• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menuliskan Kembali Sebuah Dongeng

1. Menentukan pokok-pokok dongeng. 2. Menulis dongeng berdasarkan urutan pokok-

pokok dongeng.

Materi:

Menulis Dongeng.

Ada banyak tokoh dongeng yang dikenal di Indonesia. Misalnya, di DKI Jakarta ada dongeng Si Pitung. Di Jawa Tengah ada Joko Tarub, di Papua ada Towjatuwa, di Bali ada Manik Angkeran, dan sebagainya.

Kata Kunci: Menentukan Pokok-Pokok Dongeng – Menuliskan Kembali

Pada pembelajaran kali ini, kamu diajak menuliskan kembali dongeng yang pernah kamu baca atau kamu dengar. Dalam dongeng terdapat pesan moral. Jika dongeng tersebut kamu tuliskan kembali dengan bahasamu sendiri tentu akan lebih menarik. Sekarang, ayo dengarkan dengan saksama dongeng yang akan disampaikan guru berikut ini!

Dok. Penerbit

Gambar 4.6 Menuliskan kembali dongeng yang dibaca

Si Pitung

(Cerita rakyat dari DKI Jakarta)

Si Pitung adalah seorang pemuda yang saleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji, Si Pitung berlatih silat. Setelah bertahun-tahun, kemampuannya me- nguasai ilmu agama dan bela diri makin meningkat.

Pada waktu itu, Belanda sedang menjajah Indonesia. Si Pitung merasa iba menyaksikan pen- deritaan yang dialami oleh rakyat kecil. Sementara itu, Kumpeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok Tauke, dan para tuan tanah hidup bergelimang

kemewahan. Rumah dan la- dang mereka dijaga oleh para centeng yang galak.

Dengan dibantu oleh te- man-temannya, Si Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan perampokan terhadap rumah para Tauke dan tuan tanah kaya. Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah ke- luarga yang kelaparan diletak- kannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberinya santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bing- kisan baju dan hadiah lainnya.

Kesuksesan Si Pitung dan kawan-kawannya dikarenakan dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu silat yang tinggi serta dikabarkan tubuhnya kebal akan peluru. Kedua, orang-orang tidak mau mencerita- kan di mana Si Pitung berada. Namun demikian, orang kaya korban perampokan Si Pitung bersama Kumpeni selalu berusaha membujuk orang-orang untuk membuka mulut.

Kumpeni juga meng- gunakan kekerasan untuk me- maksa penduduk memberi keterangan. Pada suatu hari, kumpeni dan tuan-tuan tanah kaya berhasil mendapat infor- masi tentang keluarga Si Pitung. Maka, mereka pun menyandera kedua orang tuanya dan Haji Naipin. Dengan siksaan yang berat, akhirnya mereka men- dapatkan informasi tentang di mana Si Pitung berada dan rahasia kekebalan tubuhnya.

Berbekal semua informasi itu, polisi Kumpeni pun me- nyergap Si Pitung. Tentu saja Si Pitung dan kawan- kawannya melawan. Namun, malangnya, informasi tentang rahasia kekebalan tubuh Si Pitung sudah terbuka. Ia dilempari telur-telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas seketika. Meskipun demikian, untuk Jakarta, Si Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat kecil.

(Diadaptasi secara bebas dari Rahmat Ali, Si Pitung, Cerita Rakyat Betawi 1, Jakarta: PT Grasindo, 1993)

Apa saja yang perlu kamu lakukan agar dapat menuliskan kembali sebuah dongeng? Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam menuliskan kembali sebuah dongeng, antara lain, sebagai berikut.

1.

Menentukan Latar Dongeng

Latar dongeng berkaitan dengan tempat dan waktu terjadinya cerita. Ayo, perhatikan contoh latar dongeng Si Pitung dalam tabel berikut ini!

2.

Menentukan Tokoh dan Karakternya

Sebuah dongeng pasti ada tokohnya. Tokoh inilah yang menjadi pusat cerita dan yang menentukan keberadaan unsur dongeng lainnya. Ayo, perhatikan contoh tokoh dan karakternya dalam dongeng Si Pitung berikut ini!

Pertanyaan tentang Latar Dongeng Jawaban

Di mana dongeng tersebut terjadi? Dongeng berlangsung di Rawa Belong.

Kapan dongeng tersebut terjadi? Dongeng berlangsung pada masa penjajahan Belanda.

Tokoh utama dongeng Si Pitung adalah seorang pemuda bernama Si Pitung yang berasal dari Rawa Belong. Ia dikenal sebagai pemuda yang menguasai ilmu agama dan bela diri. Dia juga dikenal sebagai pemuda pemberani yang suka merampok harta para Tauke dan tuan tanah kaya untuk dibagikan kepada rakyat miskin.

3.

Menentukan Rangkaian Peristiwa

Secara umum, rangkaian peristiwa dalam dongeng menggunakan tahap-tahap: a. perkenalan: memperkenalkan tokoh utama,

b. penampilan masalah: tokoh utama mulai menghadapi masalah,

c. klimaks (puncak ketegangan): tokoh utama mengalami konflik (puncak ketegangan), d. antiklimaks (ketegangan menurun): konflik yang dihadapi tokoh utama mulai menurun, dan e. peleraian atau penyelesaian: konflik yang dihadapi tokoh utama selesai.

Gambar 4.7 Poster film yang berkaitan dengan Si Pitung

Rep. www

.rar

62

Ayo, perhatikan contoh rangkaian peristiwa dalam dongeng Si Pitung berikut ini!

4.

Merangkaikan Peristiwa Menjadi Dongeng secara Lengkap

Berdasarkan rangkaian peristiwa yang telah dicatat, kamu akan lebih mudah merangkai kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri. Ayo, perhatikan contoh berikut!

Si Pitung

Selanjutnya, ayo baca pojok bahasa berikut ini. Si Pitung adalah seorang pemuda yang saleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji, pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji, ia pun berlatih silat.

Si Pitung tidak tega menyaksikan penderita- an rakyat kecil akibat ulah Belanda (Kumpeni) sekelompok Tauke, dan para tuan tanah yang se- wenang-wenang. Si Pitung dan teman-temannya merampok harta para Tauke dan tuan tanah kaya untuk dibagi-bagikan kepada rakyat miskin.

Akibatnya, Kumpeni menggunakan ke- kerasan untuk memaksa penduduk agar mau menunjukkan keberadaan Si Pitung dan mem-

bocorkan rahasia kekebalan tubuhnya. Kumpeni juga menyandera kedua orang tua Si Pitung dan Haji Naipin. Karena tidak kuat menahan siksaan, mereka menunjukkan keberadaan Si Pitung dan membocorkan rahasia kekebalan tubuhnya.

Kemudian Kumpeni menyergap Si Pitung. Karena rahasia kekebalan tubuhnya sudah di- ketahui, Si Pitung dilempari telur-telur busuk dan ditembak. Si Pitung tewas seketika. Meski- pun demikian, untuk Jakarta, Si Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat kecil.

Tahap Peristiwa Peristiwa

Perkenalan Si Pitung adalah seorang pemuda yang saleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji, ia pun berlatih silat.

Penampilan masalah 1. Si Pitung tidak tega menyaksikan penderitaan rakyat kecil akibat ulah Belanda (Kumpeni), sekelompok Tauke, dan para tuan tanah yang sewenang-wenang.

2. Si Pitung dan teman-temannya merampok harta para Tauke dan tuan tanah kaya untuk dibagi-bagikan kepada rakyat miskin. Klimaks (puncak ketegangan) Kumpeni memaksa penduduk agar mau menunjukkan keberadaan

Si Pitung. Kumpeni juga menyandera kedua orang tua Si Pitung dan Haji Naipin. Karena tidak kuat menahan siksaan, mereka menunjukkan keberadaan Si Pitung dan membocorkan rahasia kekebalan tubuhnya. Antiklimaks (ketegangan me-

nurun)

Kumpeni menyergap Si Pitung. Karena rahasia kekebalan tubuhnya sudah diketahui, Si Pitung dilempari telur-telur busuk dan ditembak. Peleraian atau penyelesaian Si Pitung tewas seketika. Meskipun demikian, untuk Jakarta, Si Pitung

tetap dianggap sebagai pembela rakyat kecil.

Pojok Bahasa