• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian II : Studi Kasus

3 Identifikasi dan analisis kelembagaan yang terlibat dalam proses

3.1 Presiden dan Kantor Kepresidenen

Amandemen UUD 1945 menjadikan Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umumsebelum pelaksanaan pemilihan umum (Pasal 6A).

Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR (Pasal 4). Dalam mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain, memberikan amnesti dan abolisi, Presiden juga harus memerhatikan pertimbangan DPR. Presiden dalam menjalankan tugas dibantu oleh Wakil Presiden dan para menteri. Presiden juga berhak membentuk sebuah tim penasihat yang lebih jauh akan diatur undang-undang bersama DPR

Peran lembaga-lembaga di kantor Kepresidenan

UKP3R

Tim penasihat pertama yang dibentuk adalah UKP3R pada tanggal 26 Oktober 2006. UKP3R berada di bawah dan bertanggung-jawab kepada Presiden. UKP3R akan bertugas membantu Presiden dalam melaksanakan pemantauan, pengendalian, pelancaran dan percepatan atas pelaksanaan program dan reformasi, sehingga mencapai sasaran, dengan penyelesaian yang penuh. Prioritas pelaksanaan tugas UKP3R adalah perbaikan iklim usaha/investasi dan sistem pendukungnya, pelaksanaan reformasi administrasi pemerintahan, peningkatan kinerja BUMN, perluasan peranan UKM, perbaikan penegakkan hukum. Prioritas pelaksanaan tugas meliputi sasaran :a. perbaikan iklim usaha/investasi dan sistem pendukungnya; b. pelaksanaan reformasi administrasi pemerintahan; c. peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Negara; d. perluasan peranan Usaha Kecil dan Menengah; e. perbaikan penegakan hukum.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Keppres 17 tahun 2006, UKPPPR menyelenggarakan fungsi :

No Fungsi UKP3R

1 Membantu Presiden dalam menetapkan sasaran perubahan dan prioritas pencapaian kemajuan yang harus dilakukan dalam waktu tertentu

2 Membantu Presiden dalam menemukan kendala dalam pelaksanaan program dan reformasi serta cara mengatasinya

3 Menampung saran dan keluhan masyarakat dan dunia usaha serta

melakukan pemantauan dan analisa kelemahan pelayanan public yang terjadi 4 Membantu Presiden dalam menetapkan perbaikan mutu administrasi publik

dan pelaksanaan program pembaruan tata kelola pemerintahan 5 Melaksanakan fungsi-fungsi lain yang diberikan Presiden

Susunan organisasi UKP3ER terdiri dari Kepala; 2 (dua) Deputi; Sekretariat; Biro Umum dan Administrasi; Asisten; dan Staf Ahli. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala dapat membentuk Tim Khusus untuk penanganan masalah-masalah tertentu.

Analisis sementara mengenai UKP3R:

• Tidak didukung oleh suatu kesekretariatan yang profesional untuk dapat meningkatkan kinerja menjadikan lembaga ini kurang berfungsi maksimal.

• Perannya yang dianggap tumpang tindih setelah Dewan Pertimbangan Presiden dibentuk. Peran UKP3ER menjadi tidak jelas, apakah sebagai penasihat atau trouble shooter? Bilamana UKP3ER adalah semacam delivery unit seperti di Kantor PM Inggris, atau implementation unit seperti di Kantor PM Australia, maka seharusnya UKP3ER ini memiliki wewenang koordinasi dalam kebijakan-kebijakan dan program-program tertentu yang bersifat strategik dan lintas sektor.

• UKP3R tidak memiliki kewenangan mencampuri kerja dan koordinasi antar menteri. Dengan demikian, UKP3R bukan lagi menjadi lembaga superbody. Unit ini merupakan unit kerja biasa yang berada di bawah kantor presiden. (www.bpkp.go.id).

• Unit kerja ini belum dapat melakukan apa-apa, Presiden belum bertemu lagi dengan UKP3R sehingga mereka belum tahu apa yang harus dikerjakan. (Sinar Harapan 10 Februari 2007). Praktis yang selama ini dikerjakan hanya sebatas menyusun organisasi dan susunan anggaran. Hingga kini pertemuan rutin antara UKP3R dengan Presiden juga belum dilakukan.

• Besarnya anggaran yang diambil dari APBN belum dapat ditentukan karena besarnya anggaran juga ditentukan oleh pekerjaannya. Sedangkan seperti disebutkan sebelumnya bahwa pekerjaan unit itu sendiri masih belum jelas.

Dewan Pertimbangan Presiden

Tim penasihat kedua bernama Dewan Pertimbangan Presiden. Dewan Pertimbangan Presiden adalah staf khusus yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Indonesia

dan bertugas untuk memberi berbagai masukan kepada Presiden. Dewan Pertimbangan Presiden pertama kali dibentuk oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada 26 Maret 2007 berdasarkan Undang-Undang Dewan Pertimbangan Presiden (UU 19 tahun 2006). Anggotanya saat ini adalah:

Nama Jabatan

Ali Alatas Bidang hubungan internasional Emil Salim Bidang lingkungan dan

pembangunan berkelanjutan Adnan

Buyung Nasution

Bidang hukum

TB Silalahi Bidang pertahanan dan keamanan

Rachmawati

Soekarnoputri Bidang politik Sjahrir Bidang ekonomi Ma’ruf Amin Bidang agama Subur Budhi

Santoso Bidang sosial-budaya Radi A. Gany Bidang pertanian

Kendala dalam Dewan Pertimbangan Presiden:

• Tidak didukung oleh suatu kesekretariatan yang profesional untuk dapat mendukung kinerja nya, seperti misalnya melakukan riset mengenai permasalahan yang ada dan bagaimana kebijakan yang harus diambil di antara beberapa pilihan kebijakan sebagai bahan masukan kepada Presiden. Sebagai perbandingan di negara maju, pembuatan kebijakan didokong oleh analis kebijakan dalam jumlah besar dan bekerja penuh.

• Wantimpres selama ini jarang bertemu dengan Presiden.

Sekretariat Negara (Setneg)

Peraturan Menteri Sekretaris Negara RI Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretaris Negara. Kedudukan Sekretariat Negara adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas Fungsi

Sekretariat Negara memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam

menyelenggarakan kekuasaan negara

Pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan kekuasaan negara

Penyiapan naskah-naskah Presiden dan Wakil Presiden

Koordinasi pemberian pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan kepada Presiden dan Wakil Presiden

Koordinasi pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam

menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara

Penyelenggaraan administrasi pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan dan atau pangkat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Negara dan Pejabat Negara Penyelenggaraan administrasi pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan dan atau pangkat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Negara dan Pejabat Negara Pemberiaan dukungan teknis dan administrasi, serta analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian rancangan Undang-Undang,

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, serta pemberian pertimbangan kepada Sekretaris Kabinet dalam penyusunan rancangan Peraturan Presiden Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan Presiden dan Wakil Presiden

Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan

Jabatan Tugas

Sekretaris Menteri Sekretaris Negara

Membantu Menteri Sekretaris Negara dalam menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi di bidang perencanaan program, administrasi keuangan, perlengkapan, ketatausahaan, kerjasama teknik luar negeri, dan administrasi umum lainnya di lingkungan Sekretariat Negara Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Dukungan Kebijakan

Menyiapkan bahan dan data yang diperlukan dalam rangka mendukung kebijakan Presiden, penyiapan naskah

kenegaraan, penerjemahan, pengelolaan informasi, dan masalah-masalah hubungan internasional.

Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Sumber Daya Manusia

Menyelenggarakan administrasi pengangkatan,

pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan dan atau pangkat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Negara dan Pejabat Negara, serta

mengembangkan sumber daya manusia, pengkajian serta penyusunan organisasi dan ketatalaksanaan di lingkungan Sekretariat Negara Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Hubungan Kelembagaan

Membantu Menteri Sekretaris Negara dalam

menyelenggarakan hubungan dengan lembaga-lembaga tinggi negara, lembaga legislatif daerah, organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi

kemasyarakatan Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan

Menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian rancangan Undang-undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang dan Peraturan Pemerintah, penyiapan pertimbangan Menteri Sekretaris Negara kepada Sekretaris Kabinet dalam penyusunan rancangan Peraturan Presiden

Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Pengawasan

Melaksanakan pengawasan dan pengembangan

akuntabilitas kinerja di lingkungan Sekretariat Negara dan penanganan pengaduan masyarakat

Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara

Membantu Menteri Sekretaris Negara dalam melaksanakan pengkajian, dan penyampaian hasil analisis, serta saran dalam bidang tertentu berdasarkan keahliannya, baik atas permintaan Menteri Sekretaris Negara maupun atas prakarsa sendiri.

Sekretariat Kabinet (Sekab)

Sekretariat Kabinet adalah lembaga pemerintah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyai tugas memberikan

dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara.

Sekretariat Kabinet mempunyai tugas.

Sekretariat Kabinet menyelenggarakan fungsi :

Tugas Fungsi

Memberikan dukungan teknis dan administrasi, serta analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah, penyiapan rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden, penyiapan

penyelenggaraan sidang kabinet serta pengangkatan dan

pemberhentian dalam jabatan pemerintahan dan kepangkatan pegawai negeri sipil yang

kewenangannya berada di tangan Presiden dan pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Kabinet

Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik dan keamanan, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum dan pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam rangka penyiapan rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden

Penyelenggaraan dan pengadministrasian sidang-sidang kabinet, rapat atau pertemuan dengan para Menteri Kabinet dan atau Pejabat Negara setingkat Menteri dan atau Panglima TNI dan atau Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan atau Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen dan atau Pejabat Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Presiden dan atau Wakil Presiden, pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan pemerintahan dan kepangkatan Pegawai Negeri Sipil yang kewenangannya berada di tangan Presiden serta pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan atau pangkat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Kabinet Pemantauan rapat-rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh para Menteri Koordinator Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan Wakil Presiden

Sekretariat Kabinet terdiri dari :

Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Pemerintahan

Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi, serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik dan keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum

Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang hukum dan pemberian dukungan teknis, administrasi dan analisis dalam rangka penyiapan rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Persidangan dan Dokumentasi

Menyelenggarakan penyiapan sidang-sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan atau dihadiri oleh Presiden dan atau Wakil Presiden, serta pelaksanaan koordinasi tindak lanjut hasil-hasil sidang kabinet, dan

pengurusan dokumen serta tata usaha di lingkungan Sekretariat Kabinet

Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Administrasi Menyelenggarakan administrasi

pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dan pensiun dalam jabatan serta kepangkatan pegawai negeri sipil dan pejabat negara lainnya yang kewenangannya berada di tangan Presiden atau Sekretaris Kabinet, dan administrasi keuangan, umum serta

administrasi lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet.

Staf Ahli

Melaksanakan pengkajian, dan penyampaian hasil analisis, serta saran dalam bidang tertentu berdasarkan keahliannya, baik atas permintaan Sekretaris Kabinet maupun atas prakarsa sendiri

• Memiliki beberapa fungsi yang tumpang tindih antara Setneg dan Sekab bila dilihat dari struktur dan fungsi dari beberapa bagian.

• Lembaga sekretariat negara seharusnya yang berperan dalam mengelola negara sebagai sebuah institusi besar yang memiliki simbol-simbol dan begitu banyak aset serta urusan administratif-protokoler yang berhubungan dengan presiden sebagai kepala negara. Dalam hal ini, peran Menteri-Sekretaris Negara mungkin memang lebih baik dijalankan oleh seorang birokrat administrator yang sepenuhnya terlepas dari proses politik.

• Lembaga sekretariat presiden seharusnya menjalankan peran yang sama sekali berbeda. Lembaga ini merupakan organ politik pemimpin eksekutif karena berkaitan langsung dengan tugas dan kewajiban presiden sebagai kepala pemerintahan. Presiden dilengkapi dengan kabinet yang dipilihnya karena ia harus membuat kebijakan serta mengomunikasikan kebijakan tersebut agar didukung oleh publik dan parlemen. Di sinilah peran penting Sekretaris Kabinet: ia membantu presiden dalam memerintah dan membuat kebijakan, mengoordinasikan anggota-anggota kabinet agar bekerja secara terpadu melayani visi pemimpin mereka, mengatur aspek komunikasi kebijakan dan pidato-pidato presiden, mengurus hubungan presiden dengan parlemen, dan semacamnya. Di Amerika Serikat, peran semacam ini dimainkan oleh Kepala Staf Gedung Putih, yang biasanya diisi oleh politisi kepercayaan presiden.

Sekretariat Wakil Presiden

Wakil Presiden RI dipilih langsung oleh rakyat pada Pemilu tahun 2004, untuk masa jabatan tahun 2004 s/d 2007. Diambil sumpah pada tahun 2004. Kepemimpinan Wakil Presiden RI didukung oleh Sekretariat Wakil Presiden yang dipimpin oleh Seswapres.

Dalam menjalankan tugas sehari-hari, Wakil Presiden RI yang dibantu oleh Deputi Politik, Deputi Ekonomi, Deputi Kesra, Deputi Dukungan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan serta Deputi Administrasi, dan didukung oleh 5 Staf Khusus. Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik

dan Politik Dalam Negeri, Biro Pertahanan Negara, Keamanan dan Ketertiban, Biro Kehakiman, Hukum dan HAM, Biro Kewilayahan dan Wawasan.

Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Ekonomi menaungi 4 Biro, yaitu Biro Moneter dan Jasa Keuangan, Biro Perdagangan dan Kerjasama Internasional, Biro Produksi, Biro Prasarana Dasar dan Energi. Sedangkan Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Kesra mengkoordinasikan Biro Agama dan Sosial, Biro Pendidikan, Kebudayaan dan Olah Raga, Biro Kesehatan, Lingkungan Hidup dan Perumahan Rakyat, Biro Pemberdayaan Perempuan, Usaha Mikro, Kecil dan Ketenagakerjaan. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan dibantu oleh 4 Biro, Biro Dukungan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Otonomi Daerah, BiroBiro Dukungan Pengawasan Pembangunan dan Pengelolaan Kekayaan Negara, Biro Pemantauan Pemberantasan Korupsi, Biro Pengelolaan Data dan Pengaduan Masyarakat.

Khusus Deputi Seswapres Bidang Administrasi, beberapa Biro yang dipimpinnya meliputi Biro Protokol dan Persidangan, Biro Umum, Biro Tata Usaha, Biro Media Massa serta Biro Perlengkapan dan Kerumahtanggaan. Di luar itu terdapat Pusat Penerjemah dan Penyiapan Naskah serta Tim Dokter Kepresidenan pada Unit Kesehatan. Struktur Organisasi di Sekretariat Wakil Presiden ditata secara berjenjang hingga Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian.

Total Jumlah Jabatan Eselon II sebanyak 23, meliputi Kepala Biro dan Kepala Pusat. Catatan Eselon III sebanyak 61 Kepala Bagian, dan Jabatan Eselon IV sebanyak 73 Kepala Sub Bagian. Sebagai Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla mendapat dukungan 4 Ajudan Dinas dari TNI-AD, TNI-AU, TNI-AL, dan Polri

Kendala pada Setwapres:

• Setwapres di beberapa negara seperti Amerika Serikat menggunakan sumber daya yang ada pada kantor kepresidenan. Selain untuk efisiensi, juga agar informasi dan prioritas mengenai sebuah permasalahan tidak berbeda dengan apa yang ada di kantor kepresidenan sehingga memudahkan koordinasi antara Presiden dengan Wakil Presiden dalam proses pembuatan kebijakan. Pembagian tugas antara Presiden dan Wakil Presiden memungkinkan untuk

dilakukan tetapi tetap menggunakan sumber daya yang ada di kantor kepresidenan dan tetap bertanggung jawab terhadap Presiden.

• Susunan Deputi Setwapres terlihat seperti struktur Menko, tidak mencerminkan koordinasi strategik seperti yang seharusnya terjadi, sehingga belum dapat memenuhi fungsi tugas yang bersifat lintas-sektoral.

Kementrian Koordinator

Berdasarkan peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja kementrian negara republik Indonesia, Kementerian Koordinator mempunyai tugas membantu Presiden dalam mengkoordinasikon perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di bidangnya. Kementrian coordinator saat ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu Kementrian Koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan, Kementrian koordinator bidang perekonomian, dan Kementrian koordinator bidang kesejahteraan rakyat.

Menko memiliki tugas, fungsi dan wewenang:

Tugas Fungsi Wewenang

Menko mempunyai tugas membantu Presiden dalam mengkoordinasikan dan

menyinkronkan penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya di bidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara

Pengkoordinasian para Menteri Negara dan Pimpinan

Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam keterpaduan pelaksanaan tugas bidangnya termasuk pemecahan permasalahan dalam pelaksanaan tugas Penetapan kebijakan secara makro untuk keterpaduan dan sinkronisasi seluruh kebijakan lembaga Pemerintah di bidangnya; Pengkoordinasian dan peningkatan keterpaduan dalam penyiapan dan perumusan

kebijakan pemerintahan Kantor Menteri Negara, Departemen, dan Lembaga Perumusan dan penetapan agenda dan prioritas kebijakan secara makro di

Pengendalian

penyelenggaraan kebijakan, sebagaimana dimaksud pada kedua fungsi sebelumnya

Penyusunan rencana makro untuk menyinkronkan rencana dan program lembaga Pemerintah di bidangnya;

Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan

pertimbangan di bidang tugas dan

fungsinya kepada Presiden

Penandatanganan perjanjian atau persetujuan internasional berdasarkan pelimpahan wewenang dari Presiden di bidangnya Penetapan putusan hasil koordinasi.

Analisis sementara Kementrian Koordinator:

• Kewenangan kementrian koordinotor yang lemah, hanya untuk koordinasi antar departemen akan tetapi wewenang tetap berada di departemen.

• Belum diatur bagaimana proses kebijakan yang melibatkan departemen-departemen yang bernaung di bawah kementrian koordinator yang berbeda.

• Jika memang ada koordinasi antar departemen, anggarannya masih terpisah dan cenderung jalan sendiri-sendiri karena tidak dibentuk sebuah badan lintas sektoral yang memang khusus menangani sebuah kebijakan lintas sektoral.

Bappenas

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor:PER-01/M.BAPPENAS/08/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bappenas dibantu oleh Sekretariat Utama, Staf Ahli dan Inspektur Utama, dan 8 deputi yang masing-masing membidangi bidang-bidang tertentu, serta 3 Pusat.

Tugas masing-masing bagian berdasrkan Keputusan Presiden Nomor 4 dan 5 tahun 2002 adalah sebagai berikut:

Jabatan Tugas

Sekretariat Menteri Negara

Melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasiMenteri Negara

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan

Melaksanakan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi serta

evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang sumber daya manusia dan kebudayaan. Deputi Bidang

Politik, Pertahanan dan Keamanan,

Melaksanakan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi serta evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang politik, pertahanan,

keamanan, hukum dan aparatur negara. Deputi Bidang

Otonomi Daerah dan

Pengembangan Regional

Melaksanakan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi

serta evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang otonomi

daerah dan pengembangan regional. Deputi Bidang

Ekonomi

Melaksanakan perumusan

kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi serta evaluasi perencanaan

Pembangunan nasional di bidang ekonomi. Deputi Bidang

Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

Melaksanakan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi

serta evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang sumber daya

alam dan lingkungan hidup.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana

Melaksanakan

perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi serta evaluasi

perencanaan pembangunan nasional di bidang sarana dan prasarana.

Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan

Melaksanakan

perumusan kebijakan koordinasi dan sinkronisasi serta evaluasi

perencanaan pendanaan pembangunan nasional. Staf Ahli Bidang

Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Tertinggal

Memberikan telaahan mengenai

masalah percepatan pembangunan Kawasan Indonesia Bagian Timur dan

kawasan Tertinggal.

Staf Ahli Bidang Ekonomi Perusahaan

Memberikan

telaahan mengenai masalah ekonomi perusahaan Staf Ahli Bidang

Reformasi Hukum dan Hak Asasi Manusia

Memberikan telaahan mengenai masalah reformasi hukum dan hak

asasi manusia. Staf Ahli Bidang

Kesejahteraan Rakyat dan Keadilan Sosial

Memberikan telaahan mengenai masalah Kesejahteraan Rakyat dan

keadilan sosial.”

Berikut merupakan komposisi kepegawaian di Bappenas yang dibagi dalam beberapa kategori (diperoleh dari situs resmi Bappenas):

A. KOMPOSISI MENURUT GOLONGAN KEPANGKATAN

Golongan I 74

Golongan II 265

Golongan III 304

Golongan IV 196

B. KOMPOSISI MENURUT JABATAN

Eselon I 14 Eselon II 44 Eselon III 129 Eselon IV 138 Fungsional (Widyaiswara, JFP) 8 Staf Perencana 85 Pelaksana 360 Tenaga Ahli 4 Penasehat Ahli 3 Diperbantukan ke Instansi Lain 47 Dokter Poliklinik 7

C. KOMPOSISI MENURUT PENDIDIKAN

SD 41 SMP 93 SMU/SLTA 225 D3 (Sarjana Muda) 22 S1 (Sarjana) 156 S2 (Master/Magister) 245 S3 (Doktor/PhD) 57

Analisis dan pembahasan mengenai Bappenas:

• Bappenas saat ini merupakan organisasi yang memiliki kapasitas kelembagaan yang lebih baik terutama untuk melakukan proses perumusan kebijakan karena struktur organisasinya lebih mendukung jika dibandingkan dengan apa yang ada di lembaga kantor kepresidenan lainnya. Bappenas memiliki potensi untuk ditarik ke dalam kantor kepresidenan dan menjalankan fungsi sebagai analis kebijakan sebagaimana yang ada di kantor kepresidenan/Perdana Menteri negara-negara maju. Struktur dan organisasi dari Bappenas tentu saja mesih memerlukan pembenahan, namun sumber daya di dalam Bappenas lebih baik untuk dapat berperan sebagai analis kebijakan untuk pemerintah.

• Bappenas, meski sedikit terlambat, telah mulai memberikan fokus pada kebijakan-kebijakan lintas sektoral. Namun pemantapan kebijakan-kebijakan lintas-sektoral ini masih perlu dilakukan teruatama dalam hal koordinasi antar kelembagaan yang terlibat. Bappenas juga masih perlu memantapkan proses pengelolaan kebijakan di mana diharapkan ada peningkatan kualitas dimulai dari perumusan, implementasi, hingga proses evaluasi dimana diharapkan setiap kebijakan yang diambil memiliki sebuah akuntabilitas dan mampu menyerap apa yang menjadi kebutuhan dari publik.

• Beberapa program-program lintas-sektoral yang dikeluarkan Bappenas antara lain program-program kemiskinan, rehabilitasi daerah bencana, dan lainnya. Beberapa mengalami kendala karena mengalami masalah koordinasi di mana kewenangan di dalam menjalankan program masih kabur sehingga berjalan lambat.