• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 - FGD dengan pengelola dan kebijakan Pendidikan Kabupaten

Kode* Pertanyaan Komentar

Komponen 2: Melembagakan Pengarusuamaan Gender

2a 2b 2c

1. Apakah peserta mempertim-bangkan pengarusutamaan gender dalam pendidikan menjadi penting di kabupaten mereka dan mengapa? 2. Apakah POKJA PUG

Pendidi-kan telah dibuat? Kapan? Dan siapa yang menjadi anggota POKJA?

Beberapa kebijakan dipahami oleh beberapa peserta FGD termasuk anggota Pokja PUG, yaitu:

• Instruksi Presiden Nomor 9/2000 tentang pengembangan Pengaru-sutamaan Gender di Indonesia.

• Peraturan Menteri No 15/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksan-aan PUG dalam Pendidikan.

• Peraturan Menteri Nomor 84/2008 tentang Pedoman PUG untuk Pendidikan di Pusat, Provinsi dan Kabupaten untuk Unit Pendidi-kan.

Beberapa Kebijakan provinsi disebutkan, termasuk

• Keputusan Gubernur No 8/2001 tentang Pedoman Pengarusu-tamaan Gender di NTT.

• Keputusan Gubernur Nomor 20/2009 tentang pelaksanaan PUG di kalangan internal Pemerintah Provinsi NTT.

• Keputusan Kepala Dinas Provinsi Pendidikan dan Kebudayaan NTT No 13/V/11/PK/2004 tentang Kelompok Kerja gender untuk Pen-didikan. Keputusan ini telah secara teratur diperbarui dengan Surat Keputusan No 909/721/PK/2007 dan Surat Keputusan No 421/18/ PK/2008

Beberapa kebijakan didirikan di dua Kecamatan:

• Dinas Pendidikan kabupaten Kupang menetapkan Surat Keputusan No 139/SKEP/HK/2009 tentang Kelompok Kerja Gender untuk Sek-tor Pendidikan.

• walikota Kota Kupang menandatangani Surat Keputusan No 112/2004 tentang Pengarusutamaan Gender di Kota Kupang

• Walikota Kota Kupang menandatangani Keputusan Nomor 117/2004 tentang Focal Point untuk Pengarusutamaan gender

• Walikota Kota Kupang menandatangani Surat Keputusan No 176/2004 tentang Kelompok Kerja GSI.

Kebanyakan kebijakan saat ini adalah Surat Keputusan 801/2011 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Kupang untuk merevitalisasi PokjaPUG sejak 18 Desember 2011 “(Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga EYS Kota Kupang).

“Anggaran yang terbatas untuk program pengarusutamaan gender di Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten “ (Pokja Gender UNDANA).

Meskipun beberapa langkah kebijakan telah dilaksanakan oleh Pemerintah Propinsi dan Kabupaten, tampaknya bahwa “sebagian besar program dan kegiatan PUG di NTT tergantung dari dukungan nasional, baik dari sumber daya manusia dan keuangan. Tidak ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa PUG dalam pendidikan akan berkelanjutan di Kupang dan NTT pada umumnya “(PSW -UN-DANA).

“Sejak 2009 Kupang terpilih sebagai kota ramah anak di antara 21 Kabupaten di Indonesia. Oleh karena itu, peran perempuan dalam sistem perawatan keluarga adalah faktor kunci untuk pelaksanaan kebijakan daerah pembangunan kesejahteraan sosial “(Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kupang).

Kode* Pertanyaan Komentar

“Kepala BAPPEDA Kupang mengatakan bahwa “ lebih dari 30% manajer lokal di unit sektor publik adalah perempuan. Tapi, kontri-busi mereka pada pembangunan perencanaan dan penganggaran responsif gender terbatas karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk analisis gender data untuk perencanaan. “

“Hal ini ditargetkan pada tahun pemilu 2014 bahwa 5 perempuan akan bergabung di DPRD di Kupang sehingga pengarusutamaan gender tidak hanya akan mendapatkan dukungan politik yang lebih tetapi juga alokasi keuangan untuk memperkuat kapasitas Pokja gen-der .” (Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olah raga Kupang). “Pengarusutamaan gender adalah penting bagi mahasiswa sarjana di perguruan tinggi pendidikan. Setiap murid akan mendapatkan pen-garusutamaan gender selama program pra-pelayanan masyarakat/ magang “(Wakil Dekan III, Fakultas Pendidikan-UNDANA).

“Kebijakan pengarusutamaan gender penting untuk mencapai kinerja terbaik dalam pelayanan publik dan mendukung kegiatan pengaru-sutamaan gender di sekolah. Data gender akan diberikan jika diminta tingkat nasional RI untuk melakukannya “(Kepala Bidang Dinas Pen-didikan, Pemuda dan Olahraga, Kupang).

Guru SMAN 1 Kupang mengatakan bahwa “dia tidak pernah menden-gar tentang kebijakan lokal penmenden-garusutamaan gender di sekolah, program pelatihan gender, dan dukungan keuangan untuk belajar analisis gender.”

2a 3c

Dukungan peningkatan kapasitas apa yang telah disediakan untuk pengarusutamaan gender di ting-kat kabupaten dan sekolah?

“Pemerintah local telah mendukung PUG dalam hal fasilitas sekolah, sumber daya manusia dengan memberikan hibah reguler untuk semua sekolah negeri dan swasta “(Guru, kepala sekolah Sekolah, dan Pengawas).

“Kami telah melakukan kerjasama sebelumnya dengan Pusat Studi Wanita dan beberapa focal point dari Kabupaten Kupang terdekat untuk menjalankan pengarusutamaan gender dalam mencapai lebih banyak sekolah yang menjadi sasaran. Pedoman Pengaursutamaan Gender untuk sekolah telah dicetak pada tahun 2010 oleh Kabupaten Kupang. Pedoman ini tersedia untuk program pelatihan pengarusu-tamaan gender “(Kepala Distrik Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kupang).

2a 2b

3. Siapa yang bertanggung jawab & sumber daya apa yang ada di tempat untuk melembagakan PUG dikabu-paten, kecamatan & sekolah (misalnya Pokja gender/

gen-der focal point) Kemenag &

Kemendikbud

Pokja Gender yang baru bertanggung jawab untuk mengelola program pengarusutamaan gender didukung oleh beberapa pelatih dan fasilitator guru lokal yang berkualitas “(Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda an Olahraga Kabupaten , Kupang).

“Bimbingan dan Konseling guru di setiap sekolah harus menjadi salah satu pemain utama yang memiliki inisiatif untuk membimbing murid sebelum lulus untuk melaporkan kembali ke sekolah, apakah mereka melanjutkan sekolah, bekerja, atau tidak bekerja.” (Pengawas Sekolah). Setiap lembaga pendidikan terkait bertanggung jawab untuk PUG adalah untuk mencapai semua sekolah. “Kepemimpinan dari pemer-intah Kabupaten adalah faktor kunci untuk memastikan kolaborasi yang efektif antara lembaga pendidikan lokal untuk melaksanakan PUG di Kupang.” (LPMP).

Kode* Pertanyaan Komentar

2a 4. Apakah PUG diintegrasikan ke dalam rencana pemban-gunan daerah. Apa aktivitas & anggaran termasuk dalam rencana dan apa yang menjadi prioritas?

“Secara formal, Pokjagender adalah bagian dari divisi perencanaan di kota Kupang, tetapi tidak ada cukup data mengenai total anggaran untuk mendukung inisiatif lokal untuk kegiatan pengarusutamaan gender. Tampaknya Pokja tergantung pada keuangan nasional men-dukung untuk mengelola setiap kegiatan pengarusutamaan gender “(PSW-UNDANA).

2a 5. Berapa banyak staf terlatih yang bertanggung jawab atas penganggaran yang responsif gender?

Tidak ada

6. Berapa banyak yang telah dialokasikan dari APBD untuk anggaran responsif gender dan untuk kegiatan apa ?

Tinjauan Dokumen menunjukkan bahwa “Pemerintah Provinsi men-galokasikan Rp 300 juta dari APBD tahun 2005 dan 2006. Sejak itu tidak memiliki dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi untuk menjalankan PUG dalam pendidikan. Sebagian besar dana untuk mengelola PUG di MTT disediakan oleh Pemerintah RI “(Divisi Peren-canaan).

Kabupaten Kupang adalah salah satu daerah uji coba untuk PUG yang bekerja sama dengan AIBEP. Kota Kupang adalah daerah penyebaran untuk PUG yang diharapkan dari tetangga, Kabupaten Kupang karena kota ini akan menjadi barometer untuk semua kebijakan dan program pembangunan di NTT. Apa yang telah dilakukan di Kota Kupang adalah pembentukan Pokja PUG. Inisiatif lokal lebih lanjut diperlukan dan fasilitasi oleh Provinsi atau Pemerintah RI Pusat adalah memungkinkan untuk meneruskan PUG di NTT “(Focal Point dan Master Trainer PUG).

Komponen 3.1 Kesetaraa Akses

3.1c 7 a. Apakah anggaran responsif gender diimplementasikan? Kapan?

7 b. Apakah anggaran responsif gender didasarkan untuk mengurangi kesenjangan gender dalam data kinerja kabupaten dari sekolah? Berikan contoh

“Dana khusus diperlukan setiap tahun untuk mendukung pengem-bangan basis data gender untuk pendidikan di Kota Kupang “(Kepala Bagian, Dinas Pendidika,Pemuda dan Olah raga dari Kupang).

3.1c 8. Apa tantangan untuk men-dapatkan data kinerja yang akurat terpilah menurut jenis kelamin dari semua sekolah?

” Staf khusus yang ditugaskan untuk melakukan peran ini. Kurang bimbingan dan instrumen yang disediakan oleh Provinsi dan Kemen-terian Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi dan atau Kemenag untuk memfasilitasi sekolah dan madrasah untuk menyiapkan data terpilah menurut jenis kelamin “(PSW-UNG).

Kupang Kabupaten dalam angka 2010 menunjukkan bahwa “penduduk laki-laki lebih rendah dari penduduk perempuan berusia sepuluh dan lebih yang menyelesaikan sekolah dasar mereka, masing-masing 31,13% dan 35,77%. Dan, laki-laki (44,32%) lebih tinggi dibandingkan perempuan (40,35%) yang tidak menyelesaikan pendidikan formal mereka. “

Kurangnya memperbarui pengetahuan tentang pengarusutamaan gender, bahkan ada pula yang salah paham, membutuhkan program-program pelatihan yang ekstensif untuk mengatasi kesenjangan gender di daerah dalam pendidikan, kurikulum dan silabus manaje-men, belajar dan mengajar, akses yang sama terhadap peningkatan kualitas sekolah.” (UNDANA)

Kode* Pertanyaan Komentar

9. Apakah data menurut jenis kelamin tersedia di tingkat ka-bupaten untuk semua sekolah di 2010?

Ya, Kupang memiliki data terpisah menurut jenis kelamin terbatas. Data terpilah menurut jenis kelamin saat ini tidak sedang dianalisis dan digunakan untuk pengembangan strategis dan perencanaan tahunan pendidikan kabupaten (PSW-UNDANA)

“Kepala Dinas Pendidika,pemuda dan Olahraga berjanji untuk mengembangkan dan menyediakan format khusus untuk men-dukung sekolah untuk menyediakan survey sekolah yang responsif gender.” (Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan olah raga).

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga bertanggung jawab untuk mengelola 126 SD/MI, 49 SMP/MTs, 31 SMA/MA, dan 19 SMK sedan-gkan guru melayani 91.924 murid di sekolah swasta maupun publik “(Profil Kabupaten).

Hal ini merupakan fakta menarik bahwa murid laki-laki lebih besar di SD/MI dan SMK; lebih banyak murid perempuan di SMA/MA, dan persentase yang sama murid laki-laki – perempuan di SMP/MTs. Data saat ini di tahun 2011/12, terdapat 126 SD/MI melayani 43.895 murid dengan 52% adalah anak laki-laki. Kemudian, ada sekitar 50:50 murid laki-laki – perempuan dihitung dari jumlah total 49 SMP/MTs, baik negeri maupun swasta. Terdapat 54,2% murid perempuan dan 45,8% laki-laki di SMA/MA. Selain itu, ada 56,3% dari 6.702 total murid SMK adalah laki-laki. (Statistik Murid 2011/2012 yang dihasilkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kupang 2012). Data-data ini belum digunakan untuk perencanaan tahunan dan pengang-garan untuk merespon kebutuhan yang berbeda antara murid laki-laki dan perempuan oleh Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Kabupaten Kupang, oleh kepala sekolah sekolah dalam manajemen sekolah dasar, oleh guru dalam memberikan proses kelas dan proses belajar yang ramah gender untuk mencapai kinerja akademik yang lebih baik. (Profil Kabupaten Kupang).

LPMP: Memiliki 7 manajer dalam kelompok struktural yang didomina-si eselon 1 dan Eselon 2 dimana 4 dari 6 manajer laki-laki. Dari tahun 2005 sampai 2010, persentase staf administrasi pria meningkat dari 57, 85 sampai 59,1 staf sebaliknya persentase perempuan menurun dari 42,2% menjadi 40,4% pada tahun 2010.

2a 3.1c

10. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengumpul-kan dan menganalisis data kinerja dari sekolah? Apakah mereka dilatih untuk men-ganalisis data dari perspektif gender?

Na.

3.1c 11. Apa perbedaan utama dalam data kinerja antara anak laki-laki & perempuan?

Apa yang bisa dilakukan atau sedang dilakukan untuk mengatasi kesenjangan?

Na

Beberapa sekolah berpartisipasi dalam SSE. SSE juga harus menginte-grasikan disparitas gender ke SSE untuk memastikan kinerja sekolah berdasarkan NSE “(Kepala dan Pengawas Madrasah).

Kode* Pertanyaan Komentar

3.1a 3.1c

12. Apakah isu-isu gender dan kemiskinan untuk anak laki-laki dan perempuan menjadi penghalang bagi mereka mengakses dan menye-lesaikan 9 tahun penuh + pendidikan berkualitas? Bagaimana masalah ini di-tangani melalui program? 3.1 Apakah pedoman pemerintah dan pelatihan memadai untuk memungkinkan pengarusu-tamaan gender dalam pendidi-kan?

“Tidak cukup pedoman, materi pelatihan, dan instrumen untuk mem-perkuat program pelatihan gender di Kupang “(Guru dan pengawas).

3.2d 12. Apakah ada kebijakan dan praktik di lembaga Anda un-tuk memastikan kesetaraan dalam posisi kepemimpinan antara laki-laki dan perem-puan di tingkat kabupaten dan sekolah?

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mengeluarkan SK. Nomor 801 tentang Pokja Gender di sektor Pendidikan di 18 Desember 2011.

Komponen 3: Penyampaian Kebijakan dan Program 3.2 13. Apa kebijakan dan strategi

kabupaten/rencana aksi kabupaten untuk pengarusu-tamaan gender di sekolah? 3.2 14. Program dukungan apa dari

pemerintah dan donor dalam PUG dalam pendidikan yang telah dilaksanakan dalam 10 tahun terakhir? Apa dampak yang mereka miliki?

“AIBEP telah mendukung pengarusutamaan gender sebagai bagian dari program pembangunan seluruh sekolah di Kabupaten Kupang dapat diakses untuk tindakan lebih lanjut di Kota Kupang.” (kepala sekolah)

3.2d 15. Apakah sekolah memiliki ke-bijakan kesetaraan gender?

Na. 3.2b

3.2c

16. Apakah ada pelatihan guru atau kegiatan lain pada penerapan pengajaran dan proses belajar dan bahan ajar yang responsif gender di sekolah atau universitas?

“Kurangnya koordinasi antara unit pelaksanaan program lokal di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan BAPPEDA harus diperkuat.” (BAPPEDA)

3.1c 3.2

17. Apakah yang perlu pemer-intah pusat dan provinsi lakukan untuk mempercepat pengarusutamaan gender dalam pendidikan di tingkat kabupaten?

Focal Points di Kabupaten Kupang mengatakan bahwa

• Memperluas cakupan dari PUG untuk mencapai lebih banyak target bagi sub manajer Dinas Pendidikan Kabupaten,

• Memperkuat peran Pokja gender di tingkat Provinsi untuk mem -berdayakan kapasitas Pokja gender di Kota Kupang.

• Menyediakan manual dan instrumen untuk kampanye PUG di ting -kat lokal oleh Kecamatan dan sekolah.

3.1c 3.2

18. Bagaimana pengarusu-tamaan gender dalam program pendidikan dimoni-tor & dievaluasi di tingkat kabupaten?

“Monitoring dan tim evaluasi harus ditetapkan untuk melakukan evaluasi jangka menengah dan tahunan pelaksanaan sosialisasi PUG dan advokasi di kabupaten dan sekolah.” (Supervisor)

Dokumen terkait