• Tidak ada hasil yang ditemukan

152 Ciri-ciri Pelatihan Peningkatan Kompetens

Berbasis Budaya di Sekolah

Ciri-ciri pelatihan peningkatan kompetensi berbasis budaya di sekolah yaitu (1) mengubah pola pikir yang semula kurang memperhatikan budaya di sekolah menjadi sadar melaksanakan budaya di sekolah; (2) Memberikan bekal kemampuan akademik, personal dan sosial berbudaya di sekolah; (3) Program pelatihan didasarkan atas potensi unggulan masing-masing sekolah dan daerah. (4) Program pelatihan berupaya memenuhi kebutuhan pada masa kini dan masa yang akan datang (pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan). (5) Program pelatihan menjadi pilihan utama bagi guru BK dan masyarakat pendidik yang berminat terhadap peningkatan budaya di sekolah. (6) Lulusan program pelatihan dapat mengelola guru BK

berbudaya sekolah bercirikan keunggulan

sekolahnya.

Perencanaan Program Pelatihan

1. Perencanaan merupakan kegiatan untuk

penetapan tujuan pelatihan, penetapan

sasaran peserta didik,

pelatih/instruktur/narasumber teknis,

keterampilan lulusan pelatihan, materi pelatihan, kurikulum pelatihan, sarana

prasarana program pelatihan, dan

pendanaan program pelatihan agar tujuan pelatihan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien.

2. Penetapan Tujuan Program Pelatihan

(1) Tujuan pelatihan ditetapkan: (a)

Identifikasi pengetahuan dan

keterampilan yang diinginkan calon peserta didik. (b) Pengelompokan keterampilan yang diinginkan calon

peserta didik berdasarkan jenis

program pelatihan. (c) Pengukuran kemampuan yang dimiliki calon peserta didik. (d) Pengelompokan calon peserta didik dalam kategori kawasan program pembelajaran. (e)

Perbandingan kemampuan calon

peserta pelatihan dengan program yang diinginkan. (f) Penetapan kesenjangan kemampuan calon peserta didik. (g)

Penetapan kebutuhan belajar calon peserta didik.

(2) Identifikasi potensi kompetensi

berbasis budaya di sekolah yang terkait bidang ekonomi politik, sosial, budaya, jasa, sumber daya alam, dan sumber daya manusia.

(3) Analisis potensi kompetensi yang

berbasis budaya sdi ekolah. Dengan langkah-langkah berikut: (a) survey kondisi budaya sekolah; (b) analisis hasil identifikasi potensi sekolahdan kondisi budaya sekolah yang sekarang ada; (c) mengambil keputusan prospek

yang akan dikembangkan dan

mengambil resiko untuk menetapkan

program pelatihan; (d) dapat

memanfaatkan pelatihan kompetensi yang berbasis budaya di sekolah.

3. Sasaran Peserta Program Pelatihan Guru

BK

(1) Kriteria sasaran program pelatihan

kompetensi berbasis budaya di sekolah adalah: (a) Guru BK; (b) Mempunyai

kemampuan merancang kegiatan

hingga mampu melaksanakan dan

melatih peserta didik mampu

meningkatkan kompetensi berbasis budaya di sekolah; (c) Memiliki minat dan motivasi yang kuat serta memiliki kesadaran pentingnya pengembangan budaya di sekolah.

(2) Rekruitmen peserta pelatihan

dilakukan oleh penyelenggara

pelatihan peningkatan kompetensi

berbasis budaya di sekolah melalui kerjasama dengan: (a) Sekolah: (b) Lembaga pusat pelatihan guru/LPMP; (3) MGBK dan MKS; (4) langkah- langkah rekruitmen melalui sosialisasi program pada kelompok sasaran;

seleksi persyaratan administrasi;

seleksi minat, motivasi dan

kesanggupan calon peserta untuk mengikuti pelatihan dari awal hingga selesai melalui daftar isian dan penetapan sebagai peserta pelatihan.

(3) Pelatih/instruktur/narasumber teknis

meliputi: (a) pelatih pengalaman kompetensi berbasis budaya di sekolah.

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

153

Status: pakar/praktisi yang berhasil

dalam membangun kompetensi

berbasis budaya: akademisi dibidang BK khususnya yang sudah mengikuti pendidikan profesi; tokoh budayawan yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. (b) Kompetensi instruktur: kebribadian tinggi dalam berbudaya; profesional mengelola pribadi yang

berbudaya; Ahli dalam praktik

dinamika kelompok di kelas dan di

lapangan; berkomunikasi efektif;

mampu membangkitkan semangat; mampu mengelola pembelajaran yang mengacu pada empat pilar pendidikan;

ampu menyelenggarakan praktik

mengubah peserta lebih berbudaya;

mampu mengembangkan analisis

penyelenggaraan pelatihan. (c)

Pendidikan: minimal S1 BK;

diutamakan yang sudah mengikuti pendidikan profesi Konselor; memiliki

kemampuan mengubah mind set kearah

yang berbudaya tinggi.

(4) Keterampilan Lulusan Program

Pelatihan ini diharapkan dapat

menghasilkan lulusan yang memiliki kriteria pada tebel 1:

(5) Materi Program Pelatihan; materi

pelatihan mencakup: (a) mengenal konsep dasar kompetensi yang berbasis budaya di sekolah; (b) menanamkan jiwa (sikap personal dan sosial)

kompetensi berbasis budaya. (c)

Merancang keterampilan mengelola kompetensi berbasis budaya di sekolah sesuai kebutuhan sekolah setempat; (d)

Memiliki keterampilan mengelola

kompetensi berbasis budaya di sekolah melalui berbagai teknik dinamika kelompok di dalam kelas maupun di luar kelas.

(6) Kurikulum program pelatihan disusun

oleh pelaksana program pelatihan melibatkan mitra kerja yang memiliki

keahlian di bidang keterampilan

mengelola kompetensi berbasis budaya di sekolah secara teoritik dan praktik.

(7) Stuktur kurikulum, berdasarkan

kompetensi lulusan pelatihan yang

hendak dicapai dalam

mengembangkan kompetensi berbasis budaya di sekolah, maka disusun 4

mata latih selama 50 jam,

diselenggarakan selama 10 hari @ 5 jam pada tabel 2.

Tabel 1

No. Sandar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memiliki sikap personal

sebagai anggota masyarakat intelek yang kompetensinya berberbasis budaya sekolah

Mampu menerapkan etika Mampu berkomunikasi sosial Mampu membangun kerjasama tim Mampu membangun kejujuran Mampu membangun kedisiplinan Mampu mengembangkan empati

2. Memiliki kemampuan

mengembangkan konsep

kompetensi berbasis budaya di sekolah

Mampu menganalisis kondisi lingkungan Mampu menganalisi kondisi budaya sekolahnya Mampu memperbaiki kondisi budaya sekolah Mampu mengambil keputusan dan mengambil resiko Mampu mengambil inisiatip memperbaiki budaya sekolah Mampu menguasai inovasi peningkatan budaya sekolah

3. Memiliki kemampuan

menyelenggarakan pelatihan kompetensi berbasis budaya di sekolah .

Mampu mengembangkan pengetahuan dan kesopanan Mampu menyelenggarakan berkomunikasi sosial Mampu menyelenggarakan membangun kerjasama tim Mampu menyelenggarakan membangun kejujuran Mampu menyelenggarakan membangun kedisiplinan Mampu menyelenggarakan mengembangkan empati

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

154

4. Memiliki keterampilan

mengembangkan budaya

sekolah melalui dinamika kelompok

Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kerjasama tim

Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kesadaran akan kejujuran

Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kesadaran akan kedisplinan

Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kesadaran akan empati

Terampil mengembangkan teknik melalui dinamika kelompok yang mewujudkan kesadaran akan pengetahuan dan kesopanan

Tabel 2

No. Kelompok Mata Latih Alokasi Jam Latih

1. Membangun jiwa kompetensi berbasis budaya di sekolah 10 2. Konsep dasar kompetensi yang berbasis budaya di sekolah 10 3. Keterampilan mengelola kompetensi berbasis budaya di sekolah

melalui berbagai teknik dinamika kelompok

15 4. Praktik keterampilan mengelola kompetensi berbasis budaya di

sekolah melalui berbagai teknik dinamika kelompok

15 Jumlah 50 jam Pengorganisasian Pelatihan

Pengorganisasian adalah proses

melaksanakan kegiatan pelatihan secara

terstruktur guna mencapai sasaran khusus

pengembangan pelatihan peningkatan

kompetensi berbasis budaya di sekolah.

Pengorganisasian terwujud dalam bentuk

struktur organisasi; (lihat gambar stuktur organisasi)

Gambar 2. Struktur Organisasi Penyelenggaraan Program Pelatihan

Fungsi dan Pertelaan Tugas

Fungsi, tugas setiap personalia pada struktur organisasi pengembangan program pelatihan kompetensi berbasis budaya di sekolah adalah sebagai berikut: (1) Ketua bidang

pendidikan dan pelatihan berfungsi untuk

mengelola pelatihan pengembangan kompetensi

berbasis budaya di sekolah secara efektif dan

efisien; (2) Sekretaris, berfungsi untuk

mengadministrasikan semua aktifitas program pelatihan secara cermat dan rapi; (3) Bendahara,

berfungsi melakukan urusan keunggulan

program pelatihan untuk memonitor

perkembangan anggaran; (4) Seksi akademik,

Ketua Bidang Diklat

Seksi Non Akademik Peserta Pelatihan

Seksi Akademik (Instruktur/Pelatih)

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

155

berfungsi merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pelatihan pengembangan kompetensi berbasis budaya di sekolah yang

berhubungan dengan bidang akademik

(pembelajaran); (5) Seksi non-akademik,

berfungsi merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pelatihan pengembangan kompetensi berbasis budaya di sekolah yang berhubungan dengan bidang non-akademik.

Pelaksanaan Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan merupakan upaya

untuk mewujudkan perencanaan menjadi

kenyataan, melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian. Semua komponen yang terlibat didalam pelaksanaan pelatihan hendaknya dapat menjalankan peran dan fungsi dan berinteraksi, bertanggung jawab dengan baik dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan difokuskan pada aktifitas pembelajaran pelatihan mencakup: pembinaan keakraban, penetapan kontrak pembelajaran, tes awal kemampuan pesert, proses pembelajaran dan tes akhir kemampuan peserta. Program pembelajaran digambarkan pada gambar 3:

Gambar 3

Proses Pembelajaran & Skenario Pelaksanaan Pelatihan

Proses pembelajaran program pelatihan pengembangan kompetensi berbasis budaya di

sekolah dapat dilakukan melalui pola

pembelajaran yang disesuaikan dengan jenis bentuk dan tingkat kesulitan dan keluasan bidang

pengembangan. Pola pembelajaran dapat

digambarkan sebagai berikut: (1) Peserta pelatihan mengikuti pelatihan pembelajaran teori-teori (pengetahuan) yang relevan dan penting untuk pembekalan pengembangan

kompetensi berbasis budaya di sekolah

mencakup: Membangun jiwa kompetensi