• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mas’ud Effendi

1*,

Galanta Obsetio Pax Humanica

1

, Panji Deoranto

1

1Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

*Alamat Korespondensi: mas.ud@ub.ac.id

ABSTRAK

Keripik buah merupakan salah satu makanan khas di Kota Malang. Keberadaan desain kemasan keripik buah yang sederhana diduga mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh desain kemasan terhadap keputusan pembelian sehingga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam desain kemasan yang baru. Pengolahan data dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS). Variabel bebas yang diteliti antara lain bentuk, label, warna dan aksesoris kemasan sedangkan variabel terikat adalah keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan desain kemasan mempengaruhi keputusan pembelian dengan variable yang paling berpengaruh adalah label kemasan. Rekomendasi perbaikan dilakukan pada indikator label kemasan berupa informasi yang lengkap, branding design, dan peningkatan kualitas pencetakan.

Kata Kunci:Desain kemasan, Keputusan pembelian, Partial Least Square.

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan jaman, perusahaan

dituntut untuk mengembangkan inovasi dari

produknya.Inovasi berfungsi untuk menghadapi pesaing dan keinginan konsumen.Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah melalui desain kemasan.Desain kemasan dapat mencerminkan suatu produk.Produk yang memiliki desain kemasan baik memiliki kualitas yang baik

pula.Beberapa perusahaan bahkan rela mengeluarkan budget

yang besar hanya untuk membuat desain kemasan yang menarik. Desain kemasan yang baik dapat memberikan

branding di hati konsumen, selain itu desain kemasan yang

baik juga dapat menarik perhatian. Menurut Rundh (2009), desain kemasan menjadi faktor penting dalam pemasaran berbagai macam produk, termasuk produk makanan. Untuk membuat desain kemasan yang baik seorang produsen harus memahami perilaku konsumen.Konsumen yang belum merencanakan atau separuh merencanakan pembeliannya sangat dipengaruhi oleh desain kemasan.Karena desain kemasan yang menarik dapat menarik perhatian sesaat dari konsumen.

Menurut Dinas Koperasi Kota Malang (2015) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebesar 77.778 yang bergerak di berbagai sektor.Beberapa diantaranya bergerak di usaha produksi keripik buah yang menjadi oleh-oleh khas dari Kota Malang.Namun dari banyaknya UMKM yang memroduksi keripik buah sebagian besar memiliki desain kemasan yang masih sederhana.Hanya sedikit UMKM yang mau menginovasi desain kemasan keripik buah.Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya wawasan tentang pentingnya

desain kemasan.Untuk meningkatkan inovasi dari kemasan keripik buah perlu diketahui variabel dari desain kemasan yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di Pusat Oleh-Oleh Khas Malang di Kelurahan Sanan Kota Malang Jawa Timur. Pengolahan data dlakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 97 responden. Pada penelitian ini, populasi yang digunakan hanya merujuk pada konsumen yang akan membeli keripik buah dengan rentang usia 17-60 tahun. Variabel bebas yang dianalisis adalah bentuk, label, warna, aksesoris kemasan sedangkan variabel terikat adalah keputusan pembelian.

Data yang diperoleh akan diolah dengan metode Partial

Least Square menggunakan software SmartPLS. Data yang

didapat dilakukan pengujian instrumen dengan

menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk mengetahui kevalidan suatu data penelitian atau kuesioner yang disebar kepada responden. Instrumen dinyatakan valid jika koefisien korelasi r hitung > r tabel. Apabila nilai indikator memiliki

pearson correlation lebih dari 0,199 menunjukan bahwa

jawaban dari seluruh pertanyaan pada kuesioner tersebut valid. Uji reliabilitas merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui konsistensi dari suatu instrumen atau data. Data

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

yang reliabel akan memberikan hasil yang sama atau tidak

jauh berbeda apabila dianalisa berulang kali. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden

Penelitian dilakukan kepada 97 responden yang melakukan pembelian produk keripik buah di Toko Goedang Oleh-Oleh dan Lancar Jaya. Responden dibatasi bagi konsumen yang jarang membeli produk keripik buah untuk mengetahui pengaruh desain kemasan terhadap

keputusan pembelian kategori partially planned

purchase.Kuesioner terdiri dari 3 bagian, yaitu data

mengenai identitas responden seperti nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan sebagainya. Kuesioner kedua dan ketiga berupa pertanyaan mengenai desain kemasan produk keripik buah, baik pertanyaan dengan skala likert maupun pertanyaan terbuka. Berdasarkan hasil kuesioner mayoritas responden adalah perempuan, usia 17-24 tahun, berpendidikan terakhir SMA/sederajat, bekerja sebagai mahasiswa, berpendapatan Rp 750.001-Rp 1.500.000 per bulan dan memiliki frekuensi pembelian sebesar 1 kali setiap bulan.

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan diperoleh α=0,05; n=97 dan nilai r tabel 0,199. Dari hasil uji validitas semua indikator dianggap valid karena nilai t-hitung >0,199. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 1.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan menggunakan

softwareSmartPLS. Berdasarkan uji reliabilitas semua

variabel dinyatakan reliabel. Variabel dinyatakan memiliki reliabilitas yang baik jika memiliki nilai cronbach alpha> 0,6. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

Variabel rhitung rtabel Ket

Bentuk (X1) Penggunaan (X11) 0,506 0,199 Valid Pemajangan (X12) 0,592 0,199 Valid Keunikan (X13) 0,644 0,199 Valid Label (X2) Branding (X21) 0,678 0,199 Valid Informatif (X22) 0,699 0,199 Valid Kualitas (X23) 0,780 0,199 Valid Warna (X3) Komposisi (X31) 0,623 0,199 Valid Keselarasan (X32) 0,562 0,199 Valid

Eye Catching (X33) 0,697 0,199 Valid

Aksesoris (X4)

Memudahkan (X41) 0,255 0,199 Valid

Artistik (X42) 0,206 0,199 Valid

Keputusan Pembelian (Y)

Kemantapan (Y1) 0,565 0,199 Valid

Kebiasaan (Y2) 0,625 0,199 Valid

Memberi rekomendasi

(Y3) 0,651 0,199 Valid

Pembelian ulang (Y4) 0,621 0,199 Valid

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai AlphaCronbach Ket

Bentuk (X1) 0,664 Reliabel

Label (X2) 0,741 Reliabel

Warna (X3) 0,671 Reliabel

Aksesoris (X4) 0,623 Reliabel

Keputusan

Pembelian (Y) 0,771 Reliabel

Evaluasi Model Partial Least Square

1. Diagram Jalur

Diagram jalur hasil pemodelan pengaruh bentuk, label, warna dan aksesoris kemasan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil pemodelam PLS yang ditunjukan dalam diagram jalurdapat disimpulkan bahwa semua indikator memenuhi syarat convergent validity dimana semua indikator memiliki nilai korelasi diatas 0,5.Diagram jalur dapat dilihat pada Gambar 1.

2. Konversi Diagram Jalur dalam Persamaan

Persamaan struktural dalam penelitian ini menunjukan hubungan antar variabel laten yang diuji. Persamaan model struktural dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Y = -0,013X1 + 0,618X2 + 0,057X3 + 0,102X4 + ξ Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui hubungan antar variabel laten. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa dengan melakukan inovasi terhadap label, warna dan aksesoris kemasan dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap produk keripik buah.Sedangkan untuk bentuk kemasan bernilai negatif, artinya bentuk kemasan tidak dapat meningkatkan nilai keputusan pembelian konsumen terhadap produk keripik buah.

Gambar 1. Diagram Jalur Pemodelan Keterangan :

X1 = Bentuk kemasan X32 = Keselarasan X11 = Penggunaan X33 = Eye catching

X12 = Pemajangan X4 = Aksesoris

X13 = Keunikan X41 = Memudahkan

X2 = Label kemasan X42 = Artistik

X21 = Branding Y = Keputusan pembelian

X22 = Informatif Y1 = Kemantapan

X23 = Kualitas Y2 = Kebiasaan

X3 = Warna kemasan Y3 = Memberi rekomendasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

3. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit

a. Hasil Evaluasi Model Pengukuran

Pada model pengukuran nilai yang diukur adalah

convergent validity, discriminant validity, dan composite

reliability.Nilai convergent validity digunakan untuk

mengetahui apakah setiap indikator dianggap valid. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai > 0,5. Nilai

convergent validity dapat dilihat pada Tabel 3.

Pada nilai discriminant validity digunakan untuk

mengetahui pengaruh suatu indikator terhadap

variabelnya.Nilai discriminant validity dianggap valid jika indikator pada variabel yang bersangkutan lebih besar dibanding nilai indikator pada variabel lainnya. Hasil cross

loading dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3.Convergent validity

Variabel Indikator Outer Loading Ket

Bentuk Kemasan (X1) X11 0.644 Valid X12 0.779 Valid X13 0.88 Valid Label Kemasan (X2) X21 0.744 Valid X22 0.815 Valid X23 0.868 Valid Warna Kemasan (X3) X31 0.803 Valid X32 0.678 Valid X33 0.848 Valid Aksesoris

Kemasan (X4) X41 X42 0.924 0.76 Valid Valid Keputusan Pembelian (Y) Y1 0.758 Valid Y2 0.742 Valid Y3 0.768 Valid Y4 0.809 Valid

Tabel 4. Discriminant Validity

X1 X2 X3 X4 Y X11 0.644 0.436 0.291 0.078 0.234 X12 0.779 0.491 0.436 0.083 0.371 X13 0.88 0.539 0.474 -0.006 0.335 X21 0.534 0.744 0.591 0.011 0.417 X22 0.474 0.815 0.546 0.041 0.561 X23 0.544 0.868 0.656 0.064 0.596 X31 0.439 0.571 0.803 0.046 0.39 X32 0.361 0.439 0.678 0.073 0.378 X33 0.434 0.692 0.848 0.088 0.429 X41 0.092 0.044 0.075 0.924 0.141 X42 -0.008 0.045 0.08 0.76 0.083 Y1 0.272 0.405 0.276 0.151 0.758 Y2 0.378 0.498 0.356 0.206 0.742 Y3 0.375 0.55 0.488 0.024 0.768 Y4 0.245 0.546 0.43 0.061 0.809

Nilai composite reliability digunakan untuk mengukur konsistensi dari data. Suatu data dianggap memiliki reliabel yang cukup jika nilainya > 0,7. Data composite reliability

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Composite Reliability

Variabel Composite Reliability Keterangan

Bentuk Kemasan (X1) 0.853 Reliabel

Label Kemasan (X2) 0.851 Reliabel

Warna Kemasan (X3) 0.833 Reliabel

Aksesoris Kemasan (X4) 0.822 Reliabel

Keputusan Pembelian (Y) 0.815 Reliabel

b. Hasil Evaluasi Model Struktural

Dalam menilai model struktural dimulai dengan melihat

R-Square untuk setiap variabel terikat.Nilai koefisien

determinasi (R-Square) digunakan untuk mengetahui

besarnya faktor dalam variabel.Data hasil perhitungan

R-Square dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai R-Square

Variabel R Square

Bentuk Kemasan (X1) 0

Label Kemasan (X2) 0

Warna Kemasan (X3) 0

Aksesoris Kemasan (X4) 0

Keputusan Pembelian (Y) 0.444

Nilai R-square variabel bentuk (X1), label (X2), warna

(X3), aksesoris kemasan (X4) sebesar 0.Hal itu dikarenakan variabel tersebut bersifat independen atau bebas, artinya variabel tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya.Sedangkan

untuk keputusan pembelian (Y) memiliki nilai R-square

sebesar 0,444.Berdasarkan nilai R-square tersebut dapat ditentukan nilai Q2predictive relevance sebagai berikut : Q2 = 1 – (1-0,444) = 0,444

Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel keputusan pembelian (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas sebesar 44,4% sedangkan sisanya sebesar 55,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak ada dalam model yang terbentuk seperti harga, kualitas, demografi atau faktor lainnya.

4. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode

resampling bootstrap. Pengujian dilakukan dengan melihat

t-hitung, apabila diperoleh t-hitung > 1,66 (α = 0,05 dan df = 97) maka disimpulkan signifikan, dan sebaliknya.Hasil

pengujian hipotesis pengaruh inner model dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Pengujian Hipotesis

Hipotesis Statistik t-Statistics Ket

Bentuk → Keputusan Pembelian 0,143 Tidak Signifikan Label → KeputusanPembelian 5,197 Signifikan Warna → KeputusanPembelian 0,472 Tidak Signifikan Aksesoris → KeputusanPembelian 1,162 Tidak Signifikan

a. Hipotesis Variabel Bentuk Kemasan

Dari data didapatkan hasil t-hitung (0,143) < t-tabel (1,66) sehingga pada hasil pengujian hipotesis ini H0 diterima dan H1 ditolak, maka dapat dikatakan bahwa bentuk kemasan memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa ketika bentuk kemasan diubah justru dapat membuat konsumen kesulitan dalam penggunaan kemasan ketika akan dikonsumsi, kemasan akan sulit dipajang, selain itu juga dapat mengurangi daya tarik dan keunikan dari kemasan itu sendiri.Beberapa contoh inovasi desain kemasan yang gagal di pasaran adalah produk dari perusahaan Coors. Perusahaan meluncurkan produk air mineral dalam botol dengan kemasan yang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

menarik, namun dikarenakan bentuk kemasannya yang

mirip dengan produk bir membuat konsumen bingung membedakan antara produk bir dan air mineral, sehingga produk gagal dan ditarik dari pasar (Butler, 2015).

b. Hipotesis Variabel Label Kemasan

Dari data didapatkan t-hitung (5,197) > t-tabel (1,66) sehingga pada hasil pengujian hipotesis ini H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat dikatakan bahwa label kemasan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa ketika label kemasan diperbaiki dan dicetak dalam kualitas yang baik maka keputusan pembelian dari konsumen akan meningkat secara signifikan. Menurut Siwi dan Meiyanto (2002), label merupakan unsur penting dari kemasan karena memberikan informasi dan menjadi branding dari suatu produk.

c. Hipotesis Variabel Warna Kemasan

Dari data dapat dilihat t-hitung (0,472) < t-tabel (1,66) sehingga pada hasil pengujian H0 diterima dan H1 ditolak, maka warna kemasan memberikan pengaruh postif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil pengujian didapatkan hasil bahwa ketika warna kemasan pada produk keripik buah dilakukan inovasi maka keputusan pembelian pada konsumen akan meningkat namun pengaruhnya tidak signifikan. Menurut Rundh (2009), warna kemasan yang sesuai akan memberikan efek grafis utama yang akan

mempengaruhi persepsi konsumen sekaligus

menguatkan citra merek. Namun demikian, pada penelitian ini, warna kemasan produk keripik buah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsumen.

d. Hipotesis Variabel Aksesoris Kemasan

Dari data dapat diketahui t-hitung (1,162) < t-tabel (1,66) sehingga dapat dikatakan bahwa aksesoris kemasan memberikan pengaruh positif namun tidak signifikan. Dari data tersebut menunjukan bahwa

pemberian aksesoris kemasan seperti gantungan, zipper

lock, atau jendela kemasan pada produk keripik buah dapat meningkatkan keputusan pembelian namun pengaruhnya tidak signifikan. Menurut Pamanggiasih (2015) aksesoris kemasan memberikan pengaruh terbesar dibanding variabel desain kemasan yang lainnya (bahan, bentuk, label, warna).Pada penelitian tersebut aksesoris kemasan sangat disukai oleh konsumen.Jika didandingkan dengan hasil dari uji hipotesis aksesoris kemasan tidak dapat memberikan pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.Terdapat perbedaan antara perspektif konsumen dengan keinginan konsumen. Meskipun aksesoris kemasan dapat memberikan inovasi pada produk namun jika diaplikasikan untuk penjualan produk tidak akan berpengaruh secara signifikan.

Rencana Pengembangan Desain Kemasan

Rencana pengembangan desain kemasan dapat dilakukan dengan memberikan aksesoris berupa zipper lock atau memberikan konsep warna yang sesuai dengan bahan baku keripik buah. Jika dilihat pada nilai outer loading, variabel label kemasan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian dengan nilai sebesar 0,618 sehingga bisa diutamakan rencana pengembangan desain kemasan keripik buah pada labelnya. Rencana pengembangan didasarkan dari indikator variabel label kemasan yaitu branding, informasi dan kualitas label.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh desain kemasan terhadap keputusan pembelian dapat disimpulkan bahwa pengaruh desain kemasan terhadap keputusan pembelian produk keripik buah adalah sebesar 44,4% ke arah positif. Variabel yang paling berpengaruh terhadap konsumen dalam memilih produk keripik buah adalah label kemasan. Rencana pengembangan desain kemasan produk keripik buah adalah dengan memberikan branding design, tambahan informasi, dan inovasi pencetakan pada label kemasan.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Koperasi Kota Malang. 2015. Jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Malang. Dilihat Tanggal 28 Januari 2016. <http://dinkop.malangkab.go.id/ konten- 18.html>

Siwi, C.A.A & Meiyanto, S. 2002. Intensitas Membeli Kosmetika Pemutih Kulit Ditinjau dari Kelengkapan Informasi Produk pada Label Kemasan. Jurnal Psikologi No. 2, 61-72.

Rundh, B. 2009. Packaging design: creating competitive advantage with product packaging. British Food Journal Vol. 111 (9): 988-1002

Pamanggiasih, L. G., Tama, I. P., Azlia, W. 2015. Analisis Perspektif Konsumen Pada Desain Kemasan Keripik Buah Menggunakan Rekayasa Kansei dan Model Kano. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri. Vol. 3 (2): 223:232

PROSIDING SEMINAR NASIONAL APTA, Jember 26-27 Oktober 2016

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL