• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rata rata (Mean), rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data oleh banyak data

Sifat-Sifat Morfometrik Kambing Pe Katagori Raja Pejantan Pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016

3. Rata rata (Mean), rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data oleh banyak data

μ = Xi 𝑁

μ = Rata-rata populasi

∑ 𝑋𝑖 = Jumlah banyak semua data N = Jumlah populasi

85 4. Simpangan Baku (S) σ = √∑(Xi− μ) ² N N = Jumlahpopulasi μ = Rata-rata populasi

𝑋𝑖 = Bilangan dari suatu populasi

5. Rentang, Rentang suatu himpunan bilangan peubah adalah selisih antara bilangan bilangan terbesar dan terkecil dalam himpunan

6. Koefisien variasi, adalah nilai persentase simpangan baku dibagi dengan rata-rata populasi sampel.

KV = (σ /μ) x 100%

σ = simpangan baku μ = rata-rata populasi

Populasi masih dianggap seragam jika memiliki nilai koefisien variasi di bawah 15% (Nasution, 1985).

Hasil dan Diskusi

Sifat Kuantitatif Kambing PE Kategori Raja Pedaging pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016

Ukuran-ukuran tubuh dapat menjadi parameter yang penting untuk menggambarkan performa fisik dari kambing PE, dengan data ukuran-ukuran tubuh yang akurat kita dapat memperoleh gambaran bentuk dari seekor ternak secara imajiner mendekati bentuk aslinya. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, total data ukuran-ukuran tubuh Kambing PE kategori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 adalah sebanyak 20 ekor. Data hasil perhitungan statistika deskriptif mengenai ukuran-ukuran tubuh tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Penelitian Ukuran-ukuran Tubuh Kambing PE Kategori Raja Pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016

No. Nilai Ukuran-ukuran Tubuh

Panjang Badan Lingkar Dada Tinggi Pundak Lebar Dada ...cm... 1. Rata-rata 70,15 81,50 76,00 21,25 2. Standar Deviasi 8,05 6,50 7,64 2,87 3. KV (%) 11,48 7,98 9,53 13,51 4. Minimum 58,00 65,00 72,00 19,00 5. Maksimum 89,00 85,00 90,00 25,00

Berdasarkan data koefisien variasi yang dapat dilihat pada Tabel 1, bahwa ukuran-ukuran tubuh Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 dapat dikategorikan seragam, hal ini berdasarkan pada pendapat Nasution (1985) yang menyatakan bahwa, populasi masih dianggap seragam jika memiliki nilai koefisien variasi di bawah 15%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa Kambing PE yang diikutsertakan pada kegiatan kontes ternak ini merupakan kambing-kambing terbaik dari masing-masing peternak, sehingga mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lain, walaupun ketika pengamatan di lapangan terdapat beberapa perbedaan performa Kambing PE yang cukup menonjol.

Rentang ukuran panjang badan Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 berkisar antara 58,00-89,00 cm dengan rata-rata ukuran panjang badannya 70,15

±

8,05. Rataan ukuran panjang badan Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 lebih besar bila dibandingkan dengan hasil penelitian Heriyadi (2004), yang menyatakan bahwa hasil penelitian standardisasi mutu bibit Kambing PE untuk rataan ukuran panjang badan Kambing PE Jantan umur 1-2 tahun adalah sebesar 61,30

±

7,61

86 cm. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, rataan ukuran panjang badan Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 juga lebih besar, bila dibandingkan dengan SK Mentan 695/Kpts/PD.410/2/2013 yang menyatakan bahwa rataan ukuran panjang badan untuk Kambing PE jantan adalah sebesar 63,00 ± 5,00 cm.

Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh rataan ukuran lingkar dada dan tinggi pundak Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016. Berdasarkan Tabel 1, bahwa rataan ukuran lingkar dada dan tinggi pundak Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 lebih kecil bila dibandingkan SK Mentan 695/Kpts/PD.410/2/2013 yang menyatakan bahwa rataan lingkar dada dan tinggi pundak untuk Kambing PE jantan berturut-turut adalah sebesar 89,00 ± 5,00 cm; dan 87,00 ± 5,00 cm, namun bila dibandingkan dengan hasil penelitian Heriyadi (2004), yang menyatakan bahwa hasil penelitian standardisasi mutu bibit Kambing PE untuk rataan ukuran lingkar dada Kambing PE Jantan umur 1-2 tahun adalah sebesar 79,51

±

8,52 cm; sedangkan untuk rataan tinggi pundaknya adalah sebesar 74,85

±

8,19 cm, maka rataan ukuran lingkar dada dan tinggi pundak Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 masih lebih besar. Begitu pula halnya dengan rataan ukuran lebar dada Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016, menunjukkan hasil yang lebih besar bila dibandingkan dengan hasil penelitian Heriyadi (2001), yang menyatakan bahwa hasil penelitian standardisasi mutu bibit Kambing PE untuk rataan ukuran lebar dada Kambing PE Jantan umur 1-2 tahun adalah sebesar 17,62

±

2,33 cm, sedangkan hasil rataan ukuran lebar dada Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 adalah sebesar 21,25 ± 2,87 cm.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan rataan ukuran-ukuran tubuh Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 dengan hasil-hasil penelitian ataupun nilai acuan lainnya. Perbedaan nilai rataan

ukuran-ukuran tubuh

Kambing PE tersebut, diduga dipengaruhi oleh wilayah pengambilan

sampel yang cukup beragam, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Heriyadi (2004) hanya mengambil sampel di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah saja, sedangkan pengambilan sampel untuk SK Mentan 695/Kpts/PD.410/2/2013 tentang Penetapan Rumpun Kambing PE diduga mengambil sampel lebih luas lagi pada beberapa wilayah di beberapa Provinsi terpilih, terutama di wilayah atau provinsi yang merupakan basis populasi dari Kambing PE. Alasan lainnya terkait perbedaan rataan ukuran-ukuran tubuh Kambing PE tersebut, adalah waktu pengambilan sampel atau waktu penelitian. Seiring dengan perubahan waktu maka perkembangan pengetahuan dan keterampilan peternak yang semakin meningkat, sehingga menyebabkan meningkatnya produktivitas ternak yang tergambar dari semakin tingginya rataan ukuran-ukuran tubuh dari Kambing PE jantan.

Terlepas dari perbedaan nilai rataan ukuran-ukuran tubuh Kambing PE jantan dari beberapa hasil penelitian tersebut, peran dari kontes ternak di Kabupaten Bandung Barat menunjukkan hasil yang positif, selain sebagai bentuk apresiasi dari pihak pemerintah dan ajang silaturahmi para peternak, kegiatan ini juga dapat meningkatkan pengetahuan peternak mengenai gambaran performa Kambing PE yang baik untuk dijadikan sebagai pejantan ternak. Hal ini akan menimbulkan dampak yang positif, karena dengan berkembangnya pengetahuan peternak mengenai performa Kambing PE yang baik, maka secara otomatis seleksi sederhana diantara peternak di wilayahnya masing-masing akan menuju ke arah yang lebih baik, sehingga diharapkan akan meningkatkan nilai mutu genetik ternak Kambing PE di Indonesia khususnya di Kabupaten Bandung Barat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa rataan ukuran-ukuran tubuh Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 adalah sebagai berikut : panjang badan 70,15 ± 8,05 cm; lingkar dada 81,50 ± 6,50 cm; tinggi pundak 76,00 ± 7,64 cm; dan lebar dada 21,25 ± 2,87 cm. Secara umum ukuran-ukuran tubuh Kambing PE katagori raja pejantan pada Kontes Ternak Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016 dapat dikategorikan seragam, hal ini ditunjukkan dengan hasil nilai koefisien variasi di bawah 15% pada semua parameter yang diukur.

87 Saran

Perkembangan performa Kambing PE di wilayah Kabupaten Bandung Barat secara umum dapat terlihat dari hasil kejuaraan ini, sehingga diharapkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jawa Barat yang mempunyai potensi komoditas Kambing PE dapat mencontoh kegiatan positif yang dilakukan oleh Kabupaten Bandung Barat, mengingat wilayah pengembangan Kambing PE mulai menyebar di beberapa wilayah di Jawa Barat. Kegiatan Kontes Ternak Kambing PE Tingkat Kabupaten Bandung Barat, khususnya untuk kategori raja pejantan harus tetap diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya, karena kegiatan ini merupakan wadah bagi para peternak untuk bersilaturahmi, serta tempat bertemunya berbagai unsur baik stake holder, akademisi, ataupun pihak pemerintah, sekaligus dapat menjadi ajang pembuktian hasil budidaya yang dilakukan oleh peternak Kambing PE di Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan ini juga dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai sejauh mana perkembangan performa Kambing PE di Kabupaten Bandung Barat, sekaligus sebagai sarana seleksi ternak untuk kegiatan Kontes Ternak Kambing PE Tingkat Provinsi Jawa Barat yang selalu diadakan secara rutin setiap tahun. Ucapan Terima kasih

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat khususnya Kepala Bidang Peternakan Kabupaten Bandung Barat beserta staf, Ketua DPD HPDKI Provinsi Jawa Barat beserta seluruh anggota dan pengurus organisasi, Tim Juri Kontes Ternak Kambing PE Tingkat Kabupaten Bandung Barat khususnya drh. Wiwin Aprianti yang telah banyak sekali membantu dalam kegiatan penelitian ini sehingga berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti, serta para peternak yang ikut berpartisipasi dalam acara Kontes Ternak Kambing PE Tingkat Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016.

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2016. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Heriyadi, D. 2004. Standardisasi Mutu Kambing Peranakan Ettawa. Kerjasama Penelitian antara Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung. Nasution, A. H dan Barizi. 1985. MetodeStatistika untuk Penarikan Kesimpulan. Gramedia. Jakarta Nazir, M., 1988. MetodePenelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Hal 63.

SNI 7325.2008. Bibit Kambing Peranakan Ettawa (PE). BSN. Jakarta. Sudjana.2005. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta, Bandung.

88

Laju Metabolisme dan Aktivitas Creatin Kinase (CK) Sapi Perah Berdasarkan

Garis besar

Dokumen terkait