Instrumen pengelolaan risiko berbasis pasar:Instrumen pasar dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengurangi ketidakstabilan harga dan menjadi instrumen pilihan. Instrumen tersebut dapat terdiri dari berbagai bentuk. Misalnya, Malawi sedang mengujicoba asuransi cuaca berbasis indeks. Afrika Selatan telah mengembangkan pasar berjangka regional untuk makanan pokok.
Instrumen-instrumen berbasis pasar mungkin paling efektif di negara-negara berpenghasilan menengah dan berpenghasilan tinggi di mana pasar-pasar keuangannya cukup canggih dan sektor swastanya mempunyai ukuran dan kemampuan untuk mengadakan kontrak. Namun demikian, seperti yang terjadi di Malawi, mekanisme-mekanisme yang inovatif saat ini sedang dikembangkan untuk menyediakan instrumen bagi para petani kecil di negara-negara berpenghasilan rendah.
Pengadaan swasta:Karena mekanisme sektor swasta semakin dapat diandalkan maka terjadi pergeseran minat dari mekanisme pengadaan pemerintah ke mekanisme pengadaan swasta. Impor oleh sektor swasta menjadi mekanisme stabilisasi harga yang menghapuskan kebutuhan untuk mengadakan stok pemerintah dalam jumlah yang besar dan menghasilkan penghematan i skal yang besar bagi Pemerintah. Tindakan seperti ini sangat efektif jika disertai dengan sejumlah kebijakan pendukung yang jelas, seperti penghapusan pembatasan stok swasta dan penghapusan pembatasan akses ke valuta asing. Tindakan tersebut juga memerlukan infrastruktur pasar yang memadai.
Dengan dibiarkannya harga-harga komoditas yang lebih tinggi mempengaruhi pasar-pasar domestik maka investasi publik dan swasta meningkat di bidang jasa pendukung pertanian. Dalam tahun-tahun belakangan ini, sebagai akibat mengendurnya pengendalian harga, beberapa negara seperti Brasil, Malaysia dan Thailand mengalami pertumbuhan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sereal. Negara-negara yang bermaksud mendorong investasi di sektor pertanian perlu mengembangkan kebijakan-kebijakan yang dapat menciptakan iklim investasi yang menguntungkan.
Subsidi untuk mendorong produksi pertanian: Banyak pemerintah masih mengandalkan subsidi untuk mendorong produksi pertanian. Di Malawi, di mana angka penggunaan pupuk masih rendah, Pemerintah telah mensubsidi harga pupuk untuk mendorong penggunaannya sehingga meningkatkan produktivitas. Namun, subsidi harus digunakan secara hati-hati. Subsidi seringkali melibatkan biaya yang besar dan dapat membatasi kemampuan pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya ke investasi prioritas lain di bidang pertanian. Subsidi juga dapat menyingkirkan pasokan input swasta. Agar dapat berfungsi dengan baik, subsidi perlu menjadi bagian dari strategi yang komprehensif untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Untuk menghindari pemborosan, subsidi harus transparan, tepat sasaran dan tidak bersifat permanen.
117
Perkembangan, Pemicu dan Dampak Harga Komoditas: Implikasinya terhadap Perekonomian Indonesia
Bab 5 Guncangan Harga Komoditas di Indonesia
Penghapusan kebijakan perlindungan: Kenaikan harga komoditas pertanian menciptakan “jendela kesempatan” untuk mereformasi kebijakan perlindungan harga karena penghapusan kebijakan tersebut tidak terlalu mempengaruhi produsen, setidaknya dalam jangka pendek ketika kebijakan-kebijakan yang baru sedang disosialisasikan. Kebijakan perlindungan harga di negara-negara seperti kebanyakan anggota OECD dan India melibatkan biaya yang sangat besar bagi anggaran belanja pemerintah. Kebijakan tersebut berdampak terhadap dorongan dan produksi di pasar dunia. Reformasi mungkin akan lebih layak untuk dilaksanakan jika para produsen yakin bahwa harga-harga akan tetap tinggi. Reformasi mungkin juga akan lebih berhasil jika penghapusan perlindungan disertai dengan peningkatan investasi pada mekanisme pendukung produsen lain, seperti sistem penyuluhan dan penelitian.
Cadangan strategis padi-padian: Pengembangan dan pemeliharaan cadangan seperti ini sebagai sarana untuk menstabilkan harga pangan tidak disukai. Efektivitas stok penyangga strategis untuk menstabilkan harga pangan secara historis masih kurang memuaskan. Stok penyangga telah melemahkan pasar swasta serta menyebabkan kenaikan harga dan ketidakstabilan pasokan di kawasan-kawasan seperti Afrika. Banyak negara yang sebelumnya mengadakan cadangan seperti ini sekarang beralih ke sistem cadangan keuangan untuk keadaan darurat. Pendekatan ini paling efektif jika dana dikelola oleh suatu lembaga yang sama sekali independen dari proses politik dan memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan didei sikan dengan baik. Lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana harus mengembangkan aturan-aturan yang jelas dan transparan untuk menentukan kondisi-kondisi ketika mereka akan melakukan intervensi pasar. Mereka harus mempunyai likuiditas keuangan agar dapat bertindak secara tepat waktu ketika terjadi keadaan darurat yang membutuhkan intervensi mereka.
5.5 Rekomendasi Kebijakan Untuk Indonesia
Bagian ini menyajikan instrumen-instrumen kebijakan yang tersedia bagi pembuat kebijakan untuk mengatasi lonjakan harga-harga komoditas. Berdasarkan analisis di atas, bagian ini menyajikan instrumen kebijakan yang tersedia bagi pembuat kebijakan di Indonesia untuk mengatasi lonjakan harga-harga komoditas. Sejumlah rekomendasi kebijakan umum bagi negara-negara untuk mengatasi harga-harga komoditas yang tinggi disajikan dalam Kotak 5.2. Rekomendasi yang lebih spesii k bagi Indonesia adalah sebagai berikut.
Indonesia perlu menetapkan pendekatan stabilisasi harga publik yang lebih dapat diprediksi, lebih tepat sasaran, lebih murah dan lebih efektif. Krisis harga pangan baru-baru ini memperlihatkan bahwa betapa pentingnya bagi pemerintah untuk mempunyai kerangka tindakan. Kerangka yang ditetapkan secara tepat akan memberikan aturan dasar kepada pemerintah untuk memantau perkembangan harga secara sistematis, menilai dampaknya terhadap perekonomian, menilai pilihan-pilihan kebijakan yang ada melalui analisis biaya-manfaat, dan melaksanakan dan memantau tindakan-tindakan yang diambil secara tepat.
Pemerintah perlu mengembangkan sebuah kerangka aksi yang mendei nisikan prosedur- prosedur operasional untuk menilai dan mengelola gejolak harga. Kerangka tersebut hendaknya meliputi empat komponen utama:
a. Sistem pemantauan harga yang efektif;
b. Penilaian dampak perubahan harga komoditas terhadap perekonomian; c. Penilaian pilihan kebijakan yang ada berdasarkan analisis biaya-manfaat; dan
d. Sistem pemantauan untuk memantau pelaksanaan tanggapan kebijakan dan menilai dampaknya sehingga dapat dilakukan perubahan-perubahan.
Bab 5
Guncangan Harga Komoditas di Indonesia
Kotak 5.2: Rekomendasi kebijakan bagi negara-negara untuk mengatasi harga komoditas yang tinggi
Instrumen jangka pendek
Bantuan langsung kepada rumah tangga miskin: Pembuat kebijakan dapat menggunakan tindakan
bantuan langsung tunai maupun natura secara tepat sasaran untuk mengurangi dampak lonjakan harga kebutuhan dasar terhadap rakyat miskin. Program bantuan langsung tunai yang dapat langsung dilaksanakan dalam jangka pendek hendaknya memperluas program bantuan langsung tunai yang ada dan memberikan subsidi dalam jumlah yang terbatas kepada penerimanya secara tepat sasaran. Program- program bantuan natura mencakup program-program distribusi pangan seperti program pemberian pangan dan program padat karya pangan (food for work).
Stabilisasi harga publik: Pemerintah dapat menekan kenaikan harga dengan menanggung sebagian
harga pokok yang mencakup mengurangi bea masuk dan menghapuskan kuota impor. Jika pemerintah mengelola dan mempunyai stok pangan, maka pemerintah dapat menekan harga domestik dengan melepaskan sebagian stok yang ada.
Transisi ke tindakan stabilisasi pasar: Pembuat kebijakan dapat memanfaatkan beberapa instrumen
untuk mengurangi biaya transaksi, mendorong penawaran dan menekan harga. Instrumen-instrumen tersebut mencakup pengurangan atau penghapusan “birokrasi” dalam mengangkut barang lintas daerah dan intervensi yang terbatas dengan menggunakan tarif yang bervariasi.
Instrumen-instrumen jangka menengah
Bantuan langsung kepada rumah tangga miskin: Rancangan dan pelaksanaan program-program
bantuan langsung tunai secara tepat sasaran membutuhkan banyak sumber daya dan waktu. Akibatnya, ketika program bantuan tunai tidak dapat didasarkan pada inisiatif-inisiatif yang ada maka program- program tersebut hanya dapat menjadi tanggapan jangka menengah terhadap krisis harga.
Stabilisasi harga publik: Dalam jangka menengah, pembuat kebijakan dapat menyumbang kepada
stabilisasi harga dengan mendukung program-program yang mendorong sisi penawaran dan menyumbang kepada penurunan harga bagi produsen. Inisiatif seperti ini mencakup program-program untuk meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan infrastruktur desa dan meningkatkan jaringan logistik pangan.
Transisi ke tindakan stabilisasi pasar: Pada saat yang sama, pembuat kebijakan hendaknya mendorong
dikembangkannya instrumen-instrumen berbasis pasar yang berfungsi sebagai stabilisator harga. Tindakan-tindakan semacam ini mencakup: peningkatan investasi oleh sektor swasta pada sistem resi gudang (warehouse receipt); pengembangan pasar domestik untuk kontrak-kontrak penyerahan kemudian (forward contracts); serta pengembangan pasar berjangka dan asuransi cuaca berbasis indeks. Pemerintah dapat mendukung pengembangan instrumen-instrumen ini dengan menciptakan lingkungan peraturan perundang-undangan yang tepat dan memberikan dukungan langsung untuk mengatasi kegagalan pasar di tahap awal. Untuk melaksanakannya, pemerintah Indonesia hendaknya bekerja sama dengan sektor swasta dan dengan organisasi pembangunan internasional.
Kebijakan-kebijakan yang perlu dihindari
Subsidi universal: Subsidi universal perlu dihindari karena mungkin sangat mahal bagi anggaran belanja
negara dan karena memicu inl asi tanpa mendukung perluasan penawaran.
Stabilisasi harga publik yang berkepanjangan: Godaan untuk menetapkan harga berdasarkan surat
keputusan perlu dihindari. Pilihan ini bukan cara yang efektif untuk menstabilkan harga dan menyebabkan munculnya pasar-pasar gelap paralel. Pada saat yang sama, pilihan ini memboroskan sumber daya penting yang dapat dialokasikan untuk tujuan lain dalam rangka memantau pelaksanaan tindakan dan menghukum mereka yang melanggar peraturan.
Kuota impor dan larangan impor: Meskipun tindakan-tindakan ini kadangkala digunakan untuk
mendukung produsen domestik dan melindungi mereka dari penurunan harga di pasar dunia, namun dalam jangka panjang tindakan-tindakan tersebut tidak ei sien. Kuota impor dan larangan impor menyebabkan sektor domestik tidak kompetitif dan membebankannya pada konsumen domestik yang terpaksa harus membayar harga yang lebih tinggi atas produk-produk tersebut.
119
Perkembangan, Pemicu dan Dampak Harga Komoditas: Implikasinya terhadap Perekonomian Indonesia
Bab 5 Guncangan Harga Komoditas di Indonesia