• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemauan dan kemampuan Guru BK melakukan suatu pekerjaan secara idealnya adalah menyelenggarakan pelayanan BK di sekolah dengan mengoptimalkan kompetensi berbasis budaya. Pelaksanaan pelayanan Guru BK yang sudah tertanam dan menjadi panduan

pelaksanaan diantaranya adalah acuan dari ‘BK Pola 17 Plus’ yang terdiri dari (1) enam bidang

bimbingan; (2) sembilan jenis layanan; (3) lima kegiatan pendukung yaitu; (4) satu wawasan dan pengetahuan ke BK-an yang mantap saat ini sudah pernah diakui secara Nasional dan

dicantumkan dalam ketentuan resmi

penyelanggaraan BK di sekolah-sekolah di Indonesia.

Fenomena lapangan masih terdapat di sekolah yang menyelenggarakan pelayanan BK tidak berlatar belakang dari jurusan bimbingan konseling, bahkan dari jurusan ahli lain dan dari guru bidang studi. Dikutip dari temuan penelitian

desertasi Awalya “Determinan Kompetensi dan

Kinerja Guru BK Kota Semarang Tahun 2011”

bahwa budaya sekolah dengan 200 responden yang terdiiri dari indikator sebagai berikut dan hasilnya adalah kerjasama Tim 91.57%, kejujuran 90.23% dan kedisiplinan 84.30%. Dari hasil penelitian diatas maka perlu dilakukan upaya pengembangan pelatihan peningkatkan kompetensi berbasis budaya guru BK di sekolah. Pada lain penelitian Awalya 2011 temuan lain bahwa budaya sekolah Kinerja Guru BK

menunjukkan sebesar 39%, kinerja

kepengawasan terhadap Kinerja Guru BK

sebesar 38%, bahwa diklat terhadap Kinerja

Guru BK sebesar 33%. Oleh karenanya perlu dilakukan secara terpadu antara lintas program dan lintas sektor upaya pengembangan pelatihan peningkatkan kompetensi berbasis budaya guru BK di sekolah agar mendapat hasil yang maksimal terhadap kinerja guru BK.

Budaya sekolah sebagai penentu yang dapat meningkatkan kompetensi guru BK melalui peningkatan budaya sekolah dengan

memperbaiki kerjasama tim, kujujuran,

kedisiplin, empati dan pengetahuan dan

kesopanan pada guru BK, akhirnya akan

meningkatan kompetensi guru BK. Bila

kompetensi guru BK tinggi maka secara umum pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berjalan optimal.

Selanjutnya untuk meningkatnya

kerjasama tim, kujujuran, kedisiplinan, empati dan pengetahuan dan kesopanan pada guru BK,

merupakan komponen strategis dalam

peningkatan dan kompetensi guru BK. Berkaitan dengan hal tersebut, maka upaya pengembangan pelatihan peningkatkan kompetensi berbasis budaya guru BK di sekolah ini di susun dalam

rangka memberikan acuan mengenai

penyelenggaraan pengembangan peningkatan kompetensi guru BK berbasis budaya di sekolah.

UPAYA PENGEMBANGAN PELATIHAN PENINGKATKAN KOMPETENSI

BERBASIS BUDAYA GURU BK DI SEKOLAH

Upaya pengembangan pelatihan

peningkatkan kompetensi berbasis budaya guru BK di sekolah meliputi tujuan umum, tujuan secara khusus dan bertujuan dan tujuan pengembangan pelatihan. Yaitu sebagai berikut: (1) Tujuan secara umum bertujuan untuk memberikan acuan bagi pihak-pihak yang terkait

dalam penyelenggaraan memperbaiki

kompetensi guru BK berbasis budaya; (2) Tujuan

secara khusus untuk: (a) Meningkatkan

keefektifan manajemen pelatihan program

pendidikan kompetensi berbasis budaya di sekolah; (b) Memberi bekal pengalaman bagi

pelatih/instruktur dalam melaksananakan

pelatihan program pelatihan kompetensi guru BK berbasis budaya di sekolah terkait dengan

peningkatan kerjasama tim, kujujuran,

kedisiplin, empati, pengetahuan dan kesopanan

dan; (c) Meningkatkan peran serta

lembaga/satuan pendidikan dalam

melaksanakan pelatihan program kompetensi guru BK berbasis budaya di sekolah terkait dengan peningkatan kerjasama tim, kujujuran,

kedisiplin, empati dan pengetahuan dan

kesopanan. (3) Tujuan pengembangan program

pelatihan adalah sebagai sarana untuk

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

150

budaya sekolah ini yang menghasilkan lulusan peserta pelatihan yang memiliki keterampilan, wawasan, jiwa dan semangat kompetensi dengan mewujudkan budaya di sekolah. Pada akhirnya program pengembangan program pelatihan ini

menghasilkan guru BK yang mampu

menciptakan budaya sekolah dan meningkatkan siswa sekolah dalam mengimplementasikan kerjasama tim, kujujuran, kedisiplin, empati dan pengetahuan dan kesopanan.

Manfaat upaya pengembangan pelatihan

peningkatkan kompetensi berbasis budaya guru bk di sekolah bermanfaat sebagai upaya sarana meningkatkan kompetensi guru BK dalam rangka mewujudkan budaya sekolah. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari peserta pekatihan didasarkan atas kebutuhan sekolah, potensi lokal dan kebutuhan masyarakat sehingga memberi manfaat yang positif bagi peserta program pelatihan.

Manfaat bagi peserta program pelatihan adalah: (1) Meningkatkan kompetensi guru BK dalam rangka mewujudkan budaya di sekolah; (2) Memahami konsep kompetensi guru BK yang

dapat mewujdkan budaya sekolah. (3)

Mengidentifikasi komponen-komponen

pendukung peningkatan budaya sekolah. (4)

Keterampilan meningkatkan budaya di

lingkungan sekolah setempat. (5) Kemampuan membuat perencanaan peningkatan budaya sekolah; (6) Keterampilan mengoptimalkan budaya di sekolah, merencanakan, menjalankan, mempertahankan dan mengembangkannya serta memahami resiko yang menyertainya.

Manfaat bagi pemerintah meliputi: (1) Kualitas sumberdaya manusia yang memiliki

daya saing. (2) Menumbuhkan kegiatan

peningkatan budaya sekolah sebagai

mensejahterakan masyarakat yang dikelola

secara profesional. (3) Meningkatkan

produktivitas bangsa. (3) Memecahkan masalah nilai, moralitas serta pelilaku etis dan kerjasama

di lingkungan sekolah. (4) Menjaga

keseimbangan ekosistem di lingkungan sekolah

dan melastarikan budaya sekolah untuk

pembangunan berkelanjutan

Cakupan pengembangan program

manajemen pelatihan terdiri atas: (1) Konsep

pelatihan program pendidikan budaya sekolah dan menjadikan budaya, manajemen pelatihan, budaya sekolah sebagai unggulan lokal. (2) Perencanaan pelatihan (3) Pengorganisasian

pelatihan (4) Pelaksanaan pelatihan (5)

Pengawasan dan atau evaluasi program pelatihan (6) Pendampingan dan tindak lanjut program pelatihan

KONSEP MANAJEMEN MODEL PENGEMBANGAN PROGRAM

PELATIHAN KOMPETENSI GURU BK BERBASIS BUDAYA DI SEKOLAH

Pengertian Manajemen Model

Pengembangan Program Pelatihan Kompetensi

berbasis budaya di sekolah (1) Manajemen

pelatihan adalah keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan secara berhasil guna dan berdaya guna (Arikunto, 2008). (2) Pelatihan adalah bentuk pendidikan

berkelanjutan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik dengan penekanan

pada penguasaan keterampilan, standar

kompetensi, pengembangan sikap dan

kepribadian profesional (UU No.20/2003 Pasal 26 ayat 4). (3) Pendidikan kompetensi berbasis budaya di sekolah diartikan upaya untuk meningkatkan kompetensi yang berbasis budaya sekolah melalui berbagai keterampilan praktis, pengetahuan dan sikap sebagai bekal peserta pelatihan agar mampu mengatasi berbagai tuntutan dan tantangan dalam mengelola kompetensinya sehari-hari secara mandiri. Pendidikan kompetensi berbasis budaya di sekolah didasarkan pada 4 pilar pendidikan yaitu: (a) Belajar untuk memperoleh pengetahuan

(learning to know), (b) Belajar untuk berbuat

melakukan pekerjaan (learning to do), (3) Belajar

untuk menjadi orang yang berguna (learning to be)

dan (4) Belajar untuk dapat hidup bersama orang

lain (learning to live together).

Konsep manajemen model pengembangan program pelatihan kompetensi guru BK berbasis budaya di sekolah digambarkan dalam gambar 1.

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

151

Gambar 1

Pengembangan program pelatihan

peningkatan kompetensi berbasis budaya di sekolah diarahkan pada pembentukan manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil sehat, mandiri, serta memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi.

KOMPETENSI GURU BK BERBASIS BUDAYA

Kompetensi merupakan satu kesatuan

utuh yang menggambarkan potensi,

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut.

Kompetensi konselor/Guru bimbingan dan konseling (Guru BK) dalam Naskah

Akademik Rambu-Rambu Penyelenggaraan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur

Pendidikan Formal dan Non Formal meliputi: (1) Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani, (2) Menguasai landasan teoritik

bimbingan dan konseling dan (3)

Menyelenggarakan bimbingan dan konseling

yang memandirikan. Standar Kompetensi

Konselor Permendiknas No. 27 Tahun 2008, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor dapat dipetakan dan

dirumuskan ke dalam (1) kompetensi

paedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3)

kompetensi sosial, dan (4) kompetensi

profesional.

PENGEMBANGAN PELATIHAN

PENINGKATAN KOMPETENSI BERBASIS BUDAYA GURU BK DI SEKOLAH

Pengertian pengembangan kompetensi berbasis budaya sekolah diartikan sebagai proses pembelajaran untuk: (1) Memecahkan masalah

kehidupan sehari-hari menuju keselarasan

bekerja yang mandiri (2) Menanamkan jiwa berbudaya sekolah yang menciptakan ide baru

mempertahankan budaya sesuai dengan

lingkungan sekolah, dan menghasilkan perilaku seimbang berbudaya. (3) Menjawab tantangan dan permintaan masyarakat mewujudkan hasil pendidikan bagi peserta didik dan masyarakat

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang 2015

152