• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pengolahan Data Kemampuan Koneksi Matematis Siswa kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

MAHASISWA S-1 MELALUI PEMBELAJARAN MEAS YANG DIMODIFIKAS

B.2 Peningkatan Disposisi Statistis

IV. HASIL PENELITIAN

4.3. Hasil Pengolahan Data Kemampuan Koneksi Matematis Siswa kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Karena desain yang digunakan adalah ‖Perbandingan Kelompok Statik‖, maka kemampuan awal siswa kelas eksprimen maupun kelas kontrol diasumsikan sama. Asumsi tersebut berdasarkan kepada skor pretes kelas eksperimen dan nilai rata-rata harian kelas kontrol.

Skor Postes Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Aspek Skor Ideal

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

xmin xmaks 𝒙 s xmin xmaks x S

Kemampuan Pemahaman Matematis 20 4 20 15,44 2,43 4 17 10,55 3,69 Kemampuan Koneksi Matematis 17 4 16 12,54 3,04 4 13 9,88 2,13

Dari Tabel diatas diketahui bahwa kemampuan koneksi matematis, skor rata-rata siswa kelas eksperimen adalah 12,54 yaitu sebesar 73,77% skor ideal sedangkan kelas kontrol adalah 9,88 yaitu sebesar 58,12% skor ideal.

Hasil perhitungan uji normalitas postes kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan dalam Tabel berikut ini

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 71 Hasil Uji Normalitas Postes Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Aspek

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Asymptotic significance

Taraf

Signifikansi Kesimpulan significanceAsymptotic

Taraf Signifikansi Kesimpulan Kemampuan Koneksi Matematis 0,005 0,05 Tidak Normal 0,180 0,05 Normal

Dengan demikian, karena terdapat kemampuan yang tidak berdistribusi normal, maka pengujian perbedaan dua rata-rata kemampuan koneksi matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji non parametrik.

Uji Perbedaan Rerata Kemampuan Koneksi Matematis antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji perbedaan rerata kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah uji non parametrik yaitu uji U dari Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney dilakukan menggunakan program SPSS dengan hasil perhitungan sebagai berikut :

Aspek Asymptotic significance Taraf Signifikansi Kemampuan Koneksi Matematis 0,0 0,05

Dari hasil uji Mann-Whitney, untuk kemampuan koneksi matematis kolom Asymptotic significance dua sisi menunjukkan nilai 0,0 ini berarti 𝐻0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan kemampuan koneksi matematis yang cukup signifikan antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran kontekstual mengalami peningkatan kemampuan koneksi matematis, yaitu secara rata-rata peningkatannya sekitar 60,41% dan peningkatan tersebut didominasi oleh soal-soal yang penerapan matematika pada kehidupan sehari-hari ataupun pada konteks berdasarkan pekerjaan atau karir.

2. Terdapat perbedaan rerata peningkatan kemampuan koneksi matematis yang tidak signifikan pada siswa kelompok atas, tengah, dan bawah setelah memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, dikarenakan antara kelompok atas, tengah, dan bawah peningkatan berkisar antara sedang dan tinggi.

3. Kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual lebih baik secara signifikan dibandingkan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Hal ini membuktikan bahwasanya pendekatan pembelajaran secara kontekstual telah membuat siswa merasa ―mengalami‖ sendiri pengetahuannya bukan hanya ―mengetahui‖ dan hal tersebut otomatis membuat siswa menjadi lebih baik kemampuannya terutama kemampuan koneksi matematisnya.

72 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. 2007. Memahami Matematika SMK 2. Armico: Bandung.

---. Dukungan Media Pembelajaran Matematika Berbasis TIK Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Keliling dan Luas Segi Empat.

Tersedia Online :

Http://4riif.wordpress.com/2008/07/10/proposal-penelitian-dukungan-media-pembelajaran-matematika- berbasis-tik-untuk-peningkatan

Departemen Pendidikan Nasional. Pembelajaran Berbasis Kontekstual 1. Sosialisasi KTSP.

Hutagaol, K. (2007). Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.

Killen, R. (1998). Effective Teaching Strategies. Lesson from Research and Practise. Second Edition. Australia : Social Science Press.

Krismanto, A. (2003). Beberapa Tehnik, Model, dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah. PPPG Matematika Yogyakarta.

Kurniawan, R. (2007). Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Koneksi Matematik Siswa SMK. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika: Yogyakarta.

Laily, A. H. (2007). Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengaplikasikan Konsep Matematika. Tesis UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.

New Jersey State Board of Education. (1996). The New Jersey Mathematics Curriculum Framework was developed to provide information, guidance, and assistance to teachers and curriculum developers in implementing the mathematics standars.

Tersedia online :

Http://dimacs.rutgers.edu/nj_math_coalition/framework/acrobat/chap01-4.pdf. Diakses pada tanggal 21 Maret 2009.

Nugroho, S. Statistik Non Parametrik. Makalah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Ruseffendi, H. E. T. (2003). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non eksaksta Lainnya. Semarang : UNNES Press.

Rusgianto. (2002). Contextual Teaching and Learning. Disajikan dalam Seminar Pendidikan Matematika 3 November 2002. FMIPA UNY: tidak diterbitkan.

---. Statistik Uji Non Parametrik Uji Data Dua Sampel Independent. Makalah. Siegel, S. dkk. (2000). Tata Hidangan dan Minuman untuk edisi Indonesia. S. Trauner : Austria. Stewart, J. Correcting The Normalized Gain. University of Arkansas.

Sudjiono, A. (1998). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Suhendar. (2007). Meningkatkan Komunikasi dan Koneksi Matematis siswa SMP yang berkemampuan Rendah melalui Pendekatan Kontekstual dengan Pemberian Tugas Tambahan. Tesis UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.

Suherman, E. dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. FMIPA-JICA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Sumarmo, U. & Permana, Y. 2007. Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal. EDUCATIONIST.

Suparno, P. (2001). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wahyudin. 2008. Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Tidak Dipublikasikan.

---. What is contextual teaching and learning?. TeachNET. Tersedia Online :

http://www.cew.wisc.edu/teachnet/ctl/ diakses pada tanggal 5 Juni 2009.

Van de Wall, J., A. (2008). Pengembangan Pengajaran Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 73

KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH

MELALUI KOLABORASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL