• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan solusi

Rehabilitasi Jaringan Irigasi dilaksanakan secara parsial pada suatu daerah irigasi, dan tidak dilakukan pada seluruh daerah irigasi kewenangan Provinsi.

Oleh karena itu pada tahun–tahun mendatang pelaksanaan rehabilitasi irigasi perlu dilakukan secara tuntas, dalam upaya untuk mencapai target kondisi baik jaringan irigasi pada tahun 2013 sebesar 64-65% dapat terpenuhi.

f) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya

1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Perencanaan Umum Sumber Daya Air Bidang Sungai, Situ, dan Sumber lainnya di Jawa Barat yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 776.071.000,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya laporan hasil monitoring evaluasi instrumen keamanan bendungan; laporan hasil rencana optimalisasi pemanfaatan air situ Curug di Kabupaten Bogor;

laporan hasil rencana pemanfaatan irigasi hemat air DI Cikarang Nguluwung di Kabupaten Sukabumi; serta laporan evaluasi dampak pembangunan SDA tahun 2005-2009.

(2) Kegiatan Perencanaan Detail Situ dan Waduk di Jawa Barat yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 988.665.000,-. Hasil kegiatan adalah tersusunnya perencanaan teknis pengelolaan sumber daya air melalui sertifikasi waduk Citepus di Kabupaten Sukabumi dan Model Test Waduk Sukahurip di Kabupaten Ciamis.

(3) Kegiatan Pengelolaan dan Analisis Data Hidrologi Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-. Hasil

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-45 kegiatan adalah tersedianya data hidrologi hasil analisis berupa data debit pada 73 pos, data hujan pada 105 pos, serta data sedimen pada 10 pos.

(4) Kegiatan Pengelolaan database Sumber Daya Alam (SDA) di Provinsi yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi

Jawa Barat Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya data berupa

informasi SDA dan peta rupa bumi Jawa Barat.

(5) Kegiatan Pengaturan Sempadan Sumber Daya Air di Jawa Barat yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.552.780.000,-. Hasil kegiatan adalah tersusunnya rancangan Keputusan Gubernur tentang Batas Sempadan Situ Bagendit di Kabupaten Garut dan penertiban sempadan sungai Cikapundung 432 m2.

(6) Kegiatan Dukungan Percepatan pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 8.326.349.300,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya dukungan

persiapan pembangunan waduk jatigede melalui pengukuran tapak batas; pembebasan lahan 26 Ha; pembinaan dan pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air Masyarakat Pendukung Pembangunan (P3A MPP) pada lokasi pemukiman baru sebanyak 300 orang; pengadaan patok 60 buah; pengadaan papan larangan 10 buah, pembuatan peta bidang rincikan 26 Ha; penataan drainase pemukiman swakarsa mandiri sepanjang 80 m; serta operasional Satgas 1 tahun.

(7) Kegiatan Peningkatan Penertiban Sarana Teknis Air Permukaan dan Pemanfaatan Tanah Negara yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terbitnya saran teknis izin pengambilan air permukaan (SIPPA) di Jawa Barat sebanyak 195 saran teknis; koordinasi pemanfaatan air permukaan 150 orang; serta terlaksananya koordinasi teknis pemanfaatan tanah Negara 150 orang.

(8) Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Pemakaian Air Permukaan dan Tanah Negara yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya

Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pembinaan,

pengendalian, dan pengawasan pemanfaatan penggunaan air permukaan

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-46 pada 100 pemanfaat; penyidikan dan penertiban lapangan pada 25 perusahaan; serta terkendali dan terawasinya pemasukan pemanfaatan tanah Negara.

(9) Kegiatan Pengelolaan situ-situ di 6 Balai Dinas Pengelolaan Sumber

Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 16.005.017.975,-. Hasil kegiatan adalah kapasitas tampungan situ

untuk air baku menjadi lebih meningkat dengan melakukan pembangunan embung di 1 lokasi; operasi dan pemeliharan terhadap 79 situ; serta kelangsungan fungsi situ menjadi lebih terjamin dengan melakukan rehabilitasi terhadap 17 situ.

(10) Kegiatan Perbaikan dan Pemeliharaan Sungai di 4 Balai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.458.108.350,-. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kesinambungan fungsi sungai untuk mengendalikan erosi, sedimentasi dan pengendalian daya rusak air/banjir pada 12 sungai.

(11) Kegiatan Operasional Manajemen Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hidrologi di 6 balai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.135.544.300,-. Hasil kegiatan adalah tersusunnya data kuantitas serta kualitas air dan pengendalian sumber air pada 6 wilayah sungai yang dapat dimanfaatkan oleh stakeholder.

(12) Kegiatan Pemberdayaan Lembaga Koordinasi Sumber Daya air dan Irigasi dan Kerjasama Pengelolan Sumber Daya air dan Irigasi yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 191.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pembahasan Dewan Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi Jawa Barat; terevaluasi dan tersusunnya kerjasama pengelolaan sumjber daya air di Wilayah Perbatasan Jateng, Jabar-DKI-Banten tahun 2010; terfasilitasinya Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA); serta tersusunnya kesepahaman PSDA di Provinsi Jawa Barat.

(13) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air Mineral dan Irigasi di Jawa Barat, yang dilaksanakan Biro Administrasi Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 225.000.000,-,. Hasil kegiatan adalah terselenggaranya rapat koordinasi penanganan dan penyelesaian aspek

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-47 sosial akibat pembangunan Waduk Jatigede; serta rapat koordinasi evaluasi pengembangan infrastruktur sumber daya air di Jawa Barat.

2) Permasalahan dan solusi

(1) Pada pelaksanaan program tersebut, terdapat permasalahan diantaranya dalam pembangunan fisik Waduk Jatigede terjadi ketidakseimbangan antara pembangunan fisik dengan penyelesaian/penanganan dampak sosial terutama dalam pendanaannya (pembebasan lahan relokasi penduduk) masih sangat minim, sehingga permasalahan di lapangan menjadi lebih rumit dan kompleks. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan adanya kesepakatan bersama tentang pembagian dan tanggung jawab antara Pemerintah, Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Sumedang dan kabupaten pemanfaat (Majalengka, Cirebon dan Indramayu) sebagai pedoman dalam pelaksanaan penanganan dan penyelesaian dampak sosial pembangunan Waduk Jatigede.

Dalam rangka menyelesaikan dampak sosial pembangunan waduk jatigede, saat ini telah disusun Draft MoU antara Pemerintah Pusat yang diwakili beberapa kementerian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemda Kabupaten Sumedang, Cirebon, Majalengka dan Indramayu.

(2) Masih terdapatnya pemanfaatan lahan pada sempadan sumber air yang tidak sesuai dengan fungsinya, oleh karena itu pada kegiatan Pengaturan Sempadan Sumber Air pada masa mendatang perlu ditingkatkan agar pemahaman masyarakat akan pentingnya sempadan sumber air menjadi lebih baik.

(3) Secara umum, Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya merupakan salah satu upaya dalam pengelolaan sumber daya air terintegrasi (IWRM – Integrated Water Resources Management) di dalam pelaksanaannya menyangkut berbagai pihak (multi pihak) dan dilakukan secara partisipatif dimana masyarakat sebagai sumber utama sedangkan pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan. Pada masa mendatang harus ditingkatkan lintas koordinasi/ kerjasama untuk mensinergiskan program kegiatan pembangunan antara lain, dengan :

(a) Instansi yang berperan dalam penatagunaan hutan, pengelolaan kawasan konservasi dan rehabilitasi hutan

(b) Instansi yang berperan dalam pembinaan masyarakat dalam pemanfaatan lahan

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-48 (c) Instansi yang berperan dalam pengaturan air tanah, rehabilitasi/

reklamasi kawasan tambang.

(d) Instansi yang berperan dalam pengendalian kualitas lingkungan.

(e) Masyarakat yang menerima/ menikmati hasil pembangunan.

Pengelolaan sumber daya air yang baik akan berdampak meningkatnya daya dukung lingkungan, mengurangi banjir, tanah longsor dan kekeringan, sehingga akan tercapai peningkatan ketersediaan pangan dan mengurangi kemiskinan serta meningkatkan keamanan.

g) Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai 1) Pelaksanaan Program

Kegiatan Pemantauan dan Penanggulangan Bencana Alam di Jawa Barat yang dilaksanakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 735.573.500,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya bahan banjiran berupa karung plastik 25.000 lembar; bronjong kawat 2.280 unit; dan troly 60 buah.

2) Permasalahan dan solusi

Berdasarkan hasil pemantauan daerah rawan banjir di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010, daerah rawan banjir terdapat hampir di semua Kabupaten/kota di Jawa Barat, sehingga penyediaan bahan banjiran tidak mencukupi untuk penanganan darurat. Pada masa mendatang diperlukan dana siap pakai (on call).

h) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Besih dan Air Limbah 1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Jawa Barat yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 18.698.429.250,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya Detail Engineering Design (DED) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) translok, DED SPAM Regional Metro Bandung, DED air bersih perdesaan; terlaksananya pendampingan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS);

terlaksananya pengembangan serta review desain dan supervisi SPAM IKK (Ibu Kota Kecamatan) dan Pantura; tersedianya pipa air bersih perdesaan; serta tersedianya hidran umum dan pompa distribusi.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-49 (2) Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Jawa Barat yang

dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.275.000.000,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya masterplan air limbah Metropolitan Bandung; pembangunan MCK (Mandi Cuci Kakus) di sekitar TPPAS (Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah) Legok Nangka;

Pembangunan Septic tank Komunal di Kabupaten Cianjur dan Karawang;

tersedianya perencanaan teknis rinci sarana dan prasarana air limbah di Jawa Barat; tersedianya perencanaan, supervisi, dan pendampingan sanimas di Kota Depok; serta pembangunan sanimas di Kota Depok.

(3) Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Drainase di wilayah Metro Bandung yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya rencana teknis rinci drainase metropolitan Bandung.

2) Permasalahan dan Solusi

(1) Pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak menemui kendala yang berarti, sedangkan secara program, masih rendahnya akses masyarakat terhadap prasarana air minum yang memenuhi syarat baik di perkotaan maupun di perdesaan, antara lain disebabkan oleh makin terbatasnya sumber air baku untuk air minum, masih rendahnya komitmen Kabupaten/kota dalam mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan air minum, masih rendahnya kinerja kelembagaan pengelola Sistem penyediaan Air Minum, serta kenaikan jumlah penduduk yang relatif tinggi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memfasilitasi peningkatan kinerja lembaga pengelola Sistem Penyediaan Air Minum, Pengembangan Sistem Penyediaan Air Regional dan fasilitasi serta sinkronisasi berbagai sumber pendanaan baik dari pemerintah (APBD dan APBN) atau sumber dana lainnya (swasta dan masyarakat)

(2) Kinerja pengelolaan air limbah domestik meningkat tidak signifikan karena tidak seluruh sarana dan prasarana pengolahan limbah domestik menunjukkan kinerja baik sehubungan anggaran untuk operasional dan maintenance di masing-masing Kabupaten/kota sangat kurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pemerintah Kabupaten/kota harus lebih meningkatkan perhatian terhadap penanganan permasalahan air limbah dengan cara meningkatkan kinerja sistem pengelolaan air

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-50 limbah yang meliputi aspek peraturan, pembiayaan, kelembagaan, teknis dan peran serta masyarakat.

h) Program Pembinaan Jasa Konstruksi 1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengaturan Jasa Konstruksi yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya sosialisasi penyelenggaraan jasa konstruksi secara teratur bagi pengguna dan penyedia jasa konstruksi sebanyak 50 orang.

(2) Kegiatan Pemberdayaan Jasa Konstruksi yang dilaksanakan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pembekalan dan uji keterampilan bagi tenaga tukang konstruksi sebanyak 1.040 peserta dari 26 kabupaten/kota serta bimbingan teknis 50 orang tenaga ahli konstruksi sebagai kegiatan rutin.

Hal ini turut memberikan konstribusi bagi peningkatan penyerapan tenaga kerja konstruksi dan penciptaan lapangan kerja, serta terfasilitasinya penyelenggaraan forum jasa konstruksi di Jawa Barat.

2) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut adalah pada kegiatan uji keterampilan tenaga tukang yaitu pada proses rekrutmen/pemilihan peserta yang masih melalui pihak ke-3 (rekomendasi aparat desa dll) sehingga peserta uji tidak dapat diketahui secara dini mengenai kompetensi kerja yang dimiliki. Oleh karena itu diharapkan ke depan prosedur rekrutmen para peserta dapat dilaksanakan secara langsung dan atau dilakukan uji awal untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimiliki oleh calon peserta.

5. URUSAN PENATAAN RUANG