• Tidak ada hasil yang ditemukan

133 Tabel 1 Deskripsi Hasil Berdasarkan Keseluruhan Skor Responden

Interval Jumlah % Kategori

1-5 5 23 Kompeten (Competence)

6-11 11 50 Cukup Kompeten (Quite Competence)

12-16 6 27 Kurang Kompeten (Less Competence)

Grafik 1. Gambaran Umum Kompetensi Kultural pada setiap Aspek Carter dan Helms (dalam Clauss-Ehler,

2006) menyatakan bahwa nilai yang ditanamkan suatu budaya akan mempengaruhi individu memandang budaya lain, orientasi nilai budaya merupakan dimensi dimana semua anggota kelompok tertentu setuju bahwa suatu hal dianggap penting dan sakral. Sesuatu yang dipercaya penting tersebut akan membimbing perlaku individu, membentuk norma awal dalam kelompok dan menentukan gaya hidup yang dianggap sesuai bagi anggota kelompok tersebut. Karena kelekatan budaya dapat mendikte gaya hidup individu, maka tidak heran jika seorang individu masih sulit menerima budaya lain yang berbeda dari cara pandang dan gaya hidupnya selama ini. Lebih jauh Clauss- Ehler (2006) menambahkan bahwa sikap tidak menghargai bisa mengakibatkan kegagalan komunikasi dan kegagalan kolaborasi, hal itu bisa saja disebabkan ketika sistem nilai pada satu budaya dipaksakan kepada budaya lain.

Pada aspek kesadaran diri, berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa sebagain besar mahasiswa MSU sudah kompeten. Artinya mereka mengenal baik diri dan latar belakang budaya yang dimiliki. Mereka juga sudah mampu memahami bahwa budaya berperan besar dalam mempengaruhi perilaku dan cara mereka berfikir.

Sedangkan pada aspek dinamika dalam

keragaman, rata-rata responden kurang

kompeten dalam kompetensi kulturalnya.

Artinya rata-rata dari mahasiswa MSU sudah mengetahui masalah dan kendala yang timbul dalam interaksi lintas budaya namun mereka belum mengetahui cara untuk mengatasi masalah tersebut atau cara untuk menghadapi konflik yang ditimbulkan dari interaksi tersebut. Hal ini

ikut dipengaruhi oleh aspek menghargai

keragaman. Karena ada kecenderungan sulit menerima keragaman, maka sulit juga bagi mereka mentoleransi serta menyelesaikan konflik budaya secara baik dan lewat jalan yang positif.

Berdasarkan grafik 1, pada aspek

pengetahuan budaya, rata-rata mahasiswa MSU sudah kompeten. Hasil tersebut bisa dimaknai bahwa sudah ada keinginan dan usaha dari mahasiswa MSU untuk mempelajari budaya lain selain budaya miliknya, namun usaha yang ditunjukkan masih sekedar pengetahuan umum dan hanya dijadikan informasi saja bukan sebagai modal untuk melakukan interaksi yang lebih dinamis dengan budaya tersebut. Untuk aspek adaptasi budaya, bisa dilihat dari grafik 1 bahwa sebagian besar responden mahasiswa MSU sudah kompeten di aspek ini. Secara informasi dan pengetahuan mereka sudah mengerti dan tahu cara yang harus ditempuh untuk beradaptasi dengan lingkungan multikultur.

Menghargai Keragaman Kesadaran Budaya Dinamika dalam Keragaman Pengetahuan Budaya Adaptasi Budaya 0 5 10 15

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

134

Berdasarkan grafik 1 kompetensi

kultural pada mahasiswa MSU masih kompeten di aspek pengetahuan saja, belum kepada pengimplemetasian pengetahuan dan kesadaran mereka kepada tindakan yang nyata. Dua aspek

yaitu aspek menghargai keragaman dan

dinamika dalam keragaman dimana rata-rata

responden mahasiswa kurang kompeten

merupakan aspek yang saling berkaitan.

Mahasiswa yang masih enggan menghargai keragaman akan tidak siap terhadap dinamika yang terjadi dalam kergaman dan akhirnya kurang mampu beradaptasi secara baik dengan budaya lain.

KESIMPULAN

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 22 mahasiswa MSU Filipina menunjukkan bahwa sebagian dari mereka berada pada kategori cukup kompeten dalam kompetensi kulturalnya. Dari lima aspek yang diukur, rata- rata mahasiswa berada pada kategori kompeten untuk aspek kesadaran budaya miliknya, aspek pengetahuan budaya, dan adaptasi budaya, namun kurang kompeten pada dua aspek yakni aspek menghargai keragaman, dan aspek dinamika dalam keragaman. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa individu yang hidup dalam situasi multikultur atau lintas budaya tidak

berarti lebih unggul dalam kompetensi

kulturalnya. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi bagi peneliti dengan tema lintas budaya, baik di

bidang psikologi, konseling, hubungan

internasional, ilmu perdamaian, dan bidang lainnya yang tertarik melakukan penelitian dengan tema yang sama dengan penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagi peneliti lain yang ingin mengangkat

tema kompetensi kultural,

direkomendasikan untuk mengembangkan model atau alat ukur kompetensi kultural yang lebih kuat dan mampu mengungkap lebih banyak indikator kompetensi kultural. Selain itu hasil penelitian akan lebih kaya jika menggunakan subjek yang lebih beragam, misalnya subjek penelitian yang memiliki ras yang berbeda.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian bisa dijadikan pedoman untuk menyusun teknik atau program yang bisa diuji cobakan untuk meningkatkan kompetensi kultural.

3. Bagi instansi pendidikan keragaman, atau

pendidikan multikultur dapat menyusun program pelatihan atau seminar yang dapat meningkatkan kompetensi kultural.

REFERENSI

Brownlee, Tim & Kien Lee. 2012. Section 7, Building Culturally Competent Organization. (Online). (http://ctb.ku.edu, diakses 9 Desember 2015). ClaussEhlers, Caroline. 2006. Diversity Training for

Classroom Teaching: A Manual for Students and Educators. New Jersey : Springer Science Business Media Inc.

Cross, T.L., Bazron, B.J., Dennis, K.W., & Isaacs, M.R. 1989. Toward a culturally competent system

of care. Washington, DC; Georgetown

University Development Center.

Luciak,Mikael. 2010. Diversity in Educational Contexts, Educationg Teachers for Diversity : Meeting The Challenge. (halaman 41-62). Centre for Educational Research and Innovation, OECD. Moule,Jean. 2012. Cultural Competence : A primer for Educators 2nd Ed. United States of America :

Wadsworth Cengage Learning.

Murphy Stephen & Shigematsu. 2012. Multicultural Encounters : Case Narrative from a Counseling Practice. New York : Teachers College Columbia University.

United Nation. 2009. International Migration Report 2006, A Global assessment. Deprtement of Economic and Social Affairs. Population Division. (Online) .

http://un.org/esa/population/publication/20 06_ MirationRep/report.html. Diakses 11 Desember 2011

135

Seminar Nasional

KONSELING BERBASIS MULTIKULTURAL

BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNNES

INVENTORI BERBASIS BUDAYA SEBAGAI ALAT UNTUK MEMAHAMI

Amien Wahyudi.,M.Pd, Agus Supriyanto.,M.Pd