• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA a) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat

1) Pelaksanaan Program.

(1) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Tingkat Kabupaten/kota dan provinsi yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 90.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke VII, dilaksanakan di 9 (sembilan) kabupaten/kota (Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Garut, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bandung).

(2) Kegiatan Peningkatan Kinerja POSYANDU dan Sistem Informasi Posyandu (SIP) yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya rakor Posyandu, pelatihan Pokjanal Posyandu tingkat kecamatan, sosialisasi program Posyandu, pelatihan kader posyandu tingkat desa sebanyak 120 orang, penilaian Posyandu tingkat provinsi.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-155 (3) Kegiatan Temu Kader Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 168.350.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya temu kader

pemberdayaan yang diikuti kader Pemberdayaan Masyarakat dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dari 17 Kabupaten sebanyak 200 orang.

(4) Kegiatan Pemasyarakatan dan Pengembangan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terselenggaranya persiapan

mengikuti Gelar TTG Nasional XII yang diikuti oleh 26 Kabupaten/kota dan Partisipasi Pengrajin TTG Jawa Barat dalam Gelar TTG XII Nasional di Yogyakarta.

(5) Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Peran Serta Masyarakat melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, alokasi anggaran sebesar Rp. 675.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya TMMD ke 84 di 5 Kabupaten (Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi), terlaksananya TMMD ke 85 di 6 Kabupaten/kota (Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Depok), serta terlaksananya Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) di 22 Kabupaten/kota yang berada dibawah PKO KODAM III/Siliwangi.

2) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan dalam pelaksanaan program di atas adalah kurangnya Posyandu Mandiri dan kaderisasi petugas Posyandu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diadakan sosialisasi, pelatihan kader Posyandu dan mengoptimalkan Tim Pokjanal Posyandu Provinsi, Kabupaten Kota, Kecamatan, dan Pokja desa/kelurahan.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-156 b) Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa.

1) Pelaksanaan Program.

(1) Kegiatan Fasilitasi Teknik Penyusunan Profil Desa dan Penyelenggaraan Perencanaan Partisipatif Masyarakat Desa (P3MD) bagi Aparat Kecamatan yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlatihnya 26 peserta aparat kecamatan untuk pembuatan perencanaan partisipatif masyarakat desa, dan 26 aparat kabupaten/ kota dalam teknik penyusunan profil desa/kelurahan.

(2) Kegiatan Operasionalisasi Desa Membangun menuju Desa Peradaban yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.500.000.000,- dan setiap desa diberi bantuan keuangan sebesar Rp. 1.000.000.000,-, yang didistribusikan dalam dua tahap

(tahap I sebesar Rp. 600.000.000,- dan tahap II sebesar Rp. 400.000.000,-). Hasil kegiatan adalah terlaksananya pekerjaan

pembangunan fisik/infrastruktur dan penguatan ekonomi masyarakat melalui BUMDEs di 100 lokasi Desa Membangun Menuju Desa Peradaban.

(3) Kegiatan Penunjang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.441.850.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pelatihan administrasi keuangan bagi pengelola PNPM Mandiri Perdesaan sebanyak 50 orang; terlaksananya rapat koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan sebanyak 50 orang; terlaksananya kegiatan pameran partisipasi gelar karya pemberdayaan masyarakat expo dan award Tahun 2010; terlaksananya kegiatan revitalisasi FK dan FT dan UPK; terlaksananya publikasi PNPM Mandiri perdesaan melalui media elektronik; terlaksananya kegiatan sinkronisasi program PNPM Mandiri Perdesaan; terlaksananaya Bintek Badan Kerjasama Antar desa (BKAD) PNPM Mandiri Perdesaan; terlaksananya rapat kerja antar Satker PNPM Mandiri Perdesaan; terlaksananya lomba unit pengelola kegiatan (UPK);

terlaksananya rapat koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Barat;

terlaksananya Work Shop PNPM Mandiri Perdesaan; terlaksananya publikasi PNPM Mandiri Perdesaan; terlaksananya fasilitasi kegiatan Gubernur nganjang ka desa Nagrak Kecamatan Nagrak Kabupaten

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-157 Sukabumi; terlaksananya kegiatan semiloka PNPM Mandiri Perdesaan;

terlaksananya rapat kerja Triwulanan Tim Koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan di Jawa Barat; terselenggaranya kegiatan pemetaan (road map) dan evaluasi Program PNPM Mandiri Perdesaan.

(4) Kegiatan Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintahan Desa yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 129.000.000,00,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pembinaan di beberapa Desa dan monitoring evaluasi bantuan keuangan ke pemerintah desa dalam rangka penyelenggaraan urusan

pemerintahan desa (bantuan keuangan untuk setiap desa sebesar Rp. 15.000.000,-).

(5) Kegiatan perlombaan Desa dan Kelurahan yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 530.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Penilaian Perlombaan Desa/Kelurahan yang dilaksanakan di 26 Kabupaten/kota se Jawa Barat.

(6) Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Desa/Kelurahan dan Kebijakan Penetapan dan Penegasan Batas Desa yang dilaksanakan Biro Pemerintahan Umum Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 361.000.000,-. Hasil kegiatan adalah tersusunnya bahan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap pemantapan pemerintahan desa.

2) Permasalahan dan Solusi.

(1) Kompleksitas masalah yang selama ini dihadapi perdesaan yaitu masalah kehidupan masyarakat, salah satu persoalannya adalah aspek kewilayahaan yang disebabkan terjadinya perubahan fungsi lahan. solusi dari permasalahan tersebut adalah sosialisasi peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tata ruang desa dan pedoman penetapan dan penegasan batas desa, perlu dilakukan secara kontinyu guna meningkatkan pembangunan perdesaan.

(2) Terjadinya konflik batas desa diperbatasan, disebabkan belum optimalnya upaya Pemerintah Kabupaten/kota untuk melaksanakan penetapan dan penegasan batas desa yang menjadi kewajibannya, sesuai amanat dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2006 tentang Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa. Untuk

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-158 menghindari terjadinya konflik dalam penetapan batas desa, harus ada sinergitas antara berbagai level pemerintahan yang mengelola urusan perdesaan, baik antara pemerintah, Kabupaten/kota maupun Provinsi serta dengan berbagai stakeholders di masyarakat.

(3) Keterlambatan dan ketidaklengkapan data inventaris tanah kas desa yang disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, berakibat tidak terdatanya titi sara, carik, tanah kuburan dan tanah pengangonan di kabupaten/kota se Jawa Barat. Solusinya adalah mengalokasikan dalam APBD kabupaten/kota untuk pendataan tanah kas desa di wilayah masing-masing agar dapat dipertanggungjawabkan.

(4) Kemampuan aparat desa terutama didalam manajemen pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan belum maksimal. Solusi perlu adanya peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan aparat desa didalam manajemen pembangunan desa

(5) Profil desa yang terdiri dari data dasar keluarga, data potensi desa/kelurahan dan data tingkat perkembangan desa/kelurahan belum terwujud di seluruh desa/kelurahan. Solusi profil desa perlu diwujudkan melalui pendataan profil desa yang dilakukan aparat desa bersama masyarakat, dan pembentukan jaringan informasi data yang on line.

(6) Kondisi sarana dan prasarana desa seperti jalan desa, kantor desa, sarana ekonomi dan sarana sosial kondisinya banyak yang rusak/tidak memenuhi standar. Solusinya melalui pemberian stimulan/bantuan dari Pemerintah diprioritaskan.

(7) Seluruh desa di Jawa Barat dalam melaksanakan pembangunannya belum berdasarkan pada pola tata desa yang mengarah pada pelaksanaan pembangunan desa. Solusinya adalah setiap desa harus memiliki pola tata ruang desa yang disusun oleh aparat dan masyarakat dengan fasilitasi dari tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan.