• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.5. Pengumpulan Data 1. Alat pengumpul data

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, timbangan berat badan dan pedoman baku WHO NCHS tahun 2005 yang termuat dalam SK

Universitas Indonesia Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 mengenai standar antropometri penilaian status gizi anak.

a. Kuesioner A

Kuesioner A berisi data tentang keluarga (pendidikan ibu, status ekonomi keluarga, dan jumlah anggota keluarga) dan data karakteristik balita yang terdiri dari jenis kelamin, berat badan balita saat ini, usia, tanggal lahir balita, status gizi balita (diisi oleh peneliti), riwayat penyakit infeksi dan riwayat ASI ekslusif. Berat badan diisi setelah dilakukan pengukuran BB dengan menggunakan timbangan digital dengan presisi 0,1 kg. Penilaian status gizi dilakukan dengan menggunakan indeks BB/U di sesuaikan dengan bagan baku WHO NCHS (2005) dalam penilaian klasifikasi status gizi dengan indeks BB/U sesuai jenis kelamin. Data karakteristik keluarga diisi oleh responden, sedangkan data balita khususnya BB dan status gizi diisi oleh peneliti.

b. Kuesioner B

Kuesioner B berisi tentang asupan makanan dalam bentuk food records, yaitu mengenai jumlah makanan yang dikonsumsi balita setiap hari yang dimakan atau dihabiskan dalam sehari selama 2 hari berturut-turut. Hasil pencatatan asupan makanan akan dikonversikan dengan angka kecukupan energi sesuai usia yang tercantum dalam Pedoman Gizi Seimbang 2014 Kemenkes RI 2014 dan diolah menggunakan software nutrisurvey.

c. Kuesioner C

Kuesioner C berisi tentang persepsi ibu mengenai status gizi balita. Kuesioner dikembangkan sendiri oleh peneliti, dengan pertanyaan terdiri dari 10 pertanyaan dengan penilaian menggunakan skala likert, untuk pernyataan positif jika jawaban sangat setuju diberikan nilai 3, setuju skor 2, tidak setuju skor 1, dan sangat tidak setuju diberikan skor 0, begitu pula sebaliknya untuk pernyataan negatif.

Universitas Indonesia d. Kuesioner D

Kuesioner D berisi tentang pola pengasuhan keluarga terkait gizi pada balita, yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman, untuk pertanyaan positif jika ya nilai 1, jika tidak nilai 0, begitu pula sebaliknya. Kuesioner D juga berisi pertanyaan mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga untuk mendukung status gizi balita. Kuesioner dikembangkan sendiri oleh peneliti, terdiri dari 7 item pertanyaan dengan skala guttman. Untuk pertanyaan yang bersifat positif, jawaban ya diberikan nilai 1, jawaban tidak diberikan nilai 0, begitu pula sebaliknya.

e. Kuesioner E

Kuesioner E berisi pertanyaan mengenai budaya yang berkaitan dengan nutrisi balita. Kuesioner dikembangkan oleh peneliti dengan jumlah pertanyaan sebanyak 7 soal, dengan skala guttman. Pernyataan positif, dengan jawaban ya, diberi nilai 1, tidak diberikan nilai 0. Begitu pula sebaliknya dengan pernyataan negatif.

f. Buku standar antropometri penilaian status gizi balita

Standar antropometri untuk menilai dan mengklasifikasikan status gizi balita pada penelitian ini didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar antropometri yang mengacu pada standar WHO tahun 2005. Indeks antropometri yang digunakan adalah berat badan dibanding usia (BB/U). Balita dikatakan gizi baik jika Z score berada pada rentang -2 s.d +2 SD, Gizi kurang apabila Z score -3 s.d < -2 SD, Gizi buruk apabila Z score < -3 SD (Kemenkes RI, 2011).

g. Timbangan berat badan

Universitas Indonesia 4.5.2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen sebelum digunakan untuk pengambilan data. Uji validitas digunakan untuk menguji ketepatan instrumen yang digunakan dalam penelitian (Polit & Beck, 2012). Uji validitas dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel dikatakan valid apabila skor tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah dengan korelasi P earson Product Moment (r). Pertanyaan dinilai valid apabila r hitung lebih besar dibandingkan r tabel, pertanyaan dikatakan tidak valid dan perlu dilakukan revisi apabila r hitung lebih kecil dibandingkan r tabel (Hastono, 2007).

Menurut Sugiyono (2008), instrumen diuji cobakan pada sampel yang diambil dari populasi dengan jumlah sekitar 30 orang. Nilai r tabel untuk N = 30 dengan taraf signifikasi 5 % adalah 0,361 (Sugiyono, 2008). Uji coba instrumen pada penelitian ini dilakukan pada 30 orang responden di Kelurahan Sentolo pada Bulan Maret 2015. Hasil uji validitas variabel persepsi ibu terkait status gizi balita yang terdiri dari 10 pertanyaan, menunjukkan semua item pertanyaan valid dengan nilai r hitung sebesar 0,450-0,720 (>r tabel=0,361). Hasil uji validitas pola pengasuhan keluarga terkait gizi yang terdiri dari 10 pertanyaan, terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid yaitu kuesioner no 2 dan 10. Peneliti kemudian melakukan revisi atas 2 pertanyaan yang tidak valid tersebut. Nilai r hitung untuk uji validitas variabel pola pengasuhan keluarga terkait gizi adalah 0,306-0,851. Hasil uji validitas variabel pelayanan kesehatan, yang terdiri dari 7 pertanyaan, menunjukkan bahwa keseluruhan item pertanyaan dinyatakan valid dengan nilai r hitung 0,430-0,896. Hasil uji validitas variabel budaya yang terdiri dari 7 pertanyaan, terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid (no 1 dan 6). Peneliti kemudian melakukan revisi kedua pertanyaan tersebut. Hasil r hitung menunjukkan nilai 0,130-0,818.

Universitas Indonesia Langkah selanjutnya ketika pertanyaan valid adalah peneliti melakukan uji reliabilitas. Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran memiliki hasil yang tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran sebanyak dua kali atau lebih (Hastono, 2007). Instrumen dikatakan beresiko untuk digunakan apabila hasil reliabilitasnya di bawah 0,7, oleh karena itu sebaiknya koefisien reliabilitas yang digunakan adalah di atas 0,7. Standar reliabilitas menurut Burn & Grove (2009) adalah 0,8. Pada penelitian ini standar reliabilitas yang digunakan adalah 0,8. Hasil uji reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach’s Alpha menunjukkan keseluruhan instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen untuk variabel persepsi adalah 0,858 (reliabel), variabel pola pengasuhan keluarga terkait gizi adalah 0,850 (reliabel), variabel pelayanan kesehatan adalah 0,868 (reliabel) dan variabel budaya 0,857 (reliabel).

Timbangan berat badan yang digunakan untuk mengukur status gizi pada balita adalah timbangan digital. Hasil penimbangan BB balita kemudian dibandingkan dengan usia balita dan dibandingkan lagi dengan standar antropometri pada buku baku standar antropometri WHO tahun 2005 untuk menentukan apakah balita memiliki status gizi kurang atau gizi baik.

4.5.3. Prosedur Pengumpulan Data a. Prosedur Administratif

Prosedur yang dilakukan peneliti sebelum melakukan pengambilan data adalah peneliti mengurus uji etik di Komite Etik Penelitian di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, selanjutnya peneliti mengurus surat persetujuan penelitian dari Ka. Bakespol dan Linmas Kota Depok, Kesbangpol Jawa Barat, Kesbangpol Propinsi DIY, Bupati Kulon Progo, Kesbangpol Kabupaten Kulon Progo, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, dan Puskesmas Sentolo 1

Universitas Indonesia b. Prosedur Teknis

1) Peneliti melakukan konfirmasi dan penjelasan kepada pihak Puskesmas Sentolo 1 mengenai penelitian yang dilakukan.

2) Peneliti melakukan pencarian data balita berdasarkan data register penimbangan di masing-masing Posyandu di wilayah Desa Kaliagung. 3) Pengumpulan data pada responden dilakukan oleh peneliti sendiri akan

tetapi saat penimbangan balita, peneliti didampingi oleh kader. Peneliti melakukan pengambilan data bersamaan dengan jadwal pelaksanaan posyandu.

4) Peneliti melakukan penimbangan BB kepada semua balita terlebih dahulu kemudian dilihat hasil KMSnya dan buku rujukan antropometri penilaian status gizi untuk menentukan status gizinya. Hal ini dilakukan untuk melaksanakan prinsip etik (justice) dan untuk memilih kriteria inklusi balita dengan gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk serta mengeliminasi balita dengan gizi lebih.

5) Peneliti memilih responden balita (usia 12-59 bulan) sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan dengan teknik pengambilan sampel proporsional, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Teknik pengambilan sampel untuk masing-masing posyandu dilakukan dengan cara dikocok.

6) Peneliti melakukan perkenalan dengan responden, membina hubungan saling percaya, menjelaskan prosedur penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, meminta kesediaan menjadi responden dan menandatangani surat kesediaan menjadi responden (informed consent).

7) Setelah mendapatkan persetujuan kesediaan menjadi responden, peneliti kemudian meminta responden untuk mengisi kuesioner.

8) Setelah kuesioner selesai diisi oleh responden, peneliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan jawaban, kejelasan penulisan, dan relevansi dengan item pertanyaan. Jika ditemukan pengisian kuesioner yang tidak lengkap, kurang jelas, atau tidak relevan dengan pertanyaan, peneliti melakukan konfirmasi dengan menanyakan kembali secara langsung kepada responden.

Universitas Indonesia

4.6. Pengolahan dan Analisis Data