a. Hasil dari pelaksanaan PUG pendidikan di tingkat provinsi Jawa Tengah adalah munculnya kesadaran tentang pentingnya nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender pada kalangan policy makers hingga muncul komitmen untuk memberikan dukungan dana APBD tingkat 1 (provinsi) dan APBD tingkat 2 (Kabupaten). Dukungan dana PUG pada tingkat provinsi terus mengalami peningkatan dari semula sebesar Rp 207.191.000 menjadi Rp 3.487.500.000. Dana tersebut diblock grand-kan ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan besaran dana pada awalnya antara Rp 35 Juta hingga Rp 150 juta, dan kemudian diberikan dengan besaran dana yang sama yaitu Rp 50 juta ke setiap kabupaten/ kota.
b. Model PUG yang diterapkan di tingkat provinsi diadopsi di tingkat kabupaten dengan fokus utama kegiatan adalah mengimplementasikan PUG pada tingkat satuan pendidikan formal, non formal maupun informal. Dilihat dari perkembangannya dari tahun ke tahun, maka cakupan program semakin melebar dari semula diujicobakan pada satuan pendidikan formal dan non formal terpilih pada satu kecamatan, sekarang sudah diimplementasikaan di beberapa kecamatan.
c. Penyusunan Modul tentang Sensitivitas Gender bagi Pendidik di Tingkat Provinsi Jata Tengah dan Panduan Penanganan Tindak Kekerasan berbasis Gender di Sekolah sangat membantu bagi kabupaten/kota dalam memandu pelatihan-pelatihan yang mereka selenggarkan.
d. Hal-hal yang sudah dilakukan pada tingkat satuan pendidikan formal, non formal maupun informal antara lain: menyusun silabus dan rencana pembelajaran pada beberapa mata pelajaran responsif gender (PPKn, IPS dan Bhs. Indonesia, membuat spanduk/pamflet untuk mengingatkan pentingnya integrasi gender pada satuan pendidikan tersebut, menyusun data pendidikan pada satuan pendidikan terpilah menurut jenis kelamin, menyediakan fasilitas kamar mandi dengan memisahkan kamar mandi bagi perempuan dan laki-laki.
e. Pemerintah tingkat provinsi mensinergikan bantuan anggaran dari tingkat nasional dengan anggaran daerah. Cara yang dilakukan adalah membuat pola penggunaan keuangan yang berbeda antara dana dari tingkat nasional dengan dana daerah. Dukungan dana APBN untuk PUG pendidikan digunakan untuk pelatihan bagi policy maker, sedangkan dana APBD digunakan untuk kegiatan pada Satuan Pendidikan, mulai dari tenaga pendidik (guru) maupun tenaga kependidikan (TU).
f. Di tingkat Provinsi Jawa Tengah, PUG pendidikan sudah mainstream dan dilaksanakan oleh unit kerja yang menangani pendidikan Dasar melalui uji coba anggaran responsif gender. Pada tahun 2011 kegiatan dilaksanakan di seluruh SMP RSBI di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 72 SMP RSBI. Pada tahun 2012 uji coba dilaksanakan di seluruh SD berstandar Nasional dan SD RSBI di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Kesimpulan
Pencarian fakta mengidentifikasi tantangan dan rekomendasi (termasuk kebijakan, sistem, kapasitas, pencarian sumber daya dll.) guna memperkuat PUG dalam pendidikan, baik di Kemdikbud dan Kemenag 1. Keberhasilan pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan di Jawa Tengah dan
Kabaupaten Klaten dipengaruhi oleh berbagai komponen kunci, antara lain:
a. adanya payung kebijakan, yakni Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 11 Tahun 2003 tentang Rencana Stategis Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2008, dan SE Gubernur tentang uji coba anggaran responsif gender pada 15 SKPD di Jawa Tengah.
b. adanya komitmen dari para pemangku kebijakan untuk melaksanakan Pengarusutamaan Gender, dengan memberikan dukungan program maupun pendanaannya;
c. adanya kebijakan PUG Bidang Pendidikan Depdiknas yang memberikan dukungan teknis dan anggaran untuk Capacity Building;
d. penunjukan Vocal Point dan kuatnya jejaring kerjasama dengan berbagai pihak, baik dengan lembaga driver PUG, maupun dengan Pusat Studi Wanita/Gender.
2. Position Paper PUG Bidang Pendidikan yang telah disusun menjadi penting sebagai panduan/ pedoman dalam melaksanakan program aksi;
3. Modul dan Suplemen Modul Sensitivitas Gender Bidang Pendidikan berfungsi sebagai media bagi pendidik dan stakeholders untuk memahami perspektif gender, khususnya di bidang pendidikan; 4. Rintisan Model Pembelajaran yang responsif gender merupakan strategi yang cukup efektif guna
memberikan pemahaman tentang perspektif gender kepada masyarakat; Rekomendasi:
1) Struktur organisasi pokja PUG pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten perlu direformasi dengan menempatkan penanganan PUG pada bidang Perencanaan Dinas Pendidikan tingkat Provinsi ataupun Kabupaten/Kota sebagai koordinator pelaksana PUG pendidikan.
2) Perlu disusun instrumen untuk penyusunan basis data pendidikan terpilah menurut jenis kelamin disertai dengan pelatihan bagi perencana pendidikan di daerah tentang cara-cara mengolah data tersebut sebagai dasar perencanaan pembangunan pendidikan responsif gender.
3) Mengingat cakupan penangan PUG pada tingkat satuan pendidikan sangatlah luas, maka capacity building perlu dioptimalkan dengan melatih SDM pada lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi guru seperti FKIP, P4TK, BDK (pada Kemennag), dstnya.
4) Mengingat terbatasnya kapasitas SDM di tingkat pemerintah daerah dalam mempersiapkan SDM responsif gender, maka keberadaan Pusat Studi Wanita/Pusat Studi Gender perlu dioptimalkan sebagai mitra untuk melakukan capacity building maupun advokasi, khususnya dalam mempersiapkan kapasitas lembaga dan SDM daerah responsif gender.
Lampiran
Hasil pelaksanaan program secara kuantitatif sebagai berikut :
TAHUN Kegiatan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Capacity Building Workshop 100 60 60 Sosialisasi 300 RTD 100 22 18 25 47 60 40 14 16 Jumlah (Orang) 100 400 22 18 25 47 60 40 74 76 2. Pelatihan Sensitivitas 120 137 243 111 191 139 186 183 180 GAP/POP 80 25 15 13 17 13 17 21 31 Bahan Ajar/RPP 17 23 21 14 15 15 Program AIMDAMAI 17 23 20 60 13 27 Jumlah (Orang) 200 179 281 162 245 187 278 217 238 3. Modul
Modul dan Suplemen 1490 3100 2000 1820 1922
Position Paper 500 - - - Media KIE 600 Jumlah (Buku) 1990 3100 2000 1820 4. Rintisan Pendidikan Berperspektif Gender Jumlah (Kab/Kota) 6 6 6 8 9
Jumlah Total 35 Kab/Kota, masing-masing Kab/Kota dilaksanakan di : (Kab/Kota dan Sekolah) 2 TK/RK ; 2 SD/MI ; 2 SMP/MTs ; 1 SMA/MA ; 1 SMK ; 1 PKBM
Mulai Tahun 2007, pengembangan di KKG dan MGMP
Tahun 2008, Pengembangan MBS Berperspektif Gender
5. Rintisan Pencegahan
Kekerasan Berbasis
Gender
Jumlah - 4 3 3 3
Jumlah Total 13 Kab/Kota, masing-masing Kab/Kota dilaksanakan di :
(Kab/Kota dan Sekolah) 2 SMP/MTs, 2 SMA/MA, 1 SMK
6. Simulasi Program
AIMDAMAI 2
Jumlah 2 Kab/Kota