• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelembagaan Desa Wisata belum terkelola dengan baik

PENGEMBANGAN KERAJINAN BAMBU DI DESA SENDANG AGUNG

5) Kelembagaan Desa Wisata belum terkelola dengan baik

Kelembagaan desa wisata belum memiliki tata kelola yang baik, hal tersebut akibat dari faktor lembaga yang disusun secara parsial dan tidak adanya kemampuan pengelola dalam pengembangan desa wisata. Lembaga belum memiliki sumber daya manusia yang mampu mengelola pemasaran desa wisata baik secara manual maupun online.

METODE ANALISIS

Berdasarkan permasalahan tesebut dapat dilakukan analisis SWOT untuk menemukan strategi penyelesaian masalah. Analisis mengunakan analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersama-sama dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan dan kebijakan organisasi. Dengan demikian kebijakan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis organisasi yang terdiri

Wardhani, 2010). Hasil ini disebut dengan analisis situasi yang diimplementasi dalam model diagram empat bidang. Tahapan analisis SWOT sebagai berikut:

5) Menentukan faktor-faktor strategi eksternal

Faktor-faktor eksternal dapat diperoleh dengan cara menganalisis lingkungan eksternal perusahaan dengan kegiatnnya seperti analisis terhadap competitor, analisis terhadap nasabah, kreditur, kondisi perekonomian, demografi, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Faktor-faktor strategi eksternal merupakan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Setelah faktor-faktor strategi perusahaan ditentukan selanjutnya menyusun faktor tersebut ke dalam matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary).

6) Menentukan faktor strategi internal

Faktor-faktor ini diperoleh berdasarkan gambaran keadaan internal perusahaan seperti sumber daya, kemampuan produksi, kondisi keuangan dan sebagainya. Faktor strategi internal merupakan kekuatan dan kelemahan dari strategi perusahaan yang bersangkutan. Faktor-faktor internal tersebut kemudian diidentifikasi dalam bentuk table IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary).

7) Merumuskan alternatif strategi dengan membuat matrik internal-eksternal dalam matrik SWOT.

Tahap selanjutnya adalah mentransfer peluang, ancaman serta kekuatan dan kelemahan perusahaan didasarkan pada analisis faktor internal-eksternal ke dalam matrik SWOT. Tahap kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan matrik ini adalah:

e) Dalam sel opportunities (O) buat 5 sampai 10 peluang eksternal. Sel itu harus mempertimbangkan deregulasi industry sebagai salah satu faktor strategis.

f) Dalam sel Treats (T) buat 5 sampai 10 anacaman eksternal yang harus dihadapi perusahaan.

g) Dalam sel Strengths (S) buat kekuatan yang dimiliki BMT Syariah baik saat ini maupun masa mendatang.

h) Dalam sel Weakness (W) susun 5 samapi 10 kelemahan yang dimiliki perusahaan. 8) Merumuskan alternatif strategi pemasaran berdasarkan analisis SWOT

Berdasarkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, buat berbagai alternative strategi berdasarkan kombinasi keempat faktor tersebut.

Strategi ini dibuat berdasarkan pada pemanfaatan seluruh kekuatan untuk membuat dan memanfaatkan seluruh kekuatan sebesar-besarnya.

f) Strategi ST

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatur ancaman.

g) Strategi WO

Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

h) Strategi WT

Strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan meminimalkan yang ada sekaligus menghindari ancaman.

Tabel 1. Diagram Matrik SWOT IFAS

EFAS

STRENGTHS (S)

Tentukan faktor-faktor kelemahan internal

WEAKNESS (W) Tentukan 5-10 faktor- faktor kekuatan internal OPPORTUNITIES

(O)

Tentukan faktor

peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang TREATHS (T) Tentukan faktor ancaman eksternal STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan-kelemahan dan menghindari peluang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil analisis SWOT

Dengan mengaplikasikan mettode analisis SWOT sebagaimana digambarkan pada Gambar 1, dan memasukkan berbagai aspek permaslahan yang ada, maka dapat dirumuskan berbagai strategi pemecahan maalah yang dipaparkan pada matrik SWOT sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Analisis SWOT IFAS EFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)  SDM memiliki keterbatasan dalam

menggali potensi yang ada dalam mendukung atraksi wisata  SDM memiliki keterbatasan dalam melakukan perencanaan dan pengembangan wisata  Keterbatasan generasi muda dalam mengembangkan desa wisata  SDM didominasi oleh perajin sehingga wawasan pengembangan wisata terbatas

 SDM perajin saat ini merupakan generasi terakhir sehingga sangat mengancam keberadaan desa wisata di Dusun Brajan

 Pemasaran bersifat

konfensional

 Sarana web, blog

pemasaran yang difasilitasi dinas pariwisata tidak terkelola dan termanfaatkan dengan baik

 Belum adanya media pemasaran melalui handphone

 Kelembagaan

terbentuk secara parsial

 Kelembagaan desa

wisata belum terkelola dengan baik terutama dari segi manajemen dan keuangan

 Kelembagaan terdiri dari unsur anggota yang kurang

mengetahui tentang sadar wisata

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O

Terbukanya pasar ekspor dan pertumbuhan pasar domestik

Peningkatan permintaan produk yang variatif dan berorientasi kualitas

1. Pendampingan

pemetaan potensi desa wisata 2. Pendampingan Penyusunan rencana pengembangan desa wisata 3. Pendampingan motivasi generasi muda dalam

pengembangan desa

wisata

4. Melibatkan generasi

muda dan kaderisasi dalam pengurusan desa wisata

1. Membentuk

kepengurusan

lembaga berbasis

entrepreneur dan sadar wisata 2. Pendampingan kelembagaan berbasis manajemen dan keuangan 3. Optimalisasi SDM berwawasan wisata

Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T

 Tidak adanya peta kawasan wisata

 Tidak adanya masterplan

pengembangan sarana dan prasarana

 Tidak adanya sarana

informasi wisata kerajinan yang baik

4. Terciptanya media iklan melalui hand phone 5. Pembuatan peta desa

wisata 6. Pembuatan perencanaan dalam bentuk masterplan 7. Membentuk sarana informasi wisata. 4. Meningkatkan pemasaran melalui media online 5. Pendampingan peningkatan skill

generasi muda dalam mengelola pemasaran

6. Perbaikan media

online

Hasil dari analisis SWOT sebagaimana dipaparkan pada tabel 2 tersebut kemudian dapat dibuat urutan prioritas program berdasarkan masing-masing aspek, yaitu aspek sumber daya manusia, sarana-prasarana, kelembagaan dan pemasaran (Tabel 3).

Tabel 3. Prioritas kegiatan program PKM pengembangan desa wisata di Dusun Brajan

No Aspek Permasalahan Prioritas program

1. Sumber daya

manusia

1. SDM memiliki keterbatasan

dalam menggali potensi yang ada dalam mendukung atraksi wisata

2. SDM memiliki keterbatasan

dalam melakukan perencanaan dan pengembangan wisata 3. Keterbatasan generasi muda

dalam mengembangkan desa wisata

4. SDM didominasi oleh perajin

sehingga wawasan

pengembangan wisata terbatas 5. SDM perajin saat ini merupakan

generasi terakhir sehingga sangat mengancam keberadaan desa wisata di Dusun Brajan

1. Pendampingan pemetaan potensi desa wisata 2. Pendampingan

Penyusunan rencana

pengembangan desa

wisata

3. Pendampingan motivasi

generasi muda dalam

pengembangan desa

wisata

4. Melibatkan generasi

muda dan kaderisasi

dalam pengurusan desa wisata

2. Sarana dan Prasarana

1. Tidak adanya peta kawasan wisata

1. Pembuatan peta desa

2. Tidak adanya masterplan

pengembangan sarana dan

prasarana

3. Tidak adanya sarana informasi wisata kerajinan yang baik

2. Pembuatan perencanaan dalam bentuk masterplan

3. Membentuk sarana

informasi wisata.

3. Kelembagaan 1. Kelembagaan terbentuk secara

parsial

2. Kelembagaan desa wisata

belum terkelola dengan baik terutama dari segi manajemen dan keuangan

3. Kelembagaan terdiri dari unsur

anggota yang kurang

mengetahui tentang sadar

wisata

4. Membentuk

kepengurusan lembaga

berbasis entrepreneur dan sadar wisata 5. Pendampingan kelembagaan berbasis manajemen dan keuangan 6. Optimalisasi SDM berwawasan wisata

4. Pemasaran 1. Pemasaran bersifat konfensional

2. Sarana web, blog pemasaran yang difasilitasi dinas pariwisata

tidak terkelola dan

termanfaatkan dengan baik 3. Belum adanya media pemasaran

melalui handphone

4. Meningkatkan pemasaran melalui media online

5. Pendampingan

peningkatan skill

generasi muda dalam mengelola pemasaran 6. Perbaikan media online 7. Terciptanya media iklan

melalui handphone

Pelaksanaan Program

Dalam mengatasi permasalahan tersebut diatas maka metode yang digunakan supaya program dapat berkelanjutan adalah dengan kaderisasi, pelatihan, pendampingan, studi lapangan, dan implementasi

Profil Mitra kerjasama

Untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui PKM ini dibutuhkan jalinan kerjasama yang baik dengan banyak pihak. Upaya untuk membangun jalinan

kerjasama ini diharapkan dapat melibatkan beberapa lembaga mitra yang memiliki komitmen untuk bekerjasama dalam pengelolaan PKM ini yaitu :

1) Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Sleman

Melalui bidang perindustrian yang mengelola usaha kecil di Kabupaten Sleman, Dinas memiliki andil yang cukup besar dalam mendukung keberlanjutan program melalui dana-dana pelatihan dan pengadaan alat produksi

2) Pemerintah Desa Sendangagung, dan perangkat Dusun.

Peran Pemerintah di sini adalah pengalokasian dana dari APBD sesuai yang telah dianggarkan dalam musrenbang Desa Sendanagung di bidang ekonomi sehingga dapat mensuport pengembangan dan keberlanjutan kerajinan anyaman bambu

Adapun susunan kelompok masyarakat sasaran: (1) Perangkat Desa dan Dusun mulai dari pamong Desa, Kepala Dusun, Ketua RW/RT, Lembaga Desa; (2) Kelompok Pemuda karangTaruna; (3) Kumpulan bapak-bapak, (4) PKK ; (5) Kelompok pengelola desa wisata

Untuk menjalankan program dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka pelaksanaan kegiatan ini memuat tahapan sebagai berikut:

4) Persiapan dan Pembekalan

c) Sosialisasi ke masayarakat penguna program d) Persiapan dan pembekalan

5) Pelaksanaan kegiatan

a) Pendampingan perencananaan kawasan wisata yang terintegrasi berbasis partisipasi masyarakat

b) Pendampingan pemetaan potensi ekonomi desa

c) Pendampingan penguatan sumber daya manusia berwawasan sadar wisata d) Pendampingan kelembagaan desa wisata

e) Pendampingan pemasaran melalui media online dan handphone Tabel 3. Rincian kegiatan PPM

No Nama Pekerjaaan Program Prioritas

1. Pendampingan perencananaan kawasan

wisata yang terintegrasi berbasis partisipasi masyarakat dan potensi lokal melalui survai dusun sendiri

Peningkatan Kapasitas kelompok

masyarakat dalam menggali potensi dusun

wilayah 3. Pendampingan pemetaan ekonomi desa

wisata

1) Peningkatan kapasitas kelompok

masyarakat dalam pembuatan peta ekonomi desa

2) Desain dan cetak potensi ekonomi desa

4. Pendampingan penguatan sumber daya manusia berwawasan sadar wisata

Peningkatan kapasitas SDM berwawasan sadar wisata

5. Pendampingan kelembagaan desa wisata Perbaikan kepengurusan pengelola desa wisata

7. Pendampingan pemasaran melalui media

online dan handphone

Peningkatan pemasaran melalui media online dan handphone

1) Pembuatan vidio iklan 2) Pelatihan komunikasi

3) Perbaikan media online Web

10 Seminar Hasil PKM Sosialisasi program pelaksanaan PKM ke

pihak terkait

Tahapan Realisasi Program

Untuk pelaksanaan pendampingan telah dilakukan koordinasi dan sosialisasi program-program kepada masyarakat sasaran, yaitu mempersiapkan masyarakat sasaran untuk terlibat kegiatan yang disepakati bersama masyarakat. Untuk menjalankan program kegiatan dimulai dari proses pertemuan bersama masyarakat sasaran, dimaksud mewujudkan atau membangun kesepahaman dan kesepakatan dalam kerjasama.

1) Pendampingan perencananaan pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi