• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola-pola Pertanyaan

Dalam dokumen Mengajar serta manajemen mengajar Nilai (Halaman 133-138)

BAB II NILAI-NILAI DAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

C. Pola-pola Pertanyaan

Ini tidak hanya pertanyaan-pertanyaan yang guru ajukan adalah penting dalam menyuruh para siswa untuk membuat kesimpulan-kesimpulan tentang nilai-nilai, tetapi juga bagaimana mereka ditanya. Kritik terhadap pembela klarifikasi nilai (juga akan diberikan kepada para pendukung penalaran moral) dilakukan lebih dulu bahwa mereka tidak menekankan, atau bahkan tidak membuat jelas, pentingnya fakta-fakta untuk membuat keputusan yang cerdas. Hasilnya, mereka tidak membangun berbagai prosedur untuk mendorong dan menolong para siswa untuk terlibat dalam pengumpulan fakta yang sistematis dalam aktivitas-aktivitas dan strategi-strategi mereka. Mereka nampaknya gagal untuk mewujudkan bahwa dalam kesimpulan-kesimpulan dan keputusan- keputusan yang cerdas mengenai nilai adalah tidak sama, jika para siswa tidak memahami fakta-fakta yang dilibatkan dalam kejadian-kejadian dan dilema- dilema nilai-nilai.

Saya akan setuju, bahwa fondasi dari data yang faktual, seperti bank data tentang fakta-fakta, yang untuk dibicarakan, dibutuhkan untuk diperoleh sebelum para siswa diminta untuk membuat kesimpulan- kesimpulan tentang nilai-nilai atau mendiskusikan dilema-dilema moral. Juga pertanyaan-pertanyaan bahwa para siswa diminta untuk mencari informasi yang faktual biasanya akan diminta sebelum pertanyaan- pertanyaan tentang nilai-nilai jika diskusi-diskusi nilai adalah layak. Satu pengecualian, mungkin bahwa tipe pertanyaan-pertanyaan kesimpulan kadangkala mungkin diminta sebelum diskusi-diskusi dimulai agar minat para siswa, itu adalah memotivasi mereka.

Dua bentuk dari pola-pola pertanyaan yang disarankan untuk diri mereka sendiri. Pertama, disebut perluasan secara horisontal,

digunakan ketika guru mengharapkan untuk membangkitkan lebih banyak respon dengan tipe yang sama dari para siswa. Sebagai contoh, guru ingin lebih banyak fakta-fakta, untuk hasilnya dilanjutkan kepada pertanyaan-pernyataan tipe faktual terhadap beberapa siswa sebelum menanyakan beberapa tipe pertanyaan yang lain. Jika sebagian besar kesimpulan-kesimpulan dari mengapa fakta-fakta telah muncul diharapkan guru melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengulangi lagi kesimpulan-kesimpulan tentang alasan-alasan. Aplikasi yang sama untuk berbagai tipe pertanyaan lain yang mungkin diajukan. Tipe yang sama dari pertanyaan yang diajukan sekali lagi dan sekali lagi sebelum bergerak kepada pertanyaan yang berbeda. Dalam contoh di bawah, guru hanya memperlihatkan film yang menjelaskan gaya hidup dan pekerjaan yang bertentangan dari dua orang laki-laki, seorang karyawan dan mekanik mobil. Dalam film, dua individu itu diwawancarai mengenai apa yang mereka sukai dari pekerjaan mereka. Guru ingin meyakinkan bahwa semua siswanya memahami apa yang setiap orang kerjakan, dan dikatakan sebelum ia meminta mereka untuk membuat kesimpulan tentang nilai-nilai manusia itu. Guru meneruskan sebagai berikut:

Guru : Baiklah, dapatkah kamu menceritakan kepada saya mengenai karyawan muda yang kita lihat dalam film? Ingat, saya tertarik dengan apa yang kamu amati tentang dirinya, sekarang apa yang kamu pikir tentang dirinya.

Ali : Ia tidak bekerja sesuai dengan pengertian bekerja, dilihat dari jumlah jam bekerja dalam sehari.

Jusuf : Dan ia menghabiskan banyak waktu luangnya dengan anak-anak Guru : Apa lagi yang dapat kamu jelaskan kepada saya?

Susi : Ia bujangan

Bobi : Ia pelatih dari tim Liga Kecil

Guru : Apa lagi yang film perlihatkan mengenai dia?

Pilus : Ia mengajak banyak anak-anak ke beberapa tempat, seperti kebun binatang dan menunggang kuda.

Ali : Ia orang baik yang giat

Guru : Apa film yang perlihatkan kepadamu, Ali, atau apa kesanmu? Ali : Kesan saya

Guru : Baiklah, tetapi sekarang, marilah kita coba kembali ke nol terhadap apa yang film perlihatkan kepada kita tentang karyawan muda. Sekarang, adakah hal lain yang kamu amati tentang dirinya?...

Guru dalam contoh itu mencoba mendapatkan dari kelasnya beberapa fakta yang ia dapat lihat tentang orang dalam film. Oleh karena itu, ia berulang- ulang ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan hanya mengingatkan kembali informasi yang sesungguhnya. Tujuannya melakukan hal demikian adalah untuk mendapatkan banyak fakta dari situasi yang mungkin dapat diidentifikasi dan direkam. Jadi, akan menjadi dasar yang cukup besar dari informasi yang tersedia untuk para siswa guna membuat kesimpulan-kesimpulan. Segera setelah siswa memperoleh banyak fakta yang mengenalkan pertimbangan kepadanya, ia kemungkinan besar dapat meneruskan untuk mengajukan rangkaian pertanyaan-pertanyaan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan tentang alasan-alasan. Ketika siswa memperoleh jumlah yang wajar dari beberapa kesimpulan, ia dapat mengajukan serangkaian pertanyaan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan tentang nilai. Beberapa pertanyaan yang dilakukan untuk para siswa bisa serupa atau berbeda dari bentuk kesimpulan-kesimpulan, dan seterusnya. Gambar 6.2 menggambarkan pola itu yang diberikan dengan perluasan horisontal, dan gambar 6.3 bagan yang pada akhirnya dihasilkan dari diskusi dari film.

Gambar 6.2. Pola Pertanyaan Diberikan dengan Perluasan Horisontal

Gambar 6.3. Contoh dari Bagan Informasi Nilai-nilai secara Lengkap

Tipe kedua dari pola pertanyaan adalah diberikan dengan perluasan vertikal. Pola ini digunakan ketika guru ingin memperoleh bentuk respon yang berbeda setelah memperoleh beberapa respon dari tipe yang sama. Sebagai contoh, ketika guru mengajukan kepada siswa yang sama pertanyaan tipe faktual dilanjutkan dengan satu pertanyaan kesimpulan-kesimpulan tentang alasan-alasan, diikuti dengan satu pertanyaan kesimpulan tentang nilai-nilai, guru telah terlibat dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan secara vertikal dengan siswa. Pola itu biasanya dilanjutkan ketika guru menghendaki siswa atau kelas membuat kesimpulan dan menggambarkan kesimpulan-kesimpulan tentang fakta khusus dari pada menghasilkan jumlah besar fakta-fakta dan kesimpulan-kesimpulan untuk dipetakan. Sebagai contoh:

Guru : Siapa yang dapat menyebutkan nama penjelajah yang berlayar dari dari Erofah pada abad ke-19? Duriah? (Meminta fakta- fakta)

Duriah : Columbus?.

Guru : Baiklah, Mengapa Columbus berlayar pada waktu itu, Duriah? (Meminta kesimpulan-kesimpulan tentang alasan-alasan) Duriah : Ia mencoba untuk menemukan jalan baru ke India Timur Guru : Apa yang menyebabkan dia melakukan demikian (Meminta

untuk kesimpulan sederhana)

Duriah : Saya tidak tahu. Mungkin ia ingin tahu?

Guru : Baiklah. Siapa yang dapat menyebutkan nama penjelajah lain pada waktu itu? Ali?

Ali : Ponce de Leon

Guru : Mengapa dia berlayar, apa yang kamu pikir? (Meminta kesimpulan-kesimpulan tentang alasan-alasan)

Ali : Ia melihat untuk sumber bagi pemuda, yang banyak orang percaya kemudian

Guru : Apa yang menyebabkan dia berbuat demikian? (Meminta untuk kesimpulan)

Ali : Ia produk dari jamannya, saya menerka.

Perhatikan bahwa setiap pertanyaan-pertanyaan yang guru ajukan adalah berbeda tipe dari satu tipe pertanyaan yang yang mendahuluinya. Juga perhatikan bahwa guru mengajukan satu dari setiap tipe untuk setiap siswa sebelum berlanjut ke siswa yang lain. Gambar 6.4 menggambarkan pola itu.

Gambar 6.4. Pola Pertanyaan yang Diberikan dengan Perluasan Vertikal

Pertanyaan yang diberikan dengan perluasan horisontal adalah pola yang lebih menguntungkan untuk diikuti ketika ia datang untuk mengawali dan memelihara diskusi—diskusi kelas tentang nilai-nilai. Hal ini secara khusus benar ketika satu keinginan untuk memperoleh bagan nilai-nilai yang memuat sejumlah besar informasi. Juga, diskusi-diskusi yang terjadi kemungkin besar mengikutsertakan partisipasi lebih banyak siswa pada tingkat yang sama (yaitu lebih banyak mendiskusikan alasan-alasan, kesimpulan-kesimpulan, dan lain- lain pada waktu yang sama). Pada sisi yang lain, jika guru ingin kepada titik nol pada siswa tertentu dan menolong mereka memperluas pemikirannya dengan beberapa kedalaman, kemudian perluasan vertikal kelihatannya cocok. Tetapi adalah gagasan baik untuk mencoba pola-pola untuk menentukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari setiap pola pertanyaan sejauh penting bagi gaya mengajar kamu sendiri.

1. Tipe manakah dari pertanyaan, faktual, definisional atau kesimpulan, yang kamu pikir sangat penting? Mengapa? Tipe manakah yang kamu pikir amat mudah untuk para siswa dalam menjawab?

2. Apakah kamu akan setuju bahwa dasar dari pertanyaan faktual akan didapatkan sebelum para siswa diminta membuat beberapa kesimpulan mengenai nilai-nilai? Mengapa ya dan mengapa tidak?

3. Apakah pola-pola lain dari pertanyaan di samping perluasan horisontal dan vertikal yang dapat kamu sarankan?

Dalam dokumen Mengajar serta manajemen mengajar Nilai (Halaman 133-138)