• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN KETAHANAN PANGAN

Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan melalui Program Desa Mandiri Pangan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 851.971.200,- .Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya pelaksanaan

penanganan desa rawan pangan sebanyak 78 Desa; terlaksananya Pembinaan dan monitoring dana pengembangan dan peningkatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dalam menunjang ketahanan pangan skala rumah tangga di 4 Wilayah serta terlaksananya pembinaan terhadap 150 Kelompok Lumbung Pangan.

(2) Kegiatan Fasilitasi Distribusi dan Harga Pangan Jawa Barat, yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya fasilitasi Lembaga Distribusi Pangan

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-91 Masyarakat (LDPM) sebanyak 82 Gapoktan, terlaksananya pemantauan harga bahan pangan pokok strategis di tingkat produsen dan konsumen di 26 Kabupaten/kota, terlaksananya rakor ketersediaan dan harga bahan pangan pokok strategis menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta terlaksananya kajian penyusunan Grand Design Pasar Induk Perberasan.

(3) Kegiatan Fasilitasi Menumbuhkembangkan Infrastruktur dan Kelembagaan Pangan, yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan

Daerah Provinsi Jawa Barat,dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 558.770.000,-. Hasil kegiatan adalah terselenggaranya bimbingan

teknis pengembangan pergudangan; terlaksananya identifikasi, verifikasi dan Bimbingan Teknis penguatan Lumbung Pangan dan Desa Mandiri Pangan (LDPM); terfasilitasinya Operasional Pengembangan Food Center;

terlaksananya rapat Kelompok Kerja dan Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi; terlaksananya analisis bahan kebijakan DKP Jawa Barat; Terlaksananya Partisipasi pada Peringatan Hari Pangan Sedunia tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2010 dan Hari Krida Pertanian Tahun 2010; terlaksananya partisipasi pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang); tersusunnya rancangan Keputusan Gubernur tentang Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) serta Sosialisasi OKKPD se Jawa Barat.

(4) Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendampingan Badan Ketahanan Pangan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.650.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya seleksi,

Bimbingan Teknis serta evaluasi kinerja 170 orang Tenaga Pendamping kelompok Usaha Ekonomi Produktif.

(5) Kegiatan Pengembangan Food Center yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya operasional Food Center; terlaksananya pertemuan perencanaan partisifatif pengembangan kelembagaan pangan;

terlaksananya Workshop, rapat koordinasi dan pertemuan teknis Pengembangan Food Center; terlaksananya implementasi pengelolaan cadangan pangan pola sistem resi gudang; terlaksananya pengadaan gabah untuk uji coba pengembangan Food Center; terlaksananya sosialisasi manajemen rantai pasok komoditi beras di Jawa Barat serta

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-92 identifikasi, monitoring dan pembinaan pengembangan kelembagaan Food Center.

(6) Kegiatan Fasilitasi Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga di Desa Rawan Pangan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya peningkatan

pemanfaatan lahan pekarangan di 30 Kelompok sasaran di 6 Kabupaten yaitu Bandung Barat, Bogor, Tasikmalaya, Indramayu, Majalengka dan Ciamis.

(7) Kegiatan Fasilitasi Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan Lingkungan Bebas Rawan Pangan (Lingbasrangan) yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya fasilitasi kader PKK tingkat Kabupaten/kota se Jawa Barat; terlaksananya fasilitasi gerakan Kadarzi dan Lingbasrangan di Kabupaten Bogor, Bandung dan Karawang; serta tersalurkannya Pemberian Makanan Tambahan bagi ibu hamil dan menyusui serta anak balita Gizi buruk dan kurang pangan di 3 Kabupaten.

(8) Kegiatan Akselerasi Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Jawa Barat, yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.975.229.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pendampingan

dan pengawalan Sekolah Lapang-Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) untuk Padi Inbrida sebanyak 6.001 kelompok tani, Padi Hibrida sebanyak 1.067 kelompok tani, Padi Gogo sebanyak 2.150 kelompok tani, Jagung Hibrida sebanyak 610 kelompok tani, Kedelai sebanyak 977 kelompok tani serta Kacang Tanah sebanyak 405 kelompok tani.

(9) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan di Jawa Barat (BPSBTPH), yang dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya kegiatan

sertifikasi benih padi dan palawija sebanyak 1.250 unit penangkaran;

terlaksananya Analisa Mutu Benih Padi dan Palawija di Laboratorium UPTD BPSBTPH Jawa Barat dan 5 Instalasi PSBTPH sebanyak 1000 unit dengan jumlah analis 3.000 analis; terlaksananya Pengecekan Mutu Benih Padi dan Palawija di Pasaran sebanyak 500; terlaksananya Pengawasan Pemasaran Benih Tanaman pangan yang beredar di Pasaran

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-93 serta terlaksananya pemasyarakatan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Bersertifikat Varietas Unggul sebanyak 16 unit.

(10) Kegiatan Program Jawa Barat Satu Sapi Tahap I, yang dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.635.402.000,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya sarana pelayanan IB (semen beku, nitrogen cair, dan container); terlatihnya petugas inseminasi buatan melalui pertemuan Up Grading SIMI;

terkoordinasinya Kabupaten/kota dengan Provinsi; tersedianya pedoman Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS) dan Pedoman Perbibitan; terlaksananya pertemuan pengembangan sapi potong;

termonitornya ternak bantuan pemerintah di 9 Kabupaten; tersebarnya bibit ternak sebanyak 490 ekor dan sarana pendukung lainnya (eartag, aplikator, pakan ternak dan obat-obatan) dalam rangka integrasi ternak sapi potong; terlatihnya 6 orang petugas kabupaten/kota melalui Up Grading Input Database Sapi Potong; termotivasinya 200 orang peternak sapi perah, sapi potong, domba/kambing dari 20 Kabupaten/kota di Jawa Barat dalam menghasilkan bibit unggul melalui kontes ternak;

(11) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Perumusan Bahan Kebijakan Peningkatan Ketahanan Pangan dan Keamanan Pangan, Pelaksanaan Hari Pangan Sedunia dan Penghargaan Ketahanan Pangan, yang dilaksanakan Biro Bina Produksi Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 520.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Rapat Koordinasi Pengembangan Ketahanan Pangan dan Penanganan Keamanan Pangan; terlaksananya koordinasi, monitoring dan evaluasi pengembangan ketahanan pangan dan penanganan keamanan pangan ke Kabupaten/kota; terselenggaranya rangkaian Peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2010; terfasilitasinya keikutsertaan pada Acara Puncak peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional Tahun 2010; terlaksananya penyusunan Juknis Penilaian Penghargaan Ketahanan Pangan;

terlaksananya sosialisasi Pedoman Umum dan Juknis Penghargaan Ketahanan Pangan serta terlaksananya verifikasi dan penilaian calon penerima penghargaan ketahanan pangan.

2) Permasalahan dan solusi

(1) Pemetaan daerah rawan pangan baru dibuat sampai tingkat Kecamatan, sementara sasaran program dan kegiatan sampai tingkat Desa, oleh

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-94 karena itu lokasi sasaran pelaksanaan kegiatan penanganan daerah rawan pangan yang diusulkan kabupaten/kota belum sepenuhnya tepat pada sasaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah melakukan usulan agar pemetaan kerawanan pangan dibuat sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan.

(2) Terjadinya penurunan produktivitas untuk beberapa komoditi pangan termasuk Padi sebagai akibat adanya anomali iklim dan serangan Organisme pengganggu Tanaman (OPT) yang sulit terkendali. Upaya untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya akselerasi peningkatan produksi yaitu dengan perluasan tanam; optimasi pemanfaatan dan perbaikan unsur hara tanah/lahan dengan penggunaan pupuk organik;

peningkatan produktivitas melalui pengembangan difusi inovasi teknologi PTT dan SRI; antisipasi dini terhadap serangan OPT dan pengendalian Gangguan Produksi (OPT/bencana alam); serta upaya perbaikan ternologi, sarana/prasarana untuk menekan dan mengurangi kehilangan hasil.

(3) Peningkatan populasi sapi di Jawa Barat masih terkendala oleh beberapa faktor, antara lain terbatasnya Hijauan Makanan Ternak yang tersedia sepanjang tahun, tingginya tingkat pemotongan sapi dibandingkan dengan populasi yang tersedia, sehingga tingkat ketergantungan terhadap pasokan import sangat tinggi dan mempengaruhi keseimbangan supply - demand sapi potongan, serta terbatasnya kemampuan permodalan petani, yang menyebabkan petani tidak mempunyai kemampuan untuk menahan bibit sapi yang dihasilkannya untuk dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan dengan meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan lahan-lahan marginal milik Perhutani, PT.Perkebunan Nusantara ataupun pihak lainnya melalui kerjasama penanaman Hijauan Makanan Ternak;

koordinasi supply - demand pasokan sapi potong dengan para pelaku usaha; pengembangan Program Rearing (pembesaran sapi) dengan berbagai stakeholder (koperasi dan swasta) serta penjaringan betina produktif hasil Inseminasi Buatan.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-95 14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

a) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak.

1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 363.000.000,-. Bentuk kegiatan yaitu Lomba Pelaksanaan P2WKSS se 26 Kabupaten/kota untuk memilih desa binaan P2WKSS terbaik Tingkat Provinsi Jabar yang akan mewakili Jabar ke Tingkat Pusat (untuk mendapat penghargaan Presiden RI). Melalui lomba P2WKSS tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2010 dengan hasil terpilihnya kategori juara kelompok kota, kelompok kabupaten kategori desa pegunungan, kelompok kabupaten kategori desa pantai, kelompok kabupaten kategori peran perempuan, kelompok kabupaten kategori peran masyarakat dan kelompok kabupaten kategori peran lembaga desa/kelurahan.

(2) Kegiatan Pelatihan Calon Kader dan Kader Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000.-. Hasil kegiatan adalah terlatihnya 150 kader POSYANDU diharapkan dapat meningkatkan kinerja Posyandu di Jawa Barat melalui peningkatan kualitas SDM Posyandu.

(3) Kegiatan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 929.000.000,- diselenggarakan di 20 (dua puluh) kabupaten/kota terdiri dari 7 (tujuh) lokasi pengembangan PEKKA dan 13 (tiga belas) lokasi lama PEKKA di Jawa Barat. Pelatihan keterampilan anggota PEKKA kepada 245 (dua ratus empat puluh lima) orang yang berasal dari 13 (tiga belas) Kabupaten. Pelatihan dilaksanakan di 7 (tujuh) lokasi yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Subang. pelaksanaan kegiatan diharapkan meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan serta mencegah terjadinya pengalihan profesi perempuan kepala keluarga ke arah usaha yang negatif.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-96 (4) Kegiatan Penyelenggaraan Hari Ibu Tingkat Jawa Barat yang

dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 440.000.000,- telah diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 2010, hasilnya terselenggaranya Upacara Peringatan Hari Ibu, Gelar Produk Perempuan sebanyak 1 (satu) kali dengan melibatkan produk dari 26 (dua puluh enam) kabupaten/kota, Dialog tentang Ibu, Lomba Kreatifitas melibatkan 110 (seratus sepuluh) orang peserta dari kabupaten/kota di Jawa Barat, Bhakti Sosial, Media Gathering. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah mengenang jasa kaum ibu dan memberikan motivasi kepada generasi muda untuk mencontoh dan meneladani perjuangan dan pengorbanan ibu dalam mensejahterakan keluarga.

(5) Kegiatan Pencegahan, Penanganan, Perlindungan Korban Trafficking yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.141.460.000,-. Hasil kegiatan adalah :

- Kerjasama dengan Provinsi Daerah Tujuan melalui penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) dengan beberapa pemerintah Provinsi, yaitu: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau;

- Pelatihan Identifikasi Korban yang dilakukan dengan melibatkan 150 (seratus lima puluh) orang peserta dari BPPKB Kabupaten/kota se-Jawa Barat, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) se-Jawa Barat, LSM, Pusat Studi Wanita (PSW), OPD Provinsi Jawa Barat dan seluruh anggota Gugus Tugas Provinsi Jawa Barat;

- Terlatihnya 26 (dua puluh enam) orang petugas gugus tugas se Jawa Barat;

- Sosialisasi Trafficking yang dilakukan sebanyak 12 (dua belas) kali dan melibatkan 1.200 (seribu dua ratus) orang peserta dari Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kota dan Kab. Tasikmalaya, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kota Bogor, Kabupaten/kota Bandung;

- Pemberian modal usaha bagi 30 (tiga puluh) orang korban trafficking sebesar masing-masing Rp. 5,000,000.00;

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-97 - Pemulangan 42 (empat puluh dua) orang korban trafficking;

- Penanganan hukum bagi 2 (dua) orang korban trafficking di Tarakan dan Pontianak (Kalimantan Barat).

(6) Kegiatan Pemberdayaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 635.050.000,-. Hasil kegiatan adalah Rapat Koordinasi P2TP2A melibatkan 52 (lima puluh dua) orang peserta, Workshop 30 (tiga puluh) orang peserta, Evaluasi dan monitoring oleh BPPKB Provinsi Jawa Barat ke 6 (enam) kabupaten/kota sebanyak 25 (dua puluh lima) orang, Pelatihan Pengolahan Data dan Informasi P2TP2A sebanyak 3 (tiga) angkatan dengan 20 (dua puluh) orang pada setiap angkatan, di 3 (tiga) wilayah (Cirebon, Purwakarta, Priangan), Pelatihan Relawan P2TP2A sebanyak 3 (tiga) angkatan dengan 20 (dua puluh) orang pada setiap angkatan, di 3 (tiga) wilayah (Bogor, Priangan Barat, Priangan Timur), Pelatihan Mitra Kerja yang diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang dari LSM, Lembaga Perlindungan Anak, Dinas Instansi terkait dan P2TP2A di Jawa Barat, Workshop Penguatan Jaringan Kerjasama dan Kemitraan sebanyak 2 (dua) kali dengan melibatkan 50 (lima puluh) orang peserta dari LSM, Lembaga Perlindungan Anak, Instansi Terkait. Lembaga yang peduli dengan Perlindungan Perempuan dan Anak, P2TP2A kabupaten/kota dan 20 (dua puluh) orang, Penguatan Jaringan Data dan Informasi melalui penyebaran 100 (seratus) eksemplar leaflet P2TP2A dan 100 (seratus) buletin telah dilakukan di 26 (dua puluh enam) kabupaten/kota se Jawa Barat dan pendampingan kepada 72 (tujuh puluh dua) korban tindak kekerasan dan diskriminasi yang menimpa perempuan dan anak serta terwujudnya peningkatan P2TP2A di Kabupaten/kota sehingga mampu berperan sebagai lembaga masyarakat yang bermitra dengan BPPKB Provinsi Jawa Barat dalam upaya rehabilitatif korban kekerasan dan perdagangan orang.

(7) Kegiatan Penyelenggaraan Hari Anak Nasional yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 358.000.000,-. Hasil kegiatan adalah sosialisasi hak anak yang disiarkan melalui radio baik radio swasta maupun radio pemerintah sebanyak 6 (enam) kali penyiaran, Kongres Anak Daerah Jawa Barat yang dilaksanakan di

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-98 Bandung dengan peserta dari 26 (dua puluh enam) kabupaten/kota sebanyak 52 (lima puluh dua) orang, Rapat Koordinasi Forum Anak Jawa Barat yang dilaksanakan di Bandung dengan peserta dari 26 (dua puluh enam) kabupaten/kota sebanyak 52 (lima puluh dua) orang, Bimbingan dan Kreatifitas Pemimpin Muda Indonesia diikuti oleh 10 (sepuluh) orang muda yang mewakili dari 26 (dua puluh enam) kabupaten/kota yang berkarakter tinggi, kreatif, dan inovatif serta mempunyai kematangan intelektual, mental, dan sosialnya dari anak yang lain, Bakti Sosial pelayanan Pendidikan dari anak untuk anak dalam rangka Hari Anak Nasional dengan kegiatan mengunjungi anak-anak yang bermasalah dengan hukum, Peringatan Hari Anak Nasional dengan Pentas Seni Anak perwakilan dari 26 (dua puluh enam) kabupaten/kota sebanyak 200 (dua ratus) orang, Pameran tentang Anak yang dilaksanakan di tingkat Provinsi dalam rangka Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2010.

Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat terkoordinasinya pelayanan dalam perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam mencapai kesejahteraan anak secara tepat dan berkesinambungan dan meningkatnya kemampuan, kreatifitas, inovatif anak dan berbudi pekerti luhur unggul dan tangguh yang didukung kepedulian keluarga, masyarakat, dunia usaha, pemerintah dan negara.

(8) Kegiatan Model Kota/Desa/Kelurahan Layak Anak yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 260.500.000,-. Hasil kegiatan adalah instrumen Kota Layak Anak

(KLA) di Jawa Barat, ekspos instrumen KLA hasil survey dan tayangan iklan di media elektronik dan media cetak.

(9) Kegiatan Bimbingan Usaha Ekonomis Produktif bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi ( WRSE ) yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 83.000.000,-. Hasil kegiatan adalah meningkatnya keterampilan usaha dan kesejahteraan sosial 90 orang Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).

(10) Kegiatan Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender yang dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi dana sebesar Rp. 126.220.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi pemberdayaan perempuan dalam partisipasi pembangunan, terlaksananya peringatan Hari Keluarga Nasional ke XVII dan Peringatan hari Ibu ke 82 Tingkat Jawa Barat.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-99 2) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan khas Bidang Perempuan yang sering terjadi di Jawa Barat yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat terselesaikan pada periode sebelumnya, serta memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan sehingga perlu diatasi secara bertahap, sedangkan permasalahannya yaitu :

- Bidang Pendidikan

Tingkat pendidikan perempuan masih rendah; peluang/kesempatan untuk mencicipi pendidikan perempuan masih rendah, padahal perempuan merupakan pendidik utama dan pertama;

- Bidang Kesehatan

Derajat kesehatan Ibu dan Anak masih rendah, perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan keluarga; menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak; meningkatkan angka harapan hidup;

- Bidang Ekonomi

Kemiskinan banyak dialami kaum perempuan; perlu upaya terus untuk mendorong peningkatan produktivitas ekonomi perempuan, meningkatkan kesempatan berusaha;

- Bidang Hukum

Banyak terjadi kekerasan; kasus perdagangan orang/ketidakadilan terhadap perempuan dan anak; belum maksimalnya pelaksanaan perlindungan terhadap perempuan dan anak;

Upaya pemecahan masalah :

a. Penanganan masalah kekerasan perempuan dan perlindungan anak, bersifat komprehensif integral. Oleh karena itu, perlu adanya dana bantuan Pemerintah Pusat yang digulirkan baik melalui Kementerian Negara RI Pemberdayaan Perempuan dan Anak maupun Dana Alokasi Umum berifat role sharing sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Peruntukan dana bantuan diarahkan pada kegiatan-kegiatan bidang program pemberdayaan perempuan yang tidak /belum teranggarkan oleh APBD Provinsi dan Kabupaten/kota, seperti:

- Fasilitasi sarana dan prasarana Pusat Pelayanan Terpadu atau P2TP2A di Kabupaten/kota, sebagaimana amanat UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) pasal 34 dan 51.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-100 - Memfasilitasi forum/ lembaga/ organisasi yang berperspektif

perlindungan perempuan dan anak serta tindak pidana perdagangan orang;

- Melakukan pendidikan komunitas pencegahan dan penanganan korban perdagangan untuk usia dewasa di Kabupaten/kota dan atau kantong-kantong trafficking di daerah;

c. Perlu adanya kesepakatan prioritas program yang dituangkan dalam kerjasama kegiatan antara Kementerian Negara PP dan PA RI dengan BPPKB di seluruh Indonesia. Serta adanya kejelasan kontribusi Pemerintah Pusat pada Tahun anggaran 2011 baik melalui Kementrian PPPA RI ataupun Menkokesra dalam kapasitas Gugus Tugas Nasional. Seperti halnya kesepakatan yang telah dilakukan BPPKB Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Kepulauan Riau dalam Pencegahan dan Penanganan Korban Perdagangan Orang secara G to G.

b) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan

1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Responsif Gender bagi Kabupaten/kota dan OPD Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Kegiatan tersebut telah dilakukan di tingkat Provinsi dan di 26 (dua puluh enam) kabupaten/kota dengan melibatkan beberapa OPD terkait yaitu: BPPKB, Bappeda, dan OPD terkait lainnya. Tindak lanjut dari kegiatan tersebut di antaranya adalah terbentuknya POKJA PUG melalui Keputusan Gubernur tentang POKJA PUG yang melibatkan semua OPD Provinsi.

(2) Kegiatan Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan Melalui Media Elektronik yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.099.500.000,- . Kegiatan ini telah dilakukan sebanyak 19 (sembilan belas) episode dalam film dokumenter tentang Perempuan Inspiratif dengan judul Perempuan Membangun, yang ditayangkan melalui TVRI dan 35 (tiga puluh lima) episode melalui media radio lokal Jawa Barat dalam acara Dialog Interaktif, serta 9 (sembilan) episode penayangan melalui media Televisi TVRI Bandung dalam acara Debat

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-101 tentang Perspektif Gender. Acara tersebut tersiar di 26 (dua puluh enam) kabupaten/kota.

2) Permasalahan dan solusi

Program Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana terkait dengan Pengarusutamaan Gender. Merujuk kepada Millenium Development Goals (MDGs) merupakan kulminasi kesepakatan global yang menekankan kepada hak-hak pembangunan, pengetasan kemiskinan, peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Kondisi kesejangan gender (Gender Gap) di masyarakat berdampak kepada kepada ketidak adilan gender. Di Jawa Barat masih terasa kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan, hal ini terlihat masih rendahnya tingkat pendidikan perempuan, Partisipasi politik perempuan, Perlindungan hukum terhadap perempuan dan anak, Kesehatan perempuan dan anak, ketenagakerjaan, Hak-hak perempuan dalam kesehatan reproduksi dan KB serta masih rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB. Oleh karena itu pengarusutamaan gender di Jawa Barat perlu ditingkatkan.

Sejalan dengan hal tersebut, program dan kegiatan di tiap OPD Provinsi dan Kabupaten Kota harus terintegrasi melalui Program Pengarusutamaan Gender (PUG) di setiap sektor.

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA