• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSTER MEDIOR PBHK DAERAH MALUKU DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF

B. Kepemimpinan Transformatif

2) Kebiasaan Doa

Jika keheningan merupakan kebiasaan yang susah-susah gampang dikembangkan, doa merupakan satu kebiasaan yang menuntut usaha untuk meninggalkan dan memperbaiki kebiasaan dan pola lama. Satu hal yang memberitahu orang tentang bagaimana dan di mana para pemimpin mendapatkan pengikutnya adalah melalui hidup doa mereka. Doa merupakan suatu aktus penting dari kehendak yang menunjukkan apakah manusia sungguh serius menjalani hidup dan memimpin seperti Yesus. Tanpa itu, manusia tidak akan pernah mampu membuka cara untuk menghubungkan rencana dan usahanya dengan rencana Allah demi kerajaan Allah atau melibatkan sumberdaya spiritual yang dijanjikan Yesus dalam karya Roh Kudus. Mencari kehendak Allah melalui doa, menunggu dengan iman suatu jawaban, berperilaku sesuai dengan jawaban itu, dan berdamai dengan panggilan hasil akhir pada tingkat kematangan spiritual yang akan membuat setiap orang tetap berusaha memimpin seperti Yesus dengan sikap tetap ingin belajar seumur hidup. Sifat dan tujuan dari doa- akan menentukan apakah dia sedang terdorong oleh ego atau hendak memuliakan

Allah. Agar memimpin seperti Yesus, pemimpin akan menghadapi beberapa tantangan kepemimpinan. Beberapa contoh doa Yesus antara lain :

a. Yesus Berdoa di Taman Getzemani

Tidak satu tempat di dalam Kitab Suci yang menunjukkan suatu model doa Yesus yang sangat kuat dan hidup ketimbang doa pada masa-masa paling sulit dalam hidupnya pada malam sebelum Ia dikhianati. Itulah suatu saat ketika godaan untuk menolak misi-Nya sampai pada tahap yang tak tertanggungkan lagi:

Maka sampailah Yesus bersama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getzemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka, "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya, "Ya Bapa, jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Mat 26:36-39). Doa Yesus di Taman Getzemani merupakan satu contoh yang sangat luar biasa tentang cara hidup para pemimpin. Empat aspek ajaran penting dari doa Yesus antara lain :

Di mana Yesus berdoa dan mengapa? Dia pergi seorang diri untuk berdoa. Jiwa yang menderita menemukan ketenangan ketika Ia sendirian bersama Allah, yang memahami bahasa keluhan dan teriakan orang yang menderita. Pada saat sendirian bersama Allah, Yesus secara bebas mengungkapkan isi hati-Nya kepada Bapa tanpa hambatan.

Bagaimana sikap Yesus ketika berdoa? Dia menundukkan wajah-Nya di hadapan Allah, yang menunjukkan penderitaan yang amat sangat, kesedihan yang

luar biasa, dan kerendahan hati dalam doa. Pada kesempatan lain, Yesus berdoa sambil menengadah ke surga, dengan mata menatap ke atas, atau berlutut. Sikap hati itu lebih penting daripada sikap tubuh, tetapi sikap tubuh yang tak berdaya di hadapan Allah membantu sikap hati kita.

Apa yang Yesus minta dalam doa? Yesus meminta, "Seandainya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku" (ayat 39). Dia meminta seandainya boleh Dia terhindar dari penderitaan Salib. Tetapi perhatikan cara Yesus mengungkapkan permintaan-Nya. "Sekiranya mungkin." Dia mnyerahkan jawabannya kepada Bapa ketika Dia berkata, "Tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Walaupun Yesus merasakan beratnya penderitaan yang Dia harus tanggung, Dia secara bebas menyerahkan keinginan-Nya kepada Bapa. Dia mendasarkan kesediaannya pada kehendak Bapa-keinginan-Nya.

Apa yang menjadi jawaban doa? jawabannya adalah bahwa kehendak Bapa akan terlaksana. Piala itu tidak akan lalu daripada-Nya karena Dia menarik kembali permintaan-Nya yang ternyata berbeda dari kehendak Bapa-Nya. Tetapi Dia mendapatkan jawaban atas doa-Nya. Yesus mendapatkan kekuatan untuk menjalani misi-Nya. Malaikat dari surga tampak kepada-Nya dan memberinya kekuatan-Nya (Luk 22:43).

Sebagai seorang pemimpin, melakukan hal yang benar dengan alasan yang tepat mungkin menuntut untuk meminum piala pahit dalam bentuk ditertawakan, penolakan, dan kemarahan. Kecenderungan manusiawi adalah mencoba menghindari penderitaan. Memimpin seperti Yesus akan mengajak untuk berjalan

dalam iman dan kepercayaan kepada rahmat Allah untuk memberi manusia dorongan kekuatan untuk melakukan hal yang benar dan menyelesaikan tugas di dunia (Ken Blanchard, 2006 :213).

Dalam memimpin seperti Yesus, doa tidak boleh pernah ditunda sampai menghadapi kesulitan yang amat sangat pada saat-saat akhir. Doa merupakan sumberdaya yang paling berdaya, paling langsung diterima, paling bermanfaat untuk merespons tantangan dari waktu ke waktu baik pada saat baik ataupun buruk.

Phil menulis puisi berikut ini, yang menunjukkan pentingnya doa sbb: Andaikan Saja

Andaikan saja, ketika saya berdoa, sungguh ada seseorang yang mendengarkan, peduli terhadap saya dan ingin tahu apa yang saya pikirkan. Andaikan saja, ketika saya berdoa, doa itu mengubah saya dan pandangan saya cara kerja dunia ini dan saya terlibat di dalamnya.

Andaikan saja, saya mengesampingkan keraguanku sesaat dan melihat adanya kemungkinan bahwa seseorang yang mengenal saya sebelum saya lahir mencinta saya, apapun cara hidup saya, tanpa syarat dan keraguan, betapapun buruknya perilaku saya di masa lalu.

Andaikan saja, sebuah doa merupakan jawaban pertama saya, bukan jawaban terakhir saya ketika menghadapi tantangan baru atau godaan lama. Andaikan saja, saya hidup setiap hari, mengetahui bahwa ada curahan cinta yang tak pernah berakhir bagi saya untuk diteruskan kepada orang lain. Ketika saat refleksi yang jujur menunjukkan masalah yang harus dihadapi, doa merupakan langkah pertama yang sangat berdaya guna untuk memenuhi janji Allah, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus sebagai berikut : Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Damai sejahtera Allah, yang melampui segala akal, akan memelihara hati dan pikirmu dalam Kristus Yesus (Fil 4:6-7).

Seperti mengharapkan karya hari itu, mungkin akan menyadari bahwa bertindak sebagai seorang pemimpin dalam beberapa situasi dan sebagai pengikut pada orang lain. Manusia menyadari bahwa dalam menjalani berbagai tahap belajar, baik pemimpin maupun orang-orang yang bekerja sama dengannya (Ken Blanchard, 2006 :215).

b. Metode Doa ACTS

Orang sering bertanya tentang bagaimana berdoa. Pertama-tama, doa bukanlah suatu teknik. Doa merupakan suatu percakapan dengan Allah. Manusia perlu mengembangkan gaya pribadi untuk bercakap dengan Bapa. Bagi mereka yang menyukai suatu kerangka untuk mulai sesuatu, menggunakan satu jembatan keledai ACTS. ACTS merupakan satu akronim yang membantu manusia mengingat empat bagian dasar dari doa. Akronim ini membantu para pemula dalam hal doa dan berperan sebagai pedoman bagi para pendoa yang terguncang cuaca. ACTS merupakan kependekan dari: Adoratio (Adorasi), Confession (Pengakuan), Thankgiving (Syukur), Supplication (Permohonan).

Adoratio (Adorasi). Semua doa bermula dengan tindakan ini. Katakan kepada Tuhan bahwa anda mencintai-Nya dan menghormati-Nya. "Ya Tuhan, kepunyaan-Mulah segala kebesaran dan kekuasaan, kehormatan dan kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi. Ya Tuhan,

kepunyaan-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi melebihi segala-galanya sebagai kepala" (1Taw 29:11).

Confession (Pengakuan). Begitu manusia masuk dalam kehadiran Allah yang mahakudus, manusia merasa tidak layak dan yakin bahwa semua tidak pantas di hadapan kemuliaan Allah. Karena itu, tanggapannya pertama untuk bertemu dan menyembah Allah adalah pengakuan. Kadang-kadang harus mengakui dosa-dosa bahkan sebelum menyatakan pnghormatan dan cinta. "jika kita mengaku dosa, maka Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni segala dosa dan meyucikan manusia dari segala kejahatan" (1 Yoh 1:9).

Thankgiving (Syukur). Syukur merupakan ungkapan terima kasih dari hati yang tulus kepada Allah atas segala hal yang Dia kerjakan dalam penciptaan, penebusan, dan kehidupan. Selama bagian doa ini, ucapan syukur kepada Allah secara khusus atas segala yang telah diperbuat Allah dalam waktu belakangan ini. Seperti bunyi sebuah nyanyian tua, "Hitunglah rahmatmu, sebutlah nama mereka satu demi satu. Hitunglah rahmat yang engkau terima; Lihatlah apa yang Tuhan kerjakan." Apa jadinya Jika hanya memiliki barang-barang yang ucapkan syukur pada hari ini? Pasta gigi, udara, air, pakaian, keluarga, pekerjaan - menyebutnya satu per satu. Bukalah Kitab Suci, "Bernyanyilah dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" (Ef 5:19-20).

Supplication (Permohonan). Akhirnya, sampai pada bagian doa di mana kebanyakan biasa memulai sebuah doa permintaan atau permohonan. Permohonan

hanya merupakan satu kata besar untuk meminta apa yang dibutuhkan. Mulailah dengan berdoa tentang kebutuhan orang lain dan mintalah kebutuhan sendiri agar dipenuhi. Sebaiknya miliki satu "daftar keinginan". Menurut Sabda Allah, kita bisa memintanya dengan penuh iman. "Mintalah maka kamu akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapatkan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu" (Mat 7:7), (Ken Blanchard, 2006 :215-217).