• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM

Pelaksanaan Program meliputi :

a. Dialog dengan para UKM menemukenali permasalahan utama dan penguatan komit-

men usaha berorientasi pasar

b. Penyuluhan Kewirausahaan dalam UKM (Bisnis Plan) c. Praktek pembuatan Bisnis Plan di kelompok UKM d. Pengenalan Teknologi Pengolahan Pangan

e. Pengenalan Pangan Berbahan Baku Lokal (gambaran macam dan sifat masing-masing bahan serta gizi bahan makanan)

f. Pengenalan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

g. Good Manufacturing Practice (GMP)/ Cara Produksi yang Baik (CPB)

h. Manajemen Pangan dengan konsep ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) / sanitasi, hygiene dan keamanan pangan.

k. Praktik Pengolahan Pangan Lokal

l. Penyediaan fasilitas produksi untuk mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas produk pangan.

m. Pelatihan pemasaran produk secara sederhana dan efektif . n. Pelatihan Administrasi dan Keuangan Usaha.

Profil Mitra kerjasama

a. Para pelaku usaha (UKM) Desa Ngluwar sudah lama memiliki pengolahan produk pangan yang dihasilkan industri rumah tangga. Para pelaku usaha (UKM) jumlahnya cukup lumayan untuk ukuran Desa di kabupaten Magelang yaitu berkisar 81 UKM. Hasil produk olahan pangan tersebut dipasarkan ditingkat lokal dan keluar wilayah kecamatan Ngluwar b. Berdasarkan potensi yang paling menonjol adalah industri pengolahan produk makanan,

diantaranya meliputi :

Tabel 2. Produk UKM Desa Ngluwar

No Produk Pangan Bahan UKM

1 Kerupuk Lele Ikan Lele 4 unit

2 Slondok Ketela 6 unit

3 Lempeng Nasi /Beras 9 unit

4 Criping Ketela Ketela 21 unit

5 Lanting Ketela 5 unit

6 Rengginan Nasi /Beras 4 unit

7 Bolu Kukus Waluh & Ketela 3 unit

8 Susu Jagung Jagung 2 unit

9 Kerupuk Ketela Ketela 6 unit

10 Galundeng Kering Tepung 3 unit

11 Criping Pisang Pisang 16 unit

12 Jamur Crispy Jamur Kuping 2 unit

Sumber : Desa Ngluwar

c. Dari 81 unit usaha (UKM) dengan produk pada tabel di atas, bahwa produk yang paling besar diserap pasar adalah produk berbahan ketela dan pisang. Produk berbahan ketela dan pisangpun jenisnya adalah criping. Sedangkan sebagian produk lainnya masih membutuhkan waktu untuk berkembangan seperti produk criping.

d. Dengan kondisi di atas maka pada tahun 2014 telah diupayakan untuk menumbuh kembangkan produk yang ada dari warga masyarakat bersama banyak pihak. Tujuannya

untuk memberi nilai tambah bagi usaha masyarakat, baik usaha yng sudah berjalan maupun warga masyarakat yang akan merintis atau memulai usaha baru.

e. Para UKM desa Ngluwar sesungguhnya memiliki banyak permintaan produk yang cukup besar. Diantara produk yang paling banyak diminati adalah produk criping pisang dan criping ketela. Mulai tahun tahun 2000 banyak pihak telah mengupayakan pembinaan hasil-hasil pertanian dan perkebunan namun belum masimal karena dukungan banyak pihak masih sebatas pembinaan pengetahuan dan skill yang tidak berkelanjutan sehingga hasil yang diharpkantidak bias mempengaruhi perubahan ekonomi keluarga di masyarakat.

Tahapan Realisasi Program

Pada pelaksanaan KKN di desa Ngluwar telah dilakukan pertemuan awal dengan masyarakat teruatama mengundang kelompok UKM untuk memaparkan progran KKN Tematik, terkait program-program yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sasaran. Selanjutnya dilakukan kegiatan berdasarkan acuan program yang telah disusun dalam program- program KKN PPM meliputi :

a. Dialog dengan para UKM menemukenali permasalahan utama dan penguatan komitmen usaha berorientasi pasar, dimana para UKM yang ada di desa Ngluwar masih bersifat tradisional dalam pengelolaan, dan pemahaman terhadap pasar masih sebatas jualan produk. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Agustus 2016 jam 19.30 WIB.

Gambar 3. Dialog dengan para pelaku usaha lokal (UKM)

b. Pemetaan bahan pangan lokal yang potensial untuk pengolahan produk pangan baru. Beberapa bahan pangan yang dikelola masyarakat masih ada yang belum diolah dan masih dijual mentah dari hasil budidaya tanaman pangan. Olehkarenanya perlu pemetaan ulang dan pendampingan untuk memberikan bantuan pemikiran ataupun skliil biladibutuhkan untuk pengolahan pasca budidaya. Pelaksanaan ini dilakukan membutuhkan kecermatan

tambah atau tidak sehingg mampu menaikan harga jual yang lebih baik. Dilaksanakan mulai tanggal 4 Agustus 2016 hingga waktu 12 Agustus 2016

Gambar 4. Pemetaan Potensi bahan pangan lokal

c. Pendampingan kepada para UKM lokal untuk melihat kembali unit usahanya yang sedang berjalan guna melihat potensi berkembangnya usaha melalui pengelolaan yang baik dan benar. Proses ini memberikan dampingan pembelajaran secara utuh kepada para UKM berdasarkan kasus usaha masing-masing UKM. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Proses ini diarahkan hingga pembelajaran pada Perencanaan Bisnis UKM skala kecil hingga menengah (Bisnis Plan). Dilaksanakan mulai tanggal 6 Agustus 2016 dan diharapkan bisa mendampingan beberapa UKM hingga tanggal 13 Agustus 2016

Gambar 5. Penyuluhan Bisnis Plan bagi beberapa UKM lokal

Gambar 6. Pendampingan Pemahaman Bisnis Plan bagi beberapa UKM lokal

d. Pembinaan para UKM local agar memiliki wawasan dan mengerti perlunya produk yang di produksi berstandar makanan sehat, aman dan berkualitas. Maka kepada beberapa UKM

dilakukan pendampingan untuk mengikuti aturan dan ketentuan mengenai produksi makanan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) sesuai yang disyaratkan oleh pemerintah melalui BPOM. UKM didampingi untuk mendaftar produknya guna mendapatkan ijin produksi (PIRT) terhadap usaha produksi makanan olahan yang menjadi sumber pendapatan keluarganya. Dilaksanakan tanggal 14 s/d 15 Agustus 2016.

Gambar 7. Pendampingan kepada para UKM untuk mewujudkan produk terstandart BPOM

e. Sebagai bagian dari proses pembinaan dan pengembangan UKM maka KKN UII bekerjasama

dengan Pemerintah Desa Ngluwar untuk meningkatkan kemampuan produksi para UKM yang ada. Dari beberapa UKM yang ada terdapat beberapa yang masih membutuhkan pendampingan guna meningkatkan kemampuan produksinya. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan alat-alat produksi yang sesuai dan dibutuhkan para UKM tersebut. Bersama pemerintah desa maka para UKM diberikan pengarahan tentang motivasi dan kemampuan berwirausaha Agar para UKM memiliki semangat untuk menumbuhkembangkan usahanya keraha yang lebih baik.

Gambar 8. Penyerahan bantuan alat produksi bagi UKM dari mahasiswa dan pengarahan pembinaan dari Desa

f. Bagi para UKM telah memiliki berbagai produk hasil usahanya dengan segala kemampuannya, dan masing-masing punya teknik atau cara yang berbeda dalam pengolahan bahan baku sebagai dasar produknya. Dengan menggunakan alat rekayasa produk maka para UKM telah mencoba menggunakan teknologi yang lebih baik dari sebelumnya. Para UKM selama ini menggunakan pisau atau alat pemotong lain untuk mengolah bahan baku seperti ketela, pare, kentang atau

menghemat tenaga, memudahkan pemotongan bahan sesuai ukuran yang sama. Pelaksanaannya dilakukan tanggal 18 Agustus 2016.

Pemotongan manual (pisau) Tangan

Gambar 9. Pengenalan Teknologi Pengolahan bahan Pangan

g. Pengenalan Pangan Berbahan Baku Lokal (gambaran macam dan sifat masing-masing bahan serta gizi bahan makanan) melalui 2 kali penyuluhan kepada para UKM maupun warga masyarakat sekitar. Kegiatannya dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2016.

Gambar 10. Penyuluhan Pangan Berbahan Baku Lokal (macam dan sifat - gizi makanan) Selanjutnya dilakukan beberapa praktek mengenai pengolahan bahan makanan pilihan lain sebagai produk baru (ketela, jagung dan tepung). Dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 23 Agustus 2016.

Gambar 11. Praktek Pengolahan Pangan Berbahan Baku Lokal

h. Dari beberapa produk para UKM dapat di evaluasi melalui kegiatan penyuluhan tentang konsep pemasaran baik yang sederhana. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016. Pemasaran juga berkaitan dengan pola pengemasan produk para UKM yang selama ini sudah ada. Pengemasan dapat dipilah berdasarkan permintaan pasar dan kebutuhan konsumen.

Gambar 12. UKM dan masyarakat dikenalkan desain kemasan menarik sesuai kebutuhan produk

Beberapa produk dijual berdasarkan konsumen yang menghendaki dengan model ukuran tertentu dan model curah, sehingga pengemasan akan menyesuaikan pilihan konsumen tersebut. Dengan adanya dua moidel serapan pasar oleh konsumen maka mahasiswa mendorong untuk melakukan pengemasan yang baik dan tahan terhadap segala kondisi. Beberapa contoh kemasan di atas merupakan kemasan untuk melayani model konsumen menengah keatas sehingga diperlukan pengenalan konsep pengemasan yang baik dan menarik.

Sedangkan pengemasan yang memenuhi konseumen tertentu model kemasannya tertentu pula seperti pembelian konsumen dalam jumlah tertentu (Kg, ons atau ball).

Gambar 13. Pengolahan dan Produk olahan

Gambar 14. Pengemasan produk olahan

Gambar 15. Pengemasan produk olahan kg, gram dan ball

i. Sebagai tahap lanjutan dari pembinaan bagi para UKM adalah memberikan penyuluhan terhadap segala yang terkait administrasi, seperti penyuluhan keuangan, penghitungan HPP produk, pembukuan neraca keuangan.

Gambar 17. Penyuluhan administrasi dan Keuangan

j. Proses hasil pembinaan UKM diharapkan ada umpan balik dari masyarakat luas maka dilakukan pameran produk UKM di tingkat Kecamatan untuk siar produk terhadap masyarakat luas. Beberapa produk ditampilkan dan di tunjukkan pula profil Desa Ngluwar tahap awal (editan awal) sebagai gambaran tentang usaha-usaha masyarakat di berbagai bidang.

Gambar 18. Pameran di Kecamatan Ngluwar : produk alternative dari hasil pelatihan kepada masyarakat

Gambar 19. Profil Desa Ngluwar : beberapa tampilan halaman profil

KESIMPULAN

Program kegiatan KKN UII di desa Ngluwar ini masih tahap awal sehingga kegiatan masih belum banyak, yaitu mulai seleksi awal mahasiswa hingga pelaksanaan beberapa kegiatan KKN yang direncanakan. Oleh karenanya kegiatan yang terlaporankan masih sementara. Maka dapat disimpulkan meliputi :

1. Kegiatan-kegiatan awal persiapan dan pembinaan melalui program sudah dilaksanakan guna mewujudkan hasil yang diharapkan.

2. Kegiatan dialog dan pemetaan usaha masyarakat UKM dan kegiatan dampingan perencanaan usaha sudah dilaksanakan sehingga kegiatan KKN sudah berjalan sesuai dengan arah dan sasaran program.

3. Beberapa luaran seperti

a. adanya pemahaman tentang pentingnya melakukan perencanaan bisnis tradisional melangkah pada perencanaan bisnis yang lebih maju.

b. terlatihnya kelompok usaha masyarakat dalam pembuatan rencana usaha kedepan dengan berbasis potensi wilayah.

c. Terpetakannya bahan-bahan hasil budidaya lokal yang potensi untuk dikembangkan sebagai alternative diversifikasi produk makanan lokal (seperti tumbuhan gagan- gaganan, pace dan kenikir)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian masyarakat (DRPM), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah memberikan dana

hibah untuk pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata- Program Pemberdayaan Masyarakat) ini.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Mayarakat, Jakarta.

Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.

PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN