• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran bobot badan domba awal dilakukan pada awal penelitian setalah masa adaptasi selesai. Pengukuran bobot badan akhir dilakukan dihari terakhir penelitian yaitu hari

3) Nilai Efisiensi Pakan

Nilai efisiensi pakan pada perlakuan dengan penambahan DFM pada jenis pakan menunjukan hasil yang jauh berbeda. Nilai efisiensi pakan yang diberi perlakuan faktor DFM dan pakan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Efisiensi Pakan yang Diberi Perlakuan DFM dan Jenis Pakan

Pakan DFM (%) Rataan

0,0 0,4 0,6

Pakan A 2,14 3,37 4,67 3,39b

Pakan B 5,81 6,98 8,45 7,08a

Rataan 3,39b 5,18b 6,56a 5,24

Keterangan: Superskrip huruf kecil berbeda kearah kolom rataan menyatakan berbeda nyata. Nilai Efisiensi pakan domba lokal pada masing-masing perlakuan berada pada kisaran 2,14 – 8,45 %. Pakan A memiliki rata-rata efisiensi 3,39 % dan Pakan B memiliki rata-rata efisiensi 7,08 %.

Nilai efisiensi pakan menunjukkan banyaknya pertambahan bobot badan yang dihasilkan dari satu kilogram pakan. Efisiensi penggunaan pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan, pertambahan bobot badan dan nilai kecernaannya. Pada pakan B yang memiliki kandungan nutrien yang lengkap menunjukan efisiensi yang tinggi. Hal ini dikarenakan pemberian pakan yang berkualitas baik mengakibatkan ternak tumbuh lebih cepat dan nilai efisiensi pakan akan meningkat (Martawidjaya dkk.,1999). Nilai efisiensi pakan pada domba berkisar antara 6.78- 13.72% (Mathius dkk.,2001).

120 Ilustrasi3 memperlihatkan grafik efisiensi pakan A dan pakan B dipengaruhi oleh berbagai penambahan DFM. Nilai efisiensi pakan A dan pakan B cenderung mengalami peningkatan sejalan dengan penambahan DFM sesuai persamaan (y = 2.14 + 0.79 x + 5.7 x2) untuk pakan A dan persamaan (y = 5.81 – 0.03 x + 7.37 x2) untuk pakan B, serta menunjukan nilai efisiensi pakan maksimum pada pakan B dengan penambahan DFM 0,6% yang mencapai 8,45%. Hal ini menunjukan juga bahwa pakan A dengan penambahan DFM 0,6% memiliki nilai efisiensi yang tinggi dibanding pada DFM yang lainnya. Nilai tersebut menunjukan nilai efisiensi penambahan DFM sampai level 0,6% maksimal dan masih memiliki kecenderungan terus meningkat apabila ditambahkan DFM lebih dari 0,6%.

Penambahan DFM pada pakan A dan B menunjukan perpaduan yang sinergis dalam memperbaiki ekosistem rumen. Pakan A dan B dengan ditambahkan DFM pada setiap levelnya mampu meningkatkan nilai efisiensi yang dipengaruhi oleh nilai kecernaan dan respon PBBH. Respon produksi secara keseluruhan antara kombinasi faktor pakan dan penambahan DFM yang terjadi pada ekosistem rumen. Keadaan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pemanfaatan amonia dan asam laktat sehingga pH rumen menjadi stabil karena level penambahan DFM. Hal tersebut didukung pula oleh ketersediaan pakan yang mendukung aktivitas mikroba yang terkandung dalam DFM. Kondisi sinergis inilah yang menyebabkan meningkatnya kecernaan serat kasar, otomatis meningkatkan konsumsi dan suplay nutrien ke usus. Pada akhirnya akan meningkatkan respon produksi keseluruhan (Yoon dan Stern, 1995).

Kesimpulan

Penggunaan DFM pada dua jenis pakan dapat meningkatkan produktivitas domba lokal. Penggunaan DFM 0,6% pada ransum lengkap menunjukan produktivitas domba lokal yang paling tinggi.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Anang selaku pemilik Peternakan Domba Bahana Kamasan Kec. Banjaran yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melakasanakan penelitian di Peternakannya. Penulis juga ucapakan terimakasih kepada pekerja di Koperasi Tandang Sari Tanjungsari yang telah memberikan kemudahan dalam pendistribusian pakan yang digunakan dalam penelitian. Ucapan terimakasih pula kepada Bapak Salman Parisi dan Ibu Tuti Yana selaku Laboran di Laboratorium Nutrisi dan Kimia Makanan Ternak Ruminansia yang telah membantu dalam analisis bahan penelitian.

Daftar Pustaka

Association of Official Analytical Chemists (AOAC). 2000. Official Methods of Analysis of AOAC

International. 17th ed. Horwitz, W. Gaithersburg, MD.

Cheke, P.R. 1999. Applied Animal Nutrition : Feeds and Feeding. 2nd Edition. Prentice Hall Inc., New Jersey.

Church, D.C. 1974. Digestive Physiology and Nutrition of Ruminant.Volume 2. O&B Books. United Kingdom.

Martawidjaya, M., B. Tiesnamurti, E. Handiwirawan, I. Inounu. 1999. Studi fisiologis domba lokal dan persilangannya dengan domba Moulton Charollais dan St. Croix pada umur muda. Prosiding

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor.

Mathius, I.W., B. Haryanto, R. Susana. 1998. Studi strategi kebutuhan energi-protein untuk domba lokal: Dua tingkat energi-protein ransum, atas jumlah foetus. Prosiding Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor

Mathius, I.W., D. Yulistiani, E. Wina, B. Haryanto, A. Wilson, A. Thalib. 2001. Pemanfaatan energi terlindung untuk meningkatkan efisiensi pakan pada domba induk. Jurnal Ilmu Ternak dan

Veteriner.6 (1):7-13.

National Research Council. 2006. Nutrient Requirement of Sheep. National Academy Press, Washington DC.

121 Orskov, E.R. 1988. TheFeeding of Ruminant Principles and Practice. Chalombe publ., Marlow. Pond, W.G., D.C. Church, K.R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. 4th ed. John Willey

and Sons, Canada.

Preston dan Leng. 1987. Matching Ruminant Production System with Avaible Resource in the Tropics

and Sub Tropics. Penambul Books Armidale, New South Wales. 21-123

Tillman, E., H.S. Hartadi, Reksohadiprodjo, S. Labdosoeharjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tiven, N.C., L.M. Yusiati, Rusman, U. Santoso. 2015. Pengaruh proteksi CPO dengan formaldehid terhadap kecernaan dan performa domba ekor tipis. Buletin Peternakan. Yogyakarta. Vol. 39 (2): 78-83.

Williams, P.E.V., C.A.G. Tait, G. M. Innes, C. J. Newbold. 1991. Effects of the inclusion of yeast culture (Saccharomyces cerevisiae plus growth medium) in the diet of dairy cows on milk yield and forage degradation and fermentation patterns in the rumen of steers. J. Anim. Sci.

Williamson, G., dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Diterjemahkan oleh SGN Dwija Darmaja. Gadja Mada University Press. Yogyakarta.

Wina, E. 1999. Pemanfaatan Ragi (Yeast) Sebagai Pakan Imbuhan Untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak Ruminansia. Wartazoa. Balai Penelitian Ternak Vol. 9 No. 2

Yoon, I.K., dan M.D. Stern, 1995. Influence of direct-fed microbial on ruminal microbial fermentation and performance of ruminants. A Review. Asian Aust. J. Anim. Sci, 8 (6): 533 – 555.

Zhou, X., E. Jin, S. Li, C. Wang, E. Qiao, G. Wu. 2015. Effects of dietary supplementation of probiotics (Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, and Bacillus natto) on broiler muscle development and meat quality. Turk J Vet Anim Sci 39: 203-210.

122

Hubungan Lingkungan Mikroklimat dalam Kandang Menggunakan Tinggi Atap

Garis besar

Dokumen terkait