• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Biji Durian Sebagai Bahan Ransum Alternatif Substitusi Jagung terhadap Profil Lemak Darah pada Ayam Petelur

Dinar Rilo Pambudi

1)

, Nyoman Suthama

2)

, dan Hanny Indrat Wahyuni

2)

, Istna Mangisah

2)

,

Fajar Wahyono

2)

, Bambang Sukamto

2)

, Vitus Dwi Yunianto

2)

,

1)Mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro 2)Dosen Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

dinarrilopambudi@gmail.com ; nsuthama@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung biji durian sebagai pengganti jagung yang dilaksanakan selama 6 minggu menggunakan 120 ekor ayam petelur. Ayam percobaan dibagi menurut rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan (masing-masing 5 ulangan) yaitu T0 (kontrol/tanpa tepung biji durian); T1 (3% tepung biji durian menggantikan jagung); T2 (6% tepung biji durian menggantikan jagung); T3 (9% tepung biji durian menggantikan jagung). Parameter yang diamati meliputi kadar kolesterol, trigliserida, high density lipoprotein (HDL), dan low density lipoprotein (LDL) dalam darah. Data dianalisis ragam dan uji beda Duncan. Hasil menunjukkan bahwa pemberian tepung biji durian berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar kolesterol, trigliserida, dan LDL, tetapi tidak ada pengaruh terhadap HDL. Kesimpulan yaitu penggantian jagung dengan tepung biji durian sampai 9% dapat menurunkan kolesterol dan low density lipoprotein dengan high desinty lipoprotein sama.

Kata Kunci : profil lemak darah, biji durian, ayam petelur

Abstract

This research was aimed to evaluate feeding effect of durian seed meal as yellow corn substitution during 6 wks using 120 bidrs of laying hen. The birds were divided based on a completely randomized design with 4 treatments (5 replications each), namely T0 (control/without durian seed meal), T1 (3% durian seed meal), T2 (6% durian seed meal ) and T3 (9% durian seed meal). Parameters observed were blood concentrations of cholesterol, triglyceride, high density lipoprotein (HDL), and low density lipoprotein (LDL). Data were statistically tested using analysis of variance and Duncan test. Results indicated that feeding durian seed meal significantly (P<0,05) affect concentrations of cholesterol, triglyceride, and LDL, but there was no effect on HDL. In conclusion, durian seed meal until 9% decreases blood cholesterol and low density lipoprotein cocentrations with the same level of high density lipoprotein.

Keywords: blood fat profiles, durian seed, laying hen

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara tropis kaya akan buah-buahan dari beberapa varietas yang dapat berkembang dengan baik. Satu diantaranya adalah durian atau disebut dengan the king of the fruit, daging buah memiliki tekstur lunak dengan rasa yang nikmat. Durian memiliki kulit keras dengan jumlah isi dan biji sampai 10 buah dengan aroma yang khas. Persentase bagian kulit 60–75 % dengan biji 5–15 % yang belum atau jarang dimanfaatkan (Prasetyaningrum, 2010). Biji durian biasanya dibuang sebagai limbah yang dapat mengganggu kualitas dan kesehatan lingkungan. Limbah pertanian tidak semuanya berefek merugikan dan tidak dapat dimanfaatkan untuk menjadi produk yang berguna, tetapi limbah pertanian berupa biji durian mempunyai peluang sebagai bahan ransum alternatif dalam

160 usaha diversifikasi produk yang menguntungkan (Pakpahan dkk., 2014). Total produksi buah durian di Indonesia sebesar 995,735 ton/tahun (BPS 2016), dengan biji sebanyak 20 sampai dengan 25% (Cornelia dkk., 2013). Jadi terdapat 224,04 ton limbah biji durian yang belum dimanfaatkan dengan baik. Biji durian mengandung komponen nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ransum ternak alternatif. Komposisi nutrisi terdiri dari 67,43% karbohidrat; 6,43 protein; 1,48% lemak; 0,92% kalsium, dan 0,89% fosfor dengan serat kasar rendah 6,15% (Suhadi, 2004). Tingginya kandungan karbohidrat memungkinkan biji durian dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan sumber karbohidrat disetai dengan pengolahan seperti perebusan dan pengeringan untuk mengurangi kandungan anti-nutrisi.

Pemanfaatan limbah pertanian/perkebunan berupa biji durian perlu digagas dalam upaya untuk mencari solusi kaitannya dengan harga ransum yang semakin mahal. Biji durian sebagai bahan ransum alternatif untuk unggas diharapkan dapat menggantikan jagung, sebagai sumber energi, yang kondisinya akhir-akhir ini tidak menentu baik aspek produksi maupun harga. Diversifikasi menggunakan bahan alternatif dapat mengurangi biaya produksi dan tidak mengganggu kesehatan produk tetapi peternak mendapatkan keuntungan lebih dari biasanya (Hasnawati dkk., 2016). Kesehatan produk ternak, khususnya ayam petelur, dapat dideteksi awal dari profil lemak darah meliputi kolesterol, low density lipoprotein, dan high density lipoprotein. Namun, untuk mencapai tujuan termaksud diatas, biji durian perlu diolah terlebih dahulu untuk meminimilaisir kandungan anti-nutrisi seperti oksalat dan siklopropena Pengolahan biji durian pre feeding dapat dilakukan melalui proses perebusan dan pengeringan di samping untuk meningkatkan nilai manfaat juga nilai ekonomis sebagai bahan raansum non-konvensional sehingga layak diberikan pada ternak unggas, khususnya ayam. Bahan dan Metoda

Ternak penelitian adalah 120 ekor ayam petelur umur 40 minggu yang dipelihara pada kandang

battery dengan tempat ransum yang dibatasi menggunakan kayu untuk menghindari tercampurnya

ransum antar individu ayam perlakuan. Ransum disusun dari jagung, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3, tepung kulit kerang, minyak, dan tepung biji durian dengan komposisi dan kandungan nutrien tertera pada Tabel 1. Ransum perlakuan diberikanselama 30 hari, mulai umur 136 sampai 166 hari Ransum dan air minum disediakan ad libitum.

Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Nutrien Ransum Penelitian

Keterangan : *Berdasarkan hasil analisis proksimat setiap bahan penyusun ransum

**Dihitung berdasarkan rumus Balton (Sibbald, 1989) disitasi dalam Ma’rifah et al. (2013). ***Dihitung Berdasarkan Tabel NRC (1994).

Bahan Ransum Perlakuan (%)

T0 T1 T2 T3 Jagung kuning 43 40 37 34 Biji durian 0 3 6 9 Bekatul 18 18 18 18 Bungkil kedelai 19 19 19 19 Tepung ikan 10 10 10 10 CaCO3 3,5 3,5 3,5 3,5 Kulit kerang 5 5 5 5 Premix 1 1 1 1

Minyak kelapa sawit 0,5 0,5 0,5 0,5

TOTAL 100 100 100 100 Kandungan nutrien*(%) Energi metabolis**(kkal/kg) 2690.84 2694,66 2698,48 2702,30 Protein kasar 17.78 17.79 17,80 17,81 Serat kasar 4,44 4,95 5,46 5,97 Lemak kasar 6.32 6,20 6,09 5,98 Kalsium 3,31 3,30 3,29 3,28 Phospor 0,68 0,67 0,66 0,65 Imbangan Ca : P total 4,87 : 1 4,92 : 1 4,98 : 1 5,04 : 1

161 Rangkaian pembuatan tepung biji durian yaitu biji durian terlebih dahulu dicuci kemudian direbus, dicacah menjadi potongan kecil dan dijemur dibawah sinar matahari sampai kering selanjutnya digiling menggunakan grinder sampai menjadi tepung. Perebusan untuk mengurangi kadar oksalat dan asam lemak siklopropena. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan (masing-masing 6 ekor), sebagai berikut :

T0 : ransum kontrol (tanpa tepung biji durian) T1 : ransum dengan tepung biji durian 3% T2 : ransum dengan tepung biji durian 6% T3 : ransum dengan tepung biji durian 9%

Data diuji statistik dengan analisis ragam dan Duncan pada taraf probabilitas 5% (Steel dan Torrie, 1991)

Hasil dan Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung biji durian dari 3% (T1) sampai level 9% (T3) nyata (P<0,05) menurunkan kadar kolesterol dan low density lipoprotein (LDL) serta me-ningkatkan kadar high density lipoprotein (HDL). Berbeda dengan trigliserida hanya pemberian tepung biji durian sebanyak 9% (T3) menunjukkan nilai nyata paling rendah (Tabel 2).

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Tepung Biji Durian terhadap Profil Lemak Darah

Parameter Perlakuan (mg/dl) T0 T1 T2 T3 Kolesterol 120,31a 95,60b 95,12b 92,47b Trigliserida 336,00a 337,20a 321,26a 251,68b HDL 9,24b 9,63b 10,11b 10,07b LDL 85,88a 75,72b 74,15b 73,12b

Keterangan : Superskrip pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05).

Pemberiaan tepung biji durian 3-9% menurunkan kadar kolesterol pada darah ayam petelur. Penurunan kolesterol tersebut berkaitan dengan antinutrisi pada biji durian berupa oksalat dan asam

siklopropena. Biji durian yang mentah mengandung asam siklopropena sangat tinggi sehingga

diturunkan dengan cara direbus. Biji durian meskipun direbus tidak secara total dapat menghilangkan antinutrisi sehingga minimal masih mempengaruhi konsumsi ransum dan sistem pencernaan. Namun, antinutrisi pada level rendah dapat berefek positip diantaranya berdampak pada penurunan kadar kolesterol darah. Oksalat meskipun dapat menghambat penyerapan nutrien dan produktivitas menurun, tetapi asam siklopropena dapat menyebabkan lemak sulit dipecah (Djaeni dan Prasetyaningrum, 2010). Sehingga lemak jahat (LDL dan kolesterol) darah menurun. Sebagaimana diketahui bahwa kolesterol pada tubuh ayam berasal dari eksogen dan endogen, kolesterol eksogen bersumber dari ransum, sedangkan kolesterol endogen disintesis ketika tubuh membutuhkan. Semakin tinggi kandungan kolesterol pada darah mengakibatkan tidak seimbangnya sintesis atau keberadaan asam/garam empedu yang diperlukan untuk proses pencernaan lemak. Menurut Rahmat dan Wiradimadja (2011) bahwa bila jumlah kolesterol yang berasal dari ransum sedikit untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan organ maka sintesis kolesterol di dalam hati dan usus meningkat, dan sebaliknya. Sirkulasi kolesterol dalam tubuh (darah) sangat dipengaruhi oleh kebutuhan untuk sintesis hormon terutama hormon steroid. Kolesterol sangat dibutuhkan tubuh untuk sintesis hormon steroid, untuk sintesis vitamin D dan sebagai komponen membran sel (Nugraheni, 2016). Fenomena pada penelitian ini dapat diasumsikan bahwa pemberian tepung biji durian memicu ayam untuk meningkatkan pembentukan hormon steroid (estrogen) karena sedang produksi telur. Peningkatan hormon estrogen membutuhkan lebih banyak asupan kolesterol sehingga konsentrasi dalam darah menjadi rendah.

Berbeda dengan kadar trigliserida yang nyata menurun hanya dengan pemberian 9% (T3) meskipun level yang lebih rendah cederung menurun. Kondisi tinggi rendahnya kadar trigliserida disebabkan oleh adanya perubahan sintesis asam lemak dari ransum (eksogenus) dan sebagian besar tergantung pada asupan endogenus. Semakin tinggi asupan asam lemak eksogenus sintesis dalam hati

162 mengalami perubahan atau peningkatan dan secara langsung mempengaruhi kosentrasi trigliserida di serum darah (Kamalia dkk., 2014). Kadar trigliserida sangat berkaitan dengan kolesterol karena trigliserida dan kolesterol disintesis dari karbohidrat dan lipid yang terjadi dihati (hepar). Biji durian disamping mengandung antinutrisi seperti dijelaskan diatas yang kalau level rendah tidak berefek negatif, tetapi untuk menurunkan trigliserida memerlukan level pemberian yang tinggi berkaitan dengan peranan crude gum yang disebut polysaccharide gum (Mirhosseini dan Amid, 2012). Komponen crude

gum biji durian mempunyai kemampuan sangat kuat mengikat lemak/minyak pada akhirnya

menurunkan kadar trigeliserida dan kolesterol pada proses transportasi melalui peredaran darah. Maryuni (2003) menyatakan bahwa kilomikron adalah senyawa komplek yang mengandung trigliserida dan kolesterol sehingga berkaitan satu sama lain.

Konsentrasi high density lipoprotein (HDL) darah pada ayam yang diberi tepung biji durian (T1-T3) mengalami peningkatan nyata bila dibandingkan dengan kontrol (T0) (Tabel2). Konsentrasi HDL sebaiknya lebih tinggi karena memiliki peranan untuk mengangkut kelebihan kolesterol dari membran ke hati kemudian di degradasi menjadi asam empedu (Wulandari dkk., 2008). Menurut Kurniawan (2016) fungsi HDL adalah membawa kelebihan kolesterol dari jaringan tubuh ke hati melalui pembuluh darah atau dikeluarkan bersama–sama dengan empedu, dengan demikian penimbunan kolesterol di perifer berkurang. Jadi, penururnan kadar kolesterol dan peningakatan HDL akibat pemberian tepung biji durian pada penelitian ini sangat konsisten dengan pernyataan empiris para peneliti sebelumnya. Sebaliknya, pemberian tepung biji durian dapat menurunkan secara nyata kadar low density lipoprotein (LDL) dibandingkan perlakuan kontrol (Tabel 2). Low density lipoprotein (LDL) disebut juga β- lipoprotein meskipun mengandung 21% protein dengan 78% lemak, namun, disebut juga kolesterol jahat karena bekerja sebagai transport “pengangkut” kolesterol dan sisa metabolismenya. Konsentrasi LDL erat kaitannya dengan kadar kolesterol darah yang pada penelitian ini menunjukkan bahwa kadar LDL dan kolesterol keduanya menurun akibat pemberian tepung biji durian. Sebagaimana diketahui LDL berperan dalam penyediaan kolesterol yang diperlukan oleh jaringan, sehingga bila kandungan kolesterol menurun maka kadar LDL juga akan berkurang. Montgomery dkk., (1993) menyatakan bahwa peningkatan LDL sejalan dengan peningkatan kadar kolesterol darah, sehingga apabila kadar kolesterol darah relatif sama maka kadar LDL juga relatif sama. Durian secara keseluruhan, termasuk biji, dengan kandungan polysaccharide gel/gum sangat potensial sebagai serat pakan yang berfungsi sebagai medicinal teraphy dalam menurunkan lemak atau kolesterol darah (Morton, 1987). Penurunan LDL dan kolesterol darah diperkuat oleh Mirhosseini dan Amid (2012) bahwa biji durian mengandung komponen crude gum yang mempunyai kemampuan kuat mengikat minyak/lemak (oil-holding

capacity). Secara ilmiah dapat dinyatakan bahwa dengan adanya kemampuan oil-holding capacity

berdampak pada penurunan kecernaan dan penyerapan lemak, dan selanjutnya menyebabkan berkurangnya sirkulasi LDL dan kolesterol dalam darah. Pengaruh penurunan lemak darah secara umum, khususnya LDL dan kolesterol, dapat dikaitkan dengan potensi efek nutraceutical dari biji durian. Sebagaimana dinyatakan oleh Ho dan Bhat (2014) bahwa durian baik bagian yang dapat dimakan (edibel) maupun yang tidak dapat dimakan (non-edibel) berpotensi sebagai bahan pakan/makanan dan industri obat kesehatan.

Kesimpulan

Pemberian tepung biji durian pada ayam petelur berpengaruh pada kolesterol, trigliserida dan HDL namun kadar LDL tidak berpengaruh. Sehingga peternak dapat memberikan biji durian pada taraf tertentu pada ayam petelur untuk mengurangi kadar kolesterol.

Ucapan Terima Kasih

Terimakasih kepada tim penelitian Biji Durian (Lanang, Nisa, Wening, Yonas) atas kerja-samanya, serta teman–teman yang turut membantu di dalam persiapan dan pelaksanan penelitian ini hingga selesai.

163 Daftar Pustaka

Cornelia, M., Syarief, R., Effendi, H dan Nurtama, B. 2013. Pemanfaatan Pati Biji Durian (Durio

Zibethinus Murr.) dan Pati Sagu (Metroxylon sp.) dalam Pembuatan Bioplastik. Jurnal Kimia

Kemasan. 35 (1) : 20 – 29.

Djaeni, M. Dan A. Prasetyaningrum. 2010. Kelayakan biji durian sebagai bahan pangan alternatif : aspek nutrisi dan tekno ekonomi. Riptek. 4 (11) : 37 – 45.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. CV.ARMICO. Bandung.

Hasnawati, Hafsah, dan Sugiarto. 2016. Penggunaan Tepung Biji Durian (Durio Zibethinus Murr) Sebagai Sumber Energi Dalam Pakan Terhadap Performan Itik Lokal Jantan (Anas

Platyrhynchos). Jurnal Agrisains. 17(1) : 62 – 67.

Ho, L-H and R. Bhat. 2015. Exploring the potential nutraceutical values of durian (Durio zibethinus L.) – An exotic tropical fruit. Food Chem. 168: 80–89.

Ismail, F. 2014. Status hematologis dan biokimia darah ayam ras petelur yang dipelihara pada system pemeliharaan itensif dan free range pada musim kemarau. (Skripsi Sarjana).

Kamalia, A. Mujenisa dan A. Natsir. 2014. Pengaruh penambahan berbagai level tepung daun katuk (Sauropus Androgynus) terhadap kadar kolesterol, trigliserida, LDL dan HDL darah broiler. Bul. Nutrisi dan Makanan Ternak. 10 (1); 12 – 18.

Kurniawan, P. D. 2016. Pengaruh penggunaan daun mengkudu (Morinda citrifolia) dalam pakan terhadap profil lemak darah ayam petelur. (Skripsi).

Ma’rifah, B., U. Atmomarsono, dan N. Suthama. 2013. Nitrogen retention and productive performance of Crossbred Native chicken due to feeding effect of Kayambang (Salvinia molesta). Internat. J. of Sci. and Eng. 5(1): 19-24.

Maryuni, S. S. 2003. Pengaruh kandungan lisin dan energi metabolis berbeda dalam ransum yang mengandung ubikayu fermentasi terhadap lemak ayam broiler. (Thesis).

Mirhosseini, H. and B.T. Amid. 2012. Influence of chemical extraction conditions on the physicochemical and functional properties of polysaccharide gum from durian (Durio zibethinus) seed. Molecules 17: 6465–6480. doi:10.3390/molecules17066465.

Montgomerry, R., R. L. Dryer., T. W. Conway and A. Spector. 1993. Biochemistry: A case Oriented Approach. Jilid I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (Diterjemahkan oleh M. Ismadi). Morton, J. 1987. Durian (Durio zibethinus L.) In: Fruits of Warm Climates (Morton, J.F. and F.L.

Miami, Eds.). Pp. 287–291.

Nugraheni, R. W. D. 2016. Pengaruh penambahan ramuan tepung jahe merah, daun sembung, daun katuk dan daun kencur terhadap gambaran lemak darah ayam petelur. (Skripsi sarjana).

Pakpahan, Y. E., Lubis, Z dan Setyohadi. 2014 .Pengaruh Lama Perebusan dan Lama Penyangraian dengan Kuali Tanah Liat Terhadap Mutu Keripik Biji Durian (Durio zibethinus Murr). Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. 2 (3): 47 – 53.

Rahmat, D. Dan R. Wiradimadja. 2011. Pendugaan kadar kolesterol daging dan telur bedasarkan kadar kolesterol darah pada puyuh jepang. J. Ilmu Ternak. 11 (1): 35 – 38.

Suhadi, I. 2004. Pemanfaatan limbah biji durian sebagai bahan pakan ternak ayam pedaging. Tesis. Usu. Wulandari, R. R. 2008. Profil kolesterol dan trigliserida darah serta respon fisiologis tikus yang diberi

164

Perkembangan Morfologi Dan Tingkat Adaptasi Rumput Gajah Kerdil

Garis besar

Dokumen terkait