• Tidak ada hasil yang ditemukan

a) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya.

1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Penanganan Lanjut Usia dalam Panti yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.776.525.000,-. Hasil kegiatan adalah

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-159 terlaksananya pembinaan dan terlayaninya Lanjut Usia sehingga dapat menikmati hari tua nya dengan tentram dalam rumah perlindungan Sosial sebanyak 350 orang lanjut usia

(2) Kegiatan Penanganan Gelandangan dan Pengemis yang dilaksanakan

Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.884.340.000,-. Hasil kegiatan adalah Terbinanya sikap dan

kemauan gelandangan dan pengemis di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya (BRSBK) sebanyak 250 orang, Sub Unit Rumah Rehabilitasi Sosial Bina (RSB) Mandiri sebanyak 100 orang dan Sub Unit Rumah Persinggahan sebanyak 450 orang sehingga mereka mampu untuk hidup mandiri

(3) Kegiatan Peningkatan Penanganan Wanita Tuna Susila yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.422.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Bimbingan Sosial, mental dan keterampilan bagi Eks Wanita Tuna Susila sebanyak 200 orang di Balai Rehabilitasi Sosial Karya Wanita (BRSKW) dan 80 orang di Sub Unit Rumah Rehabilitasi Sosial Karya Wanita (RSKW) sehingga dapat melaksanakan kehidupan sesuai dengan norma dan kaidah kehidupan manusia di masyarakat.

(4) Kegiatan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat dalam panti yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.340.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya rehabilitasi sosial penyandang cacat di dalam panti sebanyak 100 orang penyandang Cacat sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan diharapkan dapat hidup secara mandiri.

(5) Kegiatan Pemberdayaan Sosial Remaja yang dilaksanakan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.026.952.500,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya bimbingan bagi

anak Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di dalam panti sebanyak 240 orang di Balai Pengembangan Sosial Bina Remaja (BPSBR) dan 120 di Rumah Pengembangan Sosial Bina Remaja (RPSBR) sehingga pengetahuan dan keterampilan remaja Putus Sekolah meningkat dan mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara mandiri.

(6) Kegiatan Perlindungan dan Pelayanan Sosial anak terlantar yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 359.725.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya bimbingan sosial bagi 60 orang tua anak terlantar dan 100

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-160 orang anak jalanan serta sosialisasi kegiatan perlindungan dan pelayanan Sosial anak terlantar.

(7) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Keluarga Berumah Tidak layak Huni yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 82.080.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Bimbingan Sosial bagi 160 orang Keluarga berumah tidak layak huni (KBTLH).

(8) Kegiatan Pemberdayaan Keluarga Miskin dalam kelompok Usaha Bersama yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 112.650.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya bimbingan motivasi bagi 300 orang Keluarga Binaan Sosial (KBS) Keluarga miskin.

(9) Kegiatan Akses Perlindungan Lanjut Usia terlantar di Luar panti yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 112.650.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya bimbingan motivasi calon pendamping Lanjut Usia (LU) 12 orang, pengurus Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) 44 orang, bimbingan keterampilan Usaha Ekonomis Produktif (UEP) 50 orang, Bakti Sosial Hari Lanjut Usia 3 PSTW dan 3 Karang Lanjut Usia.

(10) Kegiatan Sosialisasi Penyebarluasan Informasi Pencegahan HIV AIDS dan Bimbingan Sosial Keterampilan bagi ODHA yang dilaksanakan Dinas

Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 169.550.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya bimbingan sosial

bagi 30 orang ODHA tidak mampu, 40 orang Tuna Sosial dan terlaksananya sosialisasi informasi pencegahan HIV/AIDS bagi 50 orang resiko tinggi.

(11) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Adat yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 102.768.000,-. Hasil kegiatan adalah Terlaksananya Bimbingan social bagi 240 orang Keluarga Binaan Sosial (KBS) masyarakat adat.

(12) Kegiatan Pencegahan Anak Nakal dan Korban Narkotika berbasis Masyarakat yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 98.600.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Bimbingan Sosial kewirausahaan Eks Anak Nakal Korban Narkotika (ANKN) sebanyak 25 orang dan terbentuknya 2 Tim Pencegahan Anak Nakal Korban Narkotika (ANKN).

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-161 (13) Kegiatan Rehabilitasi Sosial Korban Narkotika di Balai Rehabilitasi

Pamardhi Putra (BRSPP) Lembang yang dilaksanakan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 938.055.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Bimbingan Sosial,

mental, fisik dan keterampilan Eks Korban Narkotika sebanyak 75 orang (14) Kegiatan Peningkatan Pelestarian Nilai Kepahlawanan dan Kejuangan

yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 37.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya identifikasi 10 orang PKRI, 305 orang janda PKRI dan 6 orang keluarga Pahlawan.

(15) Kegiatan Penanganan Penyandang cacat di masyarakat yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 757.370.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya bimbingan sosial keterampilan bagi 500 orang penyandang cacat yang tersebar di Kabupaten/kota.

(16) Kegiatan Perlindungan Sosial Anak yang dilaksanakan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.886.282.000,-. Hasil kegiatan adalah meningkatnya fungsi Sosial

anak yang mengalami hambatan fungsi Sosialnya di Balai Pengembangan Sosial Asuhan Anak (BPSAA) Subang 80 orang, 80 orang di Rumah Perlindungan Sosial Asuhan Anak (RPSAA) Ciumbuleuit, 60 orang di Rumah Perlindungan Sosial Asuhan Anak (RPSAA) Bogor, 8 orang Rumah Perlindungan Sosial Asuhan Anak (RPSAA) harapan Bunda Cimahi dan 80 orang Rumah Perlindungan Sosial Petirahan Anak (RPSPA) Cisurupan Garut.

(17) Kegiatan Rehabilitasi Sosial Anak nakal di Balai Rehabilitasi Sosial Marsudi Putra (BRSMP) yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 691.012.500,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya bimbingan sosial, mental, fisik dan keterampilan 65 orang anak nakal sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

(18) Kegiatan Peningkatan Koordinasi dan Fasilitasi Organisasi Kepahlawanan dan Kejuangan yang dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial Setda

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 239.836.300,-. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya

rapat koordinasi badan pembina pahlawan daerah se-jawa barat diikuti oleh 100 peserta utusan kabupaten/kota se-Jawa Barat, pembinaan dan

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-162 penanganan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan kejuangan di Jawa Barat diikuti 100 peserta tenaga pendidik dan generasi muda utusan dari kabupaten/kota se-Jawa Barat dan napak tilas pahlawan nasional ke Daerah Istimewa Yogyakarta diikuti 40 peserta tenaga pendidik utusan dari kabupaten/kota se Jawa Barat.

(19) Koordinasi dan Fasilitasi Penanganan Wanita Tuna Susila (WTS), Lansia, Penyandang cacat dan Pelaksanaan Hari-Hari Besar yang dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.955.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya koordinasi dan fasilitasi penanganan anak, lansia, wts, penyandang cacat dan pelaksanaan peringatan hari Lanjut Usia (HALUN), Hari Anak Nasional (HAN), Hari Internasional Penyandang Cacat (HIPENCA) Tingkat Provinsi Jawa Barat.

2) Permasalahan dan solusi

(1) Jumlah sasaran garapan PMKS pada Tahun Anggaran 2010 sebesar 5.453 Orang atau sebesar 0.15 % dibandingkan dengan Jumlah PMKS di Jawa Barat (+ 3,6 Juta Orang), masih jauh dari target minimal yang ditetapkan berdasarkan standard Pelayanan Minimal (Kepmensos/

Peraturan Menteri Sosial No. 129/HUK 120 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Provinsi, Daerah Kabupaten/kota ) yaitu sebesar 10% dari jumlah PMKS tahun yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk meningkatkan jumlah sasaran PMKS yang ditangani ini diupayakan antara lain melalui :

(a) Peningkatan sasaran penanganan melalui Anggaran Dekonsentrasi (APBN), Tahun 2011 dari Dana Dekonsentrasi direalisasikan sasaran sebanyak 3.005 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan 1.555 Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).

(b) Menghimbau Pemerintah daerah Kabupaten/kota melalui APBD Kabupaten/kota; Mengajukan usulan peningkatan anggaran penanganan PMKS untuk Tahun Anggaran 2011.

(2) Data Base permasalahan kesejahteraan sosial di Jawa Barat belum optimal, karena Instansi Sosial Kabupaten/kota belum secara periodik menyampaikan informasi data ke Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, sehingga ketersediaan data yang akurat dan mampu mendukung kelancaran serta keberhasilan proses perencanaan program belum optimal. Untuk pemenuhan data kegiatan, masih diperlukan koordinasi

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-163 dan komunikasi intensif dengan Instansi Sosial Kabupaten/kota terkait.

Untuk itu diharapkan untuk memacu/mengakselerasi ketersediaan data base permasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten/kota, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut :

(a) Dialokasikannya anggaran pendataan pada APBD Provinsi Jawa Barat yang diperuntukkan untuk menstimulus ketersediaan data di Kabupaten/kota, yaitu sebagai dana pengadaan monografi data PMKS dan PSKS pada Instansi Sosial Kabupaten/kota;

(b) Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat dengan Instansi Sosial Kabupaten/kota untuk membangun kesepahaman dan kesepakatan mengenai pentingnya data yang akurat, lengkap dan berkelanjutan untuk mewujudkan daya guna dan hasil guna program di Jawa Barat;

(c) Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas Instansi Dinas Sosial Kabupaten/kota yang difasilitasi oleh Dinas Sosial Provinsi melalui APBD Provinsi dan atau Dana Dekonsentrasi, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan data.

(3) Peningkatan Kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan (PMKS) dan Peningkatan Peran/Kemampuan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang direalisasikan melalui Program dan Kegiatan Kesejahteraan Sosial merupakan suatu proses berkelanjutan yang perlu dilaksanakan secara terpadu, terkoordinir dan sinergis oleh berbagai pihak terkait baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota. Hasil pelaksanaan program kesejahteraan social yang direalisasikan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2010, belum sepenuhnya ditindaklanjuti oleh Kabupaten/kota, sehingga proses keberfungsian social dan kemandirian PMKS serta pengembangan/peningkatan peran dan fungsi PSKS hasil binaan masih mengalami berbagai hambatan.

Untuk hal tersebut, perlu adanya upaya yang intensif dan periodic dari Dinas Sosial Provinsi untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi terwujudnya kesatuan program penanganan yang berkelanjutan dalam upaya mengawal optimalisasi program yang berdaya guna dan berhasil guna, dalam arti setiap hasil binaan dapat mencapai kemandiriannya dan peran sertanya untuk mewujudkan pemenuhan kesejahteraan sosial di masyarakat.

(4) Belum sinerginya program penanggulangan eks korban napza antar instansi terkait dan BNP solusinya mengusulkan kepada BNP untuk

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-164 merancang penanganan penanggulangan masalah napza secara terpadu antar instansi terkait dengan penguatan institusi local dengan juklak juknis dan rancangan Sinergityas dari BNP.

(5) Permasalahan WTS, Gelandangan dan pengemis memerlukan penanganan bersama baik lintas serktoral atau lintas daerah kabupaten/kota. Hal ini belum adanya kesepakatan yang dipayungi oleh Biro Otonomi Daerah.

b) Program Pemantapan Kelembagaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Sosial Bagi Pelaku Usaha Kesejahteraan Sosial yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.102.150.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya penyuluhan dan bimbingan sosial bagi 30 tenaga penyuluh penyiar radio, 30 orang bagi organisasi sosial, penyuluhan melalui radio penyuluhuan melalui media cetak (roll banner) penyuluhan melalui media cetak (billboard) penyuluhan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat penyuluhan berbasis masyarakat Sosialisasi pendayagunaan sumber dana sosial 30 orang dan fasilitasi pelaku Usaha Kesejahteraan Sosial ( UKS) dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN).

(2) Kegiatan Pemberdayaan Karang Taruna dalam Pelaksanaan Usaha Kesejahteraan Sosial yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 271.230.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya bimbingan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) bagi 52 orang Karang Taruna (KT), dan 60 orang Bimbingan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS).

(3) Kegiatan Peningkatan kemampuan tenaga Kesejahteraan Sosial pada Balai Pelatihan Pekerja Sosial (BPPS) yang dilaksanakan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pelatihan

pekerjaan sosial tingkat dasar 350 orang dan 90 orang pelatihan teknis manajemen kesejahteraan sosial.

(4) Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Penyusunan Program Aspek Pembangunan Kesejahteraan Sosial yang dilaksanakan Dinas Sosial

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-165 Rp. 66.475.000,-. Hasil kegiatan adalah terjalinnya koordinasi program dan kegiatan pembangunan bidang kesejahteraan sosial dengan kabupaten/kota serta temu konsultasi Mitra Praja Utama bidang kesejahteraan sosial.

(5) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penyalahgunaan Narkotika di Jawa Barat yang dilaksanakan Biro Pengembangan Sosial Setda

Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 47.418.500,-. Hasil kegiatan adalah, terfasilitasinya pelaksanaan

peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) untuk Tingkat Jawa Barat dilaksanakan tanggal 27 Juni 2010 di Kota Bekasi.

(6) Fasilitasi Pembentukan dan Pembinaan Desa Siaga Narkoba, yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil kegiatan adalah Meningkatnya partisipasi masyarakat dengan terbentuknya pilot project desa siaga di Wilayah timur dan barat BKPP Jawa Barat.

(7) Fasilitasi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Penyuluh Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) bagi tokoh masyarakat, agama, Pemuda, Pendidik, Ormas dan aparatur yang dilaksanakan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. Hasil kegiatan adalah tersedianya 104 kader penyuluh P4GN berbasis lingkungan.

2) Permasalahan dan Solusi

Belum seluruh Kabupaten/kota terjangkau oleh kegiatan Sosialisasi Pendayagunaan Sumber dana Sosial sehingga Peraturan perundang-undangan yang menyangkut tentang Sumbangan Sosial baik itu UU No. 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan uang atau barang maupun UU No. 22 tahun 1954 tentang Undian belum sepenuhnya tersosialisasikan. Solusinya, untuk tahun mendatang telah direncanakan kembali kegiatan termaksud.