• Tidak ada hasil yang ditemukan

Satu Dekade PUG Bidang Pendidikan di Jawa Tengah

Aktivitas Gender Mainstreaming di tingkat Provinsi Jawa Tengah meliputi:

a. Capacity Building bagi para pemangku kebijakan pendidikan.

Penguatan kelembagaan bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang permasalahan gender di bidang pendidikan, membangun sensitivitas gender, kepedulian dan komitmen para pemangku kebijakan untuk peduli pada permasalahan gender serta mau melaksanakan PUG Bidang pendidikan.

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Round Table Discussion PUG Pendidikan Provinsiā€“Kabupaten/Kota

Bentuk kegiatan: (i) Sosialisasi kebijakan dan program PUG Bidang Pendidikan; (ii) Workshop penyusunan rencana program dan penganggaran; (iii) PUG Bidang pendidikan; (iv) Workshop evaluasi dan review program PUG Bidang Pendidikan.

Sasaran kegiatan adalah tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, meliputi (i) Pemangku Kebijakan bidang pendidikan; (ii) Stakeholders (Komisi DPRD yang membidangi pendidikan), (iii) Dinas/Instansi terkait, Perguruan Tinggi (PSW/G), (iv) Organisasi Kemasyarakatan; (v) Dewan Pendidikan; (vi) pendidik.

2) Pelatihan Gender Analysis Pathway (GAP), bagi perencana pendidikan

Sasaran kegiatan mencakup 35 Kabupaten/Kota, terdiri atas Unsur Dinas Pendidikan (Program, Dikdas, Dikmen dan PNF) dan Unsur Dinas terkait (BAPPEDA, Pemberdayaan Perempuan). Materi pelatihan GAP diarahkan pada penyusunan PositionPaper masing-masing Kabupaten/ Kota.

3) Pelatihan Sensitivitas Gender bagi stakehotders

Sasaran kegiatan meliputi Provinsi dan Kabupaten/Kota, mencakup: (a) Pemangku Kebijakan bidang pendidikan; (b) Stakeholders (Dewan Pendidikan, pendidik, Organisasi Kemasyarakatan).

4) Sosialisasi bahan ajar responsif gender bagi penulis buku pelajaran dan penerbit

5) Advokasi dan pendampingan Penyusunan Position Paper PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/ Kota

Advokasi dan pendampingan kepada Kabupaten/Kota dilakukan secara bertahap mulai tahun 2005.

6) Kelompok Kerja PUG Bidang Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program PUG Bidang Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, dibentuk Kelompok Kerja PUG Bidang Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, beranggotakan seluruh Pejabat Struktural lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dan stakeholders yang relevan. Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dikuatkan dengan Surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

7) Penyusunan Media KIE ( Komunikasi, Informasi dan Edukasi).

Jenis media KIE mencakup Booklet, Poster, Naskah Siaran Radio. Tujuan penyusunan media KIE untuk bahan sosialisasi sensitivitas gender bidang pendidikan melalui media cetak dengan bahasa yang sederhana.

8) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Monitoring dilakukan untuk memantau bagaimana program PUG Bidang Pendidikan dilaksanakan. Evaluasi dilakukan untuk mengukur apakah hasil pelaksanaan program sesuai dengan yang direncanakan. Pelaporan disusun sebagai bahan informasi dan dokumentasi.

b. Rintisan Model Pendidikan Berperspektif Gender

Rintisan model pendidikan berperspektif gender merupakan strategi yang ditempuh oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dalam rangka memberikan pemahaman tentang perspektif gender kepada masyarakat melalui proses pembelajaran di-sekolah maupun luar sekolah, dengan memposisikan pendidik sebagai focal point pada satuan pendidikan masing-masing.

Rintisan Model Pendidikan Berperspektif Gender di laksanakan di: 2 TK/RA; 2 SD/MI; 2 SMP/MTs; 1 SMA/MA, 1 SMK dan 1 PKBM di 1 wilayah Kabupaten/Kota. Implementasi perspektif gender dalam proses pembelajaran pada tahap rintisan ini diarahkan pada 3 mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, IPS dan PKN.

Kegiatan untuk mendukung pelaksanaan Rintisan Model Pendidikan Berperspektif Gender meliputi: (i) Penyusunan dan Penggandaan Modul dan Suplemen Modul Penyadaran Gender bagi pendidik. Modul dan Suplemen Modul merupakan media bagi para pendidik untuk memahami perspektif gender. Modul dan Suplemen Modul mengalami 4 kali review untuk penyempurnaan dan menyesuaikan dengan kebutuhan para pendidik; (ii) Pelatihan/TOT calon fasilitator pendidikan berperspektif gender, dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi para pendidik dalam mengimplementasikan perspektif gender pada proses pembelajaran. Sasaran kegiatan adalah pendidik pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS dan PKN dari Sekolah/PKBM Rintisan Model yang ditunjuk. Masing-masing satuan pendidikan menunjuk 2 orang pendidik sebagai vocal point. Unsur Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang ditunjuk sebagai koordinator/penanggung jawab pelaksanaan program Rintisan Model. Pendekatan pelatihan adalah partisipatory. Proses: pendidik diarahkan untuk mereformulasi bahan ajar menjadi responsif gender; menyusun silabus dan RPP yang responsif gender; dan simulasi mengajar.

c. Bintek dan Faslitasi/Pendampingan Pelaksanaan Rintisan Model Pendidikan Berperspektif Gender

Fasilitasi berupa bantuan dana stimulan kepada sekolah/PKBM model, digunakan untuk melaksanakan KBM responsif gender, meliputi: penyusunan media pembelajaran responsif gender, penyusunan silabus dan rencana pembelajaran responsif gender. Fasilitasi/ Pendampingan kepada Kabupaten/Kota dan sekolah model dilaksanakan selama 2 tahun. Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program.

d. Rintisan Model Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menghapus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak; melalui PUG Bidang Pendidikan, juga dikembangkan Model Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender. Program ini dmaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang Undang-Undang Perlindungan Anak; Undang-Undang PKDRT (Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga) dan Undang-Undang PTPO (Pencegahan terhadap Perdagangan Orang) kepada komunitas pendidikan. Rintisan Model pencegahan Kekerasan Berbasis Gender dilaksanakan di 2 SMP/MTs; 2 SMA/MA dan 1 SMK di 1 wilayah Kabupaten/Kota, dengan memposisikan pendidik Bimbingan Konseling sebagai fasilitator.

Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi: (i) Penyusunan dan penggandaan Modul Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender. Modul dan Suplemen Modul merupakan media bagi pendidik dalam pencegahan kekerasan berbasis gender, khususnya di sekolah; (ii) Pelatihan/TOT Calon Fasilitator Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender. Pelatihan diarahkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi pendidik untuk berfungsi sebagai fasilitator maupun konselor terhadap pencegahan kekerasan berbasis gender di sekolah.

Sasaran kegiatan mencakup: (i) Pendidik BK, Agama, Penjaskes, Koordinator Kemuridan; (ii) Komite Sekolah; (iii) Unsur Dinas Pendidikan Kab/Kota.

Materi pelatihan mencakup: (i) payung hukum perlindungan perempuan dan anak; (ii) sensitivitas gender; (iii) NAPZA; (iv) Pendidikan Anak Sebaya dan Konseling. Selain pelatihan juga diberikan Bintek dan pendampingan Pelaksanaan Rintisan Model Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender. Untuk dapat melaksanakan program ini, masing-masing sekolah diberikan dana stimulan, digunakan untuk simulasi dan pembentukan Peer Group. Selain bintek juga dilakukan monitoring, evaluasi pelaksanaan program dan pelaporan.

e. Fasilitasi Pelaksanaan Program PUG Bidang Pendidikan di Perguruan Tinggi.

Fasilitasi pelaksanaan PUG Bidang Pendidikan di Perguruan Tinggi dimaksudkan untuk menyosialisasikan perspektif gender kepada para dosen dan mahasiswa. Bentuk dan sasaran kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan Perguruan Tinggi masing-masing. Fasilitasi berupa dukungan anggaran untuk pelaksanaan program/kegiatan yang diusulkan oleh masing-masing Perguruan Tinggi. Bentuk kegiatan meliputi seminar, workshop dan pelatihan.

f. Rintisan Model Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan Kabupaten Kebumen.

Tingginya komitmen Jawa Tengah dalam melaksanakan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan, mendapatkan penghargaan dari Departemen Pendidikan Nasional, diwujudkan dengan dipilihnya Kabupaten Kebumen menjadi lokasi Pilot Model PUG Bidang Pendidikan tingkat Kabupaten pada tahun 2008, dengan mendapatkan dukungan anggaran dari MCPM-AIBEP.

Penunjukan Kabupaten Kebumen sebagai lokasi Pilot Model melalui penilaian beberapa kriteria, antara lain: (i) Adanya komitmen para pemangku kebijakan untuk melaksanakan program PUG bidang pendidikan dengan dukungan APBD setempat; (ii) Sudah terbentuk Pokja PUG Bidang Pendidikan tingkat Kabupaten; (iii) Memiliki Vocal Point pendidikan berperspektif gender pada satuan pendidikan.

g. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program Pengarusutamaan Gender di Kabupaten/Kota: apakah sudah sesuai dengan rencana program. Monitoring dilakukan minimal 1 kali dalam setahun. Khususnya terhadap pelaksanaan rintisan model pendidikan berperspektif gender, evaluasi program dilaksanakan pada tahun 2007 bekerjasama dengan Pusat Studi Wanita, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemanfaatan dilaksanakannya Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan di Jawa Tengah. Hasil monitoring dan evaluasi dipakai sebagai bahan rujukan untuk penyempurnaan program pada tahun berikutnya.

Dokumen terkait