• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konselor di SMK Profita Bandung , agen perdamaian peace generation, pengurus di LSM Warung Imajinasi, komunitas anak muda seperti Turun Tangan Bandung, Komunitas

Sukses Mulia dan Homey Korean Language Club Bandung

Info Artikel

_________________ Keywords: kompetensi, kompetensi kultural, keragaman, budaya ____________________

Abstrak

___________________________________________________________________ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kompetensi kultural dari mahasiswa Filipina yang berkuliah di Mindanao State University. Sama seperti negara Indonesia, Filipina merupakan negara kepulauan yang kaya dengan budaya dan memiliki banyak suku dengan ciri khas masing-masing. Populasi dan sampel penelitian ini adalah 22 mahasiswa Mindanao State University Filipina yang berasal dari beberapa suku dan jurusan yang berbeda. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, dan teknik analisis data menggunakan analisa statistik. Data berupa skor diukur melalui kuisioner kompetensi kultural untuk mendapatkan profil kompetensi kultural pada mahasiswa Mindanao State University. Data penelitian dikategorikan menjadi tiga, yaitu kompeten, cukup kompeten dan kurang kompeten. Berdasarkan hasil penelitian, data menunjukkan pada umumnya responden mahasiswa Mindanao State University dinyatakan cukup kompeten dalam kompetensi kulturalnya. Sebanyak 50% yaitu 11 orang mahasiswa masuk pada kategori cukup kompeten, 27% mahasiswa yaitu 6 orang masuk pada kategori kompeten, dan sebanyak 23% mahasiswa yaitu 5 orang masuk pada kategori kurang kompeten

Abstract

__________________________________________________________________

This research is purposed to determine the general profile of cultural competence for Philippina’s

student who studying in Mindanao State University. Same with Indonesia, Philippines is

archipelago country, rich in culture and consist of many tribes with it’s uniqueness. Population and

sample of this research is 22 student of Mindanao State University who came from different major and tribes. The research is using descriptive method, statistical analysis is used as a technique for data analysis. Scored data taken by cultural competence questionnaries to determined the cultural competence profile of Mindanao State University students. Research data was categorized into three category, there are competence, quite competence, and less competence. Based by the research result, data shows that generally, respondents from Mindanao State University was quite competence in cultural competence. 50% of respondents or 11 students are categorized to quite competence, about 27% or 6 students are categorized to competence, while the 23% or 5 students are categorized to less competence.

© 2015 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:

Gedung A2 Lantai 1 FIP Unnes

Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: ddefit@gmail.com

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

129

PENDAHULUAN

Perkembangan global yang terjadi di dunia

baik dalam segi teknologi, komunikasi,

transportasi, ekonomi dan juga ilmu

pengetahuan memberikan dampak yang besar bagi manusia. Salah satu dampak perkembangan global adalah semakin banyak tempat di dunia ini yang memiliki keragaman baik dari segi budaya, kelompok sosial, agama, ras dan etnis karena manusia bisa berpindah dan bergerak kemana pun dengan lebih cepat. Bagi negara Filipina, keragaman bukanlah hal yang baru. Filipina merupakan negara kepulauan yang kurang lebih memiliki 7.100 pulau dan kaya dengan keragaman karena memiliki 28 kelompok etnis (Wikipedia, 2015). Tidak hanya etnis, Filipina

juga memiliki keragaman dalam hal

kepercayaan, adat kebiasaan dan bahasa. Meskipun terbiasa hidup dalam keragaman, pada masyarakat multikultur, terdapat pola tingkah- laku yang khas. Suatu kebiasaan yang dianggap tidak normal pada suatu budaya, bisa jadi merupakan kebiasaan normal bagi budaya yang lain. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang seringkali menimbulkan konflik. Lingkungan masyarakat yang multikultur akan lebih beragam dengan perkembangan global yang terjadi di dunia dewasa ini. Karena realita tersebut, maka tidak heran jika keterampilan hidup manusia harus ditambah dengan kemampuan untuk memahami keragaman agar mereka mampu hidup berdampingan dan memahami satu sama lain sehingga timbulnya konflik dapat ditekan dan perdamaian serta kehidupan harmonis pun dapat tercipta.

Interaksi antar individu yang berbeda secara ras, budaya dan etnis di dunia semakin meningkat. Karena menurut Luciak (2010) imigrasi kini sudah menjadi tren, bermacam- macam faktor harus dipertimbangkan untuk pemahaman yang lebih baik sebagai implikasi dari meningkatnya keragaman di dunia. Bahkan di beberapa negara seperti Turki dan Meksiko, sejak 2006 menunjukkan migrasi lokal atau migrasi internal yang sangat kuat, termasuk

kelompok minoritas yang otomatis ikut

meningkatkan keragaman di daerah urban (PBB, 2006).

Sebagian orang mungkin cukup kompeten dalam kompetensi kulturalnya sehingga siap menerima bagaimana budaya mempengaruhi pola interaksi, komunikasi dan perilaku dari individu lain. Namun sebagian yang lain belum tentu memiliki kompetensi kultural yang cukup

padahal kompetensi kultural merupakan

keterampilan hidup penting yang harus dimiliki individu sebagaimana dinyatakan oleh Cross

(1989) Kompetensi kultural merupakan

kumpulan perilaku, sikap, dan kebijakan yang kongruen dalam sebuah sistem, agen, para professional dan individu yang memungkinkan dia untuk bekerja secara efektif dalam situasi

multikultur. Memahami keragaman juga

kompetensi kultural harus menjadi kebutuhan yang esensial dalam kehidupan manusia karena keberagaman nyatanya selalu dekat dengan kehidupan individu dan perkembangan global membuat keragaman tersebut semakin banyak dan mudah ditemukan dalam kehidupan dan interaksi individu sebagai mahluk sosial.

KOMPETENSI KULTURAL

Brownlee dan Lee (2013) menyatakan bahwa budaya didefinisikan sebagai tradisi, kepercayaan, sejarah, cerita rakyat, dan adat serta kebiasaan yang sama dan dibagi oleh individu dalam satu kelompok. Budaya yang sama dibagi oleh kelompok etnis yang sama, atau kelompok yang memiliki bahasa, kebangsaan atau agama yang serupa. Budaya merupakan sistem aturan yang menjadi landasan tentang siapa itu individu dan mempengaruhi bagaimana seorang individu mengekspresikan dirinya sebagai manusia dan

bagian dari kelompok. Semua individu

berkembang dalam suatu budaya. Lingkungan tempat individu hidup menetukan tentang apa yang dipelajari olehnya, bagaimana cara mereka mempelajarinya dan mengatur bagaimana cara berinteraksi serta cara untuk hidup dengan orang lain. Cara dan aturan tersebut diturunkan dari generasi ke generasi dan diadaptasi sebagai cara hidup oleh suatu kelompok.

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

130