• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik anak Sekolah dasar

DUMMY

merupakan basic awal dalam menentukan perkembangan anak di masa-masa yang akan datang. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan dapat memberikan lingkungan yang baik untuk dapat membantu perkembangan secara optimal dalam menjalani proses belajar. Masa sekolah dasar menurut Suryosubroto (2002:90) dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar (6 tahun sampai umur 10 tahun). Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah seperti berikut: a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan

prestasi sekolah;

b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional; c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri, suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal ini dirasa menguntungkan, dalam hal ini ada kecenderungan untuk meremehkan anak lain;

d. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting;

e. Pada masa ini (terutama pada umur 6 -8 tahun), anak menghendaki nilai atau Rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 tahun sampai kira-kira umur 13 tahun.

Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut: a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari -hari yang konkret,

hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran-mata pelajaran khusus.

d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan seorang guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.

e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.

Bab-2: Pembelajaran di Sekolah Dasar

42

DUMMY

f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebagai sarana untuk dapat bermain bersama-sama.

Marilah kita bandingkan kedua fase perkembangan di atas: Karakteristik anak pada masa Kelas-kelas

Rendah (Usia 6 tahun – 10 tahun)

Karakteristik anak pada masa Kelas-kelas Tinggi (Usia 9 tahun – 13 tahun) a. Adanya korelasi positif yang tinggi

antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah;

b. Sikap tunduk kepada peraturan-per-aturan permainan yang tradisional; c. Adanya kecenderungan memuji diri

sendiri,

d. Suka membanding -bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal ini dirasanya menguntungkan, dalam hal ini ada kecenderungan untuk meremehkan anak lain; e. Kalau tidak dapat menyelesaikan

suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting;

f. Pada masa ini (terutama pada umur 6 -8 tahun), anak menghendaki nilai atau Rapor yang baik, tanpa meng-ingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari -hari yang konkrit, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis; b. Amat realistis, ingin tahu, ingin

belajar;

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran-mata pelajaran khusus. d. Sampai kira-kira umur 11 tahun

anak membutuhkan seorang guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri; e. Pada masa ini anak memandang

nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah; f. Anak-anak pada masa ini gemar

membentuk kelompok sebagai sarana untuk dapat bermain bersama -sama.

Menurut Fauzi (1999:88) , didalam permainan, biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri. Aturan ini biasanya mereka buat atas kesepakatan bersama atau salah seorang dari mereka mengajukan aturan permainan kemudian disepakati bersama untuk digunakan sebagai aturan main. Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang disebut masa pueral. Masa ini demikian khasnya, sehingga menarik perhatian banyak ahli, dan karenanya juga banyak dilakukan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, tentang sifat-sifat khas anak-anak masa pueral ini dapat disimpulkan dalam dua hal,

DUMMY

yaitu; (1) ditujukan untuk berkuasa, dan (2) ekstravers, sikap tingkah laku, dan perbuatan anak puer ditujukan untuk berkuasa, apa yang diinginkan dan diidam-idamkan adalah si kuat, si jujur, si menang, si juara, dan sebagainya.

Di samping sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak puer juga ekstravers, berorientasi keluar dirinya; hal ini mendorongnya untuk menyaksikan keadaan-keadaan dunia luar dirinya dan untuk mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan psikisnya itu. Anak-anak masa ini membentuk kelompok-kelompok sebaya untuk mencari kemenangan, memperlihatkan kekuasaan, dan sebagainya. Karena itu, sering kali masa ini diberi ciri sebagai masa competitive socialization, yang ditandai adanya dorongan yang kuat untuk bersaing, dan hal ini disalurkan dalam hubungan dengan teman-teman sebayanya. Dalam persaingan itulah anak puer mendapatkan sosialisasi lebih lanjut. Apabila hubungan dengan teman sebaya ini mendapat dukungan, arahan, dan bimbingan yang tepat (dari pendidik) akan dapat mempercepat pertumbuhan anak dalam proses sosialisasi.

Anak puer umumnya dijuluki sebagai si tukang jual aksi sementara ada juga yang menjuluki si pengecut. Dia menyatakan dapat melakukan ini dan itu (si tukang aksi), tetapi di samping itu tidak berani berbuat begini atau begitu (si pengecut). Juga di dalam cita-cita anak puer itu memancar perasaan akan kekuatan sendiri dan perasaan dapat melakukan sesuatu. Mereka ingin jadi orang-orang yang mempunyai kekuatan besar, misalnya kapten perahu besar, pilot jet, juara balap mobil, juara sepak bola, dan sebagainya.

Masa pueral dengan sikap ekstravers ini adalah masa ketika aku si anak tidak sibuk dengan dirinya sendiri, tetapi sibuk dengan yang lain, anak menghadapi dunianya dengan aktivitas yang dilanjutkan keluar. Karena itu masa ini dapat dianggap sebagai masa meninggalkan masa dongeng dan masuk ke dalam alam kerja, yaitu alam mengenal dan berbuat.

Hal-hal penting pada masa ini adalah sikap anak terhadap otoritas, khususnya otoritas orang tua dan guru. Anak-anak puer menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Anak-anak mengharapkan adanya sikap yang objektif dan adil pada pihak orang tua dan guru serta pemegang otoritas orang dewasa lainnya. Sikap pilih kasih akan mudah dikenal dan menimbulkan problem di kalangan mereka.

Perkembangan psiko-fisik siswa.

a. Perkembangan motorik (fisik) siswa

Pada anak sekolah dasar khususnya pada usia 10 tahun, anak laki-laki maupun perempuan badannya bertambah berat di samping juga adanya pertambahan tinggi badan, setelah memasuki usia pubertas sekitar usia 12-13

Bab-2: Pembelajaran di Sekolah Dasar

44

DUMMY

tahun biasanya anak perempuan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pertumbuhan sikap masing-masing individu ini sangat bervariasi tergantung oleh banyak faktor seperti ras, bangsa, tingkat ekonomi serta faktor lingkungan lainnya. Peranan keluarga dalam pertumbuhan fisik seorang anak sangat penting mengingat kebutuhan anak yang beragam, misalnya dalam hal pemberian makanan bergizi dan mempunyai nutrisi yang baik. Apabila seorang anak diberikan cukup makanan yang bergizi atau memiliki nutrisi tinggi maka hal ini akan merangsang pertumbuhan fisik anak, anak akan dapat tumbuh sehat dan tidak mudah terserang infeksi penyakit. Pemberian nutrisi yang cukup dan gizi yang memadai ini erat kaitannya dengan latar belakang keluarga, seperti pendidikan maupun tingkat ekonomi keluarga. Banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menyebutkan bahwa keluarga dari tingkat ekonomi rendah cenderung memiliki anak yang kurang sehat bila dibandingkan dengan anak dengan latar belakang dari keluarga yang tergolong mampu.

Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat, karena nutrisi tersebut hanya untuk mempertahankan hidup dan energi, sedang protein lebih untuk meningkatkan pertumbuhan. Apabila makanan tidak dapat mendukung kedua proses tersebut sepenuhnya maka pertumbuhannya menjadi tidak optimal. Nutrisi juga mempunyai implikasi sosial. Anak tidak dapat bermain dan tetap tinggal diam karena tidak mendapatkan makanan yang cukup (Soemantri, 2004:24) . Hal itu akan mempengaruhi aktivitas anak dalam bermain, bekerja atau belajar bersama anak lainnya. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan anak menjadi rendah diri dan mungkin mengisolasi dirinya sendiri. b. Perkembangan intelektual

Menurut Soemantri (2004:2.11) terdapat beberapa aspek perkembangan intelektual pada usia kanak-kanak, yaitu perkembangan kognitif (tahap operasi konkret Piaget), berpikir operasional, dan konservasi. Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget terdapat tahap perkembangan kognitif yang disebut tahap operasi konkret, di mana biasanya anak yang berada pada tahap perkembangan kognitif ini berkisar usia 5 sampai dengan 7 tahun. Tahap operasi konkret merupakan tahapan berpikir di mana anak dapat berpikir secara logik mengenai sesuatu, kemudian seiring dengan meningkatnya usia anak, akan meningkat pada tahap berpikir operasional yang ditandai dengan anak dapat mempergunakan berbagai simbol.

Perkembangan intelektual anak selanjutnya adalah konservasi. Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada tahap konkret. Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak

DUMMY

ditambah atau dikurang. Contohnya adalah dapat kita buktikan dengan memberikan percobaan di mana dua buah bola dari tanah liat yang sama apabila digelindingkan keadaannya tetap sama (jumlahnya) atau tidak? Anak yang memiliki konservasi akan menjawab bahwa keadaannya akan sama. c. Perkembangan Emosi

Selain perkembangan kognitif anak-anak usia sekolah dasar juga mengalami perkembangan emosional. Terdapat berbagai gangguan emosional yang sering terjadi pada usia anak sekolah dasar antara lain adalah separation,

destruktif, phobia, dan stress.

Separation merupakan ketakutan yang tidak realistik.

Separation adalah suatu ketakutan berpisah dengan orang tua atau orang

dewasa lainnya. Walaupun perpisahan tersebut hanya dalam kurun waktu yang singkat, misalnya anak ditinggalkan untuk menjalani sekolah. Ketakutan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal berbeda-beda. Hal ini dapat mengakibatkan anak mengalami sakit kepala, sakit perut, dan sebagainya.

Keadaan ini pada umumnya terjadi pada saat anak masuk kelas awal di SD. Hal ini sebagai akibat anak merasa berada di lingkungan yang baru, pada saat inilah sangat diperlukan keberadaan guru sebagai pembimbing dalam penyesuaian diri. Untuk mengatasi hal ini ibu ataupun orang yang berada di lingkungan tersebut berperan penting dalam membantu anak menghadapi ketakutan berpisahnya.

Destruktif adalah semacam bentuk reaksi anak yang suka merusak

benda-benda di sekitarnya. Anak yang mengalami destruktif ini suka sekali membongkar-bongkar barang dan bahkan membantingnya. Hal ini bisa diakibatkan karena anak mengalami permasalahan dalam emosionalnya atau bisa disebabkan oleh anak tidak menyadari kemampuannya dalam merusak benda-benda. Perlu penanganan serius jika anak mengalami destruktif ini dimulai dari orang-orang terdekatnya sendiri.

Phobia adalah suatu bentuk ketakutan yang “exaggerated/unreasonable”

yang dialami oleh anak. Ketakutan ini bisa dalam bentuk takut gelap, takut ruang sempit/luas, takut ketinggian ataupun takut terhadap gelang karet dan binatang yang tidak buas seperti kupu-kupu.

Untuk mengantisipasi agar ketiga bentuk gangguan tersebut tidak semakin parah, pada saat anak sudah mulai bersekolah di SD, guru perlu mengenal karakteristik masing-masing anak tersebut melalui orang tua atau melalui hasil pengamatan pada tahun-tahun pertama di sekolah.

Bab-2: Pembelajaran di Sekolah Dasar

46

DUMMY

d. Perkembangan Bahasa

Ada perbedaan antara berbahasa dan berbicara, bahasa mencakup berbagai bentuk komunikasi, baik diutarakan dalam bentuk lisan maupun tertulis, serta ada juga yang disebut dengan bahasa ibu, bahasa isyarat, bahasa dan sebagainya. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan di mana seseorang menyampaikannya kepada orang lain untuk berkomunikasi, dan berbicara ini merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif.

Pada anak-anak terjadi perkembangan bahasa, dari awalnya belum bisa berbicara menjadi bisa berbicara, dari mengoceh menjadi berbicara dengan kata-kata, dari yang tidak bisa menulis menjadi bisa menulis.

Kemampuan anak dalam berbicara dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kematangan alat berbicara, kesiapan berbicara, model yang baik untuk dicontoh, kesempatan berlatih, motivasi dan bimbingan. Walaupun seorang anak ingin berbicara namun apabila organ-organ fisiknya belum matang untuk berbicara maka akan sulit seorang anak untuk memenuhi hasratnya tersebut. Organ-organ fisik dalam berbicara tersebut seperti tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan lainnya. Kesiapan berbicara juga dipengaruhi oleh kesiapan mental anak yang tergantung dari pertumbuhan dan kematangan otak. Model yang baik untuk dicontoh serta motivasi dan bimbingan dari orang dewasa adalah merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam membantu proses perkembangan bahasa pada anak yang sebaiknya dilakukan secara terus-menerus.

Organ fisik berbicara: