• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGKIT CINA

Dalam dokumen POLITIK BISNIS RATU ATUT H A L A M A N 116 (Halaman 152-155)

Nasri Sebayang (atas).

Petugas memantau tenaga pembangkit listrik di Sumatera bagian utara dan Aceh di kantor PLN Medan, Sumatera

Utara. TE M P O / I MAM S U K AM T O , AN TAR A /S E P T IAN D A P E R D ANA

20 OKTOBER 2013 | | 145

rus naik. Di Sumatera Utara, permintaan listrik naik sebesar 10-12 persen per tahun. Pasokan listriknya hanya berkutat di angka 1.650 megawatt.

Rencana membangun tiga pembangkit

dengan skema independent power producer

gagal di tengah jalan. Padahal, kalau berha- sil, proyek itu bisa memasok lebih dari se- ribu megawatt. Lalu ada pula proyek pem- bangkit listrik tenaga air Asahan III, yang izin lahannya tak kunjung rampung.

Kondisi ini semakin parah karena be- berapa pembangkit listrik di Sumate- ra Utara sedang mengalami pemelihara- an. ”Pasokan nya jadi sekitar 1.350 mega- watt,” katanya. Pembangkit listrik tena- ga air Asahan milik Inalum, yang biasanya memasok Sumatera Utara sebesar 120 me- gawatt, berkurang jadi 40 megawatt. Lalu ada pembangkit listrik tenaga uap Labuh- an Angin, yang mengalami kerusakan se- hingga pasokannya hanya 200 megawatt. Pembangkit listrik tenaga gas uap Belawan juga sedang dalam jadwal pemeliharaan.

Soal Labuhan Angin, Nasri punya catat- an khusus. Sejak beroperasi pada 2009, pembangkit kerap bermasalah. ”Bocor

sana-sini, rusak, boiler terbakar,” ujarnya.

Pembangkit buatan Cina itu tidak kunjung

sembuh meski sudah diperbaiki. Boiler

tempat mengubah air menjadi uap de- ngan suhu 600 derajat Celsius—butuh pe- nanganan khusus karena memakai cam- puran kapur dan pasir. Batu baranya pun harus bagus dan konsisten. ”Ini yang sulit karena pengadaannya dari tambang yang berbeda-beda,” kata Nasri.

Defi sit listrik Sumatera Utara seharusnya bisa diatasi kalau listrik PLTU Nagan Raya dan Pangkalan Susu bisa masuk jaringan transmisi Sumatera. Namun keduanya ga- gal beroperasi sesuai dengan jadwal. Na- gan Raya seharusnya sudah mulai uji coba pada Februari lalu sehingga siap komersia- lisasi enam bulan setelahnya. Uji coba baru terlaksana April karena transmisi antara Si- gli dan Nagan Raya baru tersambung. ”Se- karang satu unit 110 megawatt sudah ma- suk, sisanya November,” ucapnya.

PLTU Pangkalan Susu, yang berkapasi- tas 2 x 220 megawatt, juga gagal beroperasi karena transmisi belum selesai. Transmisi yang telah terpasang sudah mencapai 78,5 kilometer. ”Ada masalah pembebasan la- han untuk pasang lima tower sepanjang 1,5 kilometer,” katanya. Sudah dua tahun ma- salah ini tidak kelar.

Di Sumatera bagian selatan masalahnya tak jauh berbeda dengan di utara. PLTA Singkarak, Maninjau, dan Koto Panjang ke- kurangan debit air sehingga tidak berope-

EKONOMI BYAR-PET SUMATERA

nya PLTU Riau yang, menurut Nasri, bisa dipertanggungjawabkan karena direksi yang baru telah memperbaiki sistem, orga- nisasi, dan pengawasannya. Sisanya lebih sering rusak ketimbang beroperasi. ”Sebe- narnya kapok. Kami harus lebih selektif ka- lau memakai kontraktor Cina,” kata Nasri.

Tidak mengherankan kalau pekan lalu PLN meluncurkan program PLTU Merah Putih. Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan komponen pembangkit itu se- bagian besar dari dalam negeri. Kompo- nen lokalnya, misalnya, turbin buatan PT Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan Siemens dan generator produksi Pindad.

Sebelum ada program 10 ribu mega- watt, PLN lebih sering memakai kontrak- tor Jepang dan Eropa Barat. Biaya penger- jaannya memang lebih mahal. Pembangkit Cina biayanya US$ 800 per megawatt. Ada- pun pembangkit Jepang dan Eropa bisa US$ 1.200 per megawatt. Biaya murah tapi kua- litas jeblok. Yang pertama kali mengalami kerusakan adalah PLTU Suralaya, Jawa Ba- rat. Dalam hitungan hari setelah berope- rasi, pembangkitnya rusak dan mengaki- batkan pemadaman di Jakarta Selatan, De- pok, dan Tangerang.

rasi maksimal. Seharusnya kondisi ini bisa teratasi kalau PLTU Teluk Sirih, yang lagi- lagi buatan Cina, beroperasi. ”Bocor juga,

boiler rusak,” ucap Nasri.

Di Lampung, defi sit listrik mencapai 100- 150 megawatt. Seharusnya kekurangan bisa ditutup dengan beroperasinya PLTU Tarahan sebesar 2 x 100 megawatt. Tapi kualitas pengerjaan pembangkit tidak se-

suai dengan harapan. ”Boiler bocor, lapis-

an beton retak, dan pompa air jebol,” ujar- nya.

● ● ●

KONDISI byar-pet Sumatera sebenar-

nya telah terprediksi sejak dulu. Pemerin- tah berusaha mengatasinya dengan men- canangkan proyek 10 ribu megawatt. Pro-

yek yang kerap disebut fast track program

itu memakai dana, kontraktor, dan pem- bangkit dari Cina. Targetnya selesai pada 2010. Sumatera mendapat lima pembang- kit, yaitu Tarahan, Riau, Teluk Sirih, Nagan Raya, dan Pangkalan Susu. Kapasitas total- nya mencapai sekitar 1.300 megawatt.

Proyek yang dicanangkan wakil presi- den saat itu, Jusuf Kalla, tersebut ternyata justru menimbulkan banyak masalah. Ha-

Menteri Badan Usaha Milik Negara Dah- lan Iskan dua pekan lalu sempat menjelas- kan situasi ini. Ketika ia menjabat Direktur Utama PLN memang tidak ada pilihan se- lain memakai kontraktor Cina. ”Murah dan cepat,” ucapnya. Tapi, menurut dia, krisis listrik Sumatera Utara juga mengalami ken- dala masalah perizinan lahan PLTA Asahan III. Berkali-kali Dahlan meminta percepat- an pemberian izin ke pemerintah daerah setempat, tapi tak kunjung terwujud.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tidak banyak memberi solusi un- tuk krisis listrik Sumatera. ”Kami minta

PLN untuk do what they need to do untuk

menyelesaikan masalah tersebut dan kami fasilitasi dengan baik,” ujar Wakil Menteri Energi Susilo Siswoutomo. Direktur Jende- ral Listrik Jarman mendukung PLN mema- kai genset dalam mengatasi listrik Sumate- ra Utara dan Riau. ”Sambil menunggu Na- gan Raya masuk,” katanya. Pengamat ener- gi Ryad Chairil khawatir, jika kondisi seper- ti ini dibiarkan, Sumatera Utara bisa meng-

alami blackout. ”Itu potensi chaos,” ucap-

nya.

● SORTA TOBING, AYU PRIMA SANDI, ANANDA WIDHIA PUTRI, SOETANA MONANG HASIBUAN (MEDAN)

PLTU Nagan Raya.

SINOH Y D RO .C OM

P

EMADAMAN tak luput menyambangi kantor pu- sat PLN di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Akibat- nya, lampu dan penyejuk udara di ruang kerja Di- rektur Konstruksi dan Energi Terbarukan Nasri Se- bayang mati. Untung ada genset untuk mengalirkan listrik di

beberapa ruang kerja dan lift. ”Waduh, di kantor pusat PLN

mati lampu juga,” kata Nasri.

Pekan lalu sejumlah wilayah di Jakarta juga mengalami

byar-pet. Sekitar pukul tujuh Rabu malam, listrik mati di wila- yah Kembangan, Jakarta Barat. Tidak semua mengalaminya, hanya beberapa rumah. ”Padam sekitar 45 menit,” ujar Maya, 25 tahun.

Lalu, pukul 10 malam, giliran wilayah di sekitar Jakarta Ti- mur, Depok, dan Bogor yang mati listrik. Penghuni rumah di Pondok Rangon, Cipa-

yung, Nur Aisyah, me- ngatakan listrik padam selama setengah jam. ”Nyala 15 menit, lalu mati lagi sampai men- jelang subuh,” katanya. Pemadaman menjelang subuh hanya dialami pelanggan bertegangan tinggi, di atas 2.200 volt ampere.

Panas dan gigitan nya- muk terpaksa Aisyah ra- sakan. ”Mau belajar juga susah,” ujar mahasiswi perguruan tinggi nege- ri itu. Kekesalan juga di- tumpahkan para peng- guna media sosial di du- nia maya. Banyak yang memaki-maki karena lampu tak kunjung nya- la. Malah ada yang me- nyebut PLN singkatan dari Pasti Lama Nyala.

Manajer Komunikasi PLN Bambang Dwiyanto mengatakan pemadam- an di Jakarta terjadi ka-

rena gangguan trafo interbus 1 dan 2 di Gardu Induk Tegang- an Ekstra Tinggi (GITET) Cibinong, Bogor. ”Gangguan ini me- micu padamnya Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi Gunung Sa- lak dan Pusat Listrik Tenaga Uap Pelabuhan Ratu di Jawa Ba- rat,” katanya.

Sepekan sebelumnya, sebagian Jakarta juga mengalami pa- dam listrik karena GITET Cawang terbakar. Menurut Bam- bang, gangguan di Cibinong lebih parah karena yang terbakar

bushing primer dan sekunder, sementara di Cawang yang ter-

ganggu bushing tersier.

Penduduk Jakarta masih lebih ”beruntung” ketimbang re-

kan mereka di luar Jawa. Penanganan pemadaman listrik di Ibu Kota cenderung lebih cepat dan tidak berlarut-larut. Di

Manado, Sulawesi Utara, byar-pet sudah seperti minum obat.

Pada pembukaan pameran pembangunan hari ulang tahun provinsi itu akhir bulan lalu, insiden mati listrik terjadi. Tak tanggung-tanggung, pemadaman tepat terjadi saat Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang tengah berdiri di atas podium untuk memberi sambutan.

Walhasil, Sinyo Harry langsung terdiam dan terlihat kikuk di atas panggung. Sekitar 5 menit, ia masih mengharapkan lampu menyala. Namun akhirnya Sinyo terpaksa duduk kem- bali karena listrik tak kunjung hidup.

Pemadaman itu berlangsung hampir 20 menit. Setelah lam- pu menyala, Gubernur Sinyo kembali memberi sambutan.

”Saya tak menyangka, tapi apa mau dikata. Saya minta maaf atas pemadaman ini, tapi acara tetap harus berjalan,” ujar- nya.

Kepala Cabang PLN Kota Manado Yarid Pabisa mengata- kan pasokan listrik di Sulawesi Utara, terutama di Manado, memang sedang bermasalah. Daya listrik, menurut dia, ber- kurang karena debit air di Danau Tondano berkurang drastis. ”Selain debit air berkurang, ada beberapa peralatan yang saat ini tengah diperbaiki sehingga terjadi pemadaman listrik,” ucap Yarid.

● SORTA TOBING, ISA ANSHAR YUSUF

Pedagang Pasar Raya Blok Barat, Padang, Sumatera Barat, saat listrik padam.

Dalam dokumen POLITIK BISNIS RATU ATUT H A L A M A N 116 (Halaman 152-155)

Garis besar

Dokumen terkait