• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

a) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)

1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Peran Koperasi yang dilaksanakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.902.500.000,-. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya peningkatan kualitas kelembagaan KUMKM serta volume usaha KUMKM; terlaksananya bimbingan konsultasi kepada 300 Koperasi;

penguatan kelembagaan kepada 26 Dekopinwil/Dekopinda; penilaian kepada 52 tokoh koperasi dan 260 koperasi berprestasi; serta peningkatan kelembagaan dan usaha kepada 100 KUKM batik, 27 Koperasi wanita dan 100 UMK perempuan dan 100 orang pengelola koperasi mahasiswa.

(2) Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM KUMKM yang dilaksanakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.500.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pelatihan teknis substantive dan manajerial kewirausahaan/kewirakoperasian kepada 1.980 orang pengelola KUMKM.

2) Permasalahan dan solusi

(1) Secara umum kelembagaan KUMKM di Jawa Barat terus berkembang namun belum didukung dengan pola pemberdayaan untuk meningkatkan daya kompetitif KUKM guna meningkatkan minat para investor untuk menanamkan modalnya pada usaha KUMKM. Untuk mengatasi permasalahan tersebut Pemerintah bersama Lembaga penggerak pertumbuhan ekonomi di sektor KUMKM perlu melakukan sosialisasi mengenai pentingnya peranan KUMKM dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan perekonomian kerakyatan yang berpihak pada usaha kecil dan Usaha menengah; membuka akses pemasaran

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-82 produk KUMKM sehingga seluruh KUMKM yang mempunyai potensi namun tidak memiliki jaringan pasar yang luas dapat memperoleh akses dengan usaha dagang/ industry guna memasarkan purnakarya kepada konsumen di tingkat yang lebih tinggi melalui kegiatan pameran , media dan forum lainnya.

(2) Fungsi dan kewajiban dari lembaga koperasi belum berjalan dengan optimal, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anggota/masyarakat, begitu pula sebaliknya peran serta anggota/masyarakat dalam mengembangkan koperasi masih perlu ditingkatkan. Solusi atas permasalahan tersebut adalah memberikan informasi yang jelas dan gencar kepada masyarakat mengenai Program KUMKM yang dilakukan pemerintah sehingga masyarakat dapat membantu pengembangan dan pertumbuhan ekonomi bagi koperasi serta usaha kecil dan Menengah.

(3) Terbatasnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja pengelola KUMKM, sehingga pengelolaan KUMKM belum dapat mengimbangi kecepatan dan ketepatan dalam mengelola KUMKM. Solusi atas permasalahan tersebut adalah mengoptimalkan pelatihan manajerial dan kewirausahaan dalam upaya meningkatkan kemampuan manajerial dan kewirausahaan bagi pengelola KUMKM.

b) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Akses Pembiayaan dan Teknologi bagi KUMKM, yang yang dilaksanakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.050.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terealisasinya kelayakan

pembiayaan usaha bagi 750 KUMKM; rintisan pembentukan 1 lembaga pembiayaan KUMKM; pengembangan kewirausahaan bagi 150 Kelompok usaha mikro perempuan dan pengrajin serta expo pembiayaan KUMKM yang diikuti oleh 250 Lembaga Pembiayaan dan 2.000 KUMKM se Jawa Barat.

(2) Kegiatan Pengembangan Produk KUMKM yang dilaksanakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.182.912.500,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya peningkatan akses pasar 382 pelaku usaha KUMKM;

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-83 terlaksananya peningkatan daya saing KUMKM melalui pengembangan produk oleh 2.542 KUMKM; sertifikasi Halal oleh 400 KUMKM; serta sertifikasi Merk oleh 100 KUMKM.

(3) Kegiatan Pengembangan dan Pengendalian KUMKM Jawa Barat yang dilaksanakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.900.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pengendalian 6.802 KUMKM; penyiapan dan penetapan KUMKM calon penerima bantuan usaha kepada 260 KUMKM; terselenggaranya Gerakan Sadar Koperasi melalui media visual sebanyak 5 kali dan media audio sebanyak 25 kali; tersusunnya dokumen peran KUMKM terhadap perekonomian regional; penumbuhan wirausaha sektor informal kepada 1.000 KUMKM; serta identifikasi dan analisis pengembangan sentra komoditi unggulan Jawa Barat.

(4) Kegiatan Fasilitasi dan Sinergitas Pengembangan dan Perkuatan KUMKM, yang dilaksanakan Biro Administrasi Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 189.000.000,-. Hasil kegiatan adalah terlaksananya monitoring perkembangan pembiayaan KUMKM; tersusunnya Blue Print Lembaga Penjaminan Kredit Daerah;

serta koordinasi dan konsultasi kebijakan pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

2) Permasalahan dan solusi

(1) Belum adanya kebijakan yang mengatur sistem penjaminan untuk meningkatkan akses permodalan KUMKM terhadap lembaga keuangan bank dan non bank, baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/kota.

Solusi atas permasalahan tersebut adalah melaksanakan rintisan pembentukan lembaga pembiayaan usaha bagi KUMKM serta menetapkan kebijakan yang akan meningkatkan akses permodalan KUMKM.

(2) Belanja stimulan barang dan jasa dari pihak Pemerintah untuk mendukung aspek pembiayaan KUMKM sangat dirasakan sulit untuk diakses oleh KUMKM. Hal ini adanya Sistem Keuangan dimana dalam kegiatan yang sama, berbeda pelaksana teknis pembiayaan KUMKM.

Solusi atas permasalahan tersebut adalah mensinergitaskan antara Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dalam kegiatan tersebut sehingga akses pembiayaan bagi KUMKM lebih mudah direalisasikan.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-84 (3) Fasilitasi permodalan yang diterima oleh KUMKM masih relatif terbatas,

sementara modal sendiri yang dimiliki oleh KUMKM cenderung masih kecil sehingga sulit bagi KUMKM untuk meningkatkan/mengembangkan kegiatan usahanya. Solusi atas permasalahan tersebut adalah melaksanakan pemberian bantuan sosial, pemberian penjaminan kepada KUMKM melaui lembaga perbankan dan non perbankan, serta pembentukan lembaga penyalur modal bagi KUMKM.

(4) KUMKM pada umumnya masih menggunakan teknologi produksi yang sangat sederhana, disamping sulitnya mendapatkan bahan baku dengan mudah dan murah. Solusi atas permasalahan tersebut adalah Fasilitasi oleh pemerintah dalam memberikan bantuan pelatihan mengenai teknologi tepat guna untuk sistem produksi.

(5) Masih kurangnya KUMKM yang memiliki aspek legal seperti Sertifikasi Halal, SP Kesehatan/Produk Industri Rumah Tangga dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Solusi atas permasalahan tersebut adalah memberikan bantuan Fasilitasi Sertifikasi Halal dan Merk kepada KUMKM setiap tahunnya.

c) Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan

1) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Usaha BUMD Non Bank dan Non Lembaga Keuangan Daerah yang dilaksanakan Biro Administrasi Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 493.122.500,-. Hasil kegiatan adalah tersusunnya telaahan terhadap kondisi dan permasalahan BUMD; Rencana Strategis (Blue Print) BUMD; rekomendasi penataan BUMD dan Rancangan Kebijakan Umum Pengembangan BUMD; pendataan Aset BUMD non perbankan;

serta fasilitasi Forum Komunikasi BUMD.

(2) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Usaha PD BPR dan PD.PK yang dilaksanakan Biro Administrasi Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 356.877.500,-. Hasil kegiatan adalah terselenggaranya RUPS PD.BPR dan PD.PK se-Jawa Barat dan Banten serta Forum Komunikasi PD.BPR dan PD.PK.

LKPJ Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2010 IV-85 2) Permasalahan dan solusi

Pada pelaksanaan program tersebut terdapat permasalahan diantaranya adanya keterbatasan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang kegiatan operasional perusahaan, baik PD. BPR maupun PD.PK. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di masa yang akan datang kiranya para pemilik lainnya dapat memberikan penyertaan modal dan memberikan pendidikan serta pelatihan bagi pengelola PD. BPR dan PD. PK.

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL