• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK DAN INFORMASI PENGGUNAANNYA

SECARA TEPAT

Ari Widiyantoro1*, Sri Luliana2, Sri Wahdaningsih3

1Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak 2Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjunpura, Pontianak 3Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak

*email: widikimia@yahoo.com

ABSTRAK

Perajin akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan salah satu kegiatan ekonomi kreatif yang bergantung dari ketersediaan akar pasak bumi. Pembukaan hutan menjadi lahan perkebunan sawit di Provinsi Kalimantan Barat menyebabkan habitat tumbuhan ini menjadi menyempit. Perajin akar pasak bumi makin sulit menemukan tumbuhan pasak bumi.Oleh karena itu diperlukan usaha pemberdayaan perajin akar bumi melalui diversifikasi produk dengan pendampingan terhadap perajin dalam memilih bahan baku yang berbasis khasiat bagi kesehatan dan informasi penggunaannya secara tepat. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan selama 3 bulan melalui pendampingan, diskusi dan pelatihan manajemen pengemasan dan pemasaran. Bahan baku alternatif yang dipilih untuk diversifikasi produk adalah kayu sepang (Caesalpinia sappan L.), manggis (Garcinia mangostana L.), dan nangka (Artocarpus heterophyllus). Pemilihan kayu tersebut berdasarkan khasiatnya untuk kesehatan.Setelah dilakukan produksi dengan berbagai kayu perajin mengalami peningkatan permintaan sebesar 75%. Evaluasi kegiatan menunjukkan perajin 100% mengalami peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, 100% mendapatkan kepuasan bermitra dengan Tim IbM, dan 100% berharap dapat bermitra kembali untuk kegiatan lainnya. Kata kunci : pemberdayaan, perajin akar pasak bumi, diversifikasi produk,

ABSTRACT

Craftsmen of roots of Eurycoma longifolia Jack is one creative economic activities that depend on the availability of the roots of Eurycoma longifolia Jack. Clearing of forests into oil palm plantations in West Kalimantan Province, causing the plant habitats become narrowed. Craftsmen of roots of Eurycoma longifolia Jack increasingly difficult to find Eurycoma longifolia Jack plants. Because it takes effort to empower craftsmen of roots of Eurycoma longifolia Jack through product diversification by assistance to craftsmen in choosing raw materials-based health giving properties and use information appropriately. This empowerment activities carried out during the thr ee months through mentoring, discussion and management of packaging and marketing training. The selected alternative raw materials for product diversification are Caesalpinia sappan L., Garcinia mangostana L. and Artocarpus heterophyllus wood. Selection is based on the properties of wood for the production of health. Product diversification with various wood by craftsmen have increased demand by 75%. Evaluation shows craftsmen 100% increase science and technology, a 100% gain satisfaction partnered with IbM Team, and 100% look forward to partnering back for other activities Keywords : empowerment, craftsmen of root of Eurycoma longifolia Jack, product diversification

PENDAHULUAN

Program Indonesia Sehat 2010 ternyata belum sepenuhnya tercapai. Salah satu hal yang perlu ditingkatkan adalah self medication yaitu pengobatan secara mandiri termasuk di dalamya

penggiat ekonomi yang mendukung self medication. Perajin akar pasak bumi perlu diberikan berbagai inovasi produk dan inovasi bahan baku, hal ini dilakukan untuk memperoleh pasar yang signifikan sehingga pendapatan bisa bertambah. Motivasi dalam berwirausaha dan inovasi produk memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil pemasaran (Yunal dan Indriyani, 2013). Inovasi produk berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Indriani dan Prasetyowati, 2008). Selain itu pertumbuhan ekonomi kreatif akan mendukung industri pariwisata (Suparwoko, 2010). Kondisi ini memberikan inspirasi kepada Tim IbM Universitas Tanjungpura untuk memberikan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi berupa inovasi bahan baku dan inovasi produk bagi 2 mitra IbM agar dapat meningkatkan penghasilannya.

Kegiatan IbM (Iptek bagi Masyarakat) merupakan solusi penyelesaian permasalahan yang terjadi pada 2 Mitra IbM yang disepakati bersama antara Tim IbM dan Mitra. Solusi yang ditawarkan didasarkan pada prioritas permasalahan yang dihadapi mitra yaitu Perajin Akar Pasak Bumi Desa Pasak Kecamatan Sungai Ambawang dan Perajin Akar Pasak Bumi Desa Mega Timur Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

Berdasarkan Kalimantan Barat dalam Angka, 2014 (BPS Kalimantan Barat) Kabupaten Kubu Raya merupakan pemekaran dari Kabupaten Mempawah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 yang terdiri atas 9 kecamatan, 101 desa dan 370 dusun. Penduduk Kabupaten Kubu Raya terdiri atas suku Melayu (30,10%), China (27,20%), Bugis (13,10%), Jawa (11,70%), Madura (6,40%), Dayak dan lainnya. Sebagian besar perekonomian Kabupaten Kubu Raya bertumpu pada pertanian, perdagangan dan perikanan (Biro Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya, 2014; Biro Pusat Statistik Provinsi Kalbar, 2014). Kecamatan Sungai Ambawang merupakan salah satu kecamatan dalam Kabupaten Kubu Raya. Kecamatan Sungai Ambawang terdiri atas 12 desa dan 48 dusun dengan total luas wilayah 726,10 km2.

Desa Pasak dan Desa Mega Timur di Kecamatan Ambawang merupakan dua desa yang terdapat beberapa perajin akar pasak bumi. Beberapa karakteristik permasalahan terungkap dalam wawancara dengan Tim IbM Untan untuk mengklasifikasikan dan mencari solusi sehingga bisa diperoleh suatu kesepakatan. Mitra I adalah Perajin Akar Pasak Bumi yang telah bekerja sejak 1990. Bahan baku masih mengandalkan ketersediaan dari hasil hutan. Produksi dilakukan secara sederhana dengan pisau. Produk kerajinan akar pasak bumi berupa gelas dijual kepada pihak kedua dengan cara dititipkan di sentra wisata. Harga per gelas 100 mL seharga Rp. 15.000,-.Pihak kedua menjual dengan harga Rp. 30.000,- Mitra II adalah Perajin Akar Pasak Bumi yang memulai usahanya sejak 1994. Bahan baku diambil dari perambah hutan yang

membawa akar pasak bumi. Produksi menggunakan alat pisau. Penampung produk kerajinan berada di kios-kios area stadion PSP Pontianak. Harga per gelas 100 mL Rp. 20.000,-. Pihak kedua menjualnya Rp. 40.000,-.

Berdasarkan permasalahan mitra-mitra tersebut disepakati solusi untuk Mitra I dengan kegiatan (1) diversifikasi bentuk/model kerajinan akar pasak bumi (2) peningkatan kualitas produk melalui pemberian cara penggunaan sehingga khasiatnya dapat muncul dan aman (3) peningkatan target konsumen melalui diversifikasi bahan baku produk kerajinan berbasis tumbuhan obat lokal (4) peningkatan manajemen usaha melalui pengenalan permodalan perbankan bekerjasama dengan Bank Kalbar sedangkan pada Mitra II dengan kegiatan (1) diversifikasi bentuk/model kerajinan akar pasak bumi (2) sama dengan Mitra I (3) diversifikasi bahan baku kerajinan berbasis tanaman obat lokal (4) sama dengan Mitra I. Indikator peningkatan dianalisis secara persentase dengan memperhatikan kondisi awal dan setelah kegiatan serta evaluasi faktor-faktor pendukung dan penghambat.