• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh : Masta Hutajulu

Program Studi Pendidikan Matematika – MIPA STKIP Siliwangi Bandung

Abstrak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman dan penalaran dan peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa SMA khususnya siswa SMA Negeri 15 Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman dan penalaran matematik, bahan ajar berupa LKS dan non-tes (yang terdiri dari skala sikap siswa dan lembar observasi). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 1) Peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model konvensional. Walaupun demikian, kedua peningkatan tersebut (baik di kelompok kelas inkuiri terbimbing atau konvensional) berada dalam kategori sedang dan terdapat perbedaan kemampuan pemahaman berdasarkan klasifikasi kemampuan awal matematika (kelompok atas, tengah dan bawah) antara kelompok kelas inkuiri terbimbing dan kelompok kelas konvensional; 2) Peningkatan kemampuan penalaran matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh dengan model konvensional. Walaupun demikian, kedua peningkatan tersebut (baik di kelompok kelas inkuiri terbimbing atau konvensional) berada dalam kategori sedang dan terdapat perbedaan kemampuan penalaran berdasarkan klasifikasi kemampuan awal matematika (kelompok atas, tengah dan bawah) antara kelompok kelas inkuiri terbimbing dan kelompok kelas konvensional; 3) Secara umum, siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing memiliki sikap yang positif terhadap pembelajaran yang menggunakan model konvensional.

Kata Kunci: Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing, Pemahaman dan Penalaran Matematik

I. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan berbanding lurus dengan kemajuan sains dan teknologi. Sehingga matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan. Sumarmo (2005) mengemukakan bahwa pendidikan matematika hakikatnya mempunyai dua arah pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa yang akan datang. Kebutuhan masa kini yang dimaksud yaitu mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep dan ide matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan kebutuhan masa yang akan datang adalah pembelajaran matematika memberikan kemampuan menalar yang logis, sistematik, kritis dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika, serta mengembangkan sikap objektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang senantiasa berubah.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) merekomendasikan beberapa tujuan umum siswa belajar matematika, yaitu: (1) belajar akan nilai-nilai matematika, memahami evolusi dan peranannya dalam masyarakat dan sains, (2) percaya diri pada kemampuan yang dimiliki, percaya pada kemampuan berpikir matematis yang dimiliki dan peka terhadap situasi dan masalah, (3) menjadi seorang problem solver, menjadi warga negara yang produktif dan berpengalaman dalam memecahkan berbagai permasalahan, (4) belajar berkomunikasi secara matematis, belajar tentang simbol, lambang dan kaidah matematik, (5) belajar bernalar secara matematis yaitu membuat konjektur, bukti dan membangun argumen secara matematik.

84 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung

Tujuan tersebut menunjukkan betapa pentingnya belajar matematika, karena dengan belajar matematika sejumlah kemampuan dan keterampilan tertentu berguna tidak hanya saat belajar matematika namun dapat diaplikasikan dalam memecahkan berbagai masalah sehari-hari. Menurut Wahyudin (2008:392) bahwa pada masa sekarang ini para siswa sekolah menengah mesti mempersiapkan diri untuk hidup dalam masyarakat yang menuntut pemahaman dan apresiasi yang signifikan terhadap matematika. Kita akan mengalami kesukaran, jika memang bisa mustahil, untuk bisa berhasil dalam dunia nyata, tanpa memiliki pengetahuan, skills, dan aplikasi matematika yang perlu.

Uraian di atas menggambarkan pentingnya usaha mengembangkan dan meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematik siswa. Kemampuan pemahaman dan penalaran matematik membantu siswa senantiasa berpikir secara sistematis, mampu menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menerapkan matematika pada displin ilmu lain serta mampu meminimalisir gejala-gejala pada siswa yang dapat membuat kemampuan matematikanya rendah.

Menyadari keadaan tersebut maka menggali dan mengembangkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa perlu mendapat perhatian guru dalam pembelajaran matematika. Siswa mestinya mendapat kesempatan yang banyak untuk menggunakan pemahaman dan kemampuan bernalarnya, berlatih, merumuskan, berkecipung dalam memecahkan masalah yang kompleks yang menuntut usaha-usaha yang sangat besar dan kemudian didorong untuk merefleksi pada pemikiran mereka.

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada pengembangan dua aspek kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa SMA melalui pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik daripada kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

2. Apakah kemampuan penalaran matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik daripada kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa apabila ditinjau berdasarkan model pembelajaran dan klasifikasi kemampuan awal matematika (kelompok atas, tengah dan bawah)?

4. Bagaimanakah peningkatan kemampuan penalaran matematik siswa apabila ditinjau berdasarkan model pembelajaran dan klasifikasi kemampuan awal matematika (kelompok atas, tengah dan bawah)?

5. Bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran matematika, terhadap diskusi kelompok, dan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

Hipotesis Penelitian

1. Kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing secara signifikan lebih baik daripada kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Kemampuan penalaran matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing secara signifikan lebih baik daripada kemampuan penalaran matematik siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

3. Terdapat perbedaan secara signifikan peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa berdasarkan klasifikasi kemampuan awal matematika (kelompok atas, tengah dan bawah).

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 85 4. Terdapat perbedaan secara signifikan peningkatan kemampuan penalaran matematik siswa

berdasarkan klasifikasi kemampuan awal matematika (kelompok atas, tengah dan bawah). II. METODOLOGI

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian semu (quasi eksperimen).