Implementasi Kebijakan Sosial Dan Responsitas Daerah
B. Provinsi Jawa Timur
2. Permasalahan dan Usulan Perbaikan Program
Dalam pelaksanaanya memang masih terdapat kendala dan hambatan yang juga sekaligus tantangan bagi pemerintah baik provinsi atau kab/ kota. Utamanya lebih kepada komitmen bagi kepala daerah, eksekutif dan legislative, terkadang program perlindungan anak tidak begitu semenarik program lainnya yang juga berdampak pada politik pencitraan; serta koordinasi diantara pemangku kepentingan untuk fokus terhadap perlindungan anak, untuk kemudian diteruskan dengan peningkatan pengalokasian anggaran dana dari APBD untuk menunjang pelaksanaan program perlindungan anak.
Disamping pengertian masyarakat akan perlindungan anak masih rendah,
menganggap permasalahan tersebut tidak perlu diangkat ke jalur hukum, menyangkut masalah dalam rumah tangga, lebih baik diselesaikan atau cukup di keluarga saja. Budaya
kofot yang menganggap bahwa merupakan hal tabu untuk melaporkan kasus- kasus yang menyangkut aib keluarga serta pandangan untuk tidak pernah melawan orang tua. Perasaan takut dan tidak nyaman juga dirasakan oleh masyarakat ketika harus berhadapan dengan hukum.
Permasalahan lainnya adalah tidak adanya tempat penampungan yang mudah di
capai, secara geografis, tempatnya terlalu pelosok, terpisah jauh dengan kabupaten, sehingga sulit untuk mencapai kantor kabupaten, begitu pula sebaliknya, daerah terisolasi dari luar.
Melihat permasalahan yang terjadi dilapangan, sebagai pemangku kebijakan tentu harus mencarikan solusi terbaik. Terkait dengan penganggaran dan pengalokasian dana dari APBD agar dimungkinkan dana support ke dinas social bisa ditingkatkan, sehingga pelaksanaan program terutama sosialisasi program dapat berjalan maksimal. Program kegiatan APBD Propinsi ataupun APBN yang mendukung eksisnya lembaga perlindungan anak khususnya untuk sosialisasi, serta sarana dan prasarana pendukungnya.
Peningkatan sosialisasi tentang keberadaan lembaga perlindungan anak, dan
pentingnya menaruh perhatian bagi perlindungan anak serta penekanan pada peran lembaga tersebut dalam memberikan perlindungan dan bantuan kepada anak. U ntuk hal yang lebih konkrit mendirikan calf center yang menangani perlindungan anak dan kemudian clisosialisasikan di sekolah- sekolah dan masyarakat agar anak dapat mengaclukan kekerasan yang dihaclapi supaya anak merasa nyaman dan tenang seanclainya memiliki masalah. Pentingnya pemberian semacam penyuluhan dan bimbingan terhadap orang tua dalam pola pembimbingan anak.
Kendala mengenai tempat rehabilitasi anak perlu juga mendapat perhatian. Jauhnya jarak terkadang jadi masalah tersendiri. Solusi agar minimal di tiap kabupaten terdapat tempat pembinaan atau center untuk rehabilitasi. Yang kemuclian tempat ini bisa climaksimalkan untuk mengaclakan pembinaan terhaclap penanggulangan anak terlantar, korban tindak kekerasan dan jaminan kesehatan.
Tabel 4.3 Deskripsi Kegiatan, Permasalahan Dan Rekomendasi Program Perlindungan Anak Di Jawa Timur
NO. KEGIATAN PERMASALAHAN REKOMENDASI
1 Pembentukan Komisi Perlindungan Anak yang disahkan dengan Keputusan Gubemur Nomor 188/ 145/ KPTS/031/2003
Komitmen bagi kepala daerah, eksekutif dan legislative, terkadang program
perlindungan anak tidak begitu semenarik program lainnya yang juga berdampak pada politik pencitraan
Program kegiatan APBD Propinsi ataupun APBN yang mendukung eksisnya lembaga perlindungan anak khususnya untuk sosialisasi, serta sarana dan prasarana pendukungnya.
2 Membentuk Pusat Pelayanan Terpadu dengan Keputusan Gubernur yang diperbaharui setiap tahun
Komitmen bagi kepala daerah, eksekutif dan legislative, terkadang program
perlindungan anak tidak begitu semenarik program lainnya yang juga berdampak pada politik pencitraan
Program kegiatan APBD Propinsi ataupun APBN yang mendukung eksisnya lembaga perlindungan anak khususnya untuk sosialisasi, serta sarana dan prasarana pendukungnya.
3 Disahkannya Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan
Perlindungan Perempuan dan Anak Karban Kekerasan
Komitmen bagi kepala daerah, eksekutif dan legislative, terkadang program
perlindungan anak tidak begitu semenarik program lainnya yang juga berdampak pada politik pencitraan
Program kegiatan APBD Propinsi ataupun APBN yang mendukung eksisnya lembaga perlindungan anak khususnya untuk sosialisasi, serta sarana dan prasarana pendukungnya.
4 DisahkannyanRencana Aksi Propinsi Penghapusan Perdagangan orang PropinsiJawa Timur melalui Surat Keputusan Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak.
Komitmen bagi kepala daerah, eksekutif dan legislative, terkadang program
perlindungan anak tidak begitu semenarik program lainnya yang juga berdampak pada politik pencitraan
Program kegiatan APBD Propinsi ataupun APBN yang mendukung eksisnya lembaga perlindungan anak khususnya untuk sosialisasi, serta sarana dan prasarana pendukungnya.
5 Mendirikan lembaga layanan clan pengaduan daripada melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kasus child abuse
Permasalahan lainnya adalah tidak danya tempat
penampungan yang mudah di capai, secara geografis, tempatnya terlalu pelosok, terpisah jauh clengan kabupaten, sehingga sulit untuk mencapai kantor kabupaten, begitu pula sebaliknya, daerah terisolasi dari luar
Peningkatan sosialisasi tentang keberadaan lembaga perlindungan anak, clan pentingnya menaruh perhatian bagi perlindungan anak
Solusi agar minimal di tiap kabupaten terdapat tempat pembinaan atau center untuk rehabilitasi
6 RPSA (Rumah
Perlinclungan Sosial Anak), yang terdapat di daerah Batu. Tempat ini Batu. Tempat ini difungsikan sebagai shelter, pusat pelayanan terpadu perlindungan anak yang memperoleh kekerasan fisik, psikologis dan ekonomi
Kendala mengenai tempat rehabilitasi anak perlu juga mendapat perhatian. Jauhnya jarak terkadang jadi rnasalah tersendiri Disamping pengertian masyarakat akan perlindungan anak masih rendah
Solusi agar minimal di tiap kabupaten terdapat tempat pembinaan atau center untuk rehabilitasi Peningkatan sosialisasi tentang keberadaan lembaga perlindungan anak, dan pentingnya menaruh perhatian bagi perlindungan anak
7 Menggandeng Pondok
Pesantren, PKK, Dasa Wisma, dan lembaga sosial- keagamaaan lain untuk terlibat dalam upaya perlindungan anak. Fatayat NU dan Muhammadiyah, adalah lembaga sosial- keagamaan yang cukup intensif terlibat dalam upaya perlinclungan anak sharing cost antara provinsi clengan kabupaten/ kota
Serta koordinasi diantara pemangku kepentingan untuk fokus terhadap perlindungan anak, untuk kemudian diteruskan dengan peningkatan pengalokasian anggaran dana dari APBD untuk menunjang pelaksanaan program perlindungan anak.
Solusi agar minimal di tiap kabupaten terdapat tempat pembinaan atau center untuk rehabilitasi Peningkatan sosialisasi tentang keberadaan lembaga perlindungan anak, dan pentingnya menaruh perhatian bagi perlindungan anak
8 Pusat Pelayanan Terpadu yang menampung korban kekerasan anak, dimana disediakan call center yaitu dengan nomor 129 (masih di wilayah Sidoarjo)
Perasaan takut dan tidak nyaman juga dirasakan oleh masyarakat ketika harus berhadapan dengan hukum. Budaya kolot yang menganggap bahwa merupakan hal tabu untuk melaporkan kasus-kasus yang menyangkut aib keluarga serta pandangan untuk tidak pernah melawan orang tua. Disamping pengertian masyarakat akan perlindungan anak masih rendah
Solusi agar minimal di tiap kabupaten terdapat tempat pembinaan atau center untuk rehabilitasi Peningkatan sosialisasi tentang keberadaan lembaga perlindungan anak, dan pentingnya menaruh perhatian bagi perlindungan anak