• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

2) Permainan Tradisional Bekelan

a) Pengertian Permainan Tradisional Bekelan

Permainan beklen atau bekel merupakan permainan adu ketangkasan antara dua atau empat orang anak perempuan. Permainan ini membutuhkan beberapa alat seperti menggunakan bola dari karet maupun bahan yang bisa memantul. Bahkan terkadang menggunakan batu sekalipun yang berdiameter 3 cm sampai 5 cm, tambahan kecik (kawuk) yang dibutuhkan 6-10 biji (Murtafi’atun, 2018: 181).

Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua orang. Untuk bermain, kamu

21 membutuhkan bola karet kecil dan biji bekel yang berbentuk seperti bebek sebanyak sepuluh biji (Kristiani, 2015: 82). Permainan ini sebaiknya dimainkan pada permukaan yang datar dan halus seperti lantai keramik atau ubin dari semen.

Tempat bermain bisa dilakukan di dalam maupun luar rumah. Permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak untuk mengisi waktu istirahat. Permainan bekelan ini dapat dimainkan sendiri, atau dimainkan oleh 2-5 orang atau lebih secara bergantian sesuai kesepakatan agar lebih menarik (Mulyani, 2013: 20).

Jadi, permainan tradisional bekelan adalah permainan adu ketangkasan antara dua atau empat orang anak perempuan. Permainan ini membutuhkan bola karet kecil dan biji bekel yang berbentuk seperti bebek sebanyak 6-10 biji. Permainan ini sebaiknya dimainkan pada permukaan yang datar dan halus seperti lantai keramik atau ubin dari semen. Tempat bermain bisa dilakukan di dalam maupun luar rumah. Peneliti dalam mengembangkan produk penelitian yaitu modul guru, membahas mengenai permainan tradisional salah satunya permainan bekelan.

Permainan ini kemudian dimodifikasi nama, alat dan bahan serta cara bermainnya, agar dapat menguji kemampuan peserta didik terkait materi yang terdapat pada mata pelajaran matematika tema 1 subtema 2 kelas III SD.

b) Cara Memainkan Permainan Tradisional Bekelan

Cara memainkan permainan tradisional bekelan dimulai dengan menggenggam biji bekel hanya dengan menggunakan satu tangan beserta dengan bolanya. Setelah itu bola dilambungkan ke atas dan hanya boleh memantul satu kali saja. Saat bola dalam posisi tidak berada di tangan tersebutlah waktu dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk mengambil biji bekel. Dalam proses pengambilan atau pengaturan biji bekel, bola atau tangan tidak boleh menyentuh biji bekel yang lain, dan juga dalam proses penangkapan bola bekel, tangan tidak boleh menyentuh anggota tubuh yang lain dalam usaha agar biji bekel yang berada dalam genggaman tangan tidak jatuh (Murfi’atun, 2018: 181-182).

c) Modifikasi Permainan Tradisional Bekelan

Permainan tradisional bekelan akan dimodifikasi pada nama, alat dan cara bermainnya. Nama permainan tradisional bekelan setelah dimodifikasi adalah

22 permainan Bekel Lahan yang berasal dari singkatan bekelan dan penjumlahan.

Alat permainan bekelan yang dimodifikasi adalah pada biji bekel yang digunakan.

Biji bekel akan diganti dengan menggunakan 5 buah dadu. Biji bekel dibuat sedemikian rupa agar dapat dipadukan dengan materi pada tema 1 subtema 2 khususnya mata pelajaran matematika yaitu operasi hitung bilangan cacah penjumlahan.

Modifikasi cara memainkan permainan tradisional bekelan adalah sebagai berikut : (1) Satu kelas bisa dibagi menjadi 4-5 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5-6 orang. (2) Setiap kelompok mendapatkan 1 set alat bekelan. (3) Permainan dimulai, saat guru secara acak menyebutkan sebuah angka. Kemudian semua kelompok harus mulai melempar bola bekel dan membalik setiap mata dadu hingga menampilkan nilai dan jika kelima mata dadu dijumlahkan akan sama dengan angka yang guru sebutkan sebelumnya. (4) Lakukan berulang kali, dan salah satu anggota kelompok mencatat / mengingat-ingat berapa kali kemungkinan angka yang muncul dan berjumlah sama sesuai dengan angka yang disebutkan guru sebelumnya. (5) Setiap angka yang disebutkan guru boleh dimainkan oleh satu pemain saja maupun bergantian dengan anggota kelompoknya. Poin pentingnya adalah berkompetisi mencari perpaduan 5 angka (yang berasal dari mata dadu) yang jika dijumlahkan maka hasilnya sama dengan angka yang guru sebutkan. (bisa dilihat pada gambar cara bermain bekelan di atas). (6) Setelah guru menyebutkan sebuah angka secara acak, guru memasang pengatur waktu / timer selama 1 menit (bisa disesuaikan) untuk para pemain bermain. (7) Jika pengatur waktu / timer sudah habis atau berbunyi, maka setiap perwakilan kelompok diminta melaporkan berapa banyak kemungkinan yang berhasil didapatkan kelompoknya. Satu stiker sama dengan 1 kemungkinan. Jika kelompok mampu melaporkan banyak kemungkinan yang muncul, stiker yang akan diterima juga semakin banyak. (8) Dan saat permainan diakhiri, kelompok yang mendapatkan stiker terbanyak akan mendapatkan nilai tambah atau juga bisa diganti menggunakan reward yang lebih bermanfaat.

23 3) Permainan Tradisional Nekeran

a) Pengertian Permainan Tradisional Nekeran

Permainan ini memiliki nama berbeda-beda setiap daerah. Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu, orang Jawa neker, di Sunda kaleci, Palembang disebut ekar dan Banjar dengan nama kleker. Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah. Ukuran kelereng bermacam-macam, umumnya ½ inci atau 1,25 cm dari ujung ke ujung (Murtafi’atun, 2018: 131).

Permainan ini sangat disukai oleh anak-anak. Permainan kelereng termasuk salah satu permainan rakyat yang sangat populer. Kelereng tersebut dari adonan semen dan kapur berbentuk bulat sebesar ibu jari kaki, atau terbuat dari batu wali yang dibentuk sehingga menyerupai kelereng yang sebenarnya. Permainan ini membutuhkan keahlian. Permainan kelereng ini biasanya dimainkan di halaman terbuka yang mempunyai tekstur tanah rata. Pemain dalam permainan kelereng ini tidak dibatasi dan tidak ada aturan baku yang menentukan jumlah pemain yang ikut bermain (Mulyani, 2016: 78-79).

Nekeran sangat akrab bagi anak-anak, terutama anak laki-laki. Dahulu kala, anak-anak memainkan permainan ini dengan menggunakan batu-batu kecil.

Sekarang anak-anak bisa bermain dengan kaca atau kelereng plastik. Cara menggabungkannya dengan matematika sangatlah mudah. Pertama, anak harus membuat tiga lubang pada tanah atau lantai dan memberikan nilai pada setiap lubang, misalnya 20, 30, dan 50. Kedua, anak mengambil lima atau enam buah kelereng dan melemparkannya satu per satu. Setelah melempar semua kelereng, mereka harus menghitung jumlah kelereng yang masuk ke dalam lubang.

Pemenangnya adalah pemain dengan nilai tertinggi dengan menghitung jumlah kelereng yang masuk pada setiap lubang dengan memperhatikan nilai pada setiap lubangnya (Mayasari, 2014: 344).

Jadi, permainan tradisional nekeran adalah permainan yang sangat disukai oleh anak-anak, terutama anak laki-laki. Permainan ini menggunakan batu kecil atau terbuat dari adonan semen atau kapur yang dibentuk bulat, namun ada juga yang terbuat dari kaca atau tanah yang umumnya berdiameter sekitar 1,25 cm.

24 Permainan nekeran biasanya dimainkan di lapangan terbuka dengan tanah atau lantai yang bertekstur rata. Cara memainkan nekeran ini yaitu dengan melempar kelereng ke lubang yang digunakan sebagai target sasaran. Peneliti dalam mengembangkan produk penelitian yaitu modul guru, membahas mengenai permainan tradisional salah satunya permainan nekeran. Permainan ini kemudian dimodifikasi nama, alat dan bahan serta cara bermainnya, agar dapat menguji kemampuan peserta didik terkait materi yang terdapat pada mata pelajaran matematika tema 1 subtema 3 kelas III SD.

b) Cara Memainkan Permainan Tradisional Nekeran

Cara memainkan permainan tradisional nekeran adalah dengan membuat lingkaran di atas tanah terlebih dahulu. Letakkan kelereng dalam lingkaran, misalnya tiap pemain menaruh lima kelereng. Tiap anak harus punya kelereng jagoan atau gacoan. Kelereng itu digunakan untuk menembak kelereng yang ada di dalam lingkaran. Jika berhasil menembak kelereng keluar, kamu boleh mengambil kelereng itu (Kristiani, 2015: 61).

c) Modifikasi Permainan Tradisional Nekeran

Permainan tradisional nekeran akan dimodifikasi pada nama, alat dan cara bermainnya. Nama permainan tradisional nekeran setelah dimodifikasi adalah permainan Neker Kali yang berasal dari nekeran dan perkalian. Alat permainan nekeran yang dimodifikasi adalah pada lubang yang digunakan sebagai target permainan nekeran. Lubang diisi dengan gulungan kertas yang berisi soal latihan maupun reward berupa penambahan jumlah poin. Jarak antara lubang dengan pemain/pembidik neker (±) 500 cm (minimal) dan maksimal 1,5 meter. Lubang bisa berupa tanah yang digali dan dibentuk sebuah lubang ataupun menggunakan sebuah ember atau sejenisnya. Jika lubang diganti menjadi ember atau sejenisnya, maka cara membidiknya diganti dengan cara dilempar agar dapat masuk ke dalam ember tersebut. Alat permainan dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat dipadukan dengan materi pada tema 1 subtema 3 khususnya mata pelajaran matematika yaitu operasi hitung bilangan cacah perkalian.

25 Modifikasi cara bermain permainan tradisional nekeran adalah sebagai berikut : (1) Satu kelas diminta untuk membuat barisan memanjang ke belakang.

Bisa dibuat dalam 1 barisan saja maupun 2 sampai 4 barisan agar tidak terlalu panjang, dan dapat dijadikan kompetisi antar kelompok. (2) Masing-masing pemain mempunyai 1 kali giliran main, dan diberi 5-6 butir kelereng. (3) Pemain pertama memosisikan diri dengan berjongkok di batas pemain, dan bersiap-siap membidik kelereng ke arah lubang yang sudah disediakan, jika tidak ada lubang, dapat diganti menggunakan ember atau semacamnya. (4) Untuk membidik kelereng, pemain memosisikan jari tengah dan jari telunjuk ditekan dengan ibu jari sehingga membentuk angka nol. Kemudian letakkan kelereng di antara pertemuan jari telunjuk dan ibu jari. Tekan dan dorong kelereng itu kuat-kuat dengan bantuan ibu jari, kemudian lepaskan. (5) Jika pemain dapat memasukkan kelereng ke lubang, maka pemain diperbolehkan mengambil soal yang terdapat pada lubang tersebut kemudian menjawabnya. Namun jika belum bisa, pemain harus mundur dan mengantre di barisan paling belakang. (6) Jika pemain berhasil menjawab soal yang didapat, maka kelompok akan mendapatkan nilai / poin +1.

Namun jika bermain secara individual, nilai/poin dapat diganti menggunakan reward berupa makanan kecil/permen/atau hal lainnya yang lebih bermanfaat. (7) Selain berisi soal operasi hitung perkalian, undian juga berisi beberapa perintah / tantangan yang harus dilakukan oleh pemain.