• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Biaya Transaksi Kelembagaan Pengelolaan Waduk Cirata Kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata merupakan kelembagaan yang

DAFTAR LAMPIRAN

IX. ESTIMASI BIAYA DAN MANFAAT KELEMBAGAAN PENGELOLAAN WADUK CIRATA

9.1 Estimasi Biaya Transaksi Kelembagaan Pengelolaan Waduk Cirata Kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata merupakan kelembagaan yang

kompleks dan multistakeholder body. Stakeholder-stakeholder yang terlibat sebenarnya memiliki peran masing-masing namun faktanya masih sering terjadi

overlapping antara stakeholder satu sama lain. Adanya overlapping yang berkepanjangan tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan dampak lanjutan yang merugikan bagi semua pihak. Dengan kata lain, kelembagaan yang ada dengan dasar hukum yang menyertainya belum dipahami oleh seluruh stakeholder yang terlibat sehingga belum mampu mengatasi permasalahan yang ada di Waduk Cirata. Pemahaman masih bersifat parsial oleh para stakeholder sehingga kelembagaan eksisting tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu diperlukan redesign

kelembagaan sebagai langkah untuk membangun collective action dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada di Waduk Cirata.

Dalam kasus yang terjadi di Waduk Cirata, redesign kelembagaan dimaksudkan untuk dapat mengatasai permasalahan mengenai berlebihnya jumlah KJA dan menciptakan keteraturan. Biaya yang diperlukan dalam upaya menciptakan keteraturan meliputi: 1) Biaya membuat, mempertahankan, atau mengubah rancangan/struktur organisasi, meliputi biaya personal management, mempertahankan kemungkinan pengambilalihan pihak lain, public relation, dan lobbying; 2) Biaya menjalankan organisasi yang mencakup biaya informasi, biaya pembuatan keputusan, biaya negosiasi, biaya pelaksanaan, biaya pengukuran, biaya pengawasan, dan biaya penegakan hukum. Biaya transaksi juga terkait dengan masalah kontrak/kesepakatan bersama yang berlaku. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan sebelum kontrak termasuk dalam biaya ex-ante yang meliputi biaya pembuatan draft, negosiasi, dan mengamankan kesepakatan. Sedangkan biaya-biaya-biaya yang harus dikeluarkan setelah kontrak termasuk dalam biaya ex-post yang meliputi biaya kegagalan adaptasi (ketika transaksi menyimpang dari kesepakatan), biaya negosiasi jika terjadi penyimpangan setelah kontrak, biaya pengikatan komitmen, dan biaya untuk menjalankan kontrak tersebut (Dietrich, 1996).

Sedangkan estimasi biaya transaksi dalam penerapan hasil redesign

kelembagaan Waduk Cirata adalah sebagai berikut: 1. Biaya Sosialisasi

Biaya sosialisasi mencakup biaya untuk pertemuan-pertemuan (FGD) dalam membahas dan mensosialisasikan aturan main kepada seluruh stakeholder yang terlibat. Pertemuan-pertemuan ini dilakukan agar stakeholder memahami peran yang dimilikinya dan tidak terjadi overlapping dalam menjalankan kelembagaan Waduk Cirata tersebut. Selain melalui FGD, sosialisasi juga dilakukan dengan media cetak maupun elektronik. Sosialisasi melalui media dimaksudkan agar masyarakat luas, khususnya masyarakat yang menjadi pemanfaat di Waduk Cirata mengetahui tentang

89

aturan main yang berlaku. Estimasi perhitungan biaya transaksi untuk sosialisasi menggunakan pendekatan dari anggaran pemerintah dan BPWC untuk melakukan pertemuan/koordinasi/ FGD, sekaligus meliputi sosialisasi dalam media cetak maupun elektronik mengenai kelembagaan Waduk Cirata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya sosialisasi adalah sebesar Rp. 242.000.000,00 per tahun dengan rincian sebagaimana dalam Tabel 9.1 sebagai berikut.

Tabel 9.1 Biaya sosialisasi kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata

No. Komponen Biaya Total (Rp/tahun)

1 Biaya pertemuan (FGD) 144.000.000,00

2 Biaya sosialisasi di media cetak 33.000.000,00 3 Biaya sosialisasi di media elektronik 65.000.000,00 Total Biaya Sosialisasi 242.000.000,00

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

Biaya untuk FGD meliputi biaya transportasi, biaya konsumsi, dan biaya operasional (sewa tempat, perbanyakan materi, dan lainnya). FGD biasanya dilakukan secara rutin dalam beberapa bulan sekali, dan tidak menutup kemungkinan dilakukan FGD di luar jadwal rutin apabila ada masalah mendesak yang membutuhkan penyelesaian segera. Biaya sosialisasi media cetak meliputi tarif iklan dalam sekali penerbitan di koran, dengan frekuensi tertentu setiap tahun. Biaya sosialisasi media elektronik adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan iklan di radio dengan frekuensi jadwal tayang tertentu setiap tahun.

2. Biaya Pemantauan dan Pengawasan

Pemantauan dan pengawasan merupakan elemen penting dalam menjalankan kelembagaan di Waduk Cirata. Pemantauan dilakukan secara rutin untuk melihat kualitas indikator-indikator penting yang ada di Waduk Cirata. Sedangkan untuk pengawasan, selama ini masih belum dilakukan secara optimal. Melihat kondisi Waduk Cirata yang ‘chaotic’ pengawasan harus lebih diperhatikan agar aturan main dapat berjalan dengan baik. Khususnya terkait dengan KJA, pengawasan harus dilakukan secara benar mengingat KJA di Waduk Cirata sudah overloaded dan tidak menutup kemungkinan akan semakin bertembah jumlahnya. Pengawasan dilakukan dengan patroli rutin secara berkala, baik oleh pihak DPK Jabar, Dinas Perikanan Kabupaten, BPWC, maupun Satpol PP. Estimasi perhitungan biaya pemantauan menggunakan pendekatan dari frekuensi patroli dan kebutuhan armada serta bahan bakar dalam melakukan patroli tersebut. Sedangkan biaya pengukuran indikator mencakup biaya pengukuran kualitas air, biaya pengukuran kualitas udara, biaya pengukuran kualitas logam berat, dan biaya pengukuran kualitas ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pemantauan/pengawasan kegiatan KJA di Waduk adalah sebesar Rp. 4.580.388.000,00/tahun dengan rincian sebagaimana dalam Tabel 9.2, 9.3, dan 9.4 sebagai berikut.

Tabel 9.2. Biaya patroli KJA Waduk Cirata Frekuensi patroli (kali/tahun) Jumlah armada per patroli

Biaya bahan bakar per patroli (Rp)

Total biaya patroli (Rp/tahun)

96 8 5.466.000 4.197.888.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

Tabel 9.3. Biaya pengukuran indikator di Waduk Cirata

No. Komponen biaya Total (Rp/tahun)

1 Biaya pengukuran kualitas air 127.500.000

2 Biaya pengukuran kualitas udara 89.000.000

3 Biaya pengukuran logam berat 71.500.000

4 Biaya pengukuran kualitas ikan 94.500.000

Total Biaya Pengukuran Indikator 382.500.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

Tabel 9.4. Biaya pemantauan dan pengawasan kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata

No. Komponen biaya Total (Rp/tahun)

1 Biaya patroli 4.197.888.000

2 Biaya pengukuran indikator 382.500.000

Total biaya pemantauan dan pengawasan 4.580.388.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

Biaya pengukuran kualitas air meliputi tarif pengambilan sampel air, tarif pengukuran dengan instrumen, tarif analisis laboratorium, dan tarif penyusunan laporan hasil pengukuran kualitas air. Dalam melakukan pengukuran kualitas air, pihak BPWC maupun DKP dibantu oleh pihak/rekanan yang berpengalaman. Biaya pengukuran kualitas udara meliputi tarif pengambilan sampel, tarif analisis sampel, dan tarif penyusunan laporan hasil pengukuran kualitas udara.Biaya pengukuran logam berat mencakup biaya untuk pengambilan sampel, analisis sampel, penyusunan laporan, dan tindak lanjut perbaikan. Biaya pengukuran kualitas ikan meliputi tarif pengambilan sampel, pengujian di laboratorium, dan penyusunan laporan dan/atau penerbitan sertifikat.

3. Biaya Penertiban/Penegakan Hukum

Dalam aturan main telah disebutkan bahwa kuota untuk KJA di Waduk Cirata adalah 12.000 petak KJA. Namun faktanya, jumlah KJA sudah sangat berlebihan sehingga mempengaruhi kondisi ekologi Waduk Cirata. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa tindakan yang tegas, bukan tidak mungkin bahwa Waduk Cirata akan mengalami ‘pensiun dini karena sudah tidak mampu beroperasi untuk memenuhi fungsi utama sebagai PLTA. Dengan demikian KJA harus ditertibkan demi kepentingan bersama dan keberlanjutan Waduk Cirata. Penertiban KJA yang melebihi batas maksimum merupakan sebuah langkah untuk menciptakan keteraturan di Waduk Cirata. Penertiban KJA meliputi komunikasi personal maupun penarikan KJA ke pinggir

91

waduk. Biaya penarikan KJA melibatkan jumlah KJA yang harus ditertibkan dan biaya penarikan per petak KJA Dalam penerapan kelembagaan ini diharapkan bahwa jumlah KJA dapat sesuai dengan peraturan yang ada sebelumnya, yaitu 12.000 KJA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang diperlukan untuk penertiban KJA adalah Rp. 3.053.625.000,00 sebagaimana tersaji dalam Tabel 9.5 dan 9.6 sebagai berikut. Tabel 9.5 Biaya penarikan KJA Waduk Cirata

Jumlah KJA yang harus ditertibkan

(petak/tahun)

Satuan biaya untuk menarik KJA

(Rp/petak)

Total biaya penarikan KJA (Rp/tahun)

7.185 400.000 2.874.000.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

Tabel 9.6. Total biaya penertiban KJA di Waduk Cirata Total biaya penarikan

KJA (Rp/tahun)

Total biaya komunikasi personal

Total biaya penertiban KJA (Rp/tahun)

2.874.000.000 179.625.000 3.053.625.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

4. Biaya Koordinasi

Koordinasi dilakukan diantara para stakeholder dan/atau lembaga dalam rangka pengelolaan Waduk Cirata. Koordinasi menjadi hal yaang snagat penting dalma pengelolaan Waduk Cirata dikarenakan banyaknya pihak yang terlibat di dalamnya, baik dalam collective choice level maupun operational level. Koordinasi bisa dilakukan secara tatap muka langsung ataupun dengan menggunakan media komunikasi lain. Estimasi biaya koordinasi didapatkan dengan mengakumulasikan biaya yang dikeluarkan lembaga untuk rapat/pertemuan rutin, kunjungan antar lembaga/stakeholder, serta komunikasi. Hasil penelitian menunjukka bahwa estimasi biaya koordinasi dalam menjalankan kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata adalah sebesar Rp. 174.000.000 per tahun sebagaimana tersaji dalam Tabel 9.7 sebagai berikut.

Tabel 9.7. Biaya koordinasi dalam pengelolaan Waduk Cirata

No. Komponen Biaya Total (Rp/tahun)

1 Biaya rapat/pertemuan rutin 66.000.000

2 Biaya kunjungan antar stakeholder/lembaga 48.000.000

3 Biaya komunikasi 60.000.000

Total biaya pemeliharaan 174.000.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

5. Biaya Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan untuk peralatan agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam tujuannya untuk menjalankan kelembagaan sehingga jumlah KJA dapat sesuai dengan kuota, biaya pemeliharaan meliputi biaya untuk perawatan peralatan patroli dan biaya perawatan peralatan lainnya yang mendukung.

Biaya pemeliharaan meliputi biaya perawatan sarana dan prasarana waduk dan perawatan peralatan untuk operasional. Estimasi didapatkan menggunakan anggaran dari stakeholder terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan adalah Rp. 1.204.055.000,00 sebagaimana tersaji dalam Tabel 9.8 sebagai berikut.

Tabel 9.8. Biaya pemeliharaan Waduk Cirata

No. Komponen Biaya Total (Rp/tahun)

1 Biaya perawatan peralatan patroli 570.000.000

2 Biaya perawatan peralatan lain 284.055.000

Total biaya pemeliharaan 1.204.055.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

6. Biaya Pembinaan dan Pelatihan Petani KJA

Pembinaan dan pelatihan usaha diberikan kepada petani KJA yang termasuk dalam kuota KJA dan memiliki izin KJA secara lengkap. Pembinaan dan pelatihan usaha ini dilakukan secara rutin dengan harapan dapat mencetak kader petani KJA yang dapat menularkan ilmunya kepada petani KJA lain serta dapat memberdayakan masyarakat di sekitarnya. Biaya pembinaan dan pelatihan petani KJA ini hanya diperuntukkan bagi 12.000 KJA sesuai dengan peraturan yang ada. Hal ini merupakan wujud tanggung jawab stakeholder terkait kepada petani KJA yang telah memenuhi syarat. Petani KJA akan dibina dan dilatih secara rutin agar produktivitas mereka terjaga dan usaha KJA mereka stabil. Biaya pembinaan dan pelatihan ini selain pembinaan rutin juga mencakup biaya pelatihan usaha bagi para petani KJA. Estimasi biaya pembinaan dan pelatihan berdasarkan hasil penelitian adalah Rp. 350.000.000,00 sebagaimana tersaji dalam Tabel 9.9 sebagai berikut.

Tabel 9.9. Biaya pembinaan dan pelatihan dalam pengelolaan Waduk Cirata

No. Komponen Biaya Total (Rp/tahun)

1 Biaya Pembinaan Rutin 225.000.000

2 Biaya Pelatihan Usaha 125.000.000

Total Biaya Pembinaan dan Pelatihan 350.000.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)

7. Biaya Administrasi

Biaya administrasi diperuntukkan bagi KJA yang memenuhi syarat. Pihak BPWC maupun DPK dapat memberikan identitas kepada 12.000 KJA agar dapat dikenali dan dikendalikan sesuai dengan aturan main yang berlaku. Estimasi biaya untuk administrasi ini adalah Rp. 420.000.000,000 yang mencakup biaya perizinan KJA dan biaya administrasi operasional lain. Identitas bagi petani KJA yang memiliki izin dapat berupa stiker yang ditempel di konstruksi KJA atau bendera yang dipasang di sekeliling KJA. Biaya administrasi operasional lain meliputi biaya yang dikeluarkan oleh stakeholder/pemerintah terkait administrasi yang berhubungan dengan kegiatan- kegiatan dalam menjalankan kelembagaan pengelolaan Waduk Cirata. Estimasi biaya administrasi seperti tersaji dalam Tabel 9.10 berikut.

93

Tabel 9.10 Biaya Administrasi dalam Pengelolaan Waduk Cirata

No. Komponen Biaya Total (Rp/tahun)

1 Biaya Administrasi Perizinan KJA 300.000.000

2 Biaya Administrasi Operasional Lain 120.000.000

Total Biaya Administrasi 420.000.000

Sumber: Komunikasi personal (BPWC dan BP3UIH Provinsi Jawa Barat 2016)