• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUMMYConditioning menurut prinsip-prinsip kondisioning, prosedur belajar dalam

mengembangkan perilaku-perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur dalam mengembangkan perilaku–perilaku lainnya, yakni dengan “reward” (ganjaran/memberi hadiah atau mengajar) dan “punishment” (human/memberi hukuman). Dasar pemikirannya ialah sekali seorang siswa mempelajari perbedaan antara perilaku yang menghasilkan ganjaran dengan perilaku yang mengakibatkan hukuman, ia senantiasa berpikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu ia buat.

Tabel 2.3 Teori Perkembangan Sosial dan Moral Siswa Menurut Bandura dan Kohlberg

Aspek A.Bandura

(Teori Belajar Sosial)

L.Kohlberg (Teori Psi. Kognitif) 1. Tekanan Dasar

2. Mekanisme perolehan moralitas

Perilaku bergantung pada

pengaruh orang lain dan kondisi stimulus.

Hasil dari conditioning,

Modeling, dan imitation.

Pemikiran sebagai perilaku

kualitas dalam perkembangan Berlangsung dalam tahap - tahap yang teratur dan berkaitan dengan perkembangan kognitif

Perkembangan sosioemosional pada anak-anak pertengahan

Menjelang anak-anak masuk sekolah dasar, mereka telah mengembangkan keterampilan-keterampilan berfikir, bertindak, dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak-anak pada dasarnya egosentris atau berpusat pada diri sendiri, dan dunia mereka adalah rumah, keluarga, dan mungkin play group atau tempat penitipan anak. Selama duduk di kelas-kelas rendah sekolah dasar normalnya anak-anak kan berada pada tahap keempat Erikson, percaya diri versus rendah diri. Dengan asumsi bahwa seorang anak telah mengembangkan kepercayaan selama bayi, selama tahun-tahun awal usia mereka, dan inisiatif selama itu dalam kelas-kelas rendah sekolah dasar dapat mereka. Selama tahap ini, anak-anak mulai mencoba tahap ini sering disebut tahap saya-dapat-mengerjakan-sendiri-tugas-itu (I-can-do-it-myself stage). Mereka dimungkinkan untuk memberikan suatu tugas. Pada saat daya konsentrasi anak tumbuh, mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas-tugas pilihan mereka, dan sering kali mereka dengan senang hati menyelesaikan berbagai proyek. Tahap ini juga dengan kelompok, betindak menurut cara-cara yang dapat diterima lingkungan merek, dan peduli pada permainan yang jujur.

Konsep-diri Suatu daerah perkembangan pribadi dan sosial penting

anak-anak sekolah dasar adalah konsep diri atau harga diri. Aspek dari perkembangan mereka ini akan dipengaruhi dengan kuat oleh

pengalaman-Bab-2: Pembelajaran di Sekolah Dasar

62

DUMMY

pengalaman di rumah, teman sebaya, dan di sekolah. Konsep diri meliputi cara bagaimana kita mempersepsi kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan, sikap-sikap, dan nilai-nilai kita. Persepsi adalah penafsiran seseorang terhadap rangsangan. Perkembangannya mulai sejak lahir dan secara berkesinambungan terbentuk oleh pengalaman.

Harga-diri mengacu kepada bagaimana kita mengevaluasi

keterampilan-keterampilan dan kemampuan-kemampuan kita. Pada saat anak-anak menginjak usia anak-anak menengah (middle childhood), cara berpikir mereka menjadi kurang konkret dan menjadi lebih abstrak. Kecenderungan ini juga tampak pada perkembangan konsep-diri mereka (Selman, 1980). Anak-anak prasekolah berpikir tentang diri mereka dari sudut pandang karakteristik-karakteristik fisik dan material mereka, meliputi ukuran tubuh, jenis kelamin, dan barang yang dimiliki. Sebaliknya, pada tahun-tahun awal sekolah dasar, anak-anak mulai memusatkan pada karakteristik yang lebih abstrak, kualitas-kualitas internal seperti inteligensi dan kebaikan budi pada saat mendeskripsikan diri mereka sendiri. Mereka juga dapat membedakan antara masalah diri pribadi dan masalah umum.

Selama masa anak-anak menengah, anak-anak juga mulai mengevaluasi diri mereka sendiri dengan membandingkan dengan orang lain. Seorang anak prasekolah dapat mendeskripsikan dirinya sendiri dengan mengatakan “Saya suka sepak bola.” Sedangkan beberapa tahun kemudian anak yang sama ini mungkin akan mengatakan “Saya menyukai sepak bola lebih dari Tono” Ruble, Eisenberg, dan Higgins (1994) telah mengemukakan perbandingan sosial

(social comparison) keutamaan untuk norma-norma sosial dan kesesuaian

jenis-jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak-anak cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan-kemampuan mereka sendiri.

Rangkuman

Pentingnya memahami karakteristik peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik anak merupakan masukan awal (entry behavior) untuk

menentukan pendekatan, model dan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran akan tepat apabila didasarkan atas pertimbangan karakteristik peserta didik yang sedang mengikuti proses pembelajaran. 2. Sebagai dasar untuk merancang bantuan dan bimbingan kepada siswa

yang menghadapi permasalahan pembelajaran.

3. Sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan jenis, macam dan tipe media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

DUMMY

Latihan 1

Coba saudara:

1. Deskripsikan perkembangan kognitif anak usia SD!

2. Jelaskan apa implikasi dari teori perkembangan di atas bagi pembelajaran di Sekolah Dasar!

Tes formatif 1

Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini, tanpa melihat materi yang disajikan di bagian depan. Anggaplah anda sedang ujian di hadapan pengawas. Dengan demikian anda akan dapat menguji sampai sejauh mana penguasaan anda terhadap bahan bacaan yang sudah dikaji.

1. Jelaskan bagaimana tahap -tahap perkembangan kognitif anak SD 2. Jelaskan bagaimana peran orang tua/pendidik dalam pembelajaran anak

SD

UMPaN BaLiK daN TiNdaK LaNjUT

Cocokkanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian akhir materi unit ini. Bandingkan jawaban anda dengan Kunci Jawaban yang tersedia untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi sub unit ini.

Interpretasi tingkat penguasaan yang anda capai adalah:

Jawaban anda 90 % - 100 % sesuai dengan kunci jawaban = baik sekali Jawaban anda 80 % - 89 % sesuai dengan kunci jawaban = baik Jawaban anda 70 % - 79 % sesuai dengan kunci jawaban = cukup Jawaban anda < 70 % yang sesuai dengan kunci jawaban = kurang Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80 % ke atas, berarti anda telah mencapai kompetensi yang diharapkan pada sub unit ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan materi sub unit selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan anda terhadap materi ini masih di bawah 80 %, anda perlu mengulang kembali materi sub unit ini, terutama bagian yang belum anda kuasai.

Bab-2: Pembelajaran di Sekolah Dasar

64

DUMMY

A. Prinsip-prinsip Umum Pembelajaran

Pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran atau metode pembelajaran serta didukung oleh berbagai media, akan lebih optimal mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan apabila dalam implementasinya memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran secara tepat. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, prinsip-prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa Pengalaman belajar anak sebelumnya atau apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Untuk itu pengetahuan guru tentang, tingkat kemampuan siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung harus diketahui secara akurat dan rinci. Tingkat kemampuan semacam ini disebut entry behavior. Entry behavior dapat diketahui diantaranya dengan melakukan pretest. Hal ini sangat penting agar proses pembelajaran bersifat dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis

Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan bagi anak usia SD sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Hal yang bersifat praktis dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar. 3. Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa

Seperti kita ketahui bahwa tidak ada anak yang sama dalam seluruh aspek kepribadian, meskipun dia anak kembar. Ada perbedaan individual dalam kesanggupan belajar. Setiap individu mempunyai kemampuan potensial seperti bakat dan inteligensi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Apa yang dapat dipelajari seseorang secara cepat, mungkin tidak dapat dilakukan oleh yang lain dengan cara yang sama. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan masing-masing siswa. Untuk mengantisipasi perbedaan individu ini diperlukan variasi strategi dan model pembelajaran sehingga semua kebutuhan dan perbedaan individu siswa dapat terakomodasi. 4. Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam

proses pembelajaran. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial)

Sub Unit 2