• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Siswa melalui Metode Latihan

Dalam dokumen jurnal No22 Thn13 Juni2014. pdf (Halaman 31-35)

Sakila

E-mail : sakilaspd@yahoo.co.id SMP Negeri 2 Singkawang-Kalimantan Barat

Penelitian

T

Pendahuluan

Masa sekarang dan akan datang ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan informasi yang serba canggih atau biasa disebut era kesejagatan. Dalam era yang demikian kemampuan berbahasa yang meliputi membaca dan menulis perlu dikem- bangkan secara sungguh-sungguh. Abad modern ditandai dengan budaya baca tulis yang

menuntut warga masyarakat harus memiliki kemampuan membaca dan menulis yang memadai (Akhadiah, 1994:1). Baca-tulis menjadi kemampuan dasar yang dikembangkan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

Dengan kemampuan berbahasa yang diperoleh sejak dini, siswa dapat berkomunikasi antarsesamanya, menimba berbagai pengetahu- an, serta mengembangkan diri secara berkelan- jutan. Selain itu, kemampuan dan keterampilan

Abstrak

ujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi tentang keindahan alam dengan menggunakan metode latihan pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Singkawang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei 2014. Model penelitian ini menggunakan sistem spiral refleksi diri melalui dua siklus. Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa masih rendah. Selanjutnya pada siklus II hasil penelitian mengalami perubahan positif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi.

Kata-kata kunci : Menulis, puisi kreatif, dan metode latihan

Improving the Students’ Poetry Creative Writing Through Drill Method Abstrac

The purpose of this action research is to improve the students’ ability to do poetry creative writing on the nature beauty by using the drill method in VII D class , SMP Negeri 2 Singkawang. This study was conducted in February and ending in May 2014. The research model used a system of self-reflection spiral in two cycles.

The results of the study in the first cycle showed that the students’ ability level was still low. Furthermore, the results of the second cycle of the study experienced a positive change. The results of the data analysis indicate that the use of drill method can improve the ability of creative writing poetry.

berbahasa sangat berguna dalam pembentukan pribadi menjadi warga negara, serta memahami dan berpartisipasi dalam pembanguanan masyarakat atau bangsa. Kemampuan berbahasa juga menjadi dasar utama dalam belajar secara mandiri sepanjang hayat.

Pembelajaran berbahasa di pendidikan formal termasuk pengetahuan dan apresiasi sastra Indonesia. Sebagai contoh, pada akhir pembelajaran sastra di SMP diharapkan terbinanya apresiasi dan kegemaran terhadap sastra, yang di dasari oleh pengetahuan dan keterampilan di bidang sastra. Usaha-usaha pembinaan tersebut seharusnya sudah dimulai pada awal pembelajaran sastra. Oleh karena itu, bimbingan dasar penafsiran dalam batas tertentu perlu diberikan agar proses penikmatan menjadi lebih terarah (Wardani, 1981:10)

Dari pengamatan langsung di kelas dan hasil diskusi yang intens dengan guru bahasa Indonesia di SMP, diketahui suasana kelas dalam kegiatan belajar mengajar di Kelas VII D tidak menggairahkan dan kurang menyenang- kan karena dicekam oleh tugas yang dirasa membebani siswa. Sebagian besar siswa tampak demam panggung karena takut menuliskan kata- kata/bait puisi di depan kelas, malu diperhati- kan seluruh siswa dan takut dinilai oleh guru. Banyak di antara mereka yang memilih tampil terakhir, ketika diminta tampil ke depan kelas.

Hasil refleksi diri atas pengalaman ini ialah sikap dan prilaku siswa itu dipengaruhi oleh kemampuan guru dan metode pembelajaran. Kesimpulan ini terlihat pada kemampuan menulis puisi tentang keindahanan alam siswa Kelas VII D yang masih kurang. Berkaitan dengan kemampuan guru, terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan pembelajar- an sastra pada umumnya, antara lain kesulitan guru sastra dalam memperkenalkan karya sastra baik klasik maupun modern, kemudian menghubungkan dengan karya sastra kegemar- an siswa dengan cara yang wajar dan menye- nangkan. Kesulitan lain ialah guru mengalami kesulitan membicarakan sastra tanpa kehilang- an sentuhan kepekaan reaksi, memberikan kegairahan dalam membaca. Guru juga mendapat kesulitan kesulitan menolong siswa bereaksi secara perorangan, dengan kehalusan

dan kerumitan yang berkembang, dan tidak hanya bergantung pada kedewasaan dan kematangan persepsi guru atau kritikus sastra. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, masalah penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Singkawang dalam menulis kreatif puisi tentang keindahan alam? Penyebab masalah ini ialah siswa pada umumnya menghadapi kesulitan dalam mene- mukan tema dan menulis puisi keindahan alam. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Singkawang dalam menulis kreatif puisi tentang keindahan alam. Hail penelitian ini diharapkan bermanfaat pertama bagi siswa untuk meningkat- kan kemampuannya menulis puisi kreatif, belajar sastra bukan suatu hal yang membosan- kan, melainkan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan. Kedua, bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya yang sangat berpusat pada siswa. Di samping itu, dengan penelitian tindakan kelas, guru akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalnya sebagai guru dan juga demi perbaikan pembelajaran, serta karirnya sendiri. Ketiga, bagi sekolah untuk perbaikan pembelajaran pada khususnya dan sekolah pada umumnya.

Tjahyono (2003:35) menyatakan sesung- guhnya tidak ada resep dan teori membuat puisi. Proses pengimajinasian atau pengembangan pengalaman lahir dan batin merupakan awal dari proses kreatif. Proses kreatif kemudian dilanjutkan dengan mengekpresian imajinasi ke dalam rangkaian kata yang disebut dengan istilah puisi (Tim Materi Pelatihan Terintegrasi, 2005:73). Puisi merupakan karya sastra yang terikat oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Ketika menulis puisi, langkah-langkah menulis puisi mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (Darmawati, 2010 : 6-7). 1. Menentukan tema puisi. Tema adalah

gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya.

2. Menuliskan apa yang ada di hati sejelas mungkin sesuai dengan tema yang dipilih. Gunakan pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan-perasaan yang

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Siswa

berbeda. Dapat pula digunakan kata-kata yang bermakna denotasi ataupun konotasi. 3. Mengembangkan pilihan kata yang sudah dipilih ke dalam larik-larik yang beraturan. 4. Menyusun larik-larik puisi menjadi bait dengan memperhatikan rima atau persamaan bunyi.

5. Memberi judul puisi yang telah dibuat. Judul dapat diambil dari pilihan kata yang berkesan. Judul diungkapkan dengan kata- kata yang menarik.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penggunaan metode latihan dalam menulis kreatif puisi sangat dianjurkan. Metode latihan merupakan suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh- sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. (Shalahuddin, dkk, 1987: 100).

Kata “latihan” mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, siswa akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respon berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Siswa melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah, 1985:125)

Metode latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu, selain itu sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepat- an, kesempatan dan keterampilan. Perlu diperhatikan, latihan tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar. Metode Latihan dasar digunakan untuk (a) kecakapan motoris, misalnya menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya); dan (b) kecakapan mental, misalnya menghafal, menjumlah, mengalikan, membagi dan sebagainya.

Metode latihan memiliki kelebihan dan kelemahan (Sagala, 2009: 217-218). Kelebihan metoda latihan antara lain ialah membiasakan

siswa bekerjasama menurut paham demokrasi, memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan bertanggung jawab. Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitif yang sehat, sehingga membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh. Guru tidak perlu mengawasi masing-masing siswa secara individual cukup dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua kelompoknya. Terakhir, melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggungjawab dan membiasakan anggota- anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai warga negara yang patuh pada aturan.

Sedangkan kelemahan meode latihan ialah sulit membuat kelompok yang homogen, baik intelegensia, bakat dan minat atau daerah tempat tingga. Siswa yang oleh guru telah dianggap homogen, sering tidak merasa cocok dengan anggota kelompoknya. Pengetahuan guru tentang pengelompokan itu kadang-kadang masih belum mencukupi.

Strategi belajar mengajar metode latihan biasanya bertujuan agar siswa (a) memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olah raga; (b) mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak; (c) mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya, dan (d) memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti sebab akibat banjir - hujan; antara tanda huruf dan bunyi -ing, -ny dan lain sebagainya; penggunaan lambang/ simbol di dalam peta dan lain-lain. (Roestiyah, 1985: 125-126)

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Singkawang. dimulai pada bulan Pebruari

sampai dengan bulan Mei 2014. Jumlah siswa kelas VII D adalah 33 orang. Faktor yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : Faktor siswa, kemampuan menulis puisi kreatif tentang keindahan alam.

Di samping itu kepekaannya dan sikapnya terhadap puisi khususnya dan sastra pada umumnya. Faktor guru, cara guru merencanaan pembelajaran serta bagaimana pelaksanaannya di kelas.

Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigm kualitatif, berangkat dari permasalahan pembelajaran di kelas, ditindak lanjuti dengan penerapan suatu tindakan pembelajaran kemudian direfleksi, dianalisis dan dilakukan penerapan kembali pada siklus berikutnya, setelah dilaksanakan revisi berdasarkan temuan saat refleksi. Sedangkan dilihat dari tujuannya, penelitian termasuk penelitian tindakan, yaitu menerapkan suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Karena penelitian dilaksana- kan dengan setting kelas, maka disebut peneli- tian tindakan kelas (PTK) yang memberikan kesempatan kepada guru mengor-ganisasikan kondisi praktek pembelajaran dan belajar dari pengalaman itu menemukan gagasan perbaikan serta melihat pengaruh dan hasilnya dalam praktek pembelajaran. (Wiriaatmadja 2005:13)

PTK ini menggunakan model Stephen Kemmis dan Mc Taggart (dalam Suranto, 200:49), sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan masalah.

Rencana Tindakan

PTK ini terdiri atas dua siklus dan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor yang ingin diteliti. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap puisi dengan melihat unsur-unsur puisi, diberikanlah tes yang berfungsi sebagai tes awal. Observasi awal juga dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka memantapkan pemahaman siswa terhadap puisi dan meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi puisi.

Data dikumpulkan melalui observasi langsung atas proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil observasi dicatat untuk dievaluasi sebagai bahan refleksi awal. Dalam refleksi ditetapkan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis kreatif puisi dengan metode contoh- latihan. Dengan berpegang pada refleksi awal tersebut, dilaksanakan PTK ini dengan prosedur (1) perencaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk siklus pertama dapat dijabarkan sebagai berikut.

Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut . a. Membuat skenario pembelajaran dengan

menggunakan metode latihan, yaitu: (1) Guru menjelaskan maksud dan tujuan

latihan kepada siswa.

(2) Guru menekankan pada diagnosa. (3) Guru mengadakan latihan terbimbing

sehingga timbul respon siswa yang berbeda-beda untuk meningkatkan keterampilan dan penyempurnaan kecakapan siswa.

(4) Guru memberi waktu untuk mengada- kan latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah telah melaku-kan latihan dengan tepat dan cepat.

(5) Guru meneliti kesukaran yang dialami siswa dengan cara bertanya kepada siswa, serta memperhatikan masa latih- an dengan mengubah situasi sehingga menimbul-kan optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang baik. (6) Guru dan siswa memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.

(7) Guru memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemam- puan dan kebutuhan siswa masing- masing berkembang.

b. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode tersebut dilaksanakan. Observasi difokuskan pada pembukaan, proses dan penutup pembelajaran.

c. Membuat alat bantu mengajar untuk digunakan dalam rangka mengoptimalkan

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Siswa

kemampuan menulis puisi, yaitu gambar pemandangan alam seperti gunung, sungai, danau, persawahan, dan sebagainya. d. Merancang alat evaluasi untuk melihat

apakah kemampuan siswa menulis puisi meningkat, kepekaannya terhadap puisi semakin baik, dan sikapnya terhadap puisi khususnya dan terhadap sastra pada umumnya semakin positif. Alat evaluasi yang dipergunakan berupa lembar hasil penilaian pada kondisi awal siklus I dan siklus II.

Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil observasi guru dapat mengadakan refleksi dengan melihat data observasi, apakah kegiatan yang dilakukan telah meningkatkan kemam- puan siswa dalam menulis puisi kreatif, mening- katkan kepekaan terhadap puisi, dan mening- katkan sikap positifnya terhadap puisi khusus- nya dan sastra pada umumnya. Di samping data hasil observasi, dipergunakan pula jurnal yang dibuat oleh guru, pada saat guru selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Data dan cara pengambilannya

Data bersumber dari siswa dan peneliti dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif. Data dari siswa adalah hasil belajar dan data dari peneliti adalah rencana pembelajaran, hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dan jurnal dengan rincian sebagai berikut.

a. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan, diambil dengan menggunakan lembar observasi

b. Data tentang refleksi serta perubahan yang terjadi di kelas diambil dari jurnal yang dibuat guru

c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi d. Indikator kinerja, yang menjadi indikator keberhasilan tindakan kelas ini apabila kemampuan menulis puisi rata-rata mendapat angka 80. Disamping itu, siswa semakin peka dan semakin bersikap positif terhadap puisi khususnya dan sastra pada umumnya.

Dalam dokumen jurnal No22 Thn13 Juni2014. pdf (Halaman 31-35)