• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.2. Populasi dan Sampel 1.Populasi 1.Populasi

Definisi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009). Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dengan balita usia 12-59 bulan yang berdomisili di wilayah Puskesmas Sentolo 1 khususnya Desa Kaliagung yang berjumlah 503 balita.

4.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi sebagai perangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari (Sugiyono, 2009). Sampel pada penelitian ini adalah keluarga dengan balita yang berusia 12-59 bulan dan berdomisili di wilayah Puskesmas Sentolo 1, Kulon Progo, DIY. Adapun kriteria inklusi sampel yang ditetapkan, yaitu:

Universitas Indonesia a) Keluarga yang memiliki balita (usia 12-59 bulan) dengan status gizi

kurang atau buruk atau gizi baik. b) Terdaftar dalam data register posyandu.

c) Keluarga bersedia menjadi responden penelitian dengan menandatangani informed consent.

Kriteria ekslusi sampel penelitian ini adalah:

a) Balita (usia 12-59 bulan) yang memiliki status gizi lebih. b) Balita yang memiliki cacat bawaan.

c) Balita dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

4.2.3. Besar sampel

Penghitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus estimasi proporsi, dengan proposi kasus gizi kurang di wilayah Puskesmas Sentolo 1 tahun 2014 telah diketahui berjumlah 10,13%. Adapun besar sampel dihitung menggunakan rumus (Sastroasmoro & Ismael, 2014):

n = ��². .

�²

Keterangan:

n : Jumlah sampel yang dicari P : proporsi keadaan yang dicari Q : 1-P

d : tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki Zα : tingkat kemaknaan.

Adapun penghitungan besar sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus adalah sebagai berikut.

n = ,9 ². , . ,9

, ² = 138,296

= 139 balita.

Jumlah sampel yang diperlukan berdasarkan penghitungan di atas adalah sebanyak 139 balita. Upaya untuk mengatasi adanya subyek yang drop out, maka perlu dilakukan koreksi terhadap besar sampel yang dihitung dengan

Universitas Indonesia menambahkan sejumlah subjek agar besar sampel terpenuhi. Formula penambahan besar subjek adalah sebagai berikut:

n = −f

Keterangan:

n = besar sampel yang dihitung

f = perkiraan proporsi drop out (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak :

n = 139/ (1-0,1) = 154,4 = 155 balita.

Jadi sampel yang dilibatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 155 balita.

4.2.4. Teknik sampel

Teknik sampel yang digunakan adalah probabilitas sampling atau probability sampling yaitu bahwa setiap subjek dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel (Nursalam, 2003). Cara pengambilan sampel dengan menggunakan cluster sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara peneliti mengembangkan kerangka sampel yang meliputi daftar negara, kota, institusi, atau organisasi di mana elemen populasi yang sudah diidentifikasi berhubungan. Cluster sampling dilakukan apabila menghadapi situasi sebagai berikut; pertama, apabila dilakukan pemilihan sampel secara acak akan terkendala dalam segi waktu dan biaya. Kedua, elemen individu dari populasi tidak diketahui sehingga mencegah pengembangan kerangka sampel (Burn & Grove, 2009).

Langkah-langkah pengambilan sampel dari penelitian ini adalah:

a. Menetapkan lokasi penelitian yaitu di wilayah Puskesmas Sentolo 1 Kabupaten Kulon Progo, DIY

b. Menentukan salah satu kelurahan secara acak sebagai tempat penelitian. Hasil pemilihan secara acak, Kelurahan Kaliagung yang digunakan sebagai tempat penelitian.

c. Melakukan identifikasi jumlah balita melalui data Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Posyandu wilayah Kelurahan Kaliagung.

Universitas Indonesia d. Selanjutnya menentukan posyandu di Kelurahan Kaliagung yang digunakan sebagai tempat penelitian, yaitu sebanyak 13 posyandu, peneliti menggunakan keseluruhan posyandu, dengan jumlah balita usia 12-59 bulan sebanyak 503 orang.

e. Cara pengambilan sampel cluster untuk balita adalah dengan menggunakan proportional cluster sampling. Peneliti membentuk daftar cluster beserta besar masing-masing cluster. Selanjutnya peneliti menggunakan penghitungan sampel sampai mencapai jumlah sampel yang ditentukan (155 sampel). Adapun penjabaran dari pengambilan jumlah sampel adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Distribusi jumlah sampel berdasarkan posyandu

No Nama Posyandu Jumlah balita (12-59 bulan) Perhitungan Jumlah Sampel 1 Banyunganti Kidul 49 49/503x155 15 2. Banyunganti Lor 49 49/503x155 15 3 Ngrandu 32 32/503x155 10 4 Perumahan 45 45/503x155 14 5 Kalipenten 27 27/503x155 8 6 Kaligalang 46 46/503x155 14 7 Tegowanu 39 39/503x155 12 8 Jetak 42 42/503x155 13 9 Kemiri 37 37/503x155 11 10 Degung 22 22/503x155 7 11 Kleben 40 40/503x155 12 12 Kaliwilut 41 41/503x155 13 13 Nglotak 34 34/503x155 11

Jumlah balita 503 Jumlah sampel 155

f. Membuat kode posyandu dan daftar nomor urut responden yang memenuhi kriteria inklusi di setiap posyandu.

g. Daftar nomor urut responden yang memenuhi kriteria inklusi di setiap posyandu selanjutnya dilakukan pengambilan sampel secara acak sederhana dengan dikocok, sampai terpenuhi jumlah sampel pada masing-masing posyandu.

Universitas Indonesia 4.3. Tempat dan Waktu Penelitian

4.3.1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Sentolo 1, Kulon Progo, DIY. Data profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo 2014 menunjukkan bahwa kasus balita gizi buruk tertinggi di wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah di wilayah Puskesmas Sentolo 1 yaitu sebanyak 18 kasus, dan jumlah balita yang mengalami gizi kurang adalah sebanyak 10,13%.

Faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah bersifat multifaktorial dan saling berkaitan. Puskesmas Sentolo 1 sudah melakukan upaya penangulangan gizi seperti melalui pendidikan kesehatan, pemberian vitamin A, pemantauan status gizi melalui posyandu dan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan gizi buruk akan tetapi kejadian gizi kurang masih menjadi masalah aktual di wilayah ini.

Kondisi masyarakat di wilayah Puskesmas Sentolo 1 dengan karakteristik pendidikan dan sosioekonomi rendah sampai dengan menengah, kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dasar, berbagai keyakinan budaya dan persepsi yang diyakini masyarakat terkait gizi, adanya penyakit infeksi yang diderita balita, jumlah anggota keluarga yang besar, asupan makanan yang kurang beraneka ragam, pola asuh keluarga terkait gizi yang kurang tepat dan pemberian ASI yang tidak dilakukan secara ekslusif dimungkinkan memiliki kontribusi terhadap kondisi status gizi balita. Di wilayah ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis faktor yang berhubungan dengan status gizi balita oleh karena itu diperlukan suatu penelurusan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di wilayah ini untuk menentukan strategi yang efektif dalam penanggulangan masalah gizi kurang pada balita ke depannya.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 5 bulan yaitu periode Bulan Januari sampai dengan Juni 2015 di wilayah Puskesmas Sentolo 1. Penelitian di awali

Universitas Indonesia dengan penyusunan proposal pada bulan Januari–Maret 2015, kemudian dilanjutkan dengan presentasi proposal, dan perbaikan proposal. Setelah proposal disetujui, tahap selanjutnya adalah peneliti melakukan proses perijinan dan uji coba instrumen yang dilaksanakan pada Bulan Maret 2015. Tahap berikutnya adalah proses pengumpulan data dan analisa data yang dilaksanakan bulan April sampai dengan Mei 2015. Tahap yang terakhir adalah penyusunan laporan penelitian, ujian hasil, sidang hasil dan proses perbaikan tesis yang dilakukan pada bulan Juni-Juli 2015.