DUMMY
Sumber ide untuk tema (Kostelnik, Soderman, & Whiren (1999)
Orang tua
Anak sendiri
Peristiwa/kejadian-kejadian khusus Kejadian tak terduga Materi yang dimandatkan kepada lembaga
Sebagai panduan bagi guru-guru dalam memilih tema untuk pembelajaran tema dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Minat Siswa
Guru dapat mengamati dalam kehidupan sehari-hari anak di sekolah, tema apa yang menarik bagi anak-anak, khususnya anak SD kelas awal. Pengamatan secara informal dapat dilakukan untuk mengetahui secara jelas dan konkret apa yang sering dibicarakan mereka kalau mereka bergaul atau bermain di sekolah. Tema tersebut selanjutnya diolah sejauh mana keterkaitannya dengan kompetensi yang akan dibentuk melalui pembelajaran.
2. Peristiwa khusus
Banyak peristiwa khusus yang terjadi di sekitar kehidupan anak dan masyarakat sekitarnya. Peristiwa khusus tersebut dapat menjadi tema yang baik untuk dikaji bersama siswa. Tetapi peristiwa khusus tersebut hendaknya yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan mendukung pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Panduan utamanya tetap harus bersandar pada kompetensi yang ingin dicapai dan harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum.
3. Kejadian tak terduga
Banyak kejadian-kejadian yang tak terduga di sekitar kita. Kejadian ini biasanya merangsang anak untuk lebih tahu secara mendalam, karena itu sangat baik kalau digunakan untuk pembelajaran tematik. Misalnya pada pagi hari anak mendengar berita atau cerita dari orang tua di sekitarnya tentang gempa bumi, angin puting beliung, dan sebagainya. Tema tersebut
Bab-4: Pembelajaran Tematik
146
DUMMY
dapat dikembangkan menjadi tema pembelajaran, karena sangat menarik bagi anak. Di samping itu, tema tersebut dapat terkait pengkajiannya dengan berbagai perspektif.
4. Materi yang dimandatkan kepada lembaga
Sering sekolah mendapat kewajiban untuk membelajarkan anak didiknya berdasarkan pesanan tertentu oleh pemerintah, misalnya ada suatu daerah yang meminta sekolah mengajarkan tentang sejarah lokal sebagai muatan kurikulumnya. Tema yang terkait dengan hal tersebut dapat dikembangkan, tetapi harus tetap mempertimbangkan keterkaitannya dengan kompetensi dasar, karakteristik perkembangan peserta didik dan minat mereka. Tanpa hal tersebut maka pembelajaran tidak akan memiliki makna bagi perkembangan dan pertumbuhan siswa.
5. Orang tua dan guru.
Guru dan orang tua dapat juga mengajukan tema tertentu sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan, misalnya orang tua menginginkan anak menghayati dan memahami secara mendalam tentang kerja sama dan gotong royong. Maka tema seperti koperasi dan lain-lain dapat dikembangkan menjadi tema dalam pembelajaran.
Menurut Kostelnik (1999) ada lima kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih tema untuk pembelajaran. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Relevansi topik dengan anak
Relevansi tema dengan kemampuan dan perkembangan anak, minat, individual
defference dan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah syarat
utama dan paling penting untuk dipertimbangkan dalam pemilihan tema. 2. Kegiatan pengalaman langsung
Pengalaman langsung adalah pengalaman yang memberikan kemungkinan kepada anak-anak untuk terlibat dengan berbagai kegiatan atau kejadiannya dalam belajar. Dengan demikian, aktivitas anak akan semakin tinggi. Aktivitas yang tinggi dalam belajar menjadikan belajar penuh makna yang akhirnya akan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang optimal. 3. Variasi dan keseimbangan dalam kurikulum
Tema yang baik adalah tema yang dapat disajikan secara terintegrasi dengan bidang-bidang lain dalam kurikulum. Misalnya tema banjir apakah dapat dikaitkan dengan agama, IPA, IPS, ekonomi, dan lain sebagainya. Dengan tema yang dapat terkait dengan berbagai bidang maka guru dapat mengintegrasikan berbagai kemampuan anak pada saat pembelajaran dilakukan.
DUMMY
4. Ketersediaan alat dan sumber yang berkaitan dengan tema
Mengingat pembelajaran tema ini dilakukan untuk anak kelas awal di SD, maka diperlukan kemampuan guru dan/atau sekolah untuk menyediakan berbagai sarana penunjang untuk kegiatan anak dalam mengkaji tema. Alat dan saran tersebut dapat berupa laboratorium, kebun untuk observasi, lingkungan sekitar yang relevan dengan tema (perhatikan keamanan, dan kenyamanan pada saat siswa melakukan kegiatan di lingkungan tersebut). 5. Potensi proyek
Tema yang baik adalah tema yang memiliki potensi untuk dilaksanakan dengan cara proyek, yaitu kegiatan yang sifatnya terbuka. Melalui kegiatan ini anak diajak untuk melakukan kegiatan dalam kurun waktu tertentu dan diharapkan dapat melakukan kajian mendalam tentang tema yang diberikan, di bawah bimbingan dan arahan guru.
2. Pengembangan Tema
Apabila tema sudah dipilih dan ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu, maka guru harus mengembangkan tema tersebut ke dalam topik-topik yang relevan sehingga konsep-konsep yang akan dipelajari oleh anak lebih jelas.
Inti dari setiap tema adalah informasi faktual yang diwujudkan dalam sejumlah istilah, fakta, dan prinsip (term, fact, and principles atau TFP) yang relevan dengan tema. Istilah, fakta, dan prinsip yang sudah diidentifikasi tersebut tidak perlu diceritakan secara formal kepada anak-anak, karena biasanya melalui pengalaman langsung anak akan memperoleh informasi tersebut yang dikaitkan dengan percakapan dengan anak-anak lainnya dan orang dewasa. Melalui pengalaman seperti ini anak-anak akan memperoleh pemahaman yang bermakna.
Kostelnik, dkk. (1999) mengemukakan lima langkah untuk mengembangkan tema ke dalam konsep-konsep yang dapat dipelajari oleh anak, yaitu:
1. Pilihlah tema dengan mempertimbangkan lima kriteria seperti telah dikemukakan di atas.
2. Gunakanlah buku-buku referensi, majalah, buku bacaan anak, orang lain sebagai sumber untuk mengidentifikasi sub-sub topik dan sejumlah istilah, fakta, dan prinsip (TFP) yang berkaitan dengan tema.
3. Kelompokkan TFP sesuai dengan sub topik yang dipilih.
Bab-4: Pembelajaran Tematik
148
DUMMY
akan kita bimbing. Jika tidak cocok, pilih kembali TFP dari setiap sub topik.
5. Ambillah 10 sampai dengan 15 TFP yang relevan dengan tema yang akan disajikan.
Contoh pengembangan tema ke dalam sub topik dan konsep-konsep yang berkaitan adalah seperti gambar pada halaman selanjutnya
Pengembangan Tema: Tema yang dipilih “Kucing”
Anak Kucing Dewasa
Makan Kebiasaan
Bermain Berburu KUCiNG
Suara Jenis Komunikasi Isyarat tubuh Liar Peliharaan Karakteristik fisik Bentuk Bentuk
Mati Siklus Hidup Lahir
Tidur Merawat diri Gerakan
Untuk dapat diimplementasikan dalam pembelajaran, tema yang telah dipilih selain dijabarkan ke dalam sub-sub topik dan konsep-konsepnya, juga harus dijabarkan ke dalam kegiatan yang bervariasi sesuai dengan bidang pengembangan atau domain yang relevan dengan tema tersebut misalnya estetika, sains, matematika, bahasa, jasmani, keterampilan, agama, kesehatan, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan itu hendaknya dirumuskan secara operasional.
Contoh pengembangan tema “Kucing” ke dalam bidang-bidang pengembangan adalah sebagai berikut: