• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Probiotik, Acidifier, Antibiotik dan Kombinasinya terhadap Bobot Organ Limfoid dan Hati Ayam Broiler

a)

A. Deanny, L. D. Mahfudz dan H. I. Wahyuni

Program Studi Peternakan

Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Jl.Prof.H.Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang, 50275

a)Email: aulidzadeanny@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan probiotik, acidifier, antibiotik dan kombinasinya terhadap bobot organ limfoid dan hati ayam broiler. Materi yang digunakan yaitu 700 ekor (Day Old Chick) DOC dengan bobot badan rata-rata 47,86 ± 0,56. Bahan pakan yang digunakan adalah probiotik, acidifier, antibiotic, CPO, dedak, jagung, tepung gandum, tepung roti, MBM, CFM, CGM, DDGS, SBM, L-theronin, lisin, metionin, tepung tulang, garam dan premix. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 7 ulangan sehingga terdapat 35 unit percobaan, setiap unitnya terdapat 20 ekor DOC. Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut: T0 = ransum basal (kontrol), T1 = ransum basal + antibiotik, T2 = ransum basal + probiotik, T3 = ransum basal + probiotik + antibiotik, T4 = ransum basal + probiotik + acidifier. Parameter yang diamati yaitu bobot organ limfoid (thymus, spleen, bursa fabricius). Data dianalisis ragam dengan uji F taraf 5%, bila terdapat pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan probiotik, acidifier, antibiotik dan kombinasinya tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot organ limfoid ayam broiler. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penggunaan probiotik dalam ransum dapat menggantikan antibiotik pada pemeliharaan ayam broiler. Kata kunci: ayam broiler, probiotik, acidifier, antibiotik, organ limfoid

Abstract

This study aims to examine the effect of the use of probiotics, acidifier, antibiotics and its combination of lymphoid organ and broiler liver weight. The material used is 700 tail (Day Old Chick) DOC with an average body weight of 47.86 ± 0.56. The feed ingredients used are probiotics, acidifier, antibiotic, CPO, bran, corn, wheat flour, breadcrumb, MBM, CFM, CGM, DDGS, SBM, L-theronin, lysine, methionine, bone meal, salt and premix. This study used a complete randomized design (RAL) with 5 treatments and 7 replications so that there are 35 experimental units, each unit has 20 DOCs. The treatment applied was as follows: T0 = basal ration (control), T1 = basal ration + antibiotic, T2 = basal ration + probiotics, T3 = basal ration + probiotics + antibiotics, T4 = basal ration + probiotics + acidifier. The parameters observed were lymphoid organ weight (thymus, spleen, fabricius exchange). The data were analyzed by F test of 5% level, if there was effect of treatment then continued with Duncan test. The results showed that the use of probiotics, acidifier, antibiotics and its combinations had no significant effect (P< 0.05) on the broiler lymphoid organ weight. The conclusion of this study is the use of probiotics in ransum can replace antibiotics in the maintenance of broiler chickens.

Keywords: broiler chickens, probiotics, antibiotics, acidifiers, length and lymphoid organs

Pendahuluan

Ayam broiler secara genetik memiliki pertumbuhan yang cepat, tetapi disisi lain daya tahan sangat rendah. Peternak menggunakan antibiotik untuk mempertahankan kesehatan ayam broiler, namun

18 penggunaan antibiotik sudah mulai dibatasi karena dikhawatirkan akan menimbulkan residu dalam daging dan juga menyebabkan resistensi antibiotik pada ayam broiler. Penggunaan aditif pakan sebagai pengganti fungsi antibiotik perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan residu pada bahan pangan hewani dan mengurangi resistensi mikroorganisme. Salah satu upaya untuk mengganti antibiotik adalah dengan menggunakan probiotik dan acidifier.

Probiotik adalah mikroba hidup yang menguntungkan, yang berkontribusi terhadap keseimbang-an mikroba dalam usus, sehingga dapat menguntungkkeseimbang-an inkeseimbang-angnya baik secara lkeseimbang-angsung maupun tidak langsung dari hasil metabolitnya. Pemberian probiotik pada ayam broiler berfungsi untuk mencegah perkembangan bakteri patogen, mengatur aktifitas enzim bakteri tertentu dan menguatkan pengaruh substansi yang merangsang sintesis antibodi pada sistem kekebalan.

B. subtilis merupakan bakteri berspora sehingga dapat disimpan dalam waktu lama dan dapat

menghasilkan enzim pencernaan seperti protease dan amilase yang dapat membantu proses pencernaan. Bakteri ini juga menghasilkan asam-asam lemak rantai pendek yang dapt berfungsi sebagai antimikroba. Ayam pedaging yang diberi probiotik B. subtilis atau kultur laktobasilus, kandungan laktobasilusnya dalam usus, yang diketahui mempunyai pengaruh baik terhadap kesehatan, lebih tinggi dari yang memperoleh Antibiotic Growth Promoter (AGP) (Jin et al., 1996).

Acidifier merupakan asam organik yang berfungsi meningkatkan kecernaan dengan cara

peningkatan kinerja enzim pencernaan, menurunkan pH dalam usus serta menjaga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Pemberian asam sitrat dalam pakan mampu meningkatkan persentase bobot organ limfoid (Bursa fabricius dan Thymus) yang merupakan indikator ketahanan tubuh (Nourmohammadi et al., 2011).

Organ limfoid adalah organ yang berkaitan dengan daya tahan tubuh ayam meliputi organ limfoid (bursa fabrisius, limfa dan timus) karena menghasilkan antibodi (Bikrisima et al., 2003). Bursa fabricius adalah organ limfoid primer pada ayam atau jenis unggas lainnya. Timus ayam secara anatomis terletak pada sisi kanan dan kiri saluran pernafasan (trakea). Limpa merupakan organ penting dalam pembentukan sel darah putih yaitu limfosit yang ada hubungannya dengan pembentukan antibodi.

Hati merupakan organ yang berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, karbohidrat, zat besi, fungsi detoksifikasi serta berperan dalam metabolisme dan penyerapan vitamin (Ressang, 1984). Organ hati berfungsi sebagai pendetoksifikasi racun yang terkumpul dalam tubuh tidak terpengaruh dengan adanya pakan atau ransum. Kelainan pada organ dalam dapat disebabkan oleh penyakit, yang biasanya ditandai dengan adanya perubahan organ dalam secara fisik, seperti perubahan warna dan ukuran. Perubah yang diamati meliputi persentase bobot organ dalam seperti hati, limpa, jantung, rempela, ginjal, pankreas, empedu, usus (Hermana, 2008).

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh probiotik dan acidifier sebagai pengganti antibiotik terhadap bobot relatif organ limfoid (bursa fabricius, spleen, thymus) dan hati ayam broiler. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberi informasi tentang pengaruh penggunaan probiotik dan acidifier sebagai pengganti antibiotik terhadap bobot relatif organ limfoid (bursa fabricius, spleen, thymus) dan hati ayam broiler. Hipotesis penelitian ini adalah penggunaan probiotik dan acidifier dalam ransum dapat menggantikan antibiotik.

Materi dan Metoda

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei–Juli 2017 di kandang B dan kandang C Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan yaitu 700 ekor

Day Old Chick (DOC) dengan bobot awal rata-rata 47 g ± 0,56. Bahan pakan yang digunakan adalah

CPO, dedak, jagung, tepung gandum, tepung roti, MBM, CFM, CGM, DDGS, SBM, L-theronin, lisin, metionin, tepung tulang, garam dan premix. Komposisi ransum disajikan pada tabel 1.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 7 ulangan, sehingga terdapat 35 unit percobaan dan setiap unit percobaan mengguna-kan 20 ekor DOC. Perlakuan penelitian terdiri dari T0 (ransum basal/kontrol), T1 (ransum basal mengandung AGP), T2 (ransum basal mengandung probiotik), T3 (ransum basal mengandung probiotik dan antibiotik), T4 (ransum basal mengandung probiotik dan acidifier).

Selama penelitian berlangsung minum dan ransum ayam broiler diberikan secara adlibitum. Pemuasaan selama 2 jam sebelum ayam dipotong ayam ditimbang sebagai bobot hidup. Pengambilan data dilakukan pada saat ayam berumur 14 dan 42 hari. Ayam dipotong menggunakan pisau yang organ limfoidnya dipisahkan, yaitu thymus, spleen dan bursa fabricius serta organ hati, kemudian

masing-19 masing organ tersebut ditimbang menggunakan timbangan digital. Peubah yang diamati adalah persentase bobot organ limfoid (thymus, spleen, bursa fabricius) dan hati. Menghitung persentase bobot organ limfoid dan hati ayam broiler dengan rumus:

% bobot organ= bobot organ

bobot badan ×100 %

Data hasil penelitian selanjutnya diolah secara statistik dengan menggunakan analisis ragam pada taraf 5%, apabila terdapat pengaruh perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan analisis uji Duncan (Sastrosupadi, 2000).

Tabel 1. Komposisi, Kandungan Nutrien dan Persentase Ransum

Bahan Pakan Perlakuan T0 T1 T2 T3 T4 ...(%) ... CPO 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 Dedak 4,45 4,45 4,45 4,45 4,45 Jagung 45,50 45,50 45,50 45,50 45,5 Tepung gandum 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Tepung roti 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 MBM 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 CFM 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 CGM 3,60 3,60 3,60 3,60 3,60 DDGS 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 SBM 17,00 17,00 17,00 17,00 17,00 L-theronin 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 Lisin 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 Metionin 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 Tepung tulang 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 Garam 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 Premix 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 Total 100 100 100 100 100 Coccidiostad 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 Zink bacitrasin - 0,004 - 0,004 - Probiotik - - 0,001 0,001 0,001 Acidifier - - - - 0,010 Air 12,92 11,26 12,32 11,96 12,37 Abu 5,01 5,27 5,31 5,77 5,57 Lk 4,77 5,40 4,32 8,43 17,66 SK 7,71 7,96 8,43 8,30 8,59 PK 18,55 17,75 17,66 19,04 18,63 BETN 63,96 63,62 64,28 63,03 62,71 EM 3412,57 3422,43 3356,39 3324,25 3349,46

Keterangan : * Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, 2017 ** Berdasarkan perhitungan rumus Balton, 1967

20 Hasil dan Diskusi

Hasil penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Persentase Bobot Organ Limfoid dan Hati Ayam Broiler

Variabel Perlakuan T0 T1 T2 T3 T4 Thymus (%) Starter 0,29 ± 0,14 0,29 ± 0,09 0,26 ± 0,09 0,28 ± 0,04 0,28 ± 0,12 Finisher 0,20 ± 0,06 0,16 ± 0,10 0,16 ± 0,07 0,15 ± 0,08 0,21 ± 0,10 Spleen / Limpa (%) Starter 0,08 ± 0,02 0,09 ± 0,02 0,10 ± 0,03 0,08 ± 0,03 0,10 ± 0,02 Finisher 0,10 ± 0,05 0,08 ± 0,02 0,08 ± 0,03 0,08 ± 0,03 0,08 ± 0,03 Bursa fabricius (%) Starter 0,19 ± 0,06 0,18 ± 0,04 0,17 ± 0,03 0,17 ± 0,05 0,17 ± 0,04 Finisher 0,04 ± 0,01 0,03 ± 0,01 0,03 ± 0,01 0,04 ± 0,01 0,04 ± 0,01 Hati (%) Starter 3,45 ± 0,72 3,61 ± 0,58 3,65 ± 0,34 3,09 ± 0,45 3,94 ± 1,36 Finisher 2,34 ± 0,29 2,25 ± 0,28 2,23 ± 0,20 2,26 ± 0,26 2,16 ± 0,30

Rataan persentase bobot bursa fabricius fase starter termasuk normal dan fase finisher tergolong rendah, menurut pendapat Ramli et a.l (2008) bahwa persentase bobot bursa fabricius berkisar antara 0,12–0,29 %. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya bobot relatif organ limfoid, salah satunya umur ternak dan suhu lingkungan. Menurut pendapat Kusnadi (2009) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi bobot bursa fabricius meliputi suhu lingkungan, umur ternak dan hormon kortikosteron, dimana semakin tinggi hormone kortikosteron bobot busa fabricius semakin mengecil.

Rataan bobot limpa dan thymus tergolong rendah. Mulyadi (2001) bahwa obot limpa ayam broiler berkisar antara 0,10–0,18 %. Menurut pendapat Niu et al. (2009) menyatakan bahwa persen-tase bobot thymus ayam broiler umur 6 minggu rata-rata 0,30 % dari bobot hidup. Kusnadi (2009) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi bobot thymus antara lain suhu lingkungan, umur ternak dan tingkat stress. Rataan persentase bobot hati dari fase finisher berkisar antara 2,16–2,34 % yang masuk dalam standar jika dibandingkan dengan pendapat Putnam (1991) bahwa persentase hati ayam broiler berkisar antara 1,7 - 2,8% dari bobot hidup.

Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa semua perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap rataan bobot organ limfoid (thymus, spleen, bursa fabricius). Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan B. subtilis, acidifier, antibiotik dan kombinasinya tidak menimbulkan dampak negatif terhadap organ limfoid ayam broiler. Menurut pendapat Jin et al., (1996) menyatakan bahwa B. subtilis memiliki sifat probiotik, probiotik memiliki dampak positif terhadap imunitas ayam broiler. Data bursa fabricius dan thymus pada perlakuan T2, T3, T4 yang tidak berbeda nyata dengan T0 dan T1 menunjukan bahwa B. subtilis dapat menggantikan dan juga dapat membantu kinerja AGP. Bobot organ limfoid (bursa fabricius, spleen, thymus) dan hati pada T4 tidak berbeda nyata dengan T0, T1, T2, dan T3. Hal itu menunjukan acidifier tidak berpengaruh negatif yang menurut pendapat Nourmohammadi et al., (2011) bahwa pemberian acidifier dalam pakan mampu meningkatkan persentase bobot organ limfoid yang merupakan indikator ketahanan tubuh.

Rataan bobot relatif hati umur 14 hari berkisar antara 3,09–3,94 % dan umur 42 hari berkisar antara 2,16–2,34 %. Hasil penelitian pada bobot relatif hati umur 42 hari tergolong normal baik. Persentase hati ayam broiler berkisar antara 1,7–2,8 % dari bobot hidup (Putnam, 1991). Organ hati yang berfungsi sebagai pedetoksifikasi racun yang terkumpul dalam tubuh. Pembesaran hati dapat disebabkan oleh racun yang terbawa bersama ransum. Menurut Whittow (2002) menyatakan bahwa bobot hati ayam broiler dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis ternak, besar tubuh, faktor genetik serta pakan.

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa pemberian probiotik, acidifier, antibiotik dan kombinasinya dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap bobot relatif organ limfoid dan hati ayam broiler dan tidak mengganggu perkembangan hati ayam broiler.

21 Kesimpulan

Pemberiann B. subtilis, acidifier, antibiotik dan kombinasinya dalam ransum tidak memberikan pengaruh terhadap bobot organ limfoid (bursa fabricius, spleen, thymus) dan hati ayam boiler. Penggunaan B. subtilis, acidifier dan kombinasinya dapat menjadi alternatif pengganti antibiotik. Penggunaan B. subtilis dalam ransum ayam broiler dapat dilakukan oleh peternak lokal.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Prof. Ir. Luthfi Djauhari Mahfudz, M.Sc. PhD dan Ir. Hanny Indrat Wahyuni, M.Sc. PhD yang telah membimbing dalam pembuatan artikel. Terima kasih pada teman-teman tim penelitian yang membantu dari awal penelitian sampai pengambilan data ini dan pihak fakultas yang telah memfasilitasi penelitian ini.

Daftar Pustaka

Bikrisima, S. H. L., L. D. Mahfudz, dan N. Suthama. 2014. Kemampuan produksi ayam broiler yang diberi tepung jambu biji merah sebagai sumber antioksidan alami. JITP. 3 (2): 69-75.

Hermana, W., D. L. Puspitasari., K. G. Wiryawan dan S. Suharti. 208. Pemberian tepung daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dalam ransum sebagai bahan antibakteri Escherichia coli terhadap organ dalam ayam broiler. Media Peternakan, 31 (1) : 63 – 70.

Jin, L.Z., Y.W. Ho, N. Abdullah, and S. Jalaludin. 1996. Influence of dried Bacillus subtilis and Lactobacillus culture on intestinal microflora and performance in broiler. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 9: 397-404.

Kusnadi, E. 2009. Perubahan Malonaldehida Hati, Bobot Relatif Bursa Fabricius dan Rasio Heterofi l/Limfosit (H/L) Ayam Broiler yang Diberi Cekaman Panas. Media Peternakan. 32(2) : 81-87. Mulyadi, E. 2001. Pengaruh Pemberian Berbagai Level Cacing Tanah Segar (Lumbricus rubellus) dalam Ransum terhadap Persentase Bobot Karkas dan Organ dalam Broiler. Skripsi. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian.

Niu, Z. Y., F. Z. Liu, Q. L. Yan & W. C. Li. 2009. Effect of different levels of vitamin E on growth performance and immune responses of broilers under heat stress. Poultry Sci. 88: 2101-2107 Nourmohammadi R, Hosseini SM, Saraee H, Arab A, Arefinia H. 2011. Plasma thyroid hormone

concentration and pH value of some GI-tract segments of broiler feed on different dietary citric acid and microbial phytase level. J Anim Vet Adv. 10:1450-1454.

Putnam, P. A. 1991. Handbook of Animal Science. Academy Press, San Diego.

Ramli N, Suci DM, Sunarto S, Nugraheni C, Yulifah A, Sofyan A. 2008. Performa ayam broiler yang diberi ransum mengandung pottasium diformate sebagai pengganti flavomycin. Agripet. 8(1): 1-8

Ressang, A. A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi ke-2. Percetakan Bali, Bali. Whittow, G. 2002. Strurkie’s Avian Physiology. Fifth edition. Academic Press USA.

22

Pengaruh Indeks Bentuk Telur terhadap Fertilitas, Daya Tetas dan Bobot Tetas

Garis besar

Dokumen terkait