• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Studi Kasus di UD Ramayana Agro Mandiri, Bumiaji, Kota Batu)

Usman Effendi

1*

, Retno Astuti

1

, Ni Nyoman Esti Pramesti

2

Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP-Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145

*Email usman_eff@ub.ac.id

Abstrak

UD Ramayana Agro Mandiri adalah salah satu UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Kota Batu yang memproduksi jenang apel yang mengalami penurunan penjualan dan pengembalian produk dari ritel. Penelitian ini bertujuan pada pengendalian kualitas produk melalui penentuan atribut prioritas konsumen pada produk jenang apel, tingkat kepuasan konsumen pada Jenang Apel Ramayana, dan menentukan prioritas perbaikan dan pengendalian teknis produksi Jenang Apel Ramayana. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD) level I dan II. QFD adalah metode yang menggunakan suara konsumen sebagai dasar dalam perbaikan teknis produksi dan melibatkan metode fuzzy untuk memperjelas ketidakpastian dari penerjemahan suara konsumen. Hasil dari penelitian ini, yaitu atribut jenang apel yang diprioritaskan konsumen adalah rasa jenang enak (CR2). Konsumen belum puas hampir pada seluruh atribut jenang. Prioritas perbaikan atribut jenang adalah rasa jenang enak (CR2) dengan nilai ((0.03, 0.30), (0.06, 0.17), (0.10, 0.10)). Karakteristik teknis yang diprioritas adalah pemilihan bahan baku/tambahan berkualitas (EC11) dengan nilai ((1.02, 62.51), (10.22, 33.26), (18.52, 18.52)). Prioritas karakteristik bagian produk jenang pada penelitian ini adalah karakteristik produk (PC1) dengan nilai ((38127, 5297.98), (855.66, 2805.49), (1553.72, 1553.72)).

Kata Kunci:Fuzzy alpha-cut, House of Quality, PENDAHULUAN

Pertumbuhan pelaku usaha mikro di Kota tersebut yang semakin pesat dengan usaha sejenis berakibat pada keanekaragaman pilihan produk sehingga konsumen bebas memilih produk dengan merek apapun sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini adalah tantangan bagi industri untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing dan memuaskan keinginan konsumen. Kepuasan konsumen merupakan suatu ukuran untuk menilai kinerja produk dari organisasi terkait pemenuhan keinginan konsumen (Hill dan Alexander, 2006)

UD Ramayana Agro Mandiri adalah salah satu UMKM di Kota Batu yang didirikan pada tahun 2005 di Jalan Mbah Joyo, Bumiaji Kota Batu. Pasar sasaran UMKM ini adalah wisatawan yang berkunjung di kota Batu. Produksi yang dilakukan UMKM ini meliputi produksi keripik, dodol, dan jenang apel. UMKM ini mengalami penurunan penjualan akibat adanya pesaing dan pengembalian Jenang Ramayana dari ritel karena produk tidak layak konsumsi sebelum masa kadaluarsanya sehingga butuh pengendalian kualitas produk jenang. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

evaluasi kualitas produk adalah dengan Fuzzy Quality

Function Deployment (FQFD).

FQFD merupakan metode gabungan dari metode QFD dan metode Fuzzy. Chen dan Ko (2008) menyatakan bahwa

QFD merupakan pendekatan yang berorientasi pada konsumen dalam proses pengembangan produk baru untuk memaksimalkan kenyamanan konsumen. Pada sistem QFD yang lengkap dikenal terdapat empat fase, yaitu product planning, part deployment, process planning, dan

production planning (Lee dan Lin, 2011). Keinginan

konsumen bersifat kualitatif dan subyektif sehingga sulit diperkirakan secara tepat sebagai data numerik. Data linguistik yang digunakan dalam proses QFD konvensional dapat diatasi dengan pendekatan fuzzy set theory (Su dan Lin 2008).

Berdasarkan latar belakang masalah yang dihadapi UD Ramayana Agro Mandiri, tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini yang pertama adalah menentukan atribut yang menjadi prioritas konsumen terhadap produk jenang apel. Kedua, Menentukan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Jenang Apel Ramayana. Ketiga, Menentukan prioritas perbaikan dan pengendalian teknis produksi Jenang Apel Ramayana sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel dan Penentuan Responden

Atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen

berdasarkan dimensi produk ; Kinerja (Performance), yaitu

tekstur jenang ideal (CR1), rasa jenang enak (CR2); Fitur

(Fiture) kelengkapan informasi pada kemasan (CR3);

Keandalan (Reliability) produk tidak rusak sampai ke tangan

konsumen (CR4); Kesesuaian Spesifikasi (Conformance)

jumlah isi pada kemasan sesuai dengan informasi yang tertera (CR5), harga sesuai kualitas (CR6); Daya tahan

(Durability) jenang lama (CR7); Kemudahan servis

(Serviceability) kemasan mudah digunakan (CR8); Estetika

(Aesthetics) yang terkait dengan desain kemasan menarik

(CR9), warna jenang menarik (CR10), aroma jenang khas (CR11), bentuk sajian jenang menarik (CR12); dan Kualitas

yang dipersepsikan (Perceived Quality) merek produk

mudah diingat (CR13).

Responden pada penelitian ini adalah sampel dari konsumen jenang dan pemilik usaha serta para pekerja di bagian produksi. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling pada non probability sampling. Ukuran

sampel minimum sebanyak 78 responden yang dibulatkan menjadi 80 responden. Nilai tersebut ditetapkan dari hasil perkalian antara jumlah variabel sebanyak 13 dengan 6. Malhotra (2004) dalam Nugroho (2014) menyatakan bahwa besarnya jumlah sampel yang perlu diambil dapat ditentukan dengan mengalikan banyaknya item-item variabel yang diamati dengan 4 atau 5.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner mampu mengukur apa yang diukur (Gerrish dan Lathlean, 2015). Instrumen dikatakan valid apabila rhitung positif dan rhitung>rtabel (Pratisto, 2004). Reliabilitas menunjukkan kemampuan alat ukur untuk menghasilkan skor stabil, yaitu skor yang didapat pada suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif sama (Widodo, 2006). Menurut Pratama

etal. (2014), taraf nyata (α) 5%, kuesioner dinyatakan

reliabel jika nilai cronbach’s alpha>0.60.

Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD)

Pada pengolahan data, peringkat kepentingan atribut produk bagi konsumen didasarkan pada rata-rata nilai tingkat kepentingan yang dilihat dari nilai terbesar ke terkecil. Kepuasan konsumen dilihat dari besar gap yang terjadi antara harapan konsumen dengan kinerja produk. Pelanggan tidak puas bila tingkat harapan lebih besar dari persepsi (gap bernilai negatif). Ketika gap yang terjadi sama dengan nol atau positif, maka konsumen dinyatakan puas (Kartajaya, 2006).

Pada pengolahan data dengan metode Fuzzy QFD perlu

dilakukan beberapa tahap, yaitu (Suhartini, 2011; Liu, 2009):

1. Mengidentifikasi kebutuhan (what)

2. Menentukan bobot kriteria. Bobot kriteria ditentukan

dengan menggunakan triangular fuzzy number.

3. Menentukan tingkat kepentingan kebutuhan (what). Pada

penelitian ini digunakan operasi sehingga hasil

yang diperoleh diharapkan dapat lebih akurat. Nilai

triangularfuzzy number dikonversikan ke dalam operasi

dengan nilai yang digunakan {(0),

(0.5), dan (1)}. Kepentingan relatif untuk CRi secara keseluruhan dihitung dengan rumus berikut:

, i=1,2,..,m, k=1,2, …,q

(1) Nilai kinerja produk perusahaan (CP) diperoleh dari hasil kuesioner kinerja perusahaan. Nilai posisi pasar yang dituju (MP)/nilai target ditetapkan sesuai target perusahaan. Nilai titik penjualan (SP) ditentukan berdasarkan pada seberapa jauh kinerja perusahaan saat ini mampu memenuhi harapan pelanggan. Tahap selanjutnya menghitung rasio pengembangan kebutuhan konsumen (IR) dengan rumus berikut:

, i = 1, 2, …, m

(2)

Nilai kepentingan final (FI) dihitung dengan rumus berikut:

, i = 1, 2, …, m

(3)

Nilai normalisasi kepentingan final (NFI) kebutuhan konsumen dihitung dengan rumus berikut:

(4)

4. Identifikasi respon teknis (how)untuk merespon terhadap

“apa” kebutuhan setiap kriteria.

5. Menentukan hubungan antarrespon teknis (how) yang

ditunjukkan dengan matrik korelasi (correlation matrix) dan antara kebutuhan (what) dengan respon teknis (how)

yang ditunjukkan dengan matrik hubungan (relationship

matrix). Penilaian hubungan pada kedua matrik ini

ditentukan berdasarkan persepsi tim pengembang menggunakan simbol grafis yang menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antar variabel (Mazur, 2015).

6. Menentukan bobot respon teknis (how) dengan

menghitung kepentingan absolut (AI) terlebih dahulu berdasarkan nilai kepentingan (FI) dan tingkat hubungan (R) antara CR dan EC dengan rumus berikut:

,i=1,2,..,m,j=1,2,..,n

(5)

Kepentingan final (AFI) dari karakteristik teknis (ECs) berdasar tingkat korelasi antara ECi dan ECj dapat dihitung dengan rumus berikut:

i, j= 1, 2,…, n

(6) Semakin tinggi nilai kepentingan ECsmaka semakin diprioritaskan dalam perencanaan produk.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

7. Penyusunan rumah kualitas (House of Quality). Rumah

kualitas menggambarkan keseluruhan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengembangkan kualitas produk.

8. Pada penyusunan HOQ Part Deployment,nilai

kepentingan final pada HOQ Product Planning

digunakan sebagai input. Proses perhitungan dimulai

dari penentuan hubungan (REP) antara ECs (what)

dengan karakteristik bagian PCs (how) dan hubungan

antar PCs (how), kemudian menghitung kepentingan

absolut (IPC) dari PCs berdasarkan rumus berikut: ,i=1,2,..,n,k=1,2,..,p

(7)

9. Kepentingan final (FP) dari PCs berdasarkan tingkat korelasi antara PCj dan PCk (CPC) dihitung dengan rumus berikut:

i, k= 1, 2,…, p

(8)

10. Penentukan prioritas pada Customer Requirement

(CRs), Engineering Caracteristics (ECs), dan Part

Caracteristics (PCs) dilakukan berdasarkan rumus

berikut:

(9)

Untuk mengetahui karakteristik mana yang mengungguli karakteristik yang lain digunakan rumus berikut:

(10) Keterangan:

= indeks optimis

Perbandingan antarkarakteristik ditentukan berdasarkan hubungan berikut:

1) Jika >0, maka karakteristik ke-i>ke-j

2) Jika =0, maka karakteristik ke-i=ke-j

3) Jika <0, maka karakteristik ke-i<ke-j

Marinos dan Askoxylakis (2013), menyebut langkah ini sebagai langkah defuzzyfikasi dan nilai merupakan nilai yang menggambarkan pandangan periset mengenai evolusi penelitiannya. Pada penelitian ini digunakan nilai = 0.8 (atau 80%).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Instrumen

Nilai koefisien korelasi (rhitung) semua atribut produk bernilai antara 0.251-0.647 dan dinyatakan valid karena lebih besar dari nilai rtabel (>0.2199). Nilai cronbach’salpha

hasil uji reliabilitas kuesioner bernilai antara 0.787-0.862. Hal tersebut menunjukkan kuesioner yang digunakan reliabel karena nilai cronbach’salpha lebih besar dari syarat reliabilitas data (>0.60).

Atribut Prioritas Jenang Apel bagi Konsumen

Konsumen dalam membeli suatu produk sering mempertimbangkan berbagai faktor yang melekat pada produk maupun yang ada pada diri konsumen. Produk memiliki beberapa atribut yang menjadi faktor bagi konsumen untuk memutuskan akan membeli produk yang mana dari sekian banyak pilihan produk. Penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan masing-masing atribut produk jenang apel secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan rata-rata penilaian konsumen terhadap masing-masing atribut produk jenang apel dan tingkatan prioritasnya bagi konsumen. Berdasarkan rata-rata penilaian, prioritas pertama konsumen pada produk jenang apel adalah rasa jenang enak (CR2) dengan nilai 4.74 seterusnya hingga yang terakhir kemasan mudah digunakan (CR8) dengan nilai 3.70.

Tabel 1. Faktor Prioritas Konsumen Jenang Apel

No Kebutuhan Konsumen (CRs) Rata-Rata Tingkat Kepentingan Ranking

1 Tekstur jenang ideal (CR1) 4,21 4

2 Rasa jenang enak (CR2) 4,74 1

3 Kelengkapan informasi pada kemasan (CR3) 4,16 6

4 Produk tidak rusak sampai ke tangan konsumen (CR4) 4,68 2

5 Jumlah isi dalam kemasan sesuai dengan informasi yang tertera (CR5) 4,21 5

6 Harga sesuai kualitas (CR6) 4,56 3

7 Daya tahan jenang lama (CR7) 3,79 12

8 Kemasan mudah digunakan (CR8) 3,70 13

9 Desain kemasan menarik (CR9) 4,06 8

10 Warna jenang menarik (CR10) 3,86 11

11 Aroma jenang khas (CR11) 3,95 10

12 Bentuk sajian jenang menarik (CR12) 3,96 9

13 Merek produk mudah diingat (CR13) 4,09 7

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

Rasa merupakan salah satu hal utama yang dicari

sebagian besar konsumen pada produk makanan. Hasil

penelitian Wulansari et al. (2013) menunjukkan bahwa cita

rasa makanan dan minuman merupakan atribut yang sangat penting bagi konsumen dalam memilih makanan.

Pengukuran Kepuasan Konsumen

Pengukuran ini penting dikarenakan kepuasan konsumen merupakan salah satu tujuan utama sebuah industri dalam menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Pengukuran

kepuasan konsumen juga dapat memberikan umpan balik dan masukan terkait pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan konsumen. Pada penelitian ini, pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap Jenang Apel Ramayana sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan kualitas produk. Hasil pengukuran kepuasan konsumen terhadap jenang apel yang diproduksi UD

Ramayana Agro Mandiri dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Harapan Konsumen dan Persepsi Konsumen

No Requirement Customer

Nilai Total Nilai Rata-Rata

Selisih (Gap) Kinerja Perusahaan (P) Harapan Konsumen (H) Kinerja Perusahaan (P) Harapan konsumen (H) 1 CR1 293 354 3,66 4,43 -0,76 2 CR2 316 382 3,95 4,78 -0,83 3 CR3 305 338 3,81 4,23 -0,41 4 CR4 326 379 4,08 4,74 -0,66 5 CR5 342 351 4,28 4,39 -0,11 6 CR6 324 363 4,05 4,54 -0,49 7 CR7 307 308 3,84 3,85 -0,01 8 CR8 311 305 3,89 3,81 0,08 9 CR9 281 341 3,51 4,26 -0,75 10 CR10 298 320 3,73 4,00 -0,28 11 CR11 294 331 3,68 4,14 -0,46 12 CR12 273 322 3,41 4,00 -0,59 13 CR13 329 336 4,11 4,20 -0,09

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa hampir

seluruh atribut Jenang Apel Ramayana memiliki nilai persepsi lebih kecil dari harapan konsumen dengan nilai gap negatif sehingga perlu diperbaiki. Pada atribut CR8 dengan nilai 0.08 tidak diperlukan adanya perbaikan karena menurut rata-rata konsumen kondisi kemasan yang sekarang sudah memuaskan harapannya sehingga tidak dimasukkan dalam analisis FQFD.

Analisis Fuzzy Quality Function Deployment (FQFD)

Analisis FQFD Level I (Product Planning)

Langkah-langkah analisis FQFD Level I adalah sebagai berikut:

1. Penentuan tingkat kepentingan kebutuhan konsumen

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai kepentingan tertinggi konsumen, yaitu atribut “rasa jenang enak (CR2)” sebesar ((3.74, 4.95), (4.24, 4.84), (4.74, 4.74)). Kepentingan relatif terkecil, yaitu atribut “daya tahan jenang lama (CR7)” dengan nilai sebesar ((2.80, 4.50), (3.29, 4.14), (3.79, 3.79)). Tabel 3. Nilai Kepentingan Relatif Kebutuhan Konsumen

No Customer Requirement α-cut=0 Kepentingan Relatif α-cut=0.5 α-cut=1

1 CR1 3,21 4,83 3,71 4,52 4,21 4,21 2 CR2 3,74 4,95 4,24 4,84 4,74 4,74 3 CR3 3,16 4,78 3,66 4,47 4,16 4,16 4 CR4 3,68 4,94 4,18 4,81 4,68 4,68 5 CR5 3,23 4,71 3,72 4,46 4,21 4,21 6 CR6 3,56 4,94 4,06 4,75 4,56 4,56 7 CR7 2,80 4,50 3,29 4,14 3,79 3,79 8 CR9 3,06 4,68 3,56 4,37 4,06 4,06 9 CR10 2,86 4,58 3,36 4,22 3,86 3,86 10 CR11 2,95 4,61 3,45 4,28 3,95 3,95 11 CR12 2,96 4,65 3,46 4,31 3,96 3,96 12 CR13 3,09 4,68 3,59 4,38 4,09 4,09

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

2. Penentuan nilai target, rasio pengembangan, dan sales point

Besarnya nilai target Jenang Apel Ramayana dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Target Perbaikan Produk Jenang Apel Ramayana

No Requirement Customer α-cut=0 Nilai Target α-cut=0.5 α-cut=1

1 CR1 3,43 4,93 3,93 4,68 4,43 4,43 2 CR2 3,78 4,96 4,28 4,87 4,78 4,78 3 CR3 3,23 4,81 3,73 4,52 4,23 4,23 4 CR4 3,74 4,93 4,24 4,83 4,74 4,74 5 CR5 3,39 4,88 3,89 4,63 4,39 4,39 6 CR6 3,54 4,90 4,04 4,72 4,54 4,54 7 CR7 2,85 4,61 3,35 4,23 3,85 3,85 8 CR9 3,26 4,79 3,76 4,53 4,26 4,26 9 CR10 3,00 4,66 3,50 4,33 4,00 4,00 10 CR11 3,14 4,71 3,64 4,43 4,14 4,14 11 CR12 3,03 4,69 3,53 4,36 4,03 4,03 12 CR13 3,20 4,76 3,70 4,48 4,20 4,20

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa pada

masing-masing alpha-cut,nilai target tertinggi terletak pada atribut “rasa jenang enak (CR2)” dengan nilai ((3.78, 4.96), (4.28, 4.87), (4.78, 4.78)).

Nilai rasio pengembangan dapat dilihat pada Tabel 5, menunjukkan bahwa masing-masing atribut memiliki nilai kurang dari satu dan lebih dari satu. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan kinerja masing-masing atribut perlu

dipertimbang-kan. Nilai rasio pengembangan 1.21 berarti bahwa perusahaan perlu meningkatkan kinerja atribut sebesar 21%. Khan (2011) menyatakan bahwa nilai rasio pengembangan sama dengan satu menunjukkan 0% atau tidak ada perubahan yang perlu dilakukan dan 1.25 diartikan sebagai perlunya pengembangan sebesar 25% untuk mencapai target.

Tabel 5. Rasio Pengembangan Jenang Apel Ramayana dan Nilai Sales Point

No Requirement Customer α-cut=0 Rasio Pengembangan α-cut=0.5 α-cut=1 Sales Point

1 CR1 0,77 1,83 0,97 1,47 1,21 1,21 1 2 CR2 0,80 1,68 0,99 1,41 1,21 1,21 1 3 CR3 0,71 1,71 0,89 1,36 1,11 1,11 1 4 CR4 0,78 1,60 0,96 1,35 1,16 1,16 1 5 CR5 0,70 1,49 0,85 1,23 1,03 1,03 1 6 CR6 0,74 1,61 0,91 1,33 1,12 1,12 1 7 CR7 0,62 1,63 0,79 1,27 1,00 1,00 1 8 CR9 0,75 1,90 0,96 1,50 1,21 1,21 1 9 CR10 0,66 1,70 0,84 1,34 1,07 1,07 1 10 CR11 0,70 1,76 0,89 1,39 1,13 1,13 1 11 CR12 0,70 1,93 0,91 1,49 1,18 1,18 1 12 CR13 0,68 1,53 0,84 1,24 1,02 1,02 1

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

3. Kepentingan final kebutuhan konsumen

Hasil perhitungan kepentingan final kebutuhan konsumen dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Kepentingan Final Kebutuhan Konsumen

No Requirement Customer α-cut=0 Kepentingan Final CRs α-cut=0.5 α-cut=1 Rangking

1 CR1 0,03 0,32 0,05 0,17 0,09 0,09 2 2 CR2 0,03 0,30 0,06 0,17 0,10 0,10 1 3 CR3 0,02 0,30 0,04 0,15 0,08 0,08 7 4 CR4 0,03 0,29 0,05 0,16 0,10 0,10 5 5 CR5 0,02 0,25 0,04 0,14 0,08 0,08 10 6 CR6 0,03 0,29 0,05 0,16 0,09 0,09 6 7 CR7 0,02 0,26 0,04 0,13 0,07 0,07 12 8 CR9 0,02 0,32 0,05 0,16 0,09 0,09 3 9 CR10 0,02 0,28 0,04 0,14 0,07 0,07 9 10 CR11 0,02 0,29 0,04 0,15 0,08 0,08 8 11 CR12 0,02 0,33 0,04 0,16 0,08 0,08 4 12 CR13 0,02 0,26 0,04 0,14 0,07 0,07 11

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

Tabel 6 menunjukkan bahwa prioritas pertama bagi UD

Ramayana Agro Mandiri untuk dapat menarik perhatian konsumen adalah melakukan perbaikan pada atribut “rasa jenang enak (CR2)”. Menurut Liu (2009), penentuan peringkat dalam nilai alpha-cut adalah menggunakan teknik

perangkingan fuzzy dengan rumus (9-10).

4. Karakteristik teknis jenang apel

Penentuan karakteristik teknis merupakan tahapan dalam QFD level I yang bertujuan untuk mengetahui apa saja teknis produksi atau proses yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Karakteristik teknis ini merupakan teknis produksi jenang apel baik yang berhubungan langsung dengan proses pembuatan jenang maupun tidak. Berdasarkan attribut yang diprioritaskan atau dibutuhkan oleh konsumen ada terdapat sebelas karakteristik teknis produksi jenang apel yang terkait (Tabel

7.) Dari karakteristik teknis kemudian dicari nilai

hubungannya terhadap kebutuhan konsumen dan antar karakteristik teknis berdasarkan penilaian pemilik usaha.

Hasilnya dituangkan dalam matrik relationship dan

hubungan antar karakteristik teknis dituangkan dalam matrik correlation seperti pada Gambar 1.

Nilai kepentingan final karakteristik teknis dapat dilihat

pada tabel yang sama. Tabel 7 menunjukkan prioritas

karakteristik teknis yang paling memberikan kontribusi adalah pemilihan bahan baku/tambahan berkualitas (EC11) dengan nilai kepentingan ((1,02 , 62,51), (10,22 , 33,26), (18,52 , 18,52)). Cita rasa dan tekstur makanan dipengaruhi oleh bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan sehingga pemilihan bahan baku dan bahan tambahan jenang perlu menjadi perhatian utama UD Ramayana.

Analisis FQFD Level II (Part Deployment)

Input matrik HOQ pada FQFD level II adalah kepentingan final karakteristik teknis. Nilai input ini digunakan untuk penentuan karakteristik bagian yang mempengaruhi atau berhubungan dengan karakteristik teknis produksi jenang. Karakteristik bagian yang telah teridentifikasi kemudian dinilai hubungannya terhadap karakteristik teknis yang merupakan input pada level ini dan antar karakteristik bagian yang ada. Hubungan yang ada

dapat dilihat pada matrik relationship dan matrik

correlation pada Gambar 2 dan peringkat dari kepentingan

final karakteristik bagian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 7. Nilai Kepentingan Final Karakteristik Teknis

No Engineering Characteristics (EC) α-cut=0 Kepentingan Final EC α-cut=0.5 α-cut=1 Ran-king

1 Teknis produksi yang tepat (EC1) 4,18 49,56 7,96 26,20 14,50 14,50 6

2 Perawatan mesin/alat produksi (EC2) 1,39 17,05 2,66 8,92 4,88 4,88 11

3 Teknis pengemasan yang tepat (EC3) 2,91 34,11 5,51 18,04 9,97 9,97 7

4 Teknis pencetakan (EC4) 2,49 29,37 4,71 15,50 8,55 8,55 9

5 Teknis penyimpanan yang tepat (EC5) 2,72 31,56 5,14 16,75 9,30 9,30 8

6 Pengaturan komposisi bahan baku dan bahan tambahan makanan (EC6) 4,95 58,34 9,40 30,88 17,10 17,10 2

7 Perancangan desain kemasan (EC7) 4,81 55,59 9,08 29,55 16,42 16,42 4

8 Sistem manajemen (EC8) 4,17 49,82 7,95 26,27 14,48 14,48 5

9 Sistem penjaminan mutu halal (EC9) 1,69 20,76 3,24 10,85 5,93 5,93 10

10 Penetapan harga jual (EC10) 4,63 54,46 8,78 28,82 15,94 15,94 3

11 Pemilihan bahan baku berkualitas (EC11) 1,02 62,51 10,22 33,26 18,52 18,52 1

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

Tabel 8. Nilai Kepentingan Final Karakteristik Bagian

No Part Characteristics (PC) α-cut=0 Kepentingan Final PC α-cut=0.5 α-cut=1 Ran-king

1 Karakteristik produk (PC1) 381,27 5297,98 855,66 2805,49 1553,72 1553,72 1

2 Waktu pemasakan (PC2) 364,68 4934,32 794,70 2612,14 1446,27 1446,27 2

3 Suhu pemasakan (PC3) 298,11 4181,73 675,14 2214,43 1226,50 1226,50 3

4 Kecepatan pengadukan (PC4) 58,51 727,38 117,00 384,82 213,00 213,00 12

5 Mesin bersih saat digunakan (PC5) 29,22 352,50 55,76 185,29 101,83 101,83 14

6 Mesin tidak mati mendadak (PC6) 119,67 1455,51 233,44 769,17 425,22 425,22 10

7 Plastik pengemas (PC7) 218,84 2994,23 483,86 1585,44 877,75 877,75 7

8 Karton pengemas bentuk bujur sangkar (PC8) 191,77 2563,95 415,08 1358,53 752,63 752,63 8

9 Bentuk cetakan kotak (PC9) 46,85 586,58 94,52 310,08 171,36 171,36 13

10 Kondisi ruang simpan kering/ tidak lembab (PC10) 224,66 2951,28 477,40 1563,09 865,64 865,64 5 11 Karakteristik bahan baku dan bahan tambahan (PC11) 257,47 3919,23 632,53 2074,97 1148,94 1148,94 4

12 Apel tidak rusak (PC12) 78,90 1420,80 230,18 753,47 417,89 417,89 11

13 Label halal (PC13) 117,55 1971,66 317,38 1042,95 576,95 576,95 9

14 Biaya produksi (14) 287,26 3872,62 625,46 2050,65 1135,49 1135,49 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

Pada Gambar 2 terlihat pemilihan bahan baku

berkualitas dinilai berhubungan kuat dengan karakteristik produk, karakteristik bahan baku dan bahan tambahan, apel tidak rusak, dan biaya produksi. Karakteristik produk yang diharapkan dapat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku, yaitu kualitas apel. Apel yang digunakan harus sesuai standar yang ditetapkan. Selain bahan baku, bahan tambahan juga perlu dipilih yang berkualitas baik. Pemilihan bahan baku yang berkualitas ini akan mempengaruhi besarnya biaya produksi jenang. Pemilihan bahan baku berkualitas berhubungan sedang dengan label halal karena perusahaan dapat mencantumkan label tersebut pada kemasan apabila produk yang dihasilkan menggunakan bahan-bahan halal yang dilakukan melalui pemilihan bahan. Bahan baku, bahan tambahan, dan proses produksi makanan merupakan sistem dinamis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor proses sepanjang rantai produksi pangan (seperti suhu, komposisi produk, dan kondisi higienis) (Jongen, 2005).

Berdasarkan hasil perangkingan tersebut dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kualitas yang diharapkan konsumen, karakteristik bagian yang paling memberi kontribusi adalah “karakteristik produk (PC1)”. Nilai yang diperoleh sebesar ((381.27, 5297.98), (855.66, 2805.49), (1553.72, 1553.72)).

KESIMPULAN DAN SARAN

Atribut jenang yang diprioritaskan konsumen adalah rasa jenang enak (CR2). Pada kepuasan konsumen menunjukkan bahwa hampir seluruh atribut produk Jenang Apel Ramayana belum mencapai kepuasan konsumen. Perbaikan perlu dilakukan pada setiap atribut yang belum memenuhi kebutuhan konsumen dengan pertimbangan yang dimiliki perusahaan.

Atribut kebutuhan konsumen yang mendapat peringkat pertama untuk diperhatikan dalam upaya perbaikan adalah rasa jenang enak (CR2). Karakteristik teknis yang paling penting diperhatikan terkait prioritas kebutuhan konsumen adalah pemilihan bahan baku/ tambahan berkualitas (EC11). Pada analisis FQFD level II diperoleh karakteristik produk (PC1) merupakan prioritas pada karakteristik bagian.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah pada proses pengawetan jenang perlu dikaji penambahan asam sitrat dan gula pada takaran yang optimal serta mengurangi penggunaan minyak agar produk tidak cepat tengik. SOP produksi jenang sebaiknya dikaji ulang untuk menyeragamkan takaran bahan.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, L.H. dan W.C. Ko. 2008. A Fuzzy Nonlinear Model

for Quality Function Deployment Considering Kano’s Concept. Journal of Mathematical and Computer Modeling 48(3-4): 581-593

Gerrish, K. dan J. Lathlean. 2015. The Research Process in

Nursing. Seventh Edition. John Wiley and Son, Ltd. Chichester, West Sussex.

Hill, N. dan J. Alexander. 2006. The Handbook of

customer Satisfaction and Loyalty Measurement, 3th Edition. Gower Publishing Limited. England.

Jongen, W.M.F. 2005. Innovation in Agri-Food System.

Wageningen Academic Publishers. Netherlands. Juliandi, A., Irfan, dan S. Manurung. 2014. Metodologi

Penelitian Bisnis, Konsep, dan Aplikasi. UMSU PRESS. Medan.

Kahn, K.B. 2011. Product Planning Essentials. Second

Edition. M.E. Sharpe, Inc. New York.

Kartajaya, H. 2006. Herman Kartajaya On Seri 9 Elemen

Marketing. PT Mizan Pustaka. Bandung.

Lee, A.H.I. dan C.Y. Lin. 2011. An Integrated Fuzzy QFD

Framework for New Product Development. Journal of Flexible Services and Manufacturing. 23(1): 26-47

Liu, H.T. 2009. The Extension of Fuzzy QFD: From

Product Planning To Part Deployment. Journal of Expert System with Applications. 36(8): 11131-11144

Mazur, G.H. 2015. Quality Function Deployment: Voice of

Customer Meets Voice of Process. Journal for Quality and Participation. 37(4): 24-29

Nugroho, L.A. 2014. Pengaruh Kepuasan akan Kualitas

Pelayanan dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Nasabah BPD Kaltim Cabang Utama di Samarinda. Ejournal Administrasi Bisnis. 2(4): 541-555

Pratama, Y., T.B. Aulia, dan Nurisra. 2014. Identifikasi Faktor-Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang Mempengaruhi Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. 3(3): 218-226

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah

Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sitinjak, T., D. Durianto, Sugiarto, dan H.I. Yunarto. 2004. Model Matriks Konsumen untuk Menciptakan

Superior Customer value. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Su, C.T. dan C.S. Lin. 2008. A Case Study on The

Aplication of Fuzzy QFD in TRIZ for Service Quality Improvement. Journal of Qual Quant. 42(5): 563-578

Suhartini. 2011. Pendekatan Fuzzy-Quality Function

Deployment dalam Pemilihan Supplier. Matrik Jurnal Manajemen & Teknik Industri. 6(1): 1-10

Widodo, P. B. 2006. Reliabilitas dan Validitas Konstruk

Skala Konsep Diri untuk Mahasiswa Indonesia. Jurnal Psikkologi Universitas Diponegoro. 3 (1): 1-9 Wulansari, A., B. Setiawan, dan T. Sinaga. 2013.

Penyelenggaraan Makanan dan Tingkat Kepuasan Konsumen di Kantin Zea Mays Institut Pertanian Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. 8(2): 151-158

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

Gambar 1.House Of Quality Product Planning Jenang Ape

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

SIFAT FISIK, KIMIA, ORGANOLEPTIK