• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendesain Pembelajaran untuk Mengajak Menilai

Dalam dokumen Mengajar serta manajemen mengajar Nilai (Halaman 146-154)

BAB II NILAI-NILAI DAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

F. Mendesain Pembelajaran untuk Mengajak Menilai

Bentuk dari mata pelajaran di mana para siswa membuka terhadap dan diminta untuk mendiskusikan, sama seperti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, oleh karena itu, adalah sangat penting dalam mengajak mereka untuk berpikir tentang nilai-nilai. Sama-sama penting, jika tidak lebih juga, untuk mengembangkan nilai-nilai sebagai tipe-tipe kegiatan- kegiatan belajar di mana para siswa diminta untuk berpartisipasi supaya menolong mereka memahami mata pelajaran di mana mereka dibuka. Sebelum saya berupaya memberikan beberapa saran tentang kegiatan- kegiatan itu, perbedaan yang akan dibuat antara kegiatan dan tujuan. Suatu tujuan adalah sasaran yang dicapai, hasil-hasil yang diharapkan

dari pengajaran. Suatu kegiatan adalah berbagai pengalaman belajar yang didesain untuk menolong para siswa mencapai tujuan khusus. Satu dari berbagai kegiatan mungkin memenuhi banyak tujuan-tujuan. Pada satu sisi, banyak kegiatan mungkin menjadi peluang (atau kadang-kadang diperlukan) untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketepatan dari kegiatan tertentu tergantung pada tujuan-tujuan yang ada dalam pikiran dan tingkat di mana kegiatan dapat menolong para siswa mencapai tujuan. Hal penting adalah banyak bentuk-bentuk dari kegiatan-kegiatan di mana para siswa diminta untuk berpartisipasi sebanyak peluang agar memelihara minat-minat dan mencegah kebosanan. Bentuk dari banyak kegiatan khusus, bagaimanapun, akan selalu tergantung pada bentuk tujuan khusus yang ingin dicapai. Beberapa pertanyaan kunci untuk para guru yang selalu diajukan dalam anggapan itu, “Apakah yang saya harapkan untuk selesai?”, “Mengapa saya meminta para siswa berpartisipasi dalam kegiatan itu?”, “Apakah kegiatan itu dilakukan dengan nilai-nilai?”, “Akankah kegiatan menolong para siswa memahami nilai-nilai dari orang lain atau dari diri mereka sendiri?”

Dalam beberapa kasus, satu tujuan yang ada dalam pikiran mungkin membuat para siswa memperoleh kemampuan-kemampuan atau perilaku-perilaku khusus, seperti menjadi mampu untuk menyimpulkan nilai-nilai dari pernyataan-pernyataan atau tindakan- tindakan, untuk menjelaskan sesuatu dari sudut pandang orang lain untuk menduga konsekuensi-konsekuensi, untuk berupaya menjelaskan secara rasional posisi nilai, atau untuk mengusulkan solusi-solusi alternatif terhadap dilema nilai, Dalam kasus lain, satu tujuan mungkin membuat para siswa menjadi mampu untuk menciptakan (atau meningkatkan untuk) bentuk-bentuk tertentu dari produk-produk, seperti karangan- karangan, peta-peta, puisi-puisi, nyanyian-nyanyian, atau gambar foto yang dibuat dengan nilai-nilai. Dan masih dalam kasus-kasus yang lain, tujuan mungkin terutama untuk mengikutsertakan para siswa dalam berbagai nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman (seperti membuat mereka menonton film tentang tindakan-tindakan dari keberanian, bermain peran kejadian nilai atau dilema nilai, atau berbicara dengan bentuk-bentuk berbeda dari orang tentang nilai-nilai. (Lihat gambar 6.8)

Gambar 6.8 Kategori-kategori Kegiatan-kegiatan Belajar yang Didesain untuk Mengajak Menilai

Kategori ketiga, bahwa melibatkan para siswa dalam beragam pengalaman-pengalaman yang berbeda, adalah penting khususnya untuk mengembangkan nilai-nilai. Untuk menambah beberapa pengertian dan pemahaman tentang bagaimana orang merasa dan berpikir, sama seperti mengapa mereka bertindak dan bereaksi seperti yang mereka lakukan, para siswa harus ditolong untuk “melangkah ke dalam sepatu mereka” sebanyak mungkin. Satu pandangan dari dunia dan tipe-tipe manusia dalam hal itu adalah kemungkinan besar untuk menjadi dari pada membatasi hingga satu kesempatan untuk pengalaman (yang amat sedikit, seolah mengalami sendiri) tipe-tipe kehidupan dari orang lain, untuk bekerja, bermain, atau membuktikan kepada mereka, partisipasi dalam olahraga-olahraga mereka, mendengar musik mereka, melihat seni mereka, mendiskusikan politik-politik mereka, hidup seperti yang mereka lakukan, dan berbicara dengan mereka tentang kehidupan dan nilai-nilai mereka. Membaca dan mendengar ceramah tentang orang lain adalah beberapa yang menolong pandangan mereka; melihat film-film dan potongan-

potongan film tentang mereka bahkan lebih baik; bermain peran masih lebih baik; pengalaman-pengalaman langsung seperti bekerja dengan orang-orang lain dari latar-latar belakang yang berbeda dan pengalaman- pengalaman atas problem yang lazim atau tugas yang terbaik dari semua. Tidak ada persoalan apakah tipe yang dihasilkan mereka setelah (perilaku, produk, atau pengalaman), kegiatan-kegiatan belajar dapat juga diklasifikasi dalam istilah dari fungsi yang mereka jalankan. Sebagai contoh, beberapa secara esensial memberikan untuk saluran masuk dari informasi. Beberapa kegiatan termasuk membaca, mengamati, mewawancarai, mendengarkan, atau memandang (seperti film-film, buku-buku, orang, rekaman-rekaman, surat-surat kabar, dan lain-lain). Kegiatan-kegiatan saluran informasi adalah satu yang esensial untuk para guru merencanakan sesuatu, karena para siswa harus memiliki informasi untuk berpikir tentang dan berkerja dengan mereka, sebelum mereka dapat diharapkan untuk menggambarkan berbagai bentuk kesimpulan- kesimpulan yang cerdas mengenai nilai-nilai, apakah untuk diri mereka sendiri atau orang lain. Mereka harus memiliki data sebelum mereka dapat melakukan berbagai hal dengan itu. Data mentah sendiri, bagaimanapun, adalah persepsi-persepsi. Persepsi-persepsi harus diorganisir dan diinternalisasi, jika mereka menjadi banyak digunakan. Jadi keperluan untuk tipe kedua dari kegiatan belajar adalah memfasilitasi organisasi dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Contoh-contoh dari tipe kegiatan itu meliputi merencanakan, catatan-pembicaraan, membuat kerangka, membuat diagram, menanyakan, meringkas, dan memilih. Beberapa dapat membantu para siswa mengorganisir dan membuat pengertian dari materi yang mereka ungkapkan, dan menolong mereka mulai memahami nilai-nilai dari orang yang berbeda dan (sedikitnya untuk beberapa tingkat) alasan-alasan yang menyebabkan mereka mempertahankan nilai-nilai itu.

Tipe ketiga dari kegiatan belajar membantu para siswa untuk mendemontrasikan apa yang mereka pelajari. Kegiatan-kegiatan seperti bermain-peran, mendiskusikan, menyiapkan lukisan-lukisan dinding, menulis karangan-karangan dan memainkan yang asli, dan memformulasi pertanyaan membantu para siswa untuk memperlihatkan keterampilan- keterampilan yang mereka miliki atau mengembangkan, untuk mendemontrasikan bagaimana baiknya mereka dapat menganalisa alternatif-alternatif dan konsekuensi-konsekuensi, dan untuk

menunjukkan bagaimana baiknya mereka memahami kebutuhan- kebutuhan, perasaan-perasaan, atau nilai-nilai dari orang-orang lain.

Tipe keempat dari kegiatan belajar yang mendorong para siswa untuk mengungkapkan (ekpress) diri mereka sendiri dengan menciptakan atau mengembangkan produk asli. Pengungkapan- pengungkapan dari tipe belajar ini meliputi menyusun puisi atau lagu, menulis cerita pendek, mengilustrasikan nilai dengan cara-cara tarian atau menggambar. Walaupun mereka tumpang tindih untuk beberapa tingkatan, perbedaan esensial antara kegiatan-kegiatan ekspresi (pengungkapan) dengan demonstrasi (memperlihatkan) adalah bahwa kegiatan-kegiatan demonstratif meminta para siswa untuk menggambarkan tingkat di mana mereka memahami data yang mereka peroleh dan diorganisir sebelumnya. Kegiatan ekspresif, pada satu sisi, mendorong para siswa menggunakan pemahaman yang baru mereka peroleh untuk menghasilkan produk yang baru dan berbeda atau untuk memberikan pertunjukkan yang orisinal. (Lihat gambar 6.9).

Gambar 6.9 Tipe-tipe Kegiatan Belajar Mengajak untuk Menilai

Realisasi dari fakta bahwa perbedaan tipe-tipe dari kegiatan-kegiatan belajar dapat memenuhi perbedaan fungsi-fungsi yang dapat membantu

para guru mendesain kegiatan-kegiatan belajar untuk berpikir tentang dan menyelidiki nilai-nilai dalam beragam cara. Di amat banyak ruang- ruang kelas, para siswa terlibat dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang sama, dengan sangat kecil variasinya. Mereka mendengar para guru berbicara; mereka membaca; mereka menulis. Bentuk-bentuk kegiatan itu, tentu, amat penting. Tetapi banyak para siswa tidak belajar dengan amat baik melalui pembicaraan dan menyalin kata, Mereka butuh dilibatkan secara lebih aktif. Untuk alasan itulah bahwa kegiatan-kegiatan lebih langsung, seperti perjalanan-perjalanan lapangan, bermain peran, komisi kerja, diskusi kelompok kecil, melakukan interviu, mengajukan dan memformulasikan pertanyaan-pertanyaan dengan mengajukan kepada juru-juru bicara dari latar-latar belakang dan kebudayaan- kebudayaan yang lain, menyusun, menempatkan gambar-gambar foto, bekerja dalam masyarakat, pendeknya, berbagai dan semua kegiatan melibatkan pekerjaan hal-hal sama baiknya secara pasif menerima informasi, adalah penting untuk para siswa untuk ikut serta seperti guru merencanakan untuk kegiatan di dalam kelas (dan di luar kelas) dalam mendorong untuk menilai dan inkuiri nilai. Para siswa butuh untuk belajar dari media audio-visual, dari diskusi, dari mengamati, dari interviu, dari meng gunakan bagian benda-benda dan gagasan-gagasan, dari menempatkan benda-benda dan ide-ide bersama, dari menempatkan diri mereka sendiri dalam kondisi orang lain, dan dari perasaan. Ketika ia datang bersama nilai-nilai, adalah hal penting yang secara khusus bagi para guru untuk memberikan sebanyak mungkin peluang untuk para siswa agar mengusulkan berbagai alternatif (sebagai contoh, beragam kesimpulan-kesimpulan, perbandingan-perbandingan, cara-cara bertindak dan solusi-solusi terhadap problem, dan lain-lain) dan kemudian menolong mereka pengalaman konskuensi- konsekuensi yang dapat menghasilkan dari memilih satu dari beberapa alternatif.

Jika para guru untuk membantu untuk membantu para siswa belajar mengenai nilai-nilai (atau apapun hal lainnya). Semua dari empat dari kategori dibutuhkan untuk jadi pertimbangan dan direncanakan untuk. Mereka mungkin menjadi bagian dari rantai hierarki, dengan setiap tipe diperlukan untuk membangun sebelumnya, di atas yang lain, seperti gambar 6.10 menjelaskan.

Gambar 6.10. Rantai dari Kegiatan-kegiatan Belajar

Amat sering, kita terlalu berkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan yang memberikan masukan informasi (sering melibatkan para siswa dalam dua atau tiga atau bahkan lebih kegiatan pemberian masukan informasi yang mentah), walaupun melupakan atau mengurangi pengorganisasian, kesempatan-kesempatan mendemonstrasikan dan mengekspresikan. Tipe-tipe mengorganisir, mendemonstrasikan dan mengekspresikan dari kegiatan-kegiatan belajar membantu para siswa untuk memahami (membuat pengertian tentang) data dan menggunakan apa yang mereka telah pelajari dengan cara-cara yang baru dan berbeda.

Ringkasnya, kegiatan-kegiatan nilai akan memberikan kesempatan- kesempatan bagi para siswa untuk:

Mengajukan beragam cara yang mereka akan mereaksi dalam situasi yang

melibatkan orang lain (seperti melalui diskusi-diskusi dengan para siswa dan guru mengenai cara-cara untuk mereaksi; dengan mengajukan terus menerus kepada para siswa “Ada lagi yang dapat dilakukan?” atau “Ada lagi satu yang dapat dilakukan?”, dan seterusnya).

Menghasilkan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari tindakan

baik diri mereka sendiri dan orang lain (seperti dengan mendiskusikan “Apa yang mungkin terjadi?” adalah pilihan tertentu yang dibuat atau peristiwa atau peristiwa-peristiwa yang muncul; dengan mengidentifikasi banyak orang yang mereka dapat libatkan dalam situasi tertentu dan bagaimana mereka mungkin dipengaruhi; dengan membuat diagram kemungkinan-kemungkinan inter-hubungan yang mungkin ada antar orang yang dilibatkan dalam dilema nilai dan pilihan-pilihan yang mereka mungkin buat; dan lain-lain)

Mengidentifikasi bagaimana orang lain dan diri mereka sendiri merasa dalam

lainnya mengenai perasaan-perasaan; melalui bermain-peran orang ditempatkan dalam situasi-situasi yang sulit dan luar biasa; melalui upaya untuk menggambarkan pernyataan-pernyataan dan sikap-sikap emosional yang berbeda, dan lain-lain)

Menempatkan peran dari orang lain (seperti melalui memainkan berbagai peran

anggota dari keluarga yang membicarakan keyakinan-keyakinan, ketakutan- ketakutan, pekerjaan-pekerjaan, jenis-jenis olah raga, dan lain-lain; melalui bermain peran dari satu (atau beberapa) sisi suatu argumen; melalui diskusi bagaimana satu perasaan dalam situasi konflik dua kubu; melalui uraian atau diskusi apa yang akan kamu lakukan dalam situasi-situasi seperti itu; dan lain-lain)

Mengidentifikasi alternatif-alternatif bagian dari tindakan yang mungkin

diikuti dalam berbagai situasi (seperti melalui menyusun daftar ragam pilihan-pilihan bahwa orang dihadapkan dengan pilihan nilai yang mungkin dipertimbangkan; melalui bermain-peran dengan cara-cara berbeda dalam memecahkan masalah; melalui penyampaian dengan dan mengajukan pilihan dari di antara sejumlah pilihan; dan lain-lain)

Menilai berbagai alternatif dari beberapa sudut pandang (yaitu, melalui berbagai

diskusi [legal, ekonomis, estetis, kehati-hatian, moral, kesehatan, dan lain-lain] yang mempengaruhi tindakan yang dilakukan; melalui efek-efek dari pembuatan chart dan diagram; melalui debat pro dan kontra dari usul-usul yang disarankan; dan lain-lain)

Menaksir ramalan konsekuensi-konsekuensi dari kebijakan-kebijakan atau tindakan-

tindakan yang diusulkan dalam arti yang mungkin sekali atau diharapkan dari kejadian mereka (seperti dengan menyusun peringkat konsekuensi dalam istilah dua kriteria; dengan menyiapkan chart-chart untuk hal itu; dengan membandingkan fan membedakan konsekuensi-konsekuensi dalam arti tidak hanya untuk akibat-akibat jangka pendek, tetapi juga untuk jangka panjang mereka, dan lain-lain)

Kesimpulannya, oleh karena itu adalah penting untuk para guru guna berpikir tentang tidak hanya apa yang mereka ingin para siswa untuk pelajari, tetapi juga bagaimana para guru mengharapkan para siswa untuk mempelajarinya. Pengetahuan sendiri tidak akan mendorong para siswa untuk berpikir tentang atau mengembangkan nilai-nilai; tidak akan merubah sikap- sikap; tidak akan membangun keterampilan-keterampilan analisis nilai. Tujuan- tujuan itu akan dicapai terutama dengan membuat para siswa menggunakan pengetahuan yang mereka dapatkan. Pada satu sisi, para siswa tidak dapat meningkatkan penalaran mereka mengenai isu-isu nilai, mengklarifikasi perasaan-perasaan mereka, atau meningkatkan keterampilan kecuali kalau

mereka dilengkapi dengan berbagai data untuk berpikir tentang dan menggunakan. Satu yang tidak terdapat dalam realitas adalah pemisahan materi pelajaran dan kegiatan-kegiatan belajar, untuk mereka yang melakukan dari tangan ke tangan. Hal yang mesti dipikirkan dan direncanakan dengan melalui para guru yang ingin untuk membantu para siswa menggali dan berpikir tentang nilai-nilai dalam ruang-ruang kelas mereka.

1. Lihat kategori-kategori dari kegiatan-kegiatan belajar dalam gambar 5.8. Tambahan hasil-hasil apakah (jika ada) di samping perilaku-perilaku, produk- poduk, atau pengalaman-pengalaman yang mungkin para guru berminat untuk mengembangkan nilai-nilai yang mau untuk menolong para siswa capai? 2. Lihat fungsi kategorisasi dari kegiatan-kegiatan belajat dalam gambar 5-9.

Kegiatan-kegiatan lain apakah yang akan kamu sarankan dalam setiap kategori? Kategori-kategori lain apakah (apakah masukan informasi, organisasi, demonstratif, ekspresif lain), jika ada, dapatkah kamu sarankan?

Dalam dokumen Mengajar serta manajemen mengajar Nilai (Halaman 146-154)