• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.5 Hubungan Respon dan Implementasi Kebijakan

6.1.2 Elemen Kebutuhan

Elemen kebutuhan menunjukkan faktor-faktor yang menjadikan program HTR dipandang perlu untuk dilaksanakan. Elemen kebutuhan terhadap pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat diuraikan menjadi 10 sub elemen seperti yang ditampilkan pada Tabel 24. Struktur hirarki dari masing-masing sub elemen disajikan pada Gambar 32 Sedangkan Gambar 33 menunjukkan klasifikasi masing-masing sub elemen berdasarkan driver power dan dependence. Hasil

pengolahan analisis data menggunakan metode ISM pada dilihat pada Lampiran 7.

Tabel 24 Elemen kebutuhan terhadap program pengelolaan HTR

No Sub elemen

1. Peningkatan suplai bahan baku kayu untuk industri 2. Peningkatan produktivitas lahan hutan terdegradasi 3. Pemantapan kawasan hutan negara

4. Perluasan kesempatan kerja 5. Keberlanjutan industri hasil hutan 6. Keseimbangan ekosistem

7. Perekonomian nasional yang tangguh

8. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan 9. Peran serta masyarakat dalam mengelola hutan produksi 10. Kontribusi ekonomi HTR bagi pembangunan daerah

Gambar 33 Matriks driver power-dependence sub elemen pada elemen kebutuhan terhadap HTR

Struktur hirarki elemen terdiri dari 4 tingkat. Peubah kunci terdiri dari 2 sub elemen, yaitu : 1) produktivitas lahan terdegradasi dan 2) keseimbangan ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk terselenggaranya program HTR disebabkan karena adanya tuntutan peningkatan produktivitas lahan hutan yang telah terdegradasi dan dalam rangka untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Gambar 34 menunjukkan posisi setiap sub elemen dalam matriks driver power dan dependency. Hasil pemetaan sub elemen dalam matriks menunjukkan sebaran posisi pada 3 kuadran yaitu independent, linkage, dan dependent. Rincian sub-elemen yang termasuk dalam setiap kuadran disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25 Kategorisasi sub elemen kebutuhan akan program HTR

Kategori Sub elemen

No Uraian

Independent 2 6 8 9

Peningkatan produktivitas lahan terdegradasi Keseimbangan ekosistem

Peningkatan kesejahteraan masyarakat Peran serta masyarakat

Linkage 1

4 5

Peningkatan suplai bahan baku industri Perluasan lapangan kerja

Keberlanjutan industri kayu

Dependent 3

7 10

Pemantapan kawasan hutan negara Perekonomian nasional yang mantap Kontribusi HTR untuk perekonomian daerah

Hasil analisis ISM menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap program HTR diawali oleh kebutuhan akan adanya pemanfaatan lahan hutan terdegradasi dan kebutuhan akan keseimbangan ekosistem lingkungan. Hasil ini sejalan dengan pendapat Bromley (2007) yang menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan harus ada perhatian terhadap aspek ekologi sehingga dapat diupayakan terciptanya keseimbangan lingkungan hidup.

Salim (1993) menyatakan bahwa hutan dengan berbagai komponen di dalamnya merupakan sumber alam yang berperan dalam pembangunan. Hutan mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai suber penyimpan dan pengatur air, sumber plasma nutfah tumbuhan dan hewan, pengatur iklim, pemelihara kesuburan anah, sumber energi dan lainnya. Fungsi-fungsi ini sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan sektoar lain, seperti sektor pertanian, peternakan maupun perikanan, sehingga perubahan fungsi hutan akan mempengaruhi sektor tersebut. Oleh karenanya kebutuhan akan aspek ekonomi nasional dari kontribusi HTR merupakan kebutuhan berikutnya yang dapat terpenuhi jika kebutuhan pada level elemen kunci telah tercapai.

Pada saat lahan hutan yang terdegradasi dapat dimanfaatkan hingga produktivitasnya meningkat maka akan mendukung terciptanya keseimbangan ekosistem. Hal ini berkaitan erat dengan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan lahan hutan melalui dibukanya kesempatan mengelola lahan melalui perizinan usaha hutan tanaman. Kegiatan ini berarti membuka kesempatan berusaha dan bekerja di sektor hutan tanaman, yang pada gilirannya akan mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. 6.1.3 Elemen tujuan

Tujuan pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat seperti yang dimandatkan dalam peraturan perundangan adalah untuk meningkatkan produktivitas kawasan hutan terdegradasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Selain aspek legal, penetapan tujuan pengelolan HTR memerlukan legitimasi dari pihak-pihak yang berkepentingan agar tercipta dukungan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan konsultasi pakar, elemen tujuan pengelolaan HTR dijabarkan menjadi sembilan sub elemen seperti ditampilkan pada Tabel 26.

Tabel 26 Elemen tujuan pengelolaan HTR

No. Sub elemen

1. Meningkatkan produktivitas lahan hutan terdegradasi 2. Meningkatnya peluang bekerja dan berusaha

3. Meningkatkan produksi kayu dari hutan tanaman 4. Terjaminnya kepastian kawasan hutan

5. Meningkatnya kapasitas kelompok tani/koperasi 6. Terjaminnya pasokan bahan baku kayu untuk industri 7. Peningkatan pendapatan daerah

8. Terpeliharanya fungsi hidrologi, keseimbangan ekologi, kesuburan tanah dan kestabilan iklim

9. Meningkatkan pendapatan petani HTR

Hubungan kontekstual yang digunakan untuk menganalisis keterkaitan antar peubah tujuan adalah hubungan pengaruh, yaitu suatu tujuan akan membantu tercapainya tujuan yang lain. Struktur hirarki dari dalam elemen yang menggambarkan posisi masing-masing sub elemen disajikan pada Gambar 34, sedangkan Hasil analisis data ISM selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

Struktur hirarki elemen tujuan terdiri dari empat tingkat. Terpeliharanya fungsi hidrologi, keseimbangan ekologi, kesuburan tanah, dan kestabilan iklim serta meningkatkan kapasitas kelompok tani hutan tanaman rakyat merupakan peubah kunci dari elemen tujuan. Peubah kunci ini menjadi penggerak utama dan mempengaruhi peubah pada tingkat berikutnya.

Pengklasifikasian sub elemen tujuan pengelolaan didasarkan pada driver power dan dependence (Gambar 35) menunjukkan bahwa yang termasuk ke dalam peubah independent adalah peningkatan produktivitas lahan hutan, peningkatan peluang berusaha, peningkatan kapasitas petani, meningkatkan fungsi hidrologi dan meningkatkan pendapatan masyarakat petani. Peubah-peubah tersebut memiliki faktor pendorong yang kuat. Sedangkan Peubah-peubah lainnya dikategorikan sebagai peubah dependent dengan tingkat penggerak yang lemah dan ketergantungan yang tinggi terhadap tujuan yang lain.

Gambar 35 Matriks driver power-dependence sub-elemen pada elemen tujuan Berdasarkan hasil analisis ISM tersebut, peubah kunci dalam model pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat, yang meliputi : 1) meningkatkan fungsi hidro-ekologis dari lahan hutan terdegradasi dan 2) meningkatan kapasitas kelompok tani merupakan landasan untuk mencapai tujuan lainnya. Terpeliharanya fungsi hidro-ekologi akan mendukung produktivitas lahan hutan yang telah terdegradasi. Sementara itu, kapasitas kelompok yang kuat akan mendukung terselenggaranya usaha HTR yang berkelanjutan. Pengelolaan HTR akan mencapai hasil yang baik jika didukung dengan lembaga kelompok yang kuat. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Bebbington et al. (2005) yang menyatakan bahwa kapasitas kelompok merupakan salah satu syarat dalam pengembangan ekonomi lokal.