• Tidak ada hasil yang ditemukan

d. Tahapan-tahapan SPBM

5. Menguji Hipotesis

Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.

6. Menentukan Pilihan Penyelesaian

Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Poyla secara sederhana mengelompokkan langkah pemecahan masalah menjadi 4 (empat) langkah, yaitu: 1) memahami masalah, 2) membuat rencana pemecahan, 3) melaksanakan rencana, dan 4) melihat kembali. Dalam bentuk siklus pola pemecahan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

DUMMY

Ada beberapa model pembelajaran pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan matematika, tetapi dalam pembahasan ini tidak dikemukakan semua model tersebut.

Sebagai acuan untuk memberikan arah pelaksanaan inovasi pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan salah satu model pemecahan masalah yang berbasis pada teori “guide discovery” sebagaimana dikemukakan di bawah ini.

Aktivitas pemecahan masalah merupakan variasi dari pengalaman “Guide

Discovery” kadang-kadang masalah itu muncul secara alamiah. Masalah terbaik

bagi anak adalah berpikir tentang keterlibatannya dengan berbagai cara, dengan menggabungkan berbagai informasi secara benar, dan memiliki lebih dari satu upaya jalan keluarnya. Tahapan-tahapan dalam menggunakan strategi pembelajaran pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Menyadari adanya masalah dengan mengidentifikasi. Pada tahapan ini baik guru maupun siswa harus menyadari adanya masalah yang akan dipecahkan. Kesadaran adanya masalah berarti juga kemampuan mengenali masalah yang dihadapi secara mendalam dan tepat. Kesalahan terhadap pengenalan masalah akan berakibat alternatif pemecahan masalah menjadi salah atau kurang tepat. Oleh sebab itu, guru harus menjelaskan apa masalah yang akan dipecahkan oleh siswa.

2. Mengumpulkan informasi. Pada tahap ini siswa dimintakan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang terkait dengan masalah yang akan dipecahkan. Data dikumpulkan dari berbagai sumber. Pada tahap ini meskipun siswa yang tampak sangat aktif, tetapi peranan guru sebagai pembimbing dan pendamping siswa dalam pengumpulan data dan informasi sangat penting, urgen dan menentukan keberhasilan implementasi strategi pembelajaran tipe problem solving ini.

3. Merancang solusi. Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah berhasil dikumpulkan, mengedit data dan menggunakan data yang memenuhi syarat untuk dijadikan dasar pemecahan masalah. Dengan demikian, pada tahap ini siswa sudah menemukan rancangan pemecahan masalah yang dihadapi atau solusi nyata.

4. Menguji coba solusi. Apabila solusi telah ditemukan, siswa diminta untuk menguji kembali solusi yang ada, baik secara akademik (melalui diskusi ulang yang intensif dalam kelompoknya) maupun dalam praktik nyata di lapangan. Keterlibatan guru memberikan motivasi dan dukungan pada tahap ini sangat penting.

5. Mengambil kesimpulan. Setelah solusi diujicobakan kembali siswa diminta untuk menyimpulkan apa yang mereka temukan.

Bab-5: Pembelajaran Berbasis Masalah

176

DUMMY

6. Menyampaikan hasil. Pengkomunikasian hasil merupakan langkah akhir dari implementasi pembelajaran berbasis masalah. Pengkomunikasian ini sangat penting untuk memberikan informasi kepada kelompok lainnya dan kepada guru dalam rangka verifikasi hasil yang diperoleh. Dengan demikian, dapat diketahui apakah kesimpulan yang diambil sudah tepat secara teoretik atau belum. Kegiatan ini juga memberikan latihan kepada siswa untuk berkomunikasi ilmiah dalam proses pembelajaran.

Contoh penerapan strategi ini pada anak sebagai berikut:

1. Anak diberikan beberapa benda yang sudah ada nomornya 1-10. 2. Anak diminta untuk mengurutkan benda 1-5 berdasarkan urutan

tinggi-rendah, besar-kecil, berat-ringan dan tebal-tipis.

3. Anak dapat memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang berurutan.

4. Anak dapat mengambil kesimpulan mengenai urutan yang sebenarnya. 5. Anak dapat menceritakan hasilnya kepada guru dan teman-teman yang lain.

Richard I. Arend (2008) mengemukakan langka-langkah melaksanakan pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut;

fase Kegiatan Perilaku Guru

1 Memberikan orientasi

tentang permasalahan kepada siswa

1. Guru membahas tujuan pelajaran

2. Guru mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pemecahan masalah

2 Mengorganisir siswa

untuk meneliti

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas -tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya

3 Membantu investigasi

mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen dan mencari penjelasan dan solusi

4 Mengembangkan dan

mempresentasikan artefak dan exhibit

Guru membantu sis wa dalam merencanakan dan menyiapkan artifak dan exhibit yang tepat seperti: laporan, rekaman video dan model-model Guru membantu siswa untuk menyampaikan/ mempresentasikannya kepada orang lain.

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses mengatasi masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

DUMMY

Beberapa catatan khusus untuk setiap langkah tersebut di atas yang perlu mendapat perhatian dalam implementasi pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1. Pada saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran, ada beberapa hal penting yang harus disadari oleh seorang guru bahwa:

a. Tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran berbasis masalah bukanlah untuk mempelajari sejumlah informasi baru tetapi menginvestigasi berbagai permasalahan penting untuk membangun/ membuat siswa menjadi mandiri. Artinya siswa pun harus sudah jelas memahami apa yang mereka pelajari tagihannya bukanlah menghafal materi yang baru dikaji, tetapi solusi dari permasalahan yang dikaji. b. Pertanyaan atau permasalahan yang akan diinvestigasi, bukan masalah

yang hanya memerlukan jawaban “YA atau TIDAK”, tetapi permasalahan yang memerlukan jawaban dengan kemampuan berpikir yang lebih kompleks, jadi permasalahan yang diajukan harus memiliki jawaban yang memungkinkan bervariasinya alternatif dari berbagai perspektif multi disipliner. Guru perlu menyodorkan permasalahan dengan cermat dan jelas prosedurnya untuk mendorong keterlibatan siswa secara aktif. 2. Mengorganisir siswa untuk meneliti

Dalam mengorganisir siswa baik dalam kelompok kecil maupun mandiri perlu diperhatikan dan diberikan orientasi yang jelas kepada siswa tentang permasalahan yang akan dibahas, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan video pendek, berita di Koran dan sebagainya. Misalnya: ada rekaman tentang banjir (rekaman pendek) yang memperlihatkan kepada siswa berbagai situasi seperti hancurnya jalan dan jembatan, matinya pertokoan, kurangnya bahan pangan untuk siswa, banyaknya penyakit yang diderita masyarakat korban banjir. Dengan demikian, siswa akan memiliki gambaran untuk lebih mendalami penyelidikan tentang masalah yang autentik dari berbagai sudut pandang. 3. Pengumpulan data investigasi

Pada fase kegiatan ini guru harus benar-benar mendorong siswa untuk aktif dalam mengumpulkan data dan informasi yang sebanyak-banyaknya tentang permasalahan yang sedang dibahas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa informasi yang dikumpulkan tidak hanya sekadar membaca dan mengkaji referensi dari buku-buku bahan ajar, tetapi akan lebih baik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber baik sumber utama di lingkungan maupun sumber lainnya. Dengan kecukupan informasi tersebut siswa dibimbing untuk merekonstruksi pengetahuan yang ada berdasarkan data dan informasi yang mereka dapatkan. Hal ini penting

Bab-5: Pembelajaran Berbasis Masalah

178

DUMMY

Rangkuman

Setelah kita mempelajari bahan kajian tentang konsep dasar, landasan teori dan empiris tentang pembelajaran berbasis masalah serta hakikat dan tahapan pembelajaran berbasis masalah, mari kita hayati kesimpulan berikut ini untuk lebih memantapkan penguasaan kita terhadap bahan kajian.

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dipercaya sebagai vehicle (kendaraan atau alat) untuk mengembangkan

higher order thinking skills. Melalui proses pembelajaran berbasis masalah siswa

dipersiapkan untuk mampu menjadi mandiri dalam berpikir dan mencari alternatif pemecahan masalah secara rasional, siswa mampu membangun pemahamannya tentang realita dan ilmu pengetahuan dengan merekonstruksi sendiri makna melalui pemahaman pribadinya.

Terdapat tiga ciri utama dari SPBM. Pertama, SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

Beberapa kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM.

1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik. 2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa,

sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.

3 Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya. 4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi

yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa

merasa perlu untuk mempelajarinya.

Masalah harus memenuhi empat kriteria sebagai berikut: (1) Situasi tersebut harus autentik; (2) Masalah tersebut mestinya tidak jelas; (3) Masalah itu harusnya bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; ( 4) Masalah yang diberikan sebaiknya cukup luas sehingga memberikan kesempatan kepada guru untuk memenuhi tujuan instruksionalnya, tetapi tetap dalam batas-batas fisible bagi pengajaran dilihat dari aspek waktu, ruang dan ketersediaan sarana dan prasarana serta sumber daya

Ada enam langkah SPBM yaitu: (1) merumuskan masalah, (2) menganalisis m asalah, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) pengujian Hipotesis, dan (6) merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.

DUMMY

Tahapan-tahapan dalam menggunakan strategi pembelajaran pemecahan masalah sebagai berikut: (1) Menyadari adanya masalah dengan mengidentifikasi. (2) Mengumpulkan informasi. (3) Merancang solusi. (4) Menguji coba solusi. (5) Mengambil kesimpulan. (6) Menyampaikan hasil.

Latihan 1

1. Jelaskan apa yang dimaksud pembelajaran berbasis masalah dan sebutkan karakteristiknya!

2. Jelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah!

Tes formatif 1

1. Jelaskan dengan bahasa anda sendiri tentang: a. Pengertian pembelajaran berbasis masalah b. Karakteristik pembelajaran berbasis masalah c. Tujuan pembelajaran berbasis masalah

2. Sebutkan langkah -langkah di dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah

UMPaN BaLiK daN TiNdaK LaNjUT

Cocokkanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian akhir materi unit ini. Bandingkan jawaban anda dengan Kunci Jawaban yang tersedia untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi sub unit ini.

Interpretasi tingkat penguasaan yang anda capai adalah:

Jawaban anda 90 % - 100 % sesuai dengan kunci jawaban = baik sekali Jawaban anda 80 % - 89 % sesuai dengan kunci jawaban = baik Jawaban anda 70 % - 79 % sesuai dengan kunci jawaban = cukup Jawaban anda < 70 % yang sesuai dengan kunci jawaban = kurang Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80 % ke atas, berarti anda telah mencapai kompetensi yang diharapkan pada sub unit ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan materi sub unit selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan anda terhadap materi ini masih di bawah 80 %, anda perlu mengulang kembali materi sub unit ini, terutama bagian yang belum anda kuasai.

Bab-5: Pembelajaran Berbasis Masalah

180

DUMMY

a. Penataan Lingkungan Belajar dalam Pembelajaran Berbasis Masalah