• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ardiansyah, M. (2016). Pengaruh metode partisipatori terhadap hasil belajar matematika. Jurnal SAP. 1(1). 61-69. Di akses dari : https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/view/1012/945 pada tanggal 29 November 2021.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aryani, W. D. (2014). Implementasi TGT berbantuan media kartu kuartet untuk meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar IPS peserta didik kelas VII A SMP N 1 Kandeman. Harmony. 3(2). 115-133. Di akses dari:

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony/article/view/28159 pada tanggal 9 November 2020.

Astuti, A. & Leonard. (2012). Peran kemampuan komunikasi matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa. Jurnal Formatif. 2(2). 102-110. Di akses dari : file:///C:/Users/sistem/Downloads/91-281-1-PB.pdf pada tanggal 1 Desember 2021.

Ayriza, Y. (2009). Pengembangan modul bimbingan pribadi sosial bagi guru bimbingan konseling untuk menghadapi bencana alam. Jurnal Kependidikan. 39(2). 141-156. Diakses dari : https://journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/view/201/102 pada tanggal 22 Januari 2022.

Budhi, W. S., Kartasasmita, B. G. (2015). Berpikir Matematis Matematika Untuk Semua. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Dantes, N. (2014). Landasan Pendidikan; Tinjauan dari Dimensi Makropedagogis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Darmadi, H. (2014). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: PT Alfabeta.

126 Daryanto. (2013). Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Mengajar.

Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Replublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ernawati, L. & Sukardiyono, T. (2017). Uji kelayakan media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran administrasi server. Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education). 2(2). 204-210. Di akses dari : https://journal.uny.ac.id/index.php/elinvo/article/view/17315/10084 pada tanggal 6 Januari 2022

Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan media dalam pembelajaran. Jurnal Lingkar Widyaiswara. (1). Nomor 4. 104-117. Di akses dari:

https://juliwi.com/published/E0104/Paper0104_104-117.pdf pada tanggal 7 Oktober 2020.

Febryana, E. (2019). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Melalui Permainan Tradisional ABC Lima Dasar Pada Pembelajaran Tematik di Kelas 1 Ar-Rahman Mi Ma’arif Setono Tahun Pelajaran 2018/2019. (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo). Di akses dari:

http://etheses.iainponorogo.ac.id/6059/1/upload%20ELGA.pdf pada tanggal 10 Februari 2021.

Hasanudin, C. (2017). Media Pembelajaran : Kajian Teoretis dan Kemanfaatan.

Yogyakarta: Deepublish.

Hidayat, D. (2013). Permainan tradisional dan kearifan lokal kampung dukuh Garut selatan Jawa Barat. Jurnal Academia Fisip Untad. 5(2).

1.057-1.070. Di akses dari:

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2244/144 8 pada tanggal 9 November 2020.

Hosnan. (2016). Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Karsono, (2014). Penggunaan kartu kuartet untuk meningkatkan pemahaman keberagaman seni tradisi nusantara pada siswa sekolah dasar. Mimbar Sekolah Dasar. 1(1). 43-49. Di akses dari:

127 https://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar/article/download/862/597 pada tanggal 9 November 2020.

Khairunnisa, N. C. & Aini, I. N. (2019). Analisis kemampuan pemahaman konsep matematis dalam menyelesaikan soal materi SPLDV pada siswa SMP.

Prosiding Seminar Nasional matematika dan Pendidikan Matematika.

546-554. Di akses dari :

https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika/article/view/2814 pada tanggal 29 November 2021.

Kristiani, D. (2015). Ensiklopedia Negeriku Permainan Tradisional. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.

Kuncoro, A. (2018). Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Permainan Tradisional Untuk Peserta didik Kelas III Sekolah Dasar. (Skripsi, Universitas Sanata Dharma). Di akses dari repository.usd.ac.id pada tanggal 26 Februari 2019.

Kuncoro, Y. W. A. (2019). Pengembangan Game Pembelajaran Matematika untuk Peserta didik Kelas IV SD dengan Menggunakan Program Visual Scratch. (Skripsi, Universitas Sanata Dharma). Di akses dari repository.usd.ac.id pada tanggal 26 Februari 2019.

Kurniati, E. (2011). Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan Tradisional. (Skripsi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta). Di akses dari :

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197706112001122-EUIS_KURNIATI/pedagogia.pdf pada tanggal 20 Desember 2021.

Kurniati, E. (2016). Permainan Tradisional dan Perannya dalam Mengembangkan Sosial Anak. Jakarta: Prenada Media Group.

Liswantiani, E. (2021). Pengembangan Modul Permainan Tradisional Untuk Menumbuhkan Karakter Kontrol Diri Anak Usia 9-12 Tahun. (Skripsi, Universitas Sanata Dharma). Di akses dari repository.usd.ac.id pada tanggal 18 Januari 2022.

Makmudah, N. L, Subiki, & Supeno. (2019). Pengembangan modul fisika berbasis kearifan lokal permainan tradisional Kalimantan Tengah pada

128 materi momentum dan impuls. Jurnal Pembelajaran Fisika. 8(3). 181-186.

Di akses dari:

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/view/15222/7520 pada tanggal 14 September 2020.

Mayasari, E. D., Araujo, D. D., Kusumastuti, B., Sidharta, A. P., Hardiyanti, B.

T., & Widyaningrum, S. N. (2014). The use of creative traditional games to increase the children’s calculation skills. In: Annual Conference On Children & Women’s Studies, South Korea. 340-347. Diunduh dari repository.usd.ac.id pada tanggal 10 Agustus 2020.

Manullang, F. (2019). Konsep Dasar Matematika SD untuk PGSD. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Mulyani, S. (2013). 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta:

Langensari Publishing.

Mulyani, N. (2016). Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia.

Yogyakarta: DIVA Press.

Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP Press Group.

Murtafi’atun. (2018). Kumpulan Permainan Nusantara. Yogyakarta: CV Solusi Distribusi.

Nur, H. (2013). Membangun karakter anak melalui permainan anak tradisional.

Jurnal Pendidikan Karakter. III(1). 87-94. Di akses dari:

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/1290/1074 pada tanggal 9 November 2020.

Nurdyansyah & Mutala’liah, N. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu Pengetahuan Alam bagi Peserta didik Kelas IV Sekolah Dasar. (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo). Di akses dari:

http://eprints.umsida.ac.id/1607/1/Nurdy%20nahdi.pdf pada tanggal 9 Oktober 2020.

Nurrahmah, A. & Ningsih, R. (2018). Penerapan permainan tradisional berbasis matematika. Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat. 2(2).

43-129 50. Di akses dari: http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v2i2.631 pada tanggal 26 Februari 2019.

Parmin & Peniati, E. (2012). Pengembangan modul mata kuliah strategi belajar mengajar IPA berbasis hasil penelitian pembelajaran. Jurnal Pendidikan

IPA Indonesia. 1(1). 8-15. Di akses dari:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2006/2120 pada tanggal 4 Oktober 2020.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22. (2006).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006. Presiden Republik Indonesia.

Priatna, N & Ricki, Y. (2019). Pembelajaran Matematikan Untuk Guru SD dan Calon Guru SD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purnomo, Y. (2015). Pembelajaran Matematika untuk PGSD Bagaimana Guru Mengembangkan Penalaran Proposional Siswa. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rahayu, W. E & Sudarmin. (2015). Pengembangan modul IPA terpadu berbasis etnosains tema energo dalam kehidupan untuk menanamkan jiwa konservasi siswa. Unnes Science Education Journal. 4(2). 919-926. Di akses dari: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/view/7943 pada tanggal 4 Oktober 2020.

Rahmat, P. (2018). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Rozie, F. (2018). Persepsi guru sekolah dasar tentang penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu pencapaian tujuan pembelajaran.

Widyagogik. 5(2). 1-12. Di akses dari :

https://journal.trunojoyo.ac.id/widyagogik/article/view/3863/2835 pada tanggal 5 Januari 2020.

Sanjaya. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Kencana.

Setiawan, Y. C. & Lantrini, M. Y. (2016). Pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan independensi pada kinerja auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 16(2). 1034-1062. Di

akses dari:

130 https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view%20/17011 pada tanggal 28 Agustus 2021.

Suastika, K, & Rahmawati, A. (2019). Pengembangan modul pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 4(2), 58-61. Di akses dari:

https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JPMI/article/view/1230/pd f pada tanggal 30 Agustus 2021.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kebijakan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, Kombinasi, R dan D dan Penelitian Evaluasi. Bandung:

Alfabeta.

Sundayana, R. (2015). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.

Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (2007). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Surya, M., Hasim, A., & Suwarno, R. B. (2010). Landasan Pendidikan Menjadi Guru yang Baik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Suryani, N., Setiawann, A., & Putria, A. (2018). Media Pembelajarann Inovatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Theodora, A. (2013). Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: PT Index.

Thobroni, M. (2015). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Yogyakarta:

Arr-Ruzz Media.

Widodo, P. & Lumintuarso, R. (2017). Pengembangan model permainan untuk membangun karakter pada siswa SD kelas atas. Jurnal Keolahragaan.

5(2). 183-193. Di akses dari:

https://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga/article/view/7215/9872 pada tanggal 9 November 2020.

131 Widoyoko, E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Zulfikar & Azizah, L. (2017). Keefektifan penggunaan media pembelajaran kartu kuartet dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI MA Negeri 1 Makasar. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra. 1(2). 156-166. Di akses dari:

https://ojs.unm.ac.id/eralingua/article/view/4412/2551 pada tanggal 9 November 2020.

132

LAMPIRAN

133 Lampiran 1 Surat Ijin Uji Validasi di SD Negeri Sompokan

134 Lampiran 2 Surat Ijin Uji Validasi di SD Kanisius Babadan

135 Lampiran 3 Surat Ijin Uji Validasi di SD Kanisius Notoyudan

136 Lampiran 4 Surat Ijin Uji Coba Produk di SD Negeri Sompokan

137 Lampiran 5 Surat Ijin Uji Coba Produk di SD Kanisius Babadan

138 Lampiran 6 Hasil Wawancara SD Negeri Sompokan

No Pertanyaan Jawaban

1. Mata pelajaran apa yang paling sulit dipahami peserta didik?

Mata pelajaran yang paling sulit dipahami peserta didik kelas III SD Negeri Sompokan adalah tematik, matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan juga IPS.

2. Apakah masih banyak peserta didik yang merasa kesulitan akan mata pelajaran matematika? Kira-kira berapa persen dari keseluruhan peserta didik yang ada di kelas yang masih kesulitan dalam belajar matematika?

Peserta didik kelas III SD Negeri Sompokan yang masih merasa kesulitan pada mata pelajaran matematika sekitar 10 anak dari 33 anak, jadi sekitar 30,3% dari total keseluruhan.

3. Pada mata pelajaran matematika, materi apa yang masih dianggap sulit?

Materi pada mata pelajaran matematika yang masih sering dianggap sulit oleh peserta didik kelas III SD Negeri Sompokan adalah operasi hitung perkalian.

Inti masalahnya adalah peserta didik sering lupa dan susah mengingat rumus-rumus maupun hapalan lainnya, walaupun konsep dasarnya sudah dimengerti dengan cukup baik. sering menggunakan media pembelajaran sederhana yang banyak diketahui peserta didik.

5. Jika menggunakan bantuan media pembelajaran, biasanya menggunakan media yang

Media yang sering guru gunakan misalnya yang ada di lingkungan sekitar peserta didik. Selain itu, guru juga menggunakan

139

seperti apa? media pembelajaran konvensional

sederhana dengan memanfaatkan benda disekitar, dan tidak jarang guru mengajak peserta didik untuk membuat suatu prakarya yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Sompokan merasa lebih terbantu dikarenakan peserta didik pun tampak antusias dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga memudahkan guru untuk memusatkan perhatian peserta didik. menyiapkan media pembelajaran terbatas dengan ide dan juga sarana prasarana, sehingga membuat guru hanya berpaku pada buku cetak maupun benda yang terlihat sangat antusias. Peserta didik mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan hal tersebut berimbas pada tingkat konsentrasi peserta didik yang ikut meningkat. Sompokan lebih senang atau lebih tertarik jika guru menggunakan media pembelajaran berupa benda konkret dan

140 ada unsur permainan / prakarya. Karena peserta didik masih senang belajar sambil bermain. menonjol adalah sebagian besar peserta didik menunjukan tingkat keaktifan yang cukup baik dan saat diberikan pertanyaan peserta didik sebagian besar sudah berani untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut. dikembangkan antara lain: percaya diri, kerjasama, aktif, mandiri, bertanggung jawab, konsentradi, berani dan adil (dalam artian tidak pilih-pilih dalam bergaul).

12. Permainan tradisional apa yang sering dimainkan oleh anak-anak?

Peserta didik SD Negeri Sompokan saat waktu istirahat berlangsung sering bermain sepak bola, ulartangga, jeg-jegan,

Permainan tradisional yang cocok dimanfaatkan sebagai media pembelajaran adalah engklek untuk materi operasi hitung dan mengajarkan mengenai bangun datar, lalu permainan yang menggunakan bola untuk materi operasi hitung serta olahraga.

141 Lampiran 7 Hasil Wawancara SD Sanjaya Tritis

No Pertanyaan Jawaban

1. Mata pelajaran apa yang paling sulit dipahami peserta didik?

Mata pelajaran yang paling sulit dipahami peserta didik kelas III SD Sanjaya Tritis adalah matematika dan PPKn.

2. Apakah masih banyak peserta didik yang merasa kesulitan akan mata pelajaran matematika? Kira-kira berapa persen dari keseluruhan peserta didik yang ada dikelas yang masih kesulitan dalam belajar matematika?

Peserta didik kelas III SD Sanjaya Tritis yang masih merasa kesulitan pada mata pelajaran matematika sekitar 3 anak dari 9 anak, jadi sekitar 33,3% dari total keseluruhan.

3. Pada mata pelajaran matematika, materi apa yang masih dianggap sulit?

Materi pada mata pelajaran matematika yang masih sering dianggap sulit oleh peserta didik kelas III SD Sanjaya Tritis adalah operasi hitung yang berkaitan dengan bilangan pecahan.

4. Apakah Ibu/Bapak menggunakan bantuan media pembelajaran saat mengajar kelas III SD?

Guru kelas III SD Sanjaya Tritis sering menggunakan media pembelajaran sederhana yang banyak diketahui peserta didik.

5. Jika menggunakan bantuan media pembelajaran, biasanya menggunakan media yang seperti apa?

Media yang sering guru kelas III SD Sanjaya Tritis gunakan misalnya yang ada di lingkungan sekitar peserta didik atau yang ditemui di kehidupan sehari-hari peserta didik. Selain itu, guru juga menggunakan media pembelajaran konvensional dengan memanfaatkan benda disekitar, misalnya saat materi

142 pecahan guru menggunakan roti sebagai media.

6. Jika menggunakan media pembelajaran, apakah akan lebih membantu dan memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran?

Guru kelas III SD Sanjaya Tritis merasa lebih terbantu dengan menggunakan media pembelajaran dikarenakan peserta didik tampak antusias dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga memudahkan guru untuk memusatkan perhatian peserta didik. Hal tersebut juga mempengaruhi konsentrasi belajar terbatas dengan waktu untuk menyiapkannya dan juga sarana prasarana, sehingga membuat guru hanya terpaku benda yang sering Sanjaya Tritis adalah peserta didik mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

9. Jika menggunakan media pembelajaran, media seperti apa yang lebih digemari peserta didik?

Peserta didik kelas III SD Sanjaya Tritis lebih gemar menggunakan media pembelajaran dengan bentuk konvensional dan ICT. Peserta didik lebih gemar melakukan kegiatan mengamati suatu benda atau gambar.

10. Sikap dan karakter peserta didik apa saja yang terlihat paling menonjol?

Sikap dan karakter peserta didik kelas III SD Sanjaya Tritis yang terlihat menonjol adalah sebagian besar peserta didik

143 menunjukan sikap disiplin berupa duduk di kursi masing-masing dan tidak berpindah-pindah, serta saat masuk kelas pun tepat waktu. Selain itu, peserta didik sudah bisa bekerja sama dengan baik yang ditunjukkan dengan mampu menyelesaikan tugas kelompok dengan baik.

11. Sikap dan karakter peserta didik apa saja yang perlu dikembangkan?

Sikap dan karakter peserta didik kelas III SD Sanjaya Tritis yang perlu dikembangkan antara lain: percaya diri, menghargai oranglain, disiplin, konsentrasi dan kerjasama.

12. Permainan tradisional apa yang sering dimainkan oleh anak-anak?

Peserta didik SD Sanjaya Tritis saat waktu istirahat berlangsung sering bermain engklek, nekeran, kejar-kejaran,

Menurut guru kelas III SD Sanjaya Tritis permainan tradisional yang cocok dimanfaatkan sebagai media pembelajaran adalah dakon dan engklek untuk materi operasi hitung pecahan.

144 Lampiran 8 Hasil Observasi SD Negeri Sompokan

Variabel Indikator Pernyataan Ya Tidak

Media

7. Peserta didik berinisiatif

untuk bertanya. 

8. Peserta didik berani mengemukakan

pendapat.

145 9. Peserta didik

memperhatikan saat guru sedang menjelaskan di depan kelas.

10. Peserta didik masuk ke dalam kelas tepat waktu. 

146 Lampiran 9 Hasil Observasi SD Sanjaya Tritis

Variabel Indikator Pernyataan Ya Tidak

Media

7. Peserta didik berinisiatif

untuk bertanya. 

8. Peserta didik berani mengemukakan

pendapat.

147 9. Peserta didik

memperhatikan saat guru sedang menjelaskan di depan kelas.

10. Peserta didik masuk ke dalam kelas tepat waktu. 

148 Lampiran 10 Hasil Uji Validasi di SD Negeri Sompokan

149

150

151

152 Lampiran 11 Hasil Uji Validasi di SD Kanisius Babadan

153

154

155

156 Lampiran 12 Hasil Uji Validasi di SD Kanisius Notoyudan

157

158

159

160 Lampiran 13 Hasil Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran

161

162

163

164 Lampiran 14 Hasil Uji Validasi Ahli Permainan Tradisional

165

166

167

168 Lampiran 15 Hasil Uji Coba Produk di SD Negeri Sompokan

169

170

171

172 Lampiran 16 Hasil Uji Coba Produk di SD Kanisius Babadan

173

174

175

176 Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD Negeri Sompokan

177 Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD Kanisius Babadan

178 Lampiran 19 Hasil Kuesioner Peserta Didik

179