di bidang keterampilan
mengelola kompetensi berbasis budaya di sekolah secara teoritik dan praktik.
(7) Stuktur kurikulum, berdasarkan
kompetensi lulusan pelatihan yang
hendak dicapai dalam
mengembangkan kompetensi berbasis budaya di sekolah, maka disusun 4
mata latih selama 50 jam,
diselenggarakan selama 10 hari @ 5 jam pada tabel 2.
Tabel 1
No. Sandar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memiliki sikap personal
sebagai anggota masyarakat intelek yang kompetensinya berberbasis budaya sekolah
Mampu menerapkan etika Mampu berkomunikasi sosial Mampu membangun kerjasama tim Mampu membangun kejujuran Mampu membangun kedisiplinan Mampu mengembangkan empati
2. Memiliki kemampuan
mengembangkan konsep
kompetensi berbasis budaya di sekolah
Mampu menganalisis kondisi lingkungan Mampu menganalisi kondisi budaya sekolahnya Mampu memperbaiki kondisi budaya sekolah Mampu mengambil keputusan dan mengambil resiko Mampu mengambil inisiatip memperbaiki budaya sekolah Mampu menguasai inovasi peningkatan budaya sekolah
3. Memiliki kemampuan
menyelenggarakan pelatihan kompetensi berbasis budaya di sekolah .
Mampu mengembangkan pengetahuan dan kesopanan Mampu menyelenggarakan berkomunikasi sosial Mampu menyelenggarakan membangun kerjasama tim Mampu menyelenggarakan membangun kejujuran Mampu menyelenggarakan membangun kedisiplinan Mampu menyelenggarakan mengembangkan empati
Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015
154
4. Memiliki keterampilan
mengembangkan budaya
sekolah melalui dinamika kelompok
Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kerjasama tim
Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kesadaran akan kejujuran
Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kesadaran akan kedisplinan
Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kesadaran akan empati
Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kesadaran akan pengetahuan dan kesopanan
Tabel 2
No. Kelompok Mata Latih Alokasi Jam Latih
1. Membangun jiwa kompetensi berbasis budaya di sekolah 10 2. Konsep dasar kompetensi yang berbasis budaya di sekolah 10 3. Keterampilan mengelola kompetensi berbasis budaya di sekolah
melalui berbagai teknik dinamika kelompok
15 4. Praktik keterampilan mengelola kompetensi berbasis budaya di
sekolah melalui berbagai teknik dinamika kelompok
15 Jumlah 50 jam Pengorganisasian Pelatihan
Pengorganisasian adalah proses
melaksanakan kegiatan pelatihan secara
terstruktur guna mencapai sasaran khusus
pengembangan pelatihan peningkatan
kompetensi berbasis budaya di sekolah.
Pengorganisasian terwujud dalam bentuk
struktur organisasi; (lihat gambar stuktur organisasi)
Gambar 2. Struktur Organisasi Penyelenggaraan Program Pelatihan
Fungsi dan Pertelaan Tugas
Fungsi, tugas setiap personalia pada struktur organisasi pengembangan program pelatihan kompetensi berbasis budaya di sekolah adalah sebagai berikut: (1) Ketua bidang
pendidikan dan pelatihan berfungsi untuk
mengelola pelatihan pengembangan kompetensi
berbasis budaya di sekolah secara efektif dan
efisien; (2) Sekretaris, berfungsi untuk
mengadministrasikan semua aktifitas program pelatihan secara cermat dan rapi; (3) Bendahara,
berfungsi melakukan urusan keunggulan
program pelatihan untuk memonitor
perkembangan anggaran; (4) Seksi akademik,
Ketua Bidang Diklat
Seksi Non Akademik Peserta Pelatihan
Seksi Akademik (Instruktur/Pelatih)
Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015
155
berfungsi merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pelatihan pengembangan kompetensi berbasis budaya di sekolah yang
berhubungan dengan bidang akademik
(pembelajaran); (5) Seksi non-akademik,
berfungsi merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pelatihan pengembangan kompetensi berbasis budaya di sekolah yang berhubungan dengan bidang non-akademik.
Pelaksanaan Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan merupakan upaya
untuk mewujudkan perencanaan menjadi
kenyataan, melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian. Semua komponen yang terlibat didalam pelaksanaan pelatihan hendaknya dapat menjalankan peran dan fungsi dan berinteraksi, bertanggung jawab dengan baik dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan difokuskan pada aktifitas pembelajaran pelatihan mencakup: pembinaan keakraban, penetapan kontrak pembelajaran, tes awal kemampuan pesert, proses pembelajaran dan tes akhir kemampuan peserta. Program pembelajaran digambarkan pada gambar 3:
Gambar 3
Proses Pembelajaran & Skenario Pelaksanaan Pelatihan
Proses pembelajaran program pelatihan pengembangan kompetensi berbasis budaya di
sekolah dapat dilakukan melalui pola
pembelajaran yang disesuaikan dengan jenis bentuk dan tingkat kesulitan dan keluasan bidang
pengembangan. Pola pembelajaran dapat
digambarkan sebagai berikut: (1) Peserta pelatihan mengikuti pelatihan pembelajaran teori-teori (pengetahuan) yang relevan dan penting untuk pembekalan pengembangan
kompetensi berbasis budaya di sekolah
mencakup: Membangun jiwa kompetensi