PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN TENUN SAMBAS
3. Peningkatan target konsumen melalui diversifikasi pemasaran menggunakan media
online
Kegiatan ini seoptimal mungkin memberikan pelatihan diversifikasi pemasaran secara media online. Penggunanan media online dimulai dengan pelatihan menggunakan sistem IT. Beberapa alasan penggunaan media online adalah :
a. Jangkaun media online lebih luas dan mendekatkan antara produsen dengan konsumen melalui gambar-gambar sampel yang bisa ditampilkan.
b. Pembukaan gerai-gerai sampel produk sehingga konsumen bisa memilih motif-motif yang diinginkan dan sampel-sampel produk yang telah dihasilkan. Gerai-gerai didirikan dengan bekerjasama dengan Dekranasda :
1. Kerjasama dengan Dekranasda Kabupaten Sambas
Gerai atau counter dapat dibuka dengan perijinan pada lokasi showroom Dekranasda Kabupaten Sambas.
2. Kerjasama dengan Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat
Gerai atau counter dapat dibuka dengan perijinan pada lokasi showroom Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat
4. Memberikan pelatihan tentang permodalan dan mengenalkan dengan stakeholder
yang tertarik dengan potensi tenun Sambas
Tim IbM bekerjasama dengan Bank BNI untuk memberikan pelatihan permodalan dan mengajak Bank BNI untuk berpartsispasi aktif meningkatkan permodalan para perajin Tenun Sambas. Pelatihan dan forum diskusi intensif dilakukan sebulan sekali terhadap mitra IbM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan Pelaksanaan Program IbM
Program-program IbM yang telah disepakati bersama dengan Mitra I dan II yaitu Perajin Tenun Sambas Desa Manggis dan Sumber Harapan Kabupaten Sambas dilaksanakan dengan melakukan persiapan-persiapan yang matang. Persiapan secara administrasi dan persiapan bahan baku kegiatan dikoordinasikan antara Tim IbM Universitas Tanjungpura dengan Mitra I dan Mitra II.
Gambar 1. Persiapan Tim IbM Perajin Tenun Sambas Universitas Tanjungpura
Beberapa persiapan untuk bahan baku serat daun nanas dilakukan dengan memilih daun nanas yang berkualitas dengan panjang >75 cm dari tanaman nanas yang ditanam dibawah pohon lindung. Pewarna alami yang digunakan dipersiapkan dari ekstrak beberapa tanaman yaitu daun pandan, rimpang kunyit, buah naga dan kayu sepang serta campuran antara ekstrak- ekstrak tersebut.
Diversifikasi Bahan Baku Tenun Sambas
Kegiatan prioritas program IbM ini berupa pemanfaatan serat daun nanas sebagai pengganti benang dalam kerajinan tenun Sambas. Mitra IbM diberikan informasi dan pelatihan pembuatan serat daun nanas dan mitra menerapkannya sebagai bahan baku tenunnya.
Gambar 3. Tim IbM bersama Mitra IbM
Gambar 4. Bahan baku serat daun nanas
Serat daun nanas yang digunakan dipilih yang panjang dan berwarna putih. Tim IbM juga memberikan pelatihan pemutihan (bleaching) pada serat daun nanas yang muncul kecoklatan karena teroksidasi. Serat daun nanas memerlukan perlakuan khusus agar diperoleh serat daun nanas yang baik. Perlakuan itu meliputi pelenturan dan pemutihan serat.
Pelatihan Pewarnaan Alami
Program prioritas selanjutnya adalah pelatihan pewarnaan alami terhadap serat daun nanas menggunakan ekstrak tanaman yaitu daun pandan, kayu sepang, rimpang kunyit dan buah naga. Ekstrak tanaman tersebut diperoleh melalui ekstraksi menggunakan air dengan perbandingan (1:2) antara sampel tanaman dibandingkan dengan volume air.
Gambar 5. Proses pewarnaan menggunakan pewarna alami
Gambar 6. Penjemuran serat nanas yang telah diberi pewarnaan alami
Serat daun nanas yang telah dilakukan pewarnaan alami selajutnya dilakukan pengeringan dengan penjemuran tetapi tidak terkena matahari dalam waktu yang lama dan terlalu panas. Serat daun nanas harus dipastikan kering agar tidak tumbuh jamur sehingga aman untuk produk kerajinan tenun Sambas. Jamur akan muncul karena serat daun nanas dan pewarnanya alami masih mengandung air. Air merupakan media mikroba.
Setelah serat daun nanas kering maka siap digunakan untuk berbagai produk kerajinan tangan. Kerajinan yang dibuat meliputi selendang, ikat kepala, sapu tangan dan tas. Produk- produk tersebut dipadu dengan beberapa benang tambahan dan ornamen-ornamen khas Sambas sehingga lebih menarik. Beberapa perajin tenun Sambas mempunyai ornamen-ornamen standar yang merupakan warisan turun temurun.
Gambar 7. Aneka produk mitra IbM
Perbaikan Permodalan dan Manajemen Pemasaran
Kegiatan IbM ini juga memperkenalkan program permodalan untuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) bekerjasama dengan Bank BNI. Permodalan ini untuk membantu para perajin tenun Sambas meningkatkan produksinya. Pemasarannya juga diperbaiki dengan media online. Media ini sebagai alternatif memperluas jangkauan pemasaran.
Evaluasi Program IbM
Desa Sumber Harapan dan Desa Manggis Kabupaten Sambas sebagai mitra IbM mendapatkan program yang sama terhadap Perajin Tenun Sambasnya. Program-program yang meningkatkan skill perajin dalam diversifikasi bahan baku dan warna alami dalam tenun sambas. Berdasarkan hasil evaluasi program-program yang diberikan oleh Tim IbM Universitas Tanjungpura mendapatkan respon memuaskan 100%. Sementara peningkatan skill bertambah 100% terhadap berbagai jenis bahan baku pewarna alami. Keinginan program IbM ini dilakukan lagi di desa mereka dengan program inovasi lainnya memberikan keinginan 100%.
KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan di lapangan menunjukkan adanya serat daun nanas dapat sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tenun Sambas. Kualitas tenun Sambas dengan menggunakan bahan baku serat daun nanas dipengaruhi oleh kualitas seratnya. Kualitas serat nanas dipengaruhi oleh kualitas daunnya. Serat yang paling bagus berasal dari daun nanas yang
ditanam dibawah pohon pelindung. Pewarnaan alami yang digunakan memberikan warna yang menarik. Mitra IbM memberikan respon positif terhadap kegiatan IbM ini.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada DRPM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI atas pendanaan kegiatan IbM ini untuk tahun anggaran 2016 dan
Reviewer Dikti atas masukan dan sarannya dalam kegiatan IbM ini.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik Kabupaten Sambas. 2010. Sensus Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Sambas
Biro Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2014. Kalimantan Barat dalam Angka 2013 Hidayat, P. 2008. Teknologi Pemanfaatan Serat Daun Nanas Sebagai Alternatif Bahan Baku
Tekstil. Jurnal Teknoin. 13 (2). 31-35
Holia, O. dan Astuti, J.T. 2005. Pengaruh Sodium Hidroksida dan Hidrogen Peroksida Terhadap Rendemen dan Warna Pulp dari Serat Daun Nanas. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. 3 (1). 37-43
Jayanudin, Hartono, R. dan Jamil, N.H. 2010, Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemutihan Serat Daun Nanas Menggunakan Hidrogen Peroksida. Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang
Ningtyas, K. 2009. Pemberdayaan Industri Kecil di Pedesaan (Studi Upaya Pemberdayaan Pengrajin Kain Tenun Sambas). Jurnal Wacana. 12 (3). 609-625
Noor, I.R. dan Setyawati, L. 2010. Pemberdayaan UKM : Catatan Refleksi Hasil Meta Riset,
Jurnal Sosiologi Masyarakat. 15 (1). 39-58
Rahmawati, N.P.N. 2010. Sarung Tenun Samarinda : Coba Bertahan dan Berinovasi. Jurnal Sejarah dan Budaya Jantra. 5 (9). 772-782
Satriansyah, F. 2012. Profil Pengrajin Kain Tenun Adat Sambas dan Upaya Peningkatan Peran Koperasi dalam Pemberdayaan Pengrajin (Studi Kasus di Desa Tumak Manggis Kabupaten Sambas). Tesis. Universitas Indonesia, Jakarta
Sundari, M.S. 2011. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Multimedia pada Kerajinan Tenun Songket Sebagai Sarana Promosi Kebudayaan Kabupaten Sambas. Skripsi. STMIK Amikom. Yogyakarta
Tambunan, T. dan Agustiar. 2009. Usaha Kecil dan Rumah Tangga di Industri Manufaktur di Singbebas Kalimantan Barat. Paper Pusat Industri dan Bisnis. Universitas Trisakti. Jakarta