• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menemukan Gagasan Utama

1. Mengungkapkan gagasan utama atau ide pokok dalam setiap paragraf pada suatu teks bacaan.

2. Menunjukkan letak kalimat utama dalam suatu paragraf pada teks bacaan.

Materi:

Penemuan gagasan utama teks.

Dok. Penerbit

Gambar 9.3 Membaca untuk menemukan gagasan utama

Membaca berarti membuka jendela dunia, begitulah ungkapan yang sering kita dengar. Ungkapan ini mengandung makna bahwa dengan membaca kita dapat memperluas wawasan dan pengetahuan kita. Dengan membaca, kita akan memperoleh berbagai informasi. Sudahkah kamu menjadikan membaca sebagai kebutuhan sehari-hari?

Kata Kunci: Mengungkapkan Gagasan Utama – Menunjukkan Letak Kalimat Utama

Pada pembelajaran kali ini, kamu diajak menemukan gagasan utama paragraf dalam sebuah teks. Dapatkah kamu menunjukkan kalimat utama atau gagasan utama yang terdapat pada setiap paragraf? Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar dapat menentukan gagasan utama paragraf dalam sebuah teks? Ayo, kita bahas bersama!

1.

Menunjukkan Letak Kalimat Utama Paragraf

Paragraf atau alinea merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan. Satu paragraf mengungkapkan satu gagasan pokok. Artinya, sebuah paragraf hanya memuat satu gagasan utama atau satu pikiran pokok. Gagasan utama paragraf mengandung pernyataan umum yang menjadi inti pembahasan. Oleh karena itu, gagasan utama paragraf perlu didukung oleh gagasan-gagasan lain yang disebut gagasan penjelas (pendukung). Gagasan atau pikiran pada umumnya terdapat di dalam kalimat utama (topik), sedangkan pikiran penjelas terdapat di dalam kalimat-kalimat penjelas. Jadi, kalimat utama (topik) merupakan kalimat yang memuat gagasan utama sebuah paragraf, sedangkan kalimat penjelas ialah kalimat yang mengandung pikiran penjelas paragraf itu.

Sebuah paragraf yang kalimat topiknya terletak di bagian awal dinamakan paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat topiknya terletak di bagian akhir disebut paragraf induktif. Jika kalimat topik sebuah paragraf terletak di bagian awal, kemudian diulang lagi di bagian akhir, paragraf demikian dinamakan paragraf campuran atau paragraf induktif deduktif.

Ayo, perhatikan paragraf 1, 2, dan 3 berikut ini!

Paragraf 1

(1)Hanya 10 persen penduduk Indonesia yang dapat menikmati kehidupan politik dalam ke- sehariannya. (2) Mereka itu adalah penduduk yang kondisi ekonominya sudah mapan. (3) Umum- nya adalah mereka yang tinggal di kota-kota besar, seperti Jakarta, bisa makan tiga kali sehari, rumah layak, mendapat layanan rumah sakit, dan tabungan yang cukup. (4) Hal itu dikatakan oleh Menhan, Juwono Sudarsono, di Jakarta, Kamis (1/3/2007). (5) Padahal, demokrasi tidak hanya sekadar saat pemilu, tapi juga kehidupan sehari-hari sebagai warga negara.

Paragraf tersebut termasuk paragraf deduktif karena kalimat utamanya terletak di awal paragraf,

yaituHanya 10 persen penduduk Indonesia yang dapat menikmati kehidupan politik dalam

kesehariannya. Kalimat (1) mengandung pernyataan umum yang menjadi inti pembahasan para- graf. Sedangkan kalimat (2), (3), (4), dan (5) merupakan kalimat penjelas yang berfungsi untuk memperjelas maksud yang tertuang dalam kalimat utama.

Paragraf 2

(1) Kenyataan menunjukkan, ada 48 persen penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan kurang dari dua dolar AS per hari. (2) Ada tujuh juta jiwa penduduk Indonesia dengan pendapatan di bawah satu dolar AS per hari, dan 18 juta jiwa lainnya di bawah satu setengah dolar AS per hari. (3) Berdasarkan kenyataan tersebut, pemerintah harus berupaya serius untuk dapat menciptakan iklim berdemokrasi yang dapat dinikmati sebagian besar penduduk, tidak hanya orang kaya.

Paragraf tersebut termasuk paragraf induktif karena kalimat utamanya terletak di akhir paragraf,

yaitu Berdasarkan kenyataan tersebut, pemerintah harus berupaya serius untuk dapat

menciptakan iklim berdemokrasi yang dapat dinikmati sebagian besar penduduk, tidak hanya orang kaya. Sedangkan kalimat (1) dan (2) merupakan kalimat penjelas.

Paragraf 3

(1)Seorang penduduk akan sulit menjadi warga negara yang baik dan menikmati demokrasi jika perutnya kosong.(2) Agar demokrasi dapat dinikmati lebih banyak warga, dalam 10 tahun ini pemerintah harus menaikkan empat kali lipat pendapatan per kapita penduduk Indonesia, dari 1.500 dolar AS per kapita menjadi 6.000 dolar AS per kapita. (3) Pertumbuhan ekonomi juga harus digenjot hingga enam persen per tahun. (4) Artinya, pemerintah harus memiliki kemauan politik yang kuat untuk menghidupkan nilai-nilai demokrasi dengan memerhatikan kesejahteraan rakyatnya.

Paragraf tersebut termasuk paragraf induktif deduktif (campuran) karena kalimat utamanya terletak di awal paragraf, kemudian diulang atau ditegaskan kembali pada akhir paragraf. Maksud yang terungkap pada kalimat (1), yaitu Seorang penduduk akan sulit menjadi warga negara yang baik dan menikmati demokrasi jika perutnya kosong, ditegaskan kembali pada kalimat (4), yaitu Artinya, pemerintah harus memiliki kemauan politik yang kuat untuk menghi- dupkan nilai-nilai demokrasi dengan memerhatikan kesejahteraan rakyatnya. Sedangkan kalimat (2) dan (3) merupakan kalimat penjelas.

Berdasarkan contoh tersebut dapat kita simpulkan bahwa untuk menunjukkan letak kalimat utama sebuah paragraf, kita harus mencermati kalimat yang terletak di awal atau di akhir paragraf.

Kalimat yang mengandung pernyataan umum dan menjadi inti pembahasan paragraf adalah kalimat utama.

Selain ketiga jenis paragraf tersebut, ada juga paragraf yang tidak mempunyai kalimat utama. Gagasan utama paragraf menyebar pada seluruh kalimat yang ada. Jalinan antarkalimat menggambarkan keadaan tertentu. Paragraf semacam itu lazim disebut paragraf deskriptif.

Paragraf deksriptif sering digunakan dalam karya-karya fiksi, seperti cerpen atau novel. Ayo, perhatikan paragraf berikut ini!

Di bawah dermaga, suara riak-riak yang membentur tiang-tiang beton penyangga membentuk musik alam yang ritmis. Sedang dari lapangan voli di balik gudang perlengkapan, kudengar anak- anak muda bernyanyi-nyanyi. ”..mari katong badansa rame-rame..”(5) Menari? Di pengungsian?

Ah, mereka pasti hanya ingin melepaskan ketegangan, tanpa benar-benar ingin menari. Speedboat

Mas Pur kulihat meluncur cepat di bawah bulan, membelah permukaan Teluk Ambon. Buih-buih di belakangnya yang terbentuk akibat putaran propeler penggeraknya, terlihat samar, lalu hilang.

(Dikutip dari cerpen Bulan Sabit di Atas Teluk Ambon karya Adrian Faletehan)

Kalimat utama paragraf tersebut menyebar di seluruh kalimat yang ada pada setiap paragraf. Jadi, tidak ada kalimat penjelasnya.

148

2.

Mengungkapkan Gagasan Utama atau Ide Pokok Paragraf

Gagasan utama disebut juga dengan ide pokok. Setiap paragraf memiliki satu gagasan utama (ide pokok) yang tersirat dalam kalimat utama. Setiap gagasan utama didukung oleh gagasan- gagasan penjelas (pendukung) yang tersirat dalam kalimat penjelas (kalimat pendukung). Ide pokok atau gagasan utama merupakan pernyataan yang menjadi inti pembahasan. Gagasan utama paragraf dapat kita ungkapkan dengan baik jika kita sudah mampu menentukan kalimat utamanya. Kemudian merumuskannya ke dalam kalimat yang lebih ringkas berdasarkan penafsiran kita sendiri. Ayo, perhatikan contoh berikut!

Paragraf 1

(1)Hanya 10 persen penduduk Indonesia yang dapat menikmati kehidupan politik dalam ke- sehariannya. (2) Mereka itu adalah penduduk yang kondisi ekonominya sudah mapan. (3) Umum- nya adalah mereka yang tinggal di kota-kota besar, seperti Jakarta, bisa makan tiga kali sehari, rumah layak, mendapat layanan rumah sakit, dan tabungan yang cukup. (4) Hal itu dikatakan oleh Menhan, Juwono Sudarsono, di Jakarta, Kamis (1/3/2007). (5) Padahal, demokrasi tidak hanya sekadar saat pemilu, tapi juga kehidupan sehari-hari sebagai warga negara.

Gagasan utama paragraf tersebut adalah Kehidupan politik di Indonesia hanya dinikmati 10 persen penduduk.

Paragraf 2

(1) Kenyataan menunjukkan, ada 48 persen penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan kurang dari dua dolar AS per hari. (2) Ada tujuh juta jiwa penduduk Indonesia dengan pendapatan di bawah satu dolar AS per hari, dan 18 juta jiwa lainnya di bawah satu setengah dolar AS per hari. (3) Berdasarkan kenyataan tersebut, pemerintah harus berupaya serius untuk dapat menciptakan iklim berdemokrasi yang dapat dinikmati sebagian besar penduduk, tidak hanya orang kaya.

Gagasan utama paragraf tersebut adalah Pemerintah harus serius menciptakan iklim

demokrasi bagi seluruh warga negara. Paragraf 3

(1)Seorang penduduk akan sulit menjadi warga negara yang baik dan menikmati demokrasi jika perutnya kosong.(2) Agar demokrasi dapat dinikmati lebih banyak warga, dalam 10 tahun ini pemerintah harus menaikkan empat kali lipat pendapatan per kapita penduduk Indonesia, dari 1.500 dolar AS per kapita menjadi 6.000 dolar AS per kapita. (3) Pertumbuhan ekonomi juga harus digenjot hingga enam persen per tahun. (4) Artinya, pemerintah harus memiliki kemauan politik yang kuat untuk menghidupkan nilai-nilai demokrasi dengan memerhatikan kesejahteraan rakyatnya.

Gagasan utama paragraf tersebut adalah Pemerintah harus memerhatikan kesejahteraan rakyat untuk membangun demokrasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gagasan utama paragraf dirumuskan berdasarkan kalimat utama. Ada kesamaan ide antara kalimat utama dengan gagasan utama. Hal yang berbeda adalah rumusan kalimatnya. Rumusan kalimat utama sama seperti yang tersurat dalam paragraf, sedangkan gagasan utama dirumuskan sendiri dengan kalimat yang lebih ringkas. Kemampuan menemukan kalimat utama dan merumuskan gagasan utama paragraf akan se- makin mantap jika kita terbiasa berlatih. Oleh karena itu, ayo kerjakan pelatihan-pelatihan berikut ini dengan saksama!

Kerja Kelompok

3. Tunjukkan letak kalimat utama pada setiap paragraf!

4. Kemukakan gagasan utama pada setiap paragraf!

5. Sampaikan hasilnya di depan kelas melalui juru bicara kelompok!

Tugas Mandiri

Coba kerjakan soal berikut sebagai tugas rumah!

1. Carilah sebuah teks yang berkaitan dengan topik demokrasi dari koran atau majalah, kemudian klipinglah!

2. Bacalah dengan saksama teks yang telah kamu kliping! 3. Tunjukkan letak kalimat utama pada setiap paragraf!

4. Kemukakan gagasan utama pada setiap paragraf!

5. Buatlah laporan hasil kerja pada kertas folio dan kumpulkan hasilnya pada waktu yang telah ditentukan oleh guru!

Coba kerjakan bersama kelompokmu!

1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas empat orang! 2. Bacalah kutipan teks berikut ini secara cermat!

Jangan Tarik Mundur Jalannya Sejarah Di sebuah negara demokrasi, siapa saja

boleh mengembangkan wacana apa saja untuk kejayaan Republik. Tetapi, berwacana tentang kembali ke UUD 1945 sebelum amendemen perlu diberi catatan serius. Sebab, itu artinya akan menarik mundur reformasi yang telah berjalan hampir satu dasawarsa.

Reformasi memang belum seluruhnya berjalan dan rakyat merasakan hasilnya. Tetapi, reformasi, bagaimanapun berlikunya perjalanan yang harus ditempuh, adalah sebuah pilihan bangsa ini. Pilihan yang telah diberi kekuatan secara konstitusional. Amendemen UUD 1945 yang berlangsung hingga empat tahap itulah landasan dan koridor jalannya reformasi.

Amendemen UUD 1945 bukanlah suka- suka dan dilakukan sembarang orang. Ia melalui serangkaian kajian hukum yang tidak main- main. Salah satunya dilakukan oleh Masyarakat Transparansi Indonesia. Ia melakukan telaah akademik secara amat sungguh-sungguh dan disuarakan kepada publik berkali-kali. Salah satu simpulannya adalah UUD 1945 menjadi belenggu demokrasi.

Karena nikmat luar biasa dengan tafsir ’suka-suka’, UUD 1945 pun disakralkan. Siapa

yang mengotak-atik serta-merta terkena cap subversif. Untuk berbeda dengan penguasa, siapa pun perlu nyali luar biasa. Karena itu, sejarah haruslah menuju gerak maju dan bukan gerak mundur. Demokrasi, otonomi daerah, dan kebebasan pers adalah sebuah gerak maju yang tak mungkin ditarik kembali. Kembali kepada UUD 1945 sebelum amendemen adalah kembali kepada kekuasaan yang sentralistis dan menjadikan parlemen tukang stempel.

Demokrasi memang bukan segala- galanya. Tetapi, prinsip-prinsip demokrasi yang dijalankan secara konsisten, seperti penegakan hukum, transparansi, check and balances kekuasaan, akan menutup praktik pengelolaan negara yang semau-maunya sendiri.

Para pengusung wacana kembali ke UUD 1945, sudahlah. Betapa amat banyak energi yang harus dihabiskan untuk menarik kembali putaran jarum jam sejarah. Kembali ke UUD 1945 adalah sebuah nostalgia yang mungkin hanya asyik untuk mereka yang dulu menikmati kekuasaan tanpa batas itu.

(Dikutip dari Media Indonesia, 2 Februari 2007, dengan pengubahan)

150

Pada Bab 8, kamu telah berlatih menulis puisi berdasarkan peristiwa yang kamu alami. Banyak peristiwa menarik yang dapat kamu tuliskan ke dalam bentuk puisi. Kamu dapat menuliskannya secara kreatif dengan diksi berupa ungkapan atau majas sehingga puisimu semakin menarik.

Kata Kunci: Menulis Larik-Larik Puisi – Menyunting Puisi

Agar kemampuanmu semakin mantap, pada pembelajaran kali ini kamu kembali diajak untuk menulis puisi berdasarkan peristiwa yang pernah kamu alami. Ayo, baca puisi berikut ini!

D

MENULIS

Menulis Kreatif Puisi